Istri Rasa Simpanan
Dimas dan Renata sudah berteman baik sejak masih sekolah menengah hingga saat ini, keduanya menjadi teman kuliah. Keduanya juga sering terlihat bersama, tapi sejauh ini hubungan kedua nya hanya sekeder berteman katanya. Padahal semua orang tau kalau salah satu dari mereka ada yang memendam perasaan lebih dari sekedar teman.
Keduanya sedang berjalan berdua menuju ruang kelas, hari ini ada kelas tambahan membuat mereka harus masuk kelas di hari minggu. Tapi seorang perempuan cantik mengalihkan perhatian keduanya.
"Kamu siapa?" Tanya Renata.
"Sila Derkain, saya mahasiswi baru." Jawabnya, perempuan manis itu bernama Sila ternyata.
"Ohh pindahan universitas mana?" Tanya Renata, secepat itu keduanya akrab. Itulah Renata, dia sangat pandai berbaur dengan orang lain, membuatnya sangat di sukai siswi lain tak terkecuali Reza, dia adalah teman Dimas.
"Universitas Bina Bangsa." Jawab Sila.
"Yaudah Lo duduk disini aja ama gue, jangan ama laki. Gue Renata gue manggil Lo Sisil aja kali ya?"
"Boleh kok, salam kenal ya Ren." Renata hanya mengangguk lalu tersenyum manis, membuat Sila juga ikut tersenyum.
"Sapa tuh?"
"Mahasiswi baru keknya, nape muka Lu kusut amat?" Tanya Reza pada Dimas yang memang wajahnya nampak kusut seperti benang layangan.
"Di hantam Mami, biasalah Za." Jawab Dimas, Maminya memang galak bukan main apalagi jika dia bersalah, sedikit saja. Tapi saat dia membawa Renata ke rumah, Maminya itu akan berubah 180 derajat.
"Wkwk, Lu nya sih kagak kapok-kapok. Udah tau Mami galak, masih aja balapan liar." Jawab Reza sambil terkekeh.
"Seru tau, taruhan nya menggiurkan. Nanti malem ikutan napa?" Ajak Dimas pada Reza. Ya, temannya itu memang penyuka balapan liar.
"Kagak ahh, takut mati muda gue." Jawab Reza.
"Cemen Lo Za, seru tahu."
"Kalau kalah terus buat apa?" Sindir Reza membuat Dimas mendelikan matanya pertanda tak suka.
"Aaahh males gue,"
"Dihh baperan Lu, Dim. Emang fakta nya Lo kalah terus, menang nya bisa di itung jari." Celetuk Reza.
Obrolan keduanya pun terhenti saat dosen datang, dia memanggil Sila ke depan dan memperkenalkan dirinya.
"Hallo, perkenalkan nama saya Sila Derkain. Saya pindahan dari universitas Bina Bangsa, senang bertemu kalian, semoga kita bisa berteman baik." Ucap Sila dengan menyunggingkan senyum manisnya.
Degg..
Dada Dimas terasa berdebar setelah melihat senyum manis Sila, ini pertama kali nya dia merasakan debaran itu di dadanya. Ini terasa aneh, apa dia mendadak punya penyakit jantung hingga merasakan hal semacam ini?
"Nape Lu oncom? Mendadak bengong." Tanya Reza membuat Dimas terhenyak.
"E-ehh kagak." Jawab Dimas, membuat Reza memicingkan matanya. Dia merasa aneh dengan tatapan mata Dimas pada Sila.
Singkatnya, bel berbunyi tanda jam istirahat datang. Renata mengajak Sila ke kantin untuk makan siang, di ikuti dua laki-laki ya siapa lagi kalau bukan Dimas dan Reza.
Renata duduk bersisian dengan Sila, begitupun Dimas dan Reza yang duduk berhadapan di depan mereka.
"Pesen apa nih?"
"Lu yang pesen ya Za?"
"Siap, apa aja nih?" Tanya Reza.
"Gue mie ayam baso aja deh." Jawab Renata.
"Samain aja." Ucap Dimas dan Sila barengan, membuat keduanya salah tingkah.
"Minum?"
"Es lemon tea." Jawab Renata.
"Aku teh tawar hangat."
"Gue samain aja sama Rere." Jawab Dimas, kebiasaan dia memanggil Renata dengan panggilan Rere.
"Oke, gue pesenin dulu." Reza pun bangkit dari duduknya dan pergi memesan makanan untuk mereka berempat.
"Kenalin gue Dimas Fahrian, Lu sape?"
"Sila Derkain, panggil aja Sisil." Jawab Sila, lalu membalas jabatan tangan Dimas.
Renata diam memperhatikan reaksi keduanya, Dimas menatap Sila dengan tatapan hangat nan lembut, beda saat dia menatap nya atau saat menatap gadis lain, apa mungkin Dimas sudah menyukai Sila? Tak mungkin kan? Tapi cinta pada pandangan pertama itu nyata, dia mengalami nya sendiri.
Dia ingat saat pertama kali melihat Dimas yang terlihat sangat tampan saat menggunakan seragam SMA, disaat itu Dimas adalah murid pindahan baru, persis seperti Sila saat ini. Dia bahkan ingat saat hatinya berdebar tak karuan dan jantung berdetak kencang saat dia melihat Dimas tertawa. Apa mungkin ini juga terjadi pada Dimas dan Sila? Tapi Sila terlihat biasa saja.
"Bengong Lu, napa?" Tanya Dimas.
"Kagak, gue cuma kepikiran tugas aja." Jawab Renata bohong, mau bagaimana lagi. Hampir 4 tahun memendam rasa cinta sendirian tanpa orang tau, membuatnya harus ekstra hati-hati menjaga ekspresi nya agar tak terlihat mencurigakan.
"Gimana kalo kita kerja kelompok?" Usul Reza yang baru saja kembali duduk setelah memesan makanan.
"Gue sih boleh-boleh aja, tapi gimana Lo bertiga aja." Jawab Renata santai, padahal dia adalah mahasiswi yang pandai, setiap ada tugas mereka pasti kerja kelompok atau meminta tolong pada Renata, termasuk Dimas. Dia langganan bolos, jadi sering meminta Renata mengerjakan tugas nya.
Tentu saja Renata dengan senang hati mengerjakan nya untuk Dimas, karena dia menyukai pria itu sudah sangat lama.
"Gimana Lo, Sil?" Tanya Renata.
"Boleh, rumah Lo dimana Re?"
"Di jalan gagal move on, gang 3." Jawab Renata santai.
"Oke, besok liburkan? Besok aja kerja kelompok nya gimana?" Usul Sisil.
"Boleh, gue tunggu di rumah ya."
Ketiga nya pun kompak menganggukan kepala nya, dan tak lama kemudian makanan yang mereka pesan sudah datang dan mereka pun makan dengan lahap. Renata sesekali menangkap gelagat aneh dari Dimas, dia terlihat mencuri pandang pada Sisil yang fokus makan.
'Apa Dimas beneran suka sama Sisil ya?' Batin Renata, kalau iya bagaimana?
Tapi kalau iya pun dia bisa apa, benar kata orang kalau masalah hati itu sulit berubah. Renata harus benar-benar menyiapkan mental nya, mau bagaimanapun hubungan nya dengan Dimas hanya sebatas teman, tak lebih. Itu membuat posisi nya serba salah.
"Makan, bengong Lu." Cetus Dimas, membuat Renata cengengesan.
"Belakangan ini Lu sering bengong, napa Re?" Tanya nya.
"Biasalah Dim, duit gue ilang lagi." Jawab Renata.
"Ilang? Perasaan Lu sering banget ilang duit." Kali ini Reza ikut nimbrung dalam obrolan, karena bukan sekali dua kali gadis itu mengeluh uang bulanan dari bibi nya hilang tanpa jejak.
"Kamu lupa kali Re?" Ucap Sisil.
"Nggaklah Sil, aku tuh kalo beli apapun pasti di catat sama harga nya, jadi gak mungkin aku lupa." Jawab Renata.
"Udahlah, gak usah mikirin duit. Mikirin tugas aja, nanti gue bantu."
"Makasih Za, tapi gue gak mau ngerepotin Lu terus, gue bisa kerja paruh waktu kok." Jawab Renata. Dia merasa tak enak pada Reza, pemuda itu terlalu sering membantunya, tanpa Renata tau kalau sebenarnya Reza menyukai nya sejak lama.
.....
🌷🌷🌷🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Esti Esti
mampir thor
2024-06-17
1
Enung Samsiah
nm gang nya aja jln nggk move-on ya pasti entah nggk bkl move-on dong
2023-02-28
1
Cherry blossom
hadir
2022-12-17
1