Organisasi

Menikmati pemandangan malam sambil mendengarkan musik, memunculkan khayalan Chelsy akan seseorang dimasa lalunya. Namun sebelum khayalannya terlalu jauh, dia dikejutkan oleh sebuah telepon dari nomor yang tidak dikenal.

"Hai Chelsy, Gimana keputusan lo??, Lo jadi gabung di pengurusan kan??" Mendengar itu, pikirannya hanya tertuju pada seseorang.

"Arnold, Darimana lo dapat nomor gue?" Tanya Chelsy dengan raut kebingungan.

"Heheh, sorry ya, tadi gue minta ke Fuji, Jadi gimana??" Tanyanya lagi.

"Maaf ya. Kek nya gue nggk bisa deh" jawab Chelsy dengan berat hati. Karena Arnold sudah berusaha membujuknya sedangkan Chelsy menolak ajakannya.

"Kenapa??" tanya Arnold memastikan alasan Chelsy.

"Gue nggak bisa cepat berinteraksi dengan banyak orang, jadi gue takut aja". Jelasnya dengan berusaha meyakinkan Arnold.

"Lo tenang aja, lo nggak perlu cepat berinteraksi dengan banyak orang, cukup dengan gue aja. Nanti dengan sendirinya lo bakal bisa berinteraksi dengan yang lain kok".

Arnold juga berusaha menyakinkan Chelsy.

"Mm.. oke lh gue bakalan coba dan gue akan berusaha ngelakuin yang terbaik yang gue bisa" dengan jawaban pasrah bercampur segan karena Arnold sudah membantunya.

"Oke. Terimakasih ya. Semoga kita bisa menjadi teman dengan adanya kepengurusan ini. Dan satu lagi, jangan lupa lo save nomor gue. Hehehe". Canda Arnold sebelum menutup telepon. "Hehe.. Ok Arnold" Jawabnya sebelum Arnold mematikan telepon.

Chelsy nggak tau apakah keputusannya ini benar atau salah, karena yang terlintas di benaknya tadi hanya gimana caranya supaya dia bisa melupakan masa lalunya. "Mungkin dengan keputusan ini gue bakalan menjadi lebih sibuk, sehingga tidak sempat memikirkan dia lagi" gumamnya.

*Kampus*

Perkuliahan berjalan seperti hari biasa. Namun hari ini Chelsy merasa sedikit lemah seperti kehilangan tenaga. Dan berniat pulang sesegera mungkin. Berusaha untuk berdiri, namun belum beberapa langkah dari kursinya, seorang senior datang dari luar menyuruh mereka masuk kembali, karena ada yang harus di sampaikan.

"Sebelumnya saya minta maaf kepada semuanya, karena mengundur waktu pulangnya". Ucap senior itu melangkah kedalam ruangan dan berdiri ditengah-tengah mereka.

"Bagi yang mendaftar jadi pengurus, harap jangan pulang dulu, karena kita akan mengadakan tes wawancara setelah zuhur nanti, sekian." lanjutnya sambil berjalan keluar meninggalkan ruangan.

"Kenapa harus hari ini sih?" Gumam Chelsy dengan raut wajah yang kecewa. Arnold yang melihat wajah Chelsy berusaha menghampirinya.

"Lo kenapa?" Ucap Arnold dengan penasaran.

"Nggak papa" menutup lelahnya dengan senyum di bibirnya.

"Jangan lupa datang untuk wawancara nanti dan jangan sampai telat" tegas Arnold

"Oke, lo tenang aja, gue nggak bakalan telat, kan gue udah bilang, kalau gue akan ngelakuin yang terbaik." Ujar Chelsy dengan nada sedikit rendah.

"Lo sakit?" tanya Arnold mendengar suara Chelsy yang terdengar pelan.

"Nggak kok, gue cuma sedikit lemas aja, setelah makan nanti juga bakal baikan kok" jelasnya.

"Ya udah, gue juga lapar nih, bareng aja ke kantin gimana?" Menawarkan tanpa melepaskan pandangannya.

"Hah??" Seketika wajah Chelsy langsung terlihat seperti tidak lagi sakit.

"Lo pasti nggak mau kan??" Menebak dengan ekspresi yang di tunjukkan Chelsy.

"Maaf ya, gue mau pulang aja, mau istirahat sebentar, soalnya masih lama menuju jam 2" ucap Chelsy.

"Mau gue anterin?" Basa basi Arnold karena dia yakin Chelsy pasti nggak akan mau.

"Nggak gue jalan aja" berjalan keluar sambil melambaikan tangan. Chelsy sebenarnya nggak mau pulang, karena kalau pulang dia pasti akan tertidur dan nggak akan terkejar untuk kembali ke kampus. Chelsy berusaha mencari makanan untuk memulihkan kekuatannya.

Chelsy melihat jam di pergelangan tangannya dan sudah menunjukkan jam 2 siang. Wawancara sudah dimulai, satu persatu masuk ke ruangan. Menunggu giliran, Chelsy berusaha tenang agar tidak gugup saat berada di dalam.

"Chelsy Olivia, Silahkan masuk" teriak senior kepada kerumunan banyak orang. Mendengar hal itu, Chelsy langsung masuk kedalam. "Bismillah" gumamnya sembari membuka ruangan.

"Silahkan perkenalkan diri dulu" ucap pewawancara.

"Saya Chelsy Olivia, angkatan 15, semester 3" jawab Chelsy

"Kenapa kamu mau bergabung di pengurusan?" Tanya pewawancara lagi.

"Saya sudah pernah masuk organisasi di SLTA, seperti OSIS dan Bantara. Jadi saya tidak ingin pengalaman saya terhenti sampai disana, saya ingin lebih mengembangkan melalui kepengurusan ini". Walaupun sebenarnya ada maksud lain di balik tujuannya itu.

"Saya akan berusaha melakukan yang terbaik semampu saya" lanjutnya.

"Oke, berdasarkan bidang yang ada di jurusan kita, apa keahlian yang kamu punya berdasarkan bidang tersebut?"

"Saya suka mengedit video, mungkin itu bisa mengarah kepada bidang infokom". Jawab Chelsy.

"Baik, terimakasih Chelsy. Untuk hasil kelulusannya akan diumumkan besok ya". Ucap pewawancara.

"Baik. Terimakasih" meninggalkan ruangan dan langsung pulang.

Pagi ini Chelsy telat bangun, karena semalaman dia habis nonton drakor, sehingga dia harus berlari-lari menuju kampus supaya tidak terlambat. Kerumunan orang di suatu titik menghentikan langkah Chelsy.

Chelsy??" Panggil Fuji diantara keramaian itu.

"Iya, kenapa ramai kali disini?" Tanyanya kepada Fuji yang kelihatannya begitu senang.

"Ada pengumuman yang lulus dalam kepengurusan, dan nama lo termasuk didalamnya" sambil memegang tangan Chelsy menuju papan pengumuman itu. Karena udah terlambat, Chelsy sampai lupa kalau ada pengumuman.

Melihat namanya ada disana, dia nggak tau harus berekspresi seperti apa, apakah dia harus senang atau tidak. Tapi satu hal yang harus di ingatnya, bahwa dia harus melakukan yang terbaik karena dia sudah sampai pada tahap ini.

"Wah, pelantikannya tinggal 3 hari lagi" ucap Fuji sambil menunjuk note yang ada di bawah pengumuman tersebut.

Chelsy hanya tersenyum.

Menuju ruang perkuliahan dan di sana sudah ada Arnold yang menunggu di depan pintu.

"Arnold, Chelsy lulus menjadi pengurus". Ucap Fuji yang menghampiri Arnold.

"Wah, hebat, Selamat ya Chelsy" Ucap Arnold yang sudah menunggu dari tadi.

"Iya, makasi Arnold" jawabnya.

"Lo sendiri gimana? Gue nggak sempat liat nama lo, karena terlalu bahagia melihat nama Chelsy ada disana". Lanjut nya

"Gue juga lulus, apa jabatan lo Chelsy?" Tanya Arnold.

"Nggak tau, nggak ada gue lihat tadi, lo sendiri?" Tanya Chelsy.

"Lo itu sekretaris bidang infokom. Kalau gue ketua bidang tentang kemahasiswaan." Ucapnya

"Sekretaris?" Cemas, karena dia nggak tau mengenai itu.

"Lo tenang aja, kalau bingung lo bisa tanya ke gue" Arnold yang melihat perubahan wajah Chelsy langsung bicara, sepertinya dia mengetahui penyebab perubahan raut wajah itu.

"Heheh... Oke" ujarnya

"Udah-udah, sekarang kita masuk lagi, ngapain bicara di pintu. Selamat buat kalian berdua" ucap Fuji kepada kedua sahabatnya.

"Thanks" ucap mereka serentak. Mereka saling menatap kemudian tertawa.

Mereka segera masuk dan memulai perkuliahan.

"Chelsy, nanti sepulang kuliah kita pergi makan ya" bisik Arumi mengajak Chelsy untuk pergi bersama setelah beberapa kali gagal. Chelsy pun menganggukkan.

Truuutttt....

Dering hp Chelsy mengalihkan perhatiannya dari buku yang di hadapannya, meraih hp, ternyata ada group baru di WhatsApp nya.

"Kita akan mengadakan rapat sebelum pelantikan, diharapkan semuanya hadir. Untuk jam dan lokasi nya menyusul". Chelsy mendapat pemberitahuan yang ternyata dari group pengurus. Membaca hal itu, Chelsy teringat janjinya kepada Arumi. Dia tidak bisa menepati janjinya karena ada acara pengurus. Lagi-lagi Arumi gagal makan bersama Chelsy.

Semua sudah berkumpul di sebuah ruangan, rapat pun dimulai dan dipimpin oleh sekretaris pengurus. Dikarenakan akan diadakan pelantikan serentak, maka setiap jurusan harus memilih satu warna untuk jilbab mereka, dan tidak diperbolehkan sama dengan jurusan lain. Hal itu dilakukan untuk mewujudkan kekompakan dan keserasian didalam jurusan.

“Apakah ada usulan dari rekan-rekan semua mengenai warna jilbab yang akan kita kenakan untuk pelantikan minggu ini?” mulai Salsa selaku sekretaris pengurus.

“Hitam”

“Maron”

“Navy”

Teriak beberapa orang yang ada didalam ruangan. Semuanya mengusulkan warna yang menurut mereka terbaik. Mereka pun masih memikirkan warna yang mereka rasa bagus.

“Pink” teriak seorang yang membuat semua mata tertuju kepadanya. Tawa pun pecah seketika, bukan karena warna yang disebutkan, tapi karena melihat siapa yang menyebutkan warna itu.

“Pink?” Ucap seseorang yang masih tertawa, karena usulan dari Leo. Ya orang yang berteriak warna pink itu adalah Leo, laki-laki humoris dari divisi kemahasiswaan.

Beberapa warna telah disebutkan, namun karena hanya 1 warna yang dibutuhkan, maka voting pun dilakukan.

“Bagi yang setuju dengan warna yang saya sebutkan, silahkan angkat tangan” ucap Salsa.

“Namun setiap pengurus hanya boleh satu kali mengangkat tangannya.” Lanjut Salsa.

“Hitam?” teriak Salsa, sambil menghitung orang yang mengangkat tangan.

“16” Gumamnya

“Maron?”

“8”

“Navy?”

“6”

“Pink?” Semuanya diam tanpa ada yang mengangkat tangan.

“Yahh, usulan dari Leo nggak ada yang milih?” Ucap Salsa yang sedikit mengejeknya.

“Gue nggak peduli sih, karena nggak ada pengaruhnya juga buat Gue”. Ucap Leo

“Baiklah untuk urusan Jilbab udah selesai. Untuk rapat selanjutnya, setelah kita pelantikan. Diharapkan program kerja dari setiap bidang sudah ada, minimal untuk setengah kepengurusan”. Ucap Salsa.

“Jangan lupa untuk memakai almamater” ujar Salsa mengingatkan semuanya. Semuanya meninggalkan ruangan rapat.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

lanjut dong thor🥲

2022-09-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!