pagi harinya, matahari menyingsing dari timur dengan tampak malu malu. dengan awan hitam yang tengah menggelayut. seakan tau, jika ada anak manusia, yang tengah bersedih.
Maira membuka matanya dengan perlahan. seakan, ada batu yang mengganjal di belakangnya. sangat pusing dan berkunang kunang.
"aaakh," pekiknya saat menyadari, jika saat ini, dirinya tengah berada di atas ramjang dengan keadaan tubuh yang polos dan hanya berselimut dengan selimut tebal.
"gak, ini nggak mungkin," Maira menggelengkan kepalanya kuat. seakan berharap hal itu tak terjadi dan hanya mimpi semata.
namun, sekuat apapun dirinya menolak, hal itu akan percuma saja. karena memang yang tengah terjadi ini, adalah kenyataan bukan hanya mimpi.
"aaa hiks hiks," Maira menangis tersedu sedu. tubuhnya bergetar hebat dan dia sesekali melihat ke arah samping.
dimana disana, terbaring seorang pria asing yang tak ia kenal sama sekali. hati gadis mana yang tidak hancur, mendapati dirinya tanpa busana dan bersama laki laki asing.
padahal, dirinya telah mati matian menjaga diri agar tidak terjerumus dalam lembah syeitan. namun, sekarang kenyataanya, dirinya tak ubahnya seorang j4l4n9. yang rela tidur dengan laki laki yang tidak dia kenal.
"mmafkan Maira Mah Pah, Maira gagal, hiks hiks," gadis itu menangis sesenggukan dalam selimut. dan karena terlalu lama menangis, dan merasa tak kuat dengan kenyataan yang ada, akhirnya Maira tak sadarkan diri.
tepat setelah Maira tak sadarkan diri, laki laki itu membuka matanya. dan memegangi kepalanya yang sangat pusing.
"awh pusing sekali," gumamnya seraya memijat kepalanya. ia menoleh kearah kanan dan..
Deg
jantungnya seakan ingin lepas dari tempatnya saat melihat ada seorang gadis yang tergeletak di sampingnya.
"tidak itu tidak mungkin," gumsmnya mencoba menepis hal yang baru saja terjadi. namun, sama seperti Maira, Daniel harus menerima kemyataan pahit.
bahwa yang dia alami itu bukan mimpi, melainkan sebuah kenyataan. kenyataan yang sangat pahit. terlebih saat Daniel melihat ada bercak darah di sprei itu.
"aggrk ****," umpatnya berapi api. laki laki itu mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi malam itu.
seketika, bayangan saat dirinya melakukan hal fatal itu tetlintas jelas. hal itu membuat Daniel semakin frustasi di buatnya.
"maaf," ucapnya lirih. dan twk lama setelah itu, ponselnya berdring. menandaka ada panggilan masuk.
"halo Bu, assalamu'alaikum," sapa laki laki itu saat mendapati, panggilan dari sang Ibunda tercinta.
"wa'alaikum salam Daniel, kamu ada di mana nak,?" tanya sang Ibu dengan nada sedikit cemas. karena mengetahui, sang putra sulung tak berada di rumah.
hening..
mendadak, suasana menjadi sangat hening. saat sang Ibu mrnanyakan keberadaan dirinya. karena jujur, Daniel tak tau harus berkata apa.
"Daniel, kok diam,?" tanya Ibunya dari seberang sana. membuat Daniel, gelagapan di buatnya.
"eh, Bu Daniel ke Apartement semalam," jawabnya berdusta. karena Daniel tak akan pernah sanggup memberikan kejujuran dalam masalah ini.
bisa bisa, sang Ibu akan dalam bahaya. apalagi, selama ini sang Ibu telah mendapatkan tekanan dari sang Adik.
"oh, Ibu Kira kamu melakukan hal yang aneh aneh," ucapnya terdengar bernafas dengan lega.
sementara Daniel, laki laki tersenyum miris karena pada kenyataanya, dirinya telah melakukan hal yang aneh. bahkan, sudah dalam hal yang buruk.
"hmm iya Bu, Daniel akan segera pulang," tukasnya dan segera mengakhiri pangilan itu.
setelahnya, Daniel menatap lekat wajah gadis yang semalam baru saja, ia renggut masa depannya. " Maafkan aku, tapi yang jelas, suatu saat aku akan bertanggung jawab jika ada apa apa denganmu," gumamnya berbsik di telinga Maira.
setelahnya, Daniel bangkit dari kasur dan memutuskan untuk mandi sejenak karena kegiatan malam.
sesaat, laki laki itu menoleh. dan tiba tiba, ingatanya muncul saat dirinya bertabrakan dengan seorang gadis.
seketika,matanya membulat sempurna saat mengingat sesuatu. " ya Allah, dia kan gadis yang aku tabrak semalam," gumamnya seraya menutup mulutnya.
setelah tertegun beberapa saat, Daniel memutuskan untuk segera mandi dan pulang ke rumahnya.
setelah hampir setengah jam, Daniel keluar dan mendapati gadis itu masih belum membuka matanya.
Daniel duduk di tepi ranjang. mengamati wajah Polos gadis remaja itu. ada rasa bersalah dan menyesal dalam hatinya.
tanganya terulur mengambil pena dan sebuah kertas. lalu tangan kekarnya menulis esuatu. dan setelah selesai, Daniel meninggalkan kamar itu.
tak lupa juga, Daniel membayar kamar beserta sarapan dan memitanya, mengantarkan ke dalam kamar.
"Mbak, nanti tolong bawakan makanan untuk gadis yang ada di dalam kamar itu ya," Daniel menunjuk ke arah kamar yang semalam dirinya huni.
"baik Mas," ucapnya mengangguk sopan. tak lama, Daniel berlalu pergi dari sana.
*****
sementara di dalam kamar, Maira baru saja membuka mata. dan seketika, pandangannya berair. matanya mengeluarkan banyak sekali air mata.
"Ya Allah, Maafkan Maira, hiks hiks," gadis itu menangis terswdu sedu dalam selimut yang membalut tubuhnya.
mata sembabnya mencari sosok laki laki yang bersamanya. namun sayangnya, gadis itu tak menemukannya.
"dasar b3r3n9s3k!!" makinya dengan memukul kasur dengan membabi buta. tak lama berselang, mata indahnya melihat ada secarik kertas di atas nakas.
dengan secepat kilat, tangan lentiknya meraih kertas itu dan membacanya dengan teliti.
**Dear gadis Manis.
maaafkan saya, karena telah mengambil dan menghancurkqn masa depanmu. jika nanti kita bertemu, saya janji, akan bertanggung jawab.
jika tidak, hendaknya kamu yang hatus mencari saya di perusahaan Surya corp.
tanda Maaf, Daniel Abimana Suryawan 💕💕**
Maira meremas kuat kertas itu kemudian, melemparnya kesembarang arah. dadanys terasa sesak saat membaca surat itu.
"lebih baik, aku hidu menderita daripada karus mencarimu!!" hardiknya.
kemudian, Maira segera turun dari tempat tidur. saat menjajakan kakinya ke lantai, gadis itu meringis saat merasa sakit yang luar biasa di pangkal pahanya.
"awh, sakit sekali," rintihnya dengan setetes bulir bening yang mengalir dari matanya.dan dengan segera, gadis itu melangkah menuju kamar mandi.
walaupun, hatus merasakan nyeri yang luar biasa. setelah hampir satu jam, Maira baru saja keluar dari kamar mandi.
bersamaan dengan itu, pintu kamar terdengar di ketuk dari luar. dan dengan segera, Maira membuka pintu.
"permisi Mbak, ini saya bawakan sarapan," ucap pramusaji itu dengan senyum ramah.
hal itu membuat Maira mengerutkan alisnya. karena dia merasa tidak memesan apapun. " tapi saya tidak oesan apa apa," ucapnya.
"ini dari suaminya," jawab pramusaji itu.
hal itu membuat Maira yang mendengarnya, terlonjak kaget. karena dirinya tidak memiliki suami." mungkin Mbaknya salah orang," Maira mendorong pelan makanan yang hendak di sodorkan.
"tapi, ini beneran dari dia dan mengatakan untuk mengantarnya kemari," pramusaji itu masih keukeuh untuk mencoba masuk.
akhirnya, Maira mengalah dan mempersilahkan masuk. kemudian memakanya.
************ Sampai Jumpa************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Amelisa cherry Salsabila
sering typo
2022-09-24
1