keesokan paginya, Maira memutuskan untuk berangkat ke sekolah dan sedikit melupakan kejadian kemarin malam.
walau tak bisa di pungkiri akan banyak sekali kenyataan pahit yang akan dia hadapi di hari selanjutnya.
"Eyang, Maira berangkat dulu ya," ucapnya saat menemu sang Nenek di belakan rumahnya.
"iya, kamu hati hati ya, jaga dirimu," Eyang Sari memberikan nasehat pada cucu kesayanganya itu.
jantung Maira seekan di remas dari dalam. saat mendengar ucapan Eyangnya itu.
" semua telah terlambat Eyang, semua telah hancur," ucapnya menjerit. seakan mengis dalam hati. " iya Eyang, kalau begitu Maira berangkat dulu, assalamu'alaikum," ucapnya seraya mencium punggung tangan wanita paruh baya itu.
Maira segera mengendarai motor vespa kesayanganya. walaupun di sekolahnya hamir tak ada siswa yang memakai motor, namun, Maira tetap mengendarainya kemana pun dia pergi.
lima belas menit kemudian, Maira telah sampai di parkiran sekolah. dsn dengan perlahan, gadis itu segera turun dari motornya.
Maira menyusuri koridor sekolah dengan mata sembab. karena semalaman, gadis yang di sebut " Barbie Hidup" oleh teman temannya itu, menangis tiada henti.
hingga saat Maira melewati Aula lama yang telah tak terpakai itu, indra pendengaranya, menangkap suara orang yang sedang berbincang.
dengan perlahan, gadis itu segera mendekat dan menempelkan telinganya di dinding.
"haha, akhirnya kita bisa menjebak si Maira juga," tawa seseorang yang Maira kenal.
"haha iya gak sia sia juga kita pura pura berteman dengan si kampr3t itu," sahutnya. seraya tertawa.
" iya pasti Maira udah bekas om om," lanjut orang itu yang tak lain adalah Kinan dan Maharani.
mereka berdua tertawa lepas. sementara Bara dan Gery, kedua laki laki itu hanya terdiam saja. mereka tidak tau, apa yang harus mereka lakukan.
karena jujur hati kecil mereka menolak tindakan itu. namun, mereka berdua tak bisa berbuat apa apa.
Deg
jantung Maira seakan di hant oleh sebongkah batu besar saat mendebgar ucapan merka dan tiba tiba,..
brak
Maira mendobrak pintu aula hingga semua orang yang ada di sana, terlonjak kaget.
"tega kalian semua!!"teriak Maira berapi api. nafas gadis itu terlihat naik turun karena menahan emosi.
"apa salah gue sama kalian, kenapa kalian jahat banget sama gue,?" Maira menangis sejadi jadinya hingga tubuhnya merosot kelamtai.
tiba tiba saja, Maharani melangkah maju dan mendekati Maira. kemudian, gadis itu berjongkok di depanya.
"loe mau tau apa kesalahan loe,?" tanya Maharani mengangkat dagu dan mencengkeramnya dengan kuat.
hingga Maira dapat merasakan perih. saat kuku panjang Maharani, menembus kulitnya.
"karena loe itu Munafik!!" teriaknya dengan lantang dan menghempas wajah Maira. seketika wajahnya terasa perih.
Maira yang mendengarnya, mendongak dan menatap tajam kearah Maharani dan teman temannya. "apa maksud loe,?" tanya Maira merasa geram.
"alah, nggak usah banyak bacot!!" sentak kinanta dengan mendorong bahu Maira.
Maira yang mendapati kenyataan pahit dalam hidupnya berkali kali itu, menangis dalam hati.
kenapa Musibah dan kenyataan pahit selalu menghampirinya. apa memang Tuhan tak ingin dirinya bahagia,?
"loe mendingsn pergi dari sini, atau jangan salahkan gue kalau kita berbuat kasar!!" bentak Maharani.
dengan segera, Maira bangkit dan berlari dari sana. dengan dada yang terasa sesak. gadis itu menangis sepanjang koridor.
Maira bahkan tak memperdulikan tatapan dati semua siswa yang memandangnya dengan tatapan heran.
Maira akhirnya sampai di taman belakang sekolah. gadis itu menangis sejadi jadinya. " kenapa kalian tega sama gue,?' tanya Maira seraya memukul akar pohon.
hingga gadis cantik itu merasakan, bangku yang ia duduki, seperti ada yang ikut duduk. dengan segera, Maira menoleh.
dan mendapati seorang gadis yang sering menjadi bahan buliying di sekolah. karena penampilan yang cupu.
"loe ngapain,?' tanya Maira dengan nada timggi. "pergi!! jangan ganggu gue," sentaknya mendorong tubuh gadis berkaca mata itu.
namun, alih alih beranjak pergi, gadis cupu itu malah mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.
lalu, gadis yang bernama Yolanda itu, memutar kemidi putar di hadapan Maira. sontak saja, Maira yang hendak pergi, mengurungkan niatnya.
dan gadis cantik itu segera mendudukan dirinya du samping Yolanda. " jangan sedih lag ya, gadis cantik nggak boleh sedih," tangan Yolanda terulur mengusap wajah Maira.
"kenapa loe begitu baik sama gue, padahal gue dan teman teman gue udah jahat sama loe,?" tanya Maira yang mengambil kemidi putar itu.
Yolanda menggeleng dan tersenyum tipis. " loe kan nggak ikut ngebuli gue," ucap Yolanda.
"ya tapi sama aja," Maira mendengus kesal. kemudian mereka berdua tertawa bersama sama.
namun, hal itu tak berlangsung lama. karena kedatangan Maharani dan teman temanya.
"wah wah, ternyata kalian bestfriend sejati ya, hahaha " ucapnya seraya tertawa terbahak. di ikuti oleh yang lainya.
sementara Maira, gadis itu hanya menatap datar para penghianat di depan matanya itu.
tak lama, ada panggilan dari kepala sekolah, untuk memberitahukan untuk segeea menuju ke lapangan karena ada ssesuatu yang akan di sampaikan.
"Yolanda, ayo kita Pergi," Maira menarik tangan Yolanda dan mereka segera pergi dari sana. meninggalkan Maharani dan teman temanya.
"dasar Munafik!!" maki Kinan keras saat Maira dan Yolanda hendak melangkah pergi.
"nggak kebalik,?" tanya Maira sinis. dan berlalu dari sana.
Maira dan Yolanda, menyusuri koridor swkolah dengan sesekali bercanda. karena ternyata sosok Yolanda, adalah sosok yang ceria dan apa adanya.
"ternyata, loe orangnya asyik juga ya," ucap Maira seraya mengambil oermen dalam sakunya. sejenak, gadis itu melepaskan beban yang ia pikul itu.
*****
sesampainya di lapangan, Maira dan Yolanda segera berbaris bersama teman temanya yang lain.
hingga tak lama, kepala sekolah datang dan membetikan pengumuman.
"ssalamu'alaikum anak anak semua, pagi ini kita akan menyambut seorang guru baru dari Negara B. ia akan menggantikan Pak Slamet," ucap Pak Kepala sekolah.
sontak saja, hal itu membuat semua siswa menjadi gaduh. karena akhirnya, Pak Slamet, guru kejam.mereka telah out dari sekolah.
"siapa namanya Pak,?" tanya salah satu siswa.
'cewek apa cowok pak,?" tanya yang lain.
dan masih banyak pertanyaan demi pertanyaan yang mereka lontarkan.
"tenang semuanya!! " ucap pak Kepsek tegas membuat swmua orang terdiam. " beliau laki laki, masih single dan lulusan luar negeri," lanjutnya.
sontak saja, ucapan dari pak Kepswk itu, membuat lapangan menjadi tambah gaduh.
"pak, boleh nggak saya nikah sama guru baru itu,?' tanya salah satu dari mereka dengan nada genitnya.
"nggak boleh!!" ucap Pak Kepsek memasang wajah judesnya.
"lah, emang kenapa,?" tanyanya penasaran. " katanya single,?' lanjutnya.
"iya, memang masih single, tapi bukan berarti nggak punya pacar kan,?" tanya Pak Kepsek.
huuuu
seketika sorakan itu menggema di udara. dan tak lama, suasana menjadi hening kembali saat seorang pria tampan maju dan berada di samping Pak Kepsek.
"nah, anak anak, nih kenalin guru matematika kalian yang baru namanya Daniel Abimana Suryawan," Pak Kepsek memperkenalkan pada semua siswa.
Deg.
jantung Maira berdetak hebat saat gadis itu mendengar namanya.
apalagi, wajahnya semakin pucat saat gadia itu mendongak dan menatao kedepan. " kenyataan pahit apa lagi ini Ya Allah," gumamnya hampir terjatuh
**************** Sampai Jumpa***************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments