Setelah kelas selesai, seperti biasa Renata pulang bareng Dimas. Karena rumah mereka satu arah dan jarak nya juga tak terlalu jauh. Dimas memakaikan helm ke kepala Renata seperti biasa, seperhatian itu Dimas pada Renata, itulah yang mungkin membuat Renata baper dan menyukai Dimas sepihak. Tapi berbeda dengan Dimas, dia hanya menganggap kalau Renata hanya sebatas teman saja, tak lebih. Dimas tak memiliki perasaan apapun pada gadis itu.
"Gue duluan sama Dimas, Lu sama Reza aja ya Sil?"
"Emang rumah Lo dimana?" Tanya Dimas.
"Di jalan kenangan." Jawab Sisil.
"Searah tuh Za, bareng aja."
"Iya Dim, yaudah pulang sono." Ucap Reza, Dimas hanya mengangguk dan segera melajukan motornya menjauhi kawasan kampus.
Renata menyandarkan dagu nya di pundak Dimas, dia juga melingkarkan tangan nya di pinggang Dimas, bagi keduanya itu sudah biasa. Berpelukan di motor, sudah seperti pasangan kekasih, padahal hanya berteman.
"Re, menurut Lo Sisil gimana?"
"Asik sih Dim, cuma baru ketemu sekali aja kita gak bisa tau sifat asli orang, Dim. Kenapa?" Tanya Renata.
"Cantik, Re."
Degghh..
Hati Renata terasa sakit, lalu dia tak anggap? Selama ini Dimas tak pernah memandang nya sebagai wanita?
"Kok diem kenapa?"
"Nggak Dim." Jawab Renata lesu. Hati nya masih terasa cukup sakit mendengar pujian langsung dari mulut Dimas untuk Sisil, gadis yang baru pertama kali dia temui.
Sepanjang perjalanan, Renata hanya diam membuat Dimas heran, dia menghentikan laju motornya di pinggir jalan, tepat di depan stand yang menjual aneka jenis es krim, karena Dimas tau kalau sahabat nya itu menyukai makanan dingin dan manis itu.
"Lo kenapa Re? Pucet, sakit Lo?"
"Kagak, gue cuma pusing aja dikit." Jawab Renata.
"Jajan es krim gak?"
"Nggak deh, langsung pulang aja." Pinta Renata, Dimas hanya bisa menuruti permintaan Renata tanpa tahu apa yang membuat perubahan mood gadis itu.
'Renata kenapa? Dia mendadak jadi pendiam, perasaan aku gak ada salah ngomong kan?' Batin Dimas. Padahal perkataan nya yang dengan terang-terangan memuji gadis lain di depan Renata yang notabene nya menyukai Dimas sejak lama.
Singkatnya, Dimas dan Renata sampai di kostan nya, Renata tinggal sendirian karena orang tua nya sudah meninggal, setiap bulan akan ada paman dan bibi nya yang mengirimi uang dan menjenguk Renata rutin.
"Mampir dulu, Dim?"
"Pengen kopi, ada?" Tanya Dimas.
"Alah ngomong kopi, biasanya juga minum anggur!" Cibir Renata.
"Ya kan gue lagi sama Lo, gak mungkin gue mabuk disini." Jawab Dimas sambil cengengesan.
"Yaudah masuk, gue ganti baju dulu ntar gue buatin kopi nya." Ajak Renata, Dimas menurut lalu mengikuti Renata masuk ke dalam, duduk di kursi sederhana yang ada di ruangan tengah. Sudah biasa baginya keluar masuk kost an Renata.
Tak lama, Renata keluar dengan celana hotpants dan tangtop ketat yang membalut tubuh sempurna nya. Paha putih nya terekspos, membuat Dimas menganga. Ini pertama kalinya dia melihat Renata yang begitu sexy, selama hampir 4 tahun berteman dia baru menyadari kalau Renata itu cantik dengan body yang aduhai.
"Usap tuh iler, jorok amat." Cetus Renata membuat Dimas panik dan langsung mengusap bibirnya dengan tissu, membuat Renata terbahak.
"Napa ketawa Lu?"
"Bisa aja di bohongin, lagian kenapa bengong gitu? Gue cantik? Baru sadar ya, terus selama ini Lo kemana aja?"
"Dihh kepedean Lo, jelek juga." Ucap Dimas dengan nada kesal nya.
"Ehh btw pengen kue gak? Gue kemarin nyoba bikin bolu resep bibi gue."
"Bawa aja sama kopi, Re." Jawab Dimas, Renata mengangguk dan pergi ke dapur membuatkan kopi untuk Dimas.
Tak butuh waktu lama, secangkir kopi dan sepiring kue bolu yang sudah di iris tersaji di meja kecil dekat kursi.
"Keliatan nya sih enak, tapi gak tau deh." Dimas mencomot satu potong kue itu dan memakan nya.
"Enak Re, gak terlalu manis." Puji Dimas, membuat Renata tersenyum puas.
"Lain kali belajar bikin brownies ya, gue sama Bunda suka soalnya."
"Eehh kangen bunda deh, udah lama gak main ke sana." Cetus Renata.
"Ya kenapa? Bunda nanyain terus."
"Bilangin sama Bunda, nanti gue main lagi kesana kalau udah bisa bikin brownies." Jawab Renata.
"Sini deh Re." Pinta Dimas. Renata yang tak mengerti maksud Dimas pun mendekat dan duduk di samping pemuda itu.
"Lo jangan pake baju ketat gini kalau keluar ya?"
"Kenapa gitu?"
"Bisa ngundang cowok jahat deketin Lo, Re." Jawab Dimas tenang.
"Ohh iya Dim, gue gerah sih kalo di rumah."
"Gapapa kalo di rumah." Ucap Dimas, lalu mengusap kepala Renata dengan lembut.
Cupp...
Renata menoleh saat merasakan benda kenyal nan basah mengecup pipi nya, Dimas tersenyum lalu meraih dagu Renata dan tanpa ragu mencium bibir Renata.
Gadis itu mematung, bahkan saat bibir Dimas bergerak pun dia tetap diam tak membalas ciuman Dimas, dia terlalu shock saat ini.
Ciuman bibir itu berlangsung beberapa detik, sebelum akhirnya Dimas melepaskan ciuman nya, lalu tersenyum dan menyeruput kopinya juga memakan kue bolu buatan Renata.
'Oh my god, first kiss gue!'
Renata meraba bibirnya yang masih terasa basah, bahkan rasa ciuman itu masih membekas. Inikah rasanya ciuman pertama? Apalagi ciuman nya dengan orang yang kita sukai ternyata sangat membahagiakan.
"Nape senyam-senyum? Ciuman gue enak gak, Re?"
"Lu apa-apaan sih? Gak sopan tau cium orang tanpa izin." Ketus Renata, padahal dalam hatinya dia bersorak kegirangan.
"Tapi Lu diem aja tuh."
"Y-ya kan gue terkejut, Dimas." Renata mencoba mengelak, tapi sialnya wajah nya malah memerah.
"Tapi wajah Lu merah, Re." Goda Dimas membuat Renata bertambah malu saja.
"Dahlah, kalau udah selesai pulang sana." Usir Renata.
"Dihh ngusir, suka-suka gue lah mau disini sampe kapan."
"Ini rumah gue ege!"
"Lu disini ngontrak kali." Cetus Dimas membuat Renata tak bisa berkata-kata lagi.
Dimas terkekeh saat melihat Renata hanya diam, sesekali dia menyenggol lengan Renata. Tapi gadis itu hanya melirik dengan ujung mata nya saja, lalu kembali menatap ke depan.
"Re, nanti malem gue mau balapan. Ngikut gak?" Tanya Dimas.
"Nggak ahh, bisa gak sih hobi Lu tuh ganti ke yang lebih bermanfaat gitu?"
"Namanya juga hobi Re, udah di banting nyokap juga tetep aja ikutan." Jawab Dimas.
"Taruhan nya apa?"
"Duit 5 juta doang." Jawab Dimas.
"Dapet duit gak seberapa tapi nyawa taruhan nya, Dim. Buat apaan sih? Lagian nyokap Lu kan mampu ngasih Lu duit segitu."
"Sensasi nya beda dong Re, bangga kalo menang."
"Serah Lu dah, buruan balik. Gue mau tidur nih, capek."
"Elahh, giliran tidur aja cepet." Renata mendelik lalu menepuk kuat lengan Dimas membuat pria itu tergelak, dia berdiri lalu memilih pulang saja.
"Gue balik dulu, kalo ada apa-apa telepon gue Re."
"Siap." Jawab Renata sambil tersenyum.
Dimas pun pergi dari rumah kontrakan Renata dengan motor sport nya, tanpa setau nya Renata berjingkrak-jingkrak kesenangan. Dia bahagia bukan main saat Dimas mencium nya, apa ini tanda nya kalau Dimas juga mulai menatap nya? Tidak! Jangan terlalu berharap dulu, nanti kecewa.
🌷🌷🌷🌷🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Cherry blossom
seru sih ceritanya
2022-12-24
1
Lovallena (Lena Maria)
nyosor bae dimas 😅
2022-10-22
1
lovely
s Dimas ga suka tapi main sosor aja😜
2022-10-19
1