Setelah sampai, Renata langsung membayar ongkos sesuai tarif ojek online, memang sedikit mahal karena beroperasi 24 jam. Renata langsung berlari mencari ruangan IGD, karena pasti Dimas di bawa kesana.
Benar saja, setelah menemukan ruangan itu dia melihat beberapa orang yang sedang duduk dengan mimik wajah yang nampak gelisah.
"Permisi, saya Renata. Apa Dimas disini?" Tanya Renata dengan nafas yang tersengal karena habis berlari.
"Iya Nona, dia di dalam sedang di tangani dokter."
"Bagaimana keadaan nya?" Tanya Renata lagi.
"Dimas menabrak pohon karena kehilangan kendali atas motor nya sendiri, seperti nya ada beberapa anggota tubuh yang patah." Jawab salah satu dari mereka, membuat Renata shock hampir tak percaya, separah itu kah keadaan Dimas saat ini? Padahal tadi sore, pria itu masih bercanda dengan nya dan meninggalkan bekas ciuman di bibirnya.
"Dimas.." Gumam Renata, mata nya berkaca-kaca. Sedetik kemudian air mata nya luruh, membasahi wajah cantiknya.
Tubuhnya lemas, dia mendudukan tubuhnya di kursi tunggu dengan air mata yang berlinang di ujung mata nya. Semua yang ada disana menatap sosok gadis cantik itu dengan tatapan heran, kira-kira gadis ini siapa nya Dimas? Terlihat dari riwayat telpon dari ponsel milik Dimas, gadis bernama Renata inilah yang paling sering pria itu hubungi.
Bahkan banyak sekali pesan-pesan yang sudah terkirim ke nomor itu dengan nada-nada mesra seperti layaknya seorang kekasih.
"Maaf Nona, apakah Nona saudaranya Dimas?"
"Panggil saja saya Rere, saya teman nya Dimas." Jawab Renata, sontak saja mereka semua menganga. Teman katanya? Tapi chat mesra itu, lalu telepon? Bahkan durasi waktu nya ada yang dua jam lebih, entah membicarakan apa keduanya hingga menelpon selama itu.
"Ohh maaf, kirain pacarnya. Soalnya.."
"Bukan kak," potong Renata dengan senyum kecut nya, dia memang berharap dia dan Dimas punya suatu hubungan yang lebih dari sekedar teman, tapi harapan hanya tinggal harapan karena perasaan tak bisa di paksakan.
Tak lama, dokter keluar dengan pakaian steril dan memanggil keluarga pasien atas nama Dimas Fahrian. Renata langsung maju dan mengatakan kalau dia adalah saudara pria itu.
"Saya saudara nya, Dok. Bagaimana keadaan nya?"
"Luka nya sudah di jahit, hanya tinggal pemulihan karena tangan dan kaki nya patah. Saya sudah membalut gips di tangan dan kaki nya." Jawab dokter tersebut. Lagi-lagi sepasang mata berbulu lentik itu berkaca-kaca.
"Bisakah saya melihat keadaan nya, Dok?"
"Silahkan Nona, saat ini pasien belum sadarkan diri karena pengaruh obat bius." Jelas dokter itu, Renata mengangguk lalu berpamitan untuk masuk, tak lupa juga dia mengucapkan terimakasih pada orang-orang yang sudah mengantarkan Dimas kesini.
Hati Renata terasa sesak saat melihat keadaan Dimas, kepala nya di balut perban, kaki dan tangan nya di gips yang pasti membuat nya tak bisa bergerak dengan leluasa.
"Dimas, bangun. Ini aku, aku datang." Gumam Renata setelah duduk di kursi yang tersedia di sisi brankar tempat Dimas berbaring dengan selang infus yang menancap di punggung tangan nya.
Dia mengusap tangan Dimas, menggenggam nya dengan erat, beberapa kali dia mengecup nya.
"Oyy Re.." Panggil Dimas pelan, membuat Renata tersenyum.
"Gimana, masih ada yang sakit? Gue dah bilang, jangan balapan. Tapi Lu yang dasar nya kepala batu malah kekeh pergi juga." Gerutu Renata.
"Etdah, perhatian banget Lu. Naksir Ama gue ya Re?" Goda Dimas membuat wajah Renata bersemu. Disaat seperti ini saja Dimas masih bisa menggoda nya, Renata yang tadinya sedih pun kini berbalik kesal pada pria itu.
"Gue khawatir lah, denger Lu kecelakaan. Gue yang lagi tidur, mata berat langsung kesini pake ojek online."
"Yaudah sorry deh ya, gue juga mana tahu hari ini bakalan jadi hari naas buat gue." Ucap Dimas.
"Jadi gimana? Mau ikutan balapan liar lagi gak?"
"Sekarang enggak dulu, ini aja belum sembuh. Kalo udah sembuh nanti, gas lah." Jawab Dimas sambil terkekeh, membuat Renata kesal dan tak sengaja menepuk lengan Dimas yang patah, membuat pemuda itu meringis kesakitan.
"Sakit Re." Rengek Dimas membuat Renata langsung panik.
"Maaf Dim, gue gak sengaja. Maaf ya?"
"Iya, udah hampir pagi nih, tidur sana." Perintah Dimas, Renata menurut tapi memilih tidur di kursi sambil duduk. Gadis itu tetap menggenggam erat tangan Dimas saat tertidur.
...
Pagi hari menyingsing, Mami Erika tengah di landa kepanikan karena sang putra tak pulang dan entah kemana dia pergi hingga lupa waktu seperti ini. Sudah pasti ini pengaruh buruk dari temannya yang membuat Dimas terjerumus dalam pergaulan bebas.
Sejak tadi malam dia terus berusaha menghubungi nomor Dimas, tapi tak kunjung di angkat juga, bahkan sekarang nomor nya benar-benar tak bisa di hubungi.
Sedangkan di rumah sakit, Renata memutuskan untuk izin tak masuk kelas hari ini. Dia memilih menjaga Dimas di rumah sakit, dia pasti akan sangat kesulitan jika ingin ke kamar mandi sekalipun jika tanpa bantuan nya.
Renata menelpon Reza yang merupakan teman Dimas di kampus, ya sekaligus teman nya juga karena mereka bertiga berteman, sekarang malah bertambah jadi empat orang dengan adanya Silla.
"Hallo Za, gue izin gak ngampus hari ini ya."
"Kenapa Re? Lo sakit ya?" Tanya Reza, sudah sangat lama dia menyukai Renata, tapi sayang hati Renata sudah berpaut pada Dimas dan Reza tau itu. Maka nya dia lebih memilih memendam perasaan nya sendirian dari pada harus merusak pertemanan mereka.
"Kagak, gue lagi jagain Dimas. Dia kecelakaan Za, kaki sama tangan nya patah, luka di kepala."
"Seriusan? Kapan?" Tanya Reza lagi.
"Tadi malem dia balapan kan, terus hilang kontrol deh kayaknya terus nabrak pohon. Kalo udah selesai kelas, Lo kesini ya?"
"Siap, udah kasih tahu Mami Erika?"
"Dimas bilang gak usah, soalnya semalem dia pergi ke balapan itu sembunyi-sembunyi." Jawab Renata.
"Lah gak bisa gitu, mau gimana pun Mami Erika itu nyokap nya Dimas, Lu harus ngasih tahu dia Re."
"Iya nanti gue nelpon Mami, tolong izinin gue ya?"
"Siap, nanti siang mau di bawain apa kesana?"
"Gak usah repot-repot, bakso aja atau mie ayam. Kek gak tau makanan favorit gue aja Lo."
"Iya, yaudah gue mau ke kantin dulu laper. Lu hati-hati disitu, Re."
"Oke." Jawab Renata, panggilan pun berakhir.
Di ujung sana, pemilik nama Reza itu tengah menatap langit yang cerah. Hatinya merasa sedikit sesak setelah tahu alasan gadis yang dia cintai itu tak masuk kelas hari ini, padahal dia adalah motivasi nya untuk selalu semangat belajar. Kehadiran Renata membawa makna tersendiri bagi Reza, gadis itulah yang membuat dunia nya berputar.
Mendengar kabar kalau Renata tak masuk hari ini, membuatnya seketika malas masuk kuliah. Tapi mau bagaimana lagi, dia sudah terlanjur berada di kawasan kampus. Mau cabut balik pun malu lah.
"Pagi Za." Sapa Silla saat Reza duduk di kursi kosong yang berhadapan dengan Sila.
"Pagi." Jawab Reza datar.
"Renata sama Dimas kemana ya? Apa belum Dateng?"
"Dua-duanya gak masuk."
"Lho kenapa?" Tanya Sila.
"Kepo amat Lu jadi orang!" Ketus Reza membuat Sila cemberut. Tapi bukan nya gemas, Reza malah memasang wajah jijik.
"Wajah Lu tuh gak usah di buat kek gitu, jelek!" Ucap Reza, Sila pun langsung merubah mimik wajah nya.
"Itu kenapa Dimas sama Rere gak masuk, Za?" Tanya Sila lagi, dia belum putus asa untuk mendapatkan jawaban yang dia inginkan dari Reza.
"Dimas kecelakaan saat balapan tadi malem, jadi Renata disana ngurusin si Dimas. Puas Lo?"
"Nanti kita kesana Yok, jengukin?" Ajak Sila, maksud nya memang baik ingin menjenguk teman nya, tapi Reza yang tak menyukai Sila malah bersikap ketus.
"Kita? Lo aja kali, masing-masing aja."
"Bareng aja dong, soalnya kan kita satu tujuan."
"Males boncengin Lo, tepos!" Ejek Reza membuat Sila mendelik. Perasaan tubuh nya bagus, semuanya hampir terlihat sempurna, tapi kenapa Reza malah mengatai nya tepos?
"Teposan Rere kali,"
"Dih gak sadar diri, dah gue duluan." Reza langsung pergi meninggalkan Sila ke kelas duluan, dia muak berlama-lama bicara dengan Sila. Menurut nya dia terlalu sok akrab dan malah terkesan mencari perhatian, tapi untunglah dia tak tertarik pada gadis itu. Padahal dia memang cantik, tapi semua beralih lagi ke tipe. Setiap pria pasti mempunyai tipe gadis idaman.
.....
🌷🌷🌷
Bagus Za, jangan kegoda ya🤭🤭🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Lovallena (Lena Maria)
Reza.. reza...
2022-10-23
1
Lia Fadliiea
suka deh ma reza
2022-10-04
1
Bu Kus
Reza pancen oyeee
2022-10-04
1