Bab 4 IRS

Setelah sampai, Renata langsung membayar ongkos sesuai tarif ojek online, memang sedikit mahal karena beroperasi 24 jam. Renata langsung berlari mencari ruangan IGD, karena pasti Dimas di bawa kesana.

Benar saja, setelah menemukan ruangan itu dia melihat beberapa orang yang sedang duduk dengan mimik wajah yang nampak gelisah.

"Permisi, saya Renata. Apa Dimas disini?" Tanya Renata dengan nafas yang tersengal karena habis berlari.

"Iya Nona, dia di dalam sedang di tangani dokter."

"Bagaimana keadaan nya?" Tanya Renata lagi.

"Dimas menabrak pohon karena kehilangan kendali atas motor nya sendiri, seperti nya ada beberapa anggota tubuh yang patah." Jawab salah satu dari mereka, membuat Renata shock hampir tak percaya, separah itu kah keadaan Dimas saat ini? Padahal tadi sore, pria itu masih bercanda dengan nya dan meninggalkan bekas ciuman di bibirnya.

"Dimas.." Gumam Renata, mata nya berkaca-kaca. Sedetik kemudian air mata nya luruh, membasahi wajah cantiknya.

Tubuhnya lemas, dia mendudukan tubuhnya di kursi tunggu dengan air mata yang berlinang di ujung mata nya. Semua yang ada disana menatap sosok gadis cantik itu dengan tatapan heran, kira-kira gadis ini siapa nya Dimas? Terlihat dari riwayat telpon dari ponsel milik Dimas, gadis bernama Renata inilah yang paling sering pria itu hubungi.

Bahkan banyak sekali pesan-pesan yang sudah terkirim ke nomor itu dengan nada-nada mesra seperti layaknya seorang kekasih.

"Maaf Nona, apakah Nona saudaranya Dimas?"

"Panggil saja saya Rere, saya teman nya Dimas." Jawab Renata, sontak saja mereka semua menganga. Teman katanya? Tapi chat mesra itu, lalu telepon? Bahkan durasi waktu nya ada yang dua jam lebih, entah membicarakan apa keduanya hingga menelpon selama itu.

"Ohh maaf, kirain pacarnya. Soalnya.."

"Bukan kak," potong Renata dengan senyum kecut nya, dia memang berharap dia dan Dimas punya suatu hubungan yang lebih dari sekedar teman, tapi harapan hanya tinggal harapan karena perasaan tak bisa di paksakan.

Tak lama, dokter keluar dengan pakaian steril dan memanggil keluarga pasien atas nama Dimas Fahrian. Renata langsung maju dan mengatakan kalau dia adalah saudara pria itu.

"Saya saudara nya, Dok. Bagaimana keadaan nya?"

"Luka nya sudah di jahit, hanya tinggal pemulihan karena tangan dan kaki nya patah. Saya sudah membalut gips di tangan dan kaki nya." Jawab dokter tersebut. Lagi-lagi sepasang mata berbulu lentik itu berkaca-kaca.

"Bisakah saya melihat keadaan nya, Dok?"

"Silahkan Nona, saat ini pasien belum sadarkan diri karena pengaruh obat bius." Jelas dokter itu, Renata mengangguk lalu berpamitan untuk masuk, tak lupa juga dia mengucapkan terimakasih pada orang-orang yang sudah mengantarkan Dimas kesini.

Hati Renata terasa sesak saat melihat keadaan Dimas, kepala nya di balut perban, kaki dan tangan nya di gips yang pasti membuat nya tak bisa bergerak dengan leluasa.

"Dimas, bangun. Ini aku, aku datang." Gumam Renata setelah duduk di kursi yang tersedia di sisi brankar tempat Dimas berbaring dengan selang infus yang menancap di punggung tangan nya.

Dia mengusap tangan Dimas, menggenggam nya dengan erat, beberapa kali dia mengecup nya.

"Oyy Re.." Panggil Dimas pelan, membuat Renata tersenyum.

"Gimana, masih ada yang sakit? Gue dah bilang, jangan balapan. Tapi Lu yang dasar nya kepala batu malah kekeh pergi juga." Gerutu Renata.

"Etdah, perhatian banget Lu. Naksir Ama gue ya Re?" Goda Dimas membuat wajah Renata bersemu. Disaat seperti ini saja Dimas masih bisa menggoda nya, Renata yang tadinya sedih pun kini berbalik kesal pada pria itu.

"Gue khawatir lah, denger Lu kecelakaan. Gue yang lagi tidur, mata berat langsung kesini pake ojek online."

"Yaudah sorry deh ya, gue juga mana tahu hari ini bakalan jadi hari naas buat gue." Ucap Dimas.

"Jadi gimana? Mau ikutan balapan liar lagi gak?"

"Sekarang enggak dulu, ini aja belum sembuh. Kalo udah sembuh nanti, gas lah." Jawab Dimas sambil terkekeh, membuat Renata kesal dan tak sengaja menepuk lengan Dimas yang patah, membuat pemuda itu meringis kesakitan.

"Sakit Re." Rengek Dimas membuat Renata langsung panik.

"Maaf Dim, gue gak sengaja. Maaf ya?"

"Iya, udah hampir pagi nih, tidur sana." Perintah Dimas, Renata menurut tapi memilih tidur di kursi sambil duduk. Gadis itu tetap menggenggam erat tangan Dimas saat tertidur.

...

Pagi hari menyingsing, Mami Erika tengah di landa kepanikan karena sang putra tak pulang dan entah kemana dia pergi hingga lupa waktu seperti ini. Sudah pasti ini pengaruh buruk dari temannya yang membuat Dimas terjerumus dalam pergaulan bebas.

Sejak tadi malam dia terus berusaha menghubungi nomor Dimas, tapi tak kunjung di angkat juga, bahkan sekarang nomor nya benar-benar tak bisa di hubungi.

Sedangkan di rumah sakit, Renata memutuskan untuk izin tak masuk kelas hari ini. Dia memilih menjaga Dimas di rumah sakit, dia pasti akan sangat kesulitan jika ingin ke kamar mandi sekalipun jika tanpa bantuan nya.

Renata menelpon Reza yang merupakan teman Dimas di kampus, ya sekaligus teman nya juga karena mereka bertiga berteman, sekarang malah bertambah jadi empat orang dengan adanya Silla.

"Hallo Za, gue izin gak ngampus hari ini ya."

"Kenapa Re? Lo sakit ya?" Tanya Reza, sudah sangat lama dia menyukai Renata, tapi sayang hati Renata sudah berpaut pada Dimas dan Reza tau itu. Maka nya dia lebih memilih memendam perasaan nya sendirian dari pada harus merusak pertemanan mereka.

"Kagak, gue lagi jagain Dimas. Dia kecelakaan Za, kaki sama tangan nya patah, luka di kepala."

"Seriusan? Kapan?" Tanya Reza lagi.

"Tadi malem dia balapan kan, terus hilang kontrol deh kayaknya terus nabrak pohon. Kalo udah selesai kelas, Lo kesini ya?"

"Siap, udah kasih tahu Mami Erika?"

"Dimas bilang gak usah, soalnya semalem dia pergi ke balapan itu sembunyi-sembunyi." Jawab Renata.

"Lah gak bisa gitu, mau gimana pun Mami Erika itu nyokap nya Dimas, Lu harus ngasih tahu dia Re."

"Iya nanti gue nelpon Mami, tolong izinin gue ya?"

"Siap, nanti siang mau di bawain apa kesana?"

"Gak usah repot-repot, bakso aja atau mie ayam. Kek gak tau makanan favorit gue aja Lo."

"Iya, yaudah gue mau ke kantin dulu laper. Lu hati-hati disitu, Re."

"Oke." Jawab Renata, panggilan pun berakhir.

Di ujung sana, pemilik nama Reza itu tengah menatap langit yang cerah. Hatinya merasa sedikit sesak setelah tahu alasan gadis yang dia cintai itu tak masuk kelas hari ini, padahal dia adalah motivasi nya untuk selalu semangat belajar. Kehadiran Renata membawa makna tersendiri bagi Reza, gadis itulah yang membuat dunia nya berputar.

Mendengar kabar kalau Renata tak masuk hari ini, membuatnya seketika malas masuk kuliah. Tapi mau bagaimana lagi, dia sudah terlanjur berada di kawasan kampus. Mau cabut balik pun malu lah.

"Pagi Za." Sapa Silla saat Reza duduk di kursi kosong yang berhadapan dengan Sila.

"Pagi." Jawab Reza datar.

"Renata sama Dimas kemana ya? Apa belum Dateng?"

"Dua-duanya gak masuk."

"Lho kenapa?" Tanya Sila.

"Kepo amat Lu jadi orang!" Ketus Reza membuat Sila cemberut. Tapi bukan nya gemas, Reza malah memasang wajah jijik.

"Wajah Lu tuh gak usah di buat kek gitu, jelek!" Ucap Reza, Sila pun langsung merubah mimik wajah nya.

"Itu kenapa Dimas sama Rere gak masuk, Za?" Tanya Sila lagi, dia belum putus asa untuk mendapatkan jawaban yang dia inginkan dari Reza.

"Dimas kecelakaan saat balapan tadi malem, jadi Renata disana ngurusin si Dimas. Puas Lo?"

"Nanti kita kesana Yok, jengukin?" Ajak Sila, maksud nya memang baik ingin menjenguk teman nya, tapi Reza yang tak menyukai Sila malah bersikap ketus.

"Kita? Lo aja kali, masing-masing aja."

"Bareng aja dong, soalnya kan kita satu tujuan."

"Males boncengin Lo, tepos!" Ejek Reza membuat Sila mendelik. Perasaan tubuh nya bagus, semuanya hampir terlihat sempurna, tapi kenapa Reza malah mengatai nya tepos?

"Teposan Rere kali,"

"Dih gak sadar diri, dah gue duluan." Reza langsung pergi meninggalkan Sila ke kelas duluan, dia muak berlama-lama bicara dengan Sila. Menurut nya dia terlalu sok akrab dan malah terkesan mencari perhatian, tapi untunglah dia tak tertarik pada gadis itu. Padahal dia memang cantik, tapi semua beralih lagi ke tipe. Setiap pria pasti mempunyai tipe gadis idaman.

.....

🌷🌷🌷

Bagus Za, jangan kegoda ya🤭🤭🤭

Terpopuler

Comments

Lovallena (Lena Maria)

Lovallena (Lena Maria)

Reza.. reza...

2022-10-23

1

Lia Fadliiea

Lia Fadliiea

suka deh ma reza

2022-10-04

1

Bu Kus

Bu Kus

Reza pancen oyeee

2022-10-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 IRS
2 Bab 2 IRS
3 Bab 3 IRS
4 Bab 4 IRS
5 Bab 5 IRS
6 Bab 6 IRS
7 Bab 7 IRS
8 Bab 8 IRS
9 Bab 9 IRS
10 Bab 10 IRS
11 Bab 11 IRS
12 Bab 12 IRS
13 Bab 13 IRS
14 Bab 14 IRS
15 Bab 15 IRS
16 Bab 16 IRS
17 Bab 17 IRS
18 Bab 18 IRS
19 Bab 19 IRS
20 Bab 20 IRS
21 Bab 21 IRS
22 Bab 22 IRS ++
23 Bab 23 IRS ++
24 Bab 24 IRS
25 Bab 25 IRS
26 Bab 26 IRS
27 Bab 27 IRS
28 Bab 28 IRS
29 Bab 29 IRS
30 Bab 30 IRS
31 Bab 31 IRS
32 Bab 32 IRS
33 Bab 33 IRS
34 Bab 34 IRS
35 Bab 35 IRS
36 Bab 36 IRS
37 Bab 37 IRS
38 Bab 38 IRS
39 Bab 39 IRS
40 Bab 40 IRS
41 Bab 41 IRS
42 Bab 42 IRS
43 Bab 43 IRS
44 Bab 44 IRS
45 Bab 45 IRS
46 Bab 46 IRS
47 Bab 47 IRS
48 Bab 48 IRS
49 Bab 49 IRS
50 Bab 50 IRS
51 Bab 51 IRS
52 Bab 52 IRS
53 Bab 53 IRS
54 Bab 54 IRS
55 Bab 55 IRS
56 Bab 56 IRS
57 Bab 57 IRS
58 Bab 58 IRS
59 Bab 59 IRS
60 Bab 60 IRS
61 Bab 61 IRS
62 Bab 62 IRS
63 Bab 63 IRS
64 Bab 64 IRS
65 Bab 65 IRS
66 Bab 66 IRS
67 Bab 67 IRS
68 Bab 68 IRS
69 Bab 69 IRS
70 Bab 70 IRS
71 Bab 71 IRS
72 Bab 72 IRS
73 Bab 73 IRS
74 Bab 74 IRS
75 Bab 75 IRS
76 Bab 76 IRS
77 Bab 77 IRS
78 Bab 78 IRS
79 Bab 79 IRS
80 Bab 80 IRS
81 Bab 81 IRS
82 Bab 82 IRS
83 Bab 83 IRS
84 Bab 84 IRS
85 Bab 85 IRS
86 Bab 86 IRS
87 Bab 87 IRS
88 Bab 88 IRS
89 Bab 89 IRS
90 Bab 90 IRS
91 Bab 91 IRS
92 Bab 92 IRS
93 Bab 93 IRS
94 Bab 94 IRS
95 Bab 95 IRS
96 Bab 96 IRS
97 Bab 97 IRS
98 Bab 98 IRS
99 Bab 99 IRS
100 Bab 100 IRS
101 Bab 101 IRS
102 Bab 102 IRS
103 Bab 103 IRS
104 Bab 104 IRS
105 Bab 105 IRS
106 Bab 106 IRS
107 Bab 107 IRS
108 Bab 108 IRS
109 Bab 109 IRS
110 Bab 110 IRS
111 Bab 111 IRS
112 Bab 112 IRS
113 Bab 113 IRS
114 Bab 114 IRS
115 Bab 115 IRS
116 Bab 116 IRS
117 Bab 117 IRS
118 Bab 118 IRS
119 Bab 119 IRS
120 Bab 120 IRS
121 Bab 121 IRS
122 Bab 122 IRS
123 Bab 123 IRS
124 Bab 124 IRS
125 Bab 125 IRS
126 Bab 126 IRS
127 Bab 127 IRS
128 Bab 128 IRS
129 Bab 129 IRS
130 Bab 130 IRS
131 Bab 131 IRS
132 Bab 132 IRS
133 Bab 133 IRS
134 Bab 134 IRS
135 Bab 135 IRS
136 Bab 136 IRS
137 Bab 137 IRS
138 Bab 138 IRS
139 Bab 139 IRS
140 Bab 140 IRS
141 Bab 141 IRS
142 Bab 142 IRS
143 Bab 143 IRS
144 Bab 144 IRS
145 Bab 145 IRS
146 Bab 146, Ending
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Bab 1 IRS
2
Bab 2 IRS
3
Bab 3 IRS
4
Bab 4 IRS
5
Bab 5 IRS
6
Bab 6 IRS
7
Bab 7 IRS
8
Bab 8 IRS
9
Bab 9 IRS
10
Bab 10 IRS
11
Bab 11 IRS
12
Bab 12 IRS
13
Bab 13 IRS
14
Bab 14 IRS
15
Bab 15 IRS
16
Bab 16 IRS
17
Bab 17 IRS
18
Bab 18 IRS
19
Bab 19 IRS
20
Bab 20 IRS
21
Bab 21 IRS
22
Bab 22 IRS ++
23
Bab 23 IRS ++
24
Bab 24 IRS
25
Bab 25 IRS
26
Bab 26 IRS
27
Bab 27 IRS
28
Bab 28 IRS
29
Bab 29 IRS
30
Bab 30 IRS
31
Bab 31 IRS
32
Bab 32 IRS
33
Bab 33 IRS
34
Bab 34 IRS
35
Bab 35 IRS
36
Bab 36 IRS
37
Bab 37 IRS
38
Bab 38 IRS
39
Bab 39 IRS
40
Bab 40 IRS
41
Bab 41 IRS
42
Bab 42 IRS
43
Bab 43 IRS
44
Bab 44 IRS
45
Bab 45 IRS
46
Bab 46 IRS
47
Bab 47 IRS
48
Bab 48 IRS
49
Bab 49 IRS
50
Bab 50 IRS
51
Bab 51 IRS
52
Bab 52 IRS
53
Bab 53 IRS
54
Bab 54 IRS
55
Bab 55 IRS
56
Bab 56 IRS
57
Bab 57 IRS
58
Bab 58 IRS
59
Bab 59 IRS
60
Bab 60 IRS
61
Bab 61 IRS
62
Bab 62 IRS
63
Bab 63 IRS
64
Bab 64 IRS
65
Bab 65 IRS
66
Bab 66 IRS
67
Bab 67 IRS
68
Bab 68 IRS
69
Bab 69 IRS
70
Bab 70 IRS
71
Bab 71 IRS
72
Bab 72 IRS
73
Bab 73 IRS
74
Bab 74 IRS
75
Bab 75 IRS
76
Bab 76 IRS
77
Bab 77 IRS
78
Bab 78 IRS
79
Bab 79 IRS
80
Bab 80 IRS
81
Bab 81 IRS
82
Bab 82 IRS
83
Bab 83 IRS
84
Bab 84 IRS
85
Bab 85 IRS
86
Bab 86 IRS
87
Bab 87 IRS
88
Bab 88 IRS
89
Bab 89 IRS
90
Bab 90 IRS
91
Bab 91 IRS
92
Bab 92 IRS
93
Bab 93 IRS
94
Bab 94 IRS
95
Bab 95 IRS
96
Bab 96 IRS
97
Bab 97 IRS
98
Bab 98 IRS
99
Bab 99 IRS
100
Bab 100 IRS
101
Bab 101 IRS
102
Bab 102 IRS
103
Bab 103 IRS
104
Bab 104 IRS
105
Bab 105 IRS
106
Bab 106 IRS
107
Bab 107 IRS
108
Bab 108 IRS
109
Bab 109 IRS
110
Bab 110 IRS
111
Bab 111 IRS
112
Bab 112 IRS
113
Bab 113 IRS
114
Bab 114 IRS
115
Bab 115 IRS
116
Bab 116 IRS
117
Bab 117 IRS
118
Bab 118 IRS
119
Bab 119 IRS
120
Bab 120 IRS
121
Bab 121 IRS
122
Bab 122 IRS
123
Bab 123 IRS
124
Bab 124 IRS
125
Bab 125 IRS
126
Bab 126 IRS
127
Bab 127 IRS
128
Bab 128 IRS
129
Bab 129 IRS
130
Bab 130 IRS
131
Bab 131 IRS
132
Bab 132 IRS
133
Bab 133 IRS
134
Bab 134 IRS
135
Bab 135 IRS
136
Bab 136 IRS
137
Bab 137 IRS
138
Bab 138 IRS
139
Bab 139 IRS
140
Bab 140 IRS
141
Bab 141 IRS
142
Bab 142 IRS
143
Bab 143 IRS
144
Bab 144 IRS
145
Bab 145 IRS
146
Bab 146, Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!