Bab 3 IRS

Dimas memarkir motor nya langsung di garasi, Mami Erika langsung menyambut kedatangan putra semata wayang nya itu dengan senyuman merekah di bibirnya, tapi saat melihat Dimas hanya sendirian, senyuman itu langsung pudar begitu saja.

"Sore Mami ku yang cantik." Goda Dimas pada Mami nya, lalu mengambil salah satu tangan Mami nya dan mengecup punggung tangan nya dengan lembut.

"Mana Renata? Katanya mau kesini, kok kamu sendirian?" Tanya Mami Erika. Maklum lah, sudah cukup lama Renata tak bertamu ke rumah ini, wajar saja jika Mami Erika merindukan sosok gadis cantik nan periang itu.

"Elah Mami, anak nya pulang bukan nya di sambut, di tanyain udah makan apa belom, ehh ujug-ujug nya nanyain Renata."

"Ya kan katanya Rere mau main kesini hari ini, Dimas."

"Renata nya capek katanya, dia juga mau belajar dulu bikin kue brownies buat Mami." Hibur Dimas, benar saja Mami Erika langsung tersenyum.

"Duhh benar-benar definisi calon menantu idaman ya Renata itu, sampe repot-repot mau belajar cuma buat bawain kue kesukaan calon mertua nya." Celoteh Mami Erika membuat wajah Dimas masam seketika.

"Mami, ayolah Dimas sama Renata cuma teman aja gak lebih, jadi jangan terlalu berharap banyak." Peringat Dimas, Mami nya ini selalu saja menyinggung soal Renata yang pantas menjadi istrinya, padahal dia tak memiliki perasaan apapun pada gadis itu, hanya menganggap nya sebagai sahabat, itu saja tak lebih.

"Tak ada yang tahu jodoh, Nak. Bisa saja kalian berjodoh kan? Lagipula usia mu sudah 24 tahun, sudah cukup dewasa untuk bisa melihat mana yang baik dan mana yang buruk."

"Dimas masih kuliah semester enam Mi, nanti aja masih banyak waktu buat ngurus dunia percintaan. Sekarang Dimas laper mau makan, Mami masak apa?" Tanya Dimas, seolah tak peduli dengan apa yang di ucapkan oleh sang Ibu.

Lihat aja di meja, nanti malem Mami mau arisan di komplek sebelah, kamu jangan kemana-mana ya, jagain rumah."

"Okey." Jawab Dimas, Mami Erika pergi menjauh dari Putra nya yang tengah makan dengan lahap itu, Dimas tersenyum penuh arti, itu artinya dia tak perlu repot-repot mengiba untuk sebuah izin keluar malam dengan ancaman-ancaman mematikan yang pasti akan di lontarkan sang Ibu jika dia berani menentang.

Malam harinya, Mami Erika sudah bersiap untuk pergi ke arisan ibu-ibu komplek. Dengan dandanan sederhana dan tas kecil yang dia tenteng membuat Mami Erika terlihat sangat anggun di usia nya yang tak lagi muda.

"Mami pergi dulu, jam 10 pulang. Ingat jangan kemana-mana, awas ya kalo sampe Mami pulang kamu gak di rumah."

"Iya Mami, Dimas ngerti. Lagian Dimas mau kemana malem-malem gini?"

"Pokoknya awas kalo Mami pulang kamu gak ada di rumah, Mami potong uang jajan kamu sama semua fasilitas kamu!"

"Isshh Mami, iya Mi." Jawab Dimas. Mami Erika pun pergi dengan langkah terburu-buru karena dia sudah hampir terlambat.

Dimas tersenyum lalu pergi ke kamar nya mengambil jaket kulit dan helm, tak lupa kunci motor. Dia mengunci pintu dan pergi dengan motor gede nya itu, secepat kilat motor gede itu melesat jauh meninggalkan rumah karena Dimas mengemudikan nya dengan kecepatan tinggi. Tapi sebelum itu, dia sempat mengabari Renata kalau dia akan berangkat ke arena balap liar itu. Meski awalnya Renata tak mengizinkan, tapi akhirnya dia juga tak bisa apa-apa lagi selain membiarkan.

"Re, gue mau berangkat buat balapan itu." Izin Dimas pada Renata.

"Yakin Dim? Jangan pergilah, perasaan gue gak enak."

"Enakin aja lagi, udah ya gue pergi dulu." Pamit Dimas lagi.

"Yaudah terserah Lu, hati-hati."

"Okey Re." Jawab Dimas lalu mematikan sambungan telepon nya.

Dimas benar-benar pergi untuk balapan di jalanan sepi. Disana sudah banyak peserta dan panitia balapan, meski sering sekali ada polisi yang datang membubarkan pasukan penyuka balapan liar itu, tapi yang namanya remaja sangat sulit di atur dan tak ada jera nya.

"Hai Dimas.." Sapa seorang perempuan dengan pakaian seksi. Dia adalah panitia balapan itu, hadiah nya memang tak besar tapi cukuplah untuk membeli bakso satu gerobak.

"Hai juga." Jawab Dimas, kepribadian nya yang mudah bergaul membuat nya di sukai oleh banyak wanita, bahkan tak jarang banyak perempuan yang menggoda nya, tentunya godaan mereka pasti tertuju ke arah ranjang.

"Siap buat balapan hari ini?"

"Siap dong." Jawab Dimas percaya diri. Tapi disini, suasana persaingan sangat terasa. Apalagi Dimas adalah peserta yang paling di sukai karena kepribadian nya, membuat peserta lain merasa iri.

"Kita mulai balapan nya.." Seru panitia lain dengan menggunakan toa, para peserta pun langsung bersiap di garis start, tak terkecuali Dimas.

Dua orang di samping kanan dan kiri Dimas tampak mengode, jelas mereka punya niat jahat pada Dimas, dan pria itu tak menyadari nya.

Deru mesin motor bising mulai mengisi kesunyian malam.

"Siap, 1.... 2.... 3.." Bendera di kibarkan dan para pembalap pun langsung melesat meninggalkan garis start.

Dimas memacu motornya dengan kecepatan tinggi, membuatnya berada di posisi pertama saat ini. Tapi dua orang tadi tak tinggal diam, mereka memepet Dimas dan salah satu dari mereka menendang motor Dimas hingga membuat nya kehilangan kendali dan menabrak pohon di sisi jalan.

Brakk..

Dimas terjatuh, helm nya pecah dengan luka di tangan dan kaki, dia langsung tak sadarkan diri dengan tubuh yang berlumuran darah. Panitia langsung menghentikan balapan dan menolong Dimas, membawa nya ke rumah sakit terdekat.

"Kita kasih tahu siapa?"

"Cari aja ponsel nya di saku, terus telepon siapapun yang terakhir Dimas telepon." Saran yang lain, dia langsung menurut dan ternyata Renata lah yang terakhir Dimas hubungi.

Panitia itu menelpon nomor Renata, cukup lama tapi tanpa jawaban, karena malam sudah sangat larut, pasti Renata sudah tertidur.

"Gak di angkat."

"Coba terus sampe di angkat." Perintahnya, lagi-lagi orang itu menurut dan kembali menghubungi nomor Renata.

Di rumah, Renata sedang tidur nyenyak, dia bermimpi indah karena tadi siang dia mendapat ciuman mesra dari pujaan hatinya.

Tapi mimpi nya itu terganggu karena suara ponsel yang berbunyi nyaring. Dia membuka mata nya yang masih terasa berat, lalu melihat siapa yang menelpon nya selarut ini. Renata menggeser ikon berwarna hijau.

"Hallo, kenapa Dim?"

"Ini Nona Renata?"

"Iya, ini siapa? Dimana Dimas?" Tanya Renata.

"Maaf, saya panitia balapan yang di ikuti Dimas."

"Lalu?"

"Dimas mengalami kecelakaan fatal, saat ini kami membawanya ke rumah sakit di jalan anggrek." Jelasnya membuat Renata menganga, ternyata firasat nya tak berbohong, apa yang dia khawatirkan benar-benar terjadi.

"Saya kesana sekarang!" Putus Renata, lalu mematikan sambungan telepon nya. Dia bangkit dari tidurnya dan mengganti pakaian nya lalu segera pergi.

Dia memesan ojol yang melayani 24 jam, setelah mendapatkan nya, Renata langsung berangkat, tak peduli akan dingin nya malam, yang dia tahu, dia harus cepat ke rumah sakit dan menemui Dimas.

"Semoga saja kamu baik-baik saja, Dim."

....

🌷🌷🌷🌷

Terpopuler

Comments

Enung Samsiah

Enung Samsiah

aahhh teunurut jd celakaweh

2023-02-28

1

Megha Prawanti

Megha Prawanti

lanjuttt

2022-08-12

1

Maharani 94

Maharani 94

lanjut

2022-08-12

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 IRS
2 Bab 2 IRS
3 Bab 3 IRS
4 Bab 4 IRS
5 Bab 5 IRS
6 Bab 6 IRS
7 Bab 7 IRS
8 Bab 8 IRS
9 Bab 9 IRS
10 Bab 10 IRS
11 Bab 11 IRS
12 Bab 12 IRS
13 Bab 13 IRS
14 Bab 14 IRS
15 Bab 15 IRS
16 Bab 16 IRS
17 Bab 17 IRS
18 Bab 18 IRS
19 Bab 19 IRS
20 Bab 20 IRS
21 Bab 21 IRS
22 Bab 22 IRS ++
23 Bab 23 IRS ++
24 Bab 24 IRS
25 Bab 25 IRS
26 Bab 26 IRS
27 Bab 27 IRS
28 Bab 28 IRS
29 Bab 29 IRS
30 Bab 30 IRS
31 Bab 31 IRS
32 Bab 32 IRS
33 Bab 33 IRS
34 Bab 34 IRS
35 Bab 35 IRS
36 Bab 36 IRS
37 Bab 37 IRS
38 Bab 38 IRS
39 Bab 39 IRS
40 Bab 40 IRS
41 Bab 41 IRS
42 Bab 42 IRS
43 Bab 43 IRS
44 Bab 44 IRS
45 Bab 45 IRS
46 Bab 46 IRS
47 Bab 47 IRS
48 Bab 48 IRS
49 Bab 49 IRS
50 Bab 50 IRS
51 Bab 51 IRS
52 Bab 52 IRS
53 Bab 53 IRS
54 Bab 54 IRS
55 Bab 55 IRS
56 Bab 56 IRS
57 Bab 57 IRS
58 Bab 58 IRS
59 Bab 59 IRS
60 Bab 60 IRS
61 Bab 61 IRS
62 Bab 62 IRS
63 Bab 63 IRS
64 Bab 64 IRS
65 Bab 65 IRS
66 Bab 66 IRS
67 Bab 67 IRS
68 Bab 68 IRS
69 Bab 69 IRS
70 Bab 70 IRS
71 Bab 71 IRS
72 Bab 72 IRS
73 Bab 73 IRS
74 Bab 74 IRS
75 Bab 75 IRS
76 Bab 76 IRS
77 Bab 77 IRS
78 Bab 78 IRS
79 Bab 79 IRS
80 Bab 80 IRS
81 Bab 81 IRS
82 Bab 82 IRS
83 Bab 83 IRS
84 Bab 84 IRS
85 Bab 85 IRS
86 Bab 86 IRS
87 Bab 87 IRS
88 Bab 88 IRS
89 Bab 89 IRS
90 Bab 90 IRS
91 Bab 91 IRS
92 Bab 92 IRS
93 Bab 93 IRS
94 Bab 94 IRS
95 Bab 95 IRS
96 Bab 96 IRS
97 Bab 97 IRS
98 Bab 98 IRS
99 Bab 99 IRS
100 Bab 100 IRS
101 Bab 101 IRS
102 Bab 102 IRS
103 Bab 103 IRS
104 Bab 104 IRS
105 Bab 105 IRS
106 Bab 106 IRS
107 Bab 107 IRS
108 Bab 108 IRS
109 Bab 109 IRS
110 Bab 110 IRS
111 Bab 111 IRS
112 Bab 112 IRS
113 Bab 113 IRS
114 Bab 114 IRS
115 Bab 115 IRS
116 Bab 116 IRS
117 Bab 117 IRS
118 Bab 118 IRS
119 Bab 119 IRS
120 Bab 120 IRS
121 Bab 121 IRS
122 Bab 122 IRS
123 Bab 123 IRS
124 Bab 124 IRS
125 Bab 125 IRS
126 Bab 126 IRS
127 Bab 127 IRS
128 Bab 128 IRS
129 Bab 129 IRS
130 Bab 130 IRS
131 Bab 131 IRS
132 Bab 132 IRS
133 Bab 133 IRS
134 Bab 134 IRS
135 Bab 135 IRS
136 Bab 136 IRS
137 Bab 137 IRS
138 Bab 138 IRS
139 Bab 139 IRS
140 Bab 140 IRS
141 Bab 141 IRS
142 Bab 142 IRS
143 Bab 143 IRS
144 Bab 144 IRS
145 Bab 145 IRS
146 Bab 146, Ending
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Bab 1 IRS
2
Bab 2 IRS
3
Bab 3 IRS
4
Bab 4 IRS
5
Bab 5 IRS
6
Bab 6 IRS
7
Bab 7 IRS
8
Bab 8 IRS
9
Bab 9 IRS
10
Bab 10 IRS
11
Bab 11 IRS
12
Bab 12 IRS
13
Bab 13 IRS
14
Bab 14 IRS
15
Bab 15 IRS
16
Bab 16 IRS
17
Bab 17 IRS
18
Bab 18 IRS
19
Bab 19 IRS
20
Bab 20 IRS
21
Bab 21 IRS
22
Bab 22 IRS ++
23
Bab 23 IRS ++
24
Bab 24 IRS
25
Bab 25 IRS
26
Bab 26 IRS
27
Bab 27 IRS
28
Bab 28 IRS
29
Bab 29 IRS
30
Bab 30 IRS
31
Bab 31 IRS
32
Bab 32 IRS
33
Bab 33 IRS
34
Bab 34 IRS
35
Bab 35 IRS
36
Bab 36 IRS
37
Bab 37 IRS
38
Bab 38 IRS
39
Bab 39 IRS
40
Bab 40 IRS
41
Bab 41 IRS
42
Bab 42 IRS
43
Bab 43 IRS
44
Bab 44 IRS
45
Bab 45 IRS
46
Bab 46 IRS
47
Bab 47 IRS
48
Bab 48 IRS
49
Bab 49 IRS
50
Bab 50 IRS
51
Bab 51 IRS
52
Bab 52 IRS
53
Bab 53 IRS
54
Bab 54 IRS
55
Bab 55 IRS
56
Bab 56 IRS
57
Bab 57 IRS
58
Bab 58 IRS
59
Bab 59 IRS
60
Bab 60 IRS
61
Bab 61 IRS
62
Bab 62 IRS
63
Bab 63 IRS
64
Bab 64 IRS
65
Bab 65 IRS
66
Bab 66 IRS
67
Bab 67 IRS
68
Bab 68 IRS
69
Bab 69 IRS
70
Bab 70 IRS
71
Bab 71 IRS
72
Bab 72 IRS
73
Bab 73 IRS
74
Bab 74 IRS
75
Bab 75 IRS
76
Bab 76 IRS
77
Bab 77 IRS
78
Bab 78 IRS
79
Bab 79 IRS
80
Bab 80 IRS
81
Bab 81 IRS
82
Bab 82 IRS
83
Bab 83 IRS
84
Bab 84 IRS
85
Bab 85 IRS
86
Bab 86 IRS
87
Bab 87 IRS
88
Bab 88 IRS
89
Bab 89 IRS
90
Bab 90 IRS
91
Bab 91 IRS
92
Bab 92 IRS
93
Bab 93 IRS
94
Bab 94 IRS
95
Bab 95 IRS
96
Bab 96 IRS
97
Bab 97 IRS
98
Bab 98 IRS
99
Bab 99 IRS
100
Bab 100 IRS
101
Bab 101 IRS
102
Bab 102 IRS
103
Bab 103 IRS
104
Bab 104 IRS
105
Bab 105 IRS
106
Bab 106 IRS
107
Bab 107 IRS
108
Bab 108 IRS
109
Bab 109 IRS
110
Bab 110 IRS
111
Bab 111 IRS
112
Bab 112 IRS
113
Bab 113 IRS
114
Bab 114 IRS
115
Bab 115 IRS
116
Bab 116 IRS
117
Bab 117 IRS
118
Bab 118 IRS
119
Bab 119 IRS
120
Bab 120 IRS
121
Bab 121 IRS
122
Bab 122 IRS
123
Bab 123 IRS
124
Bab 124 IRS
125
Bab 125 IRS
126
Bab 126 IRS
127
Bab 127 IRS
128
Bab 128 IRS
129
Bab 129 IRS
130
Bab 130 IRS
131
Bab 131 IRS
132
Bab 132 IRS
133
Bab 133 IRS
134
Bab 134 IRS
135
Bab 135 IRS
136
Bab 136 IRS
137
Bab 137 IRS
138
Bab 138 IRS
139
Bab 139 IRS
140
Bab 140 IRS
141
Bab 141 IRS
142
Bab 142 IRS
143
Bab 143 IRS
144
Bab 144 IRS
145
Bab 145 IRS
146
Bab 146, Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!