Adam tidak ingin mengambil pusing akan sikap Renata saat ini, setelah mereka sarapan pagi bersama, tepatnya sarapan pagi yang tertunda, kini Adam dan Renata menuju ke tempat dimana mereka memesan Gaun pengantin.
"Apa yang kau lakukan ... ?" tanya Adam saat melihat Renata menguncir rambutnya.
"Memangnya kenapa ... ? apakah ada yang salah kak ... ?" tanya Renata heran.
Lagi-lagi Renata melakukan hal yang tidak pernah ia inginkan.
Menguncir rambutnya adalah kebiasaan Vivian, mencoba hal baru ternyata membuat Renata nyaman.
Adam melihat me arah Renata yang berjalan mendahului nya, tiba-tiba dering ponsel nya mengalihkan pandangannya, ternyata Asisten nya yang menelfon nya.
"Ada apa ... ? jika ada pertemuan ... tunda dulu 1 jam lagi" ucap Adam tanpa mendengar suara Asisten nya.
"Bukan Tuan, cobalah anda lihat Vidio yang saya kirimkan" ucap Asisten nya.
"Vidio ... ?"tanya Adam, namun Adam langsung mematikan ponselnya.
Ia segera melihat Vidio yang di kirimkan oleh Asisten nya.
Betapa terkejutnya Adam saat melihat Vidio sang kekasih bergelayut manja di lengan seorang pria.
Dengan kesal Adam menghubungi kekasihnya.
"Hal ... hallo sayang ... ? ada apa sepagi ini kau menghubungiku?" tanya kekasih Adam.
"Kau ada dimana sekarang ... ?" tanya Adam.
"A ... aku ... aku pagi ini aku mau liburan, mau menghilang kan kesedihan untuk menghadapi hari pernikahan mu, ya ... hari pernikahan mu"ucap gugup Diva.
"Kau yakin pergi berlibur hanya untuk menghindari hari itu ... ?" ucap Adam menaham kesal.
"Tentu sayang ... "ucap Diva.
"Ingat Diva, kalau kau berani main belakang,kau akan tahu sendiri akibatnya" ucap Adam seraya mematikan ponselnya.
Adam pun menyusul Renata kedalam ia melihat calon istrinya itu tersenyum, Renata memang selalu ramah dan bertutur lembut, mungkin itulah yang membuat kakeknya menyukainya, beda dengan Diva, yang selalu bersikap Arogan pada semua orang.
Setelah selesai mengambil bajunya, Adam ingin membawa Renata ke kantor nya.
Namun ... lagi-lagi Renata memberikan reaksi yang beda dari biasanya.
"Bisakah aku tidak ikut ? aku akan turun di sini saja, tempat ini tidak jauh dari tempat sahabat ku bekerja" ucap Renata.
"Kenapa ... ? bukankah kau paling suka jika ku bawa ke perusahaan ... ? bukankah itu yang kau minta ke kakek?"ucap Adam
Renata tersenyum pada Adam.
"Itu kebodohan ku kak, Sahabatku benar ... tidak baik menguntit seseorang, tidak baik juga menekan seseorang untuk mencintai kita, aku hanya ingin mendengar kan nasehat sahabatku"ucap Renata.
"Jangan biarkan aku berharap banyak untuk kebahagiaan yang tidak mungkin aku gapai kak" ucap Renata yang mana langsung membuka pintu mobilnya.
Bukan Renata yang menjadi pikiran Adam saat ini, tapi kata sahabat yang berulang kali telah terdengar di telinga Adam seakan membuat Adam ingin tahu, seperti apa sahabat calon istrinya itu.
Renata langsung melangkah kan kakinya menjauhi mobil Adam.
Adam mengikuti Renata dari belakang, bukan tujuan Renata yang menjadi Adam penasaran, tapi wujud sahabatnya yang menjadi hatinya tersentil, Renata mengabaikan nya hanya demi sahabat nya, karena nasehat sahabat nya, dengan dasar apa, sahabatnya membuat Renata berubah.
"Hai ... " suara Renata dari balik kaca, terlihat indah sekali senyuman itu.
Sejenak Adam melihat sosok wanita yang rambutnya terkuncir mirip dengan Renata saat ini, senyum mengembang di bibirnya, gigi gingsul nya menambah kemanisan di diri wanita itu.
"Hai Ren ... kok gak ngabarin kalau mau main kesini, kebetulan juga ada kak Daniel tuh"ucap Vivian seraya merangkul sahabatnya.
"Aku kebetulan saja lewat sini, sekalian mampir"ucap Renata dengan senyum yang lepas.
Mereka pun masuk kedalam sehingga Adam berhenti dan kembali ke mobilnya.
"Jarak dari perusahaan tidak jauh, aku bisa kesini lagi nanti untuk melanjutkan pembicaraan ku dengan Renata, aku juga harus bilang ke Renata kalau besok aku harus pergi ke luar kota, tapi ... untuk apa aku peduli padanya, hanya karena perubahan kecil itu, Adam ... fokuslah, Diva dan Diva ... dia yang sudah menemanimu sebelum Renata datang"
Setelah lama Adam berdialog dengan dirinya sendiri Ia pun meninggalkan tempat itu dan segera menuju ke perusahaannya.
sesampainya Adam di perusahaan dia sudah ditunggu oleh asistennya.
"untuk rapat pagi ini sudah saya tunda tuan" ucap asisten itu.
"besok saya akan menyusun Diva keluar kota, siapkan semuanya, agenda ku hari ini harus selesai hari ini juga?"ucap Adam dengan langkah yang begitu cepat.
raut wajah Asisten itu kini telah berubah, ada amarah dan juga sedih.
Ada apakah gerangan ...? apakah asisten itu mengetahui sesuatu tentang Diva?
benar saja hari ini Adam terlihat sangat sibuk sehingga rencana untuk mendatangi Renata kembali terabaikan.
Jam sudah menunjukkan pukul 6 sore Adam sudah bersiap untuk pulang, sedangkan Renata sudah siap untuk mendatangi sebuah acara.
ini adalah acara besar untuk seorang Renata orang yang merintis sendiri dunianya dengan kerja kerasnya, namun orang yang selalu iri akan dirinya sangatlah banyak, terutama adik tirinya, ia mengira ... kehidupan Renata sangat lah sempurna, memiliki karir yang bagus, dan juga calon suami idaman.
saat di perjalanan mobil yang Renata kendarai hilang kontrol.
"Ada apa Pak ...?" tanya Renata pada sopirnya.
"sepertinya remnya blong non"jawab sopir itu dengan panik.
Renata begitu terkejut, ia segera menghubungi seseorang, awalnya ia menelfon Adam namun tidak di angkat, kemudian ia menelfon Vivian.
"Hallo Ren ... sebentar lagi aku juga akan jalan, aku pasti hadir di acara itu, itu adalah acara mu" ucap Vivian.
"Vi ... tolong aku Vi ... mobil yang aku bawa rem nya blong"ucap Renata dengan cemas.
"Kau dimana sekarang!" tanya Vivian yang langsung berlari dari kediaman nya.
"Vi ... jika aku tiada malam ini, aku ingin kau tahu, kalau aku sangat menyayangimu, Vi ... aku takut, Vi ... jika aku tidak ada, buku diary ku yang ada di rumah, ku harap kau simpan, jangan sampai ada yang tahu, Vi ... aku menyayangimu"ucap Renata seraya mematikan ponselnya.
Lalu dengan segera ia mengirim pesan untuk pengacara nya yang kini ada di luar Negri, ia memberikan sedikit wasiat, entah ke siapa itu masih rahasia ya.
Renata juga mengirimkan pesan untuk kakek Adam dan juga Adam, semua nya sudah ia kirimkan pesan, entah kenapa perasaan nya sudah tidak nyaman seharian ini, apakah karena ini?
Air mata Renata sudah tidak bisa di kendalikan.
"Non ... bapak akan mencoba sebaik mungkin untuk menyelamatkan Nona"ucap sopir itu seraya berusaha hati-hati membawa mobilnya, meski kini mobil nya semakin melaju dengan cepat.
"Bapak loncat lah, aku sudah siap untuk pergi pak, loncat lah pak, awas pak ... !!" teriak Renata saat tiba-tiba ada mobil di depan nya.
Beruntung sopir Renata bisa menghindari, Namun ... ternyata mobil itu kembali lagi dan kini mengejar dari arah belakang, di situlah Renata tahu, ini di sengaja ... ini bukanlah kebetulan.
"Pak ... !!! aku akan meloncat, bapak juga, ini adalah jalan tanjakan,mobil ini tidak akan secepat biasanya pak, kota harus berusaha sendiri untuk menyelamatkan kita pak, ini di sengaja dan aku akan menangkap pelakunya jika aku selamat pak"ucap Renata yang kini telah menghapus air matanya.
"Baik Non, "ucap sang sopir.
Disaat Renata dan sopirnya memiliki kesempatan untuk keluar, ia langsung melompat kesamping, bersamaan dengan mobil itu menabrak mobil Renata dari belakang.
Braakkk juddddaaaaarrrr.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments