Perjalananku Menuju Mu, Suamiku

Perjalananku Menuju Mu, Suamiku

Trauma

"Lo itu Three B, Nggak pantas buat gue yang Tripel H " kata-kata itu kembali terlintas dipikiran Chelsy saat melihat sebuah foto muncul di akun media sosialnya. Seketika moodnya langsung berubah dan dadanya terasa begitu sesak.

"Gue harus cari udara segar" gumam Chelsy sambil berjalan keluar dari tenda miliknya. Di luar tenda, dia sudah dihadapkan dengan pemandangan lampu-lampu yang berjejeran di sepanjang jalan bumi perkemahan yang membuat malam terasa semakin indah dan bercahaya.

Chelsy yang mengenakan pakaian pramuka lengkap itu melangkah menuju deretan lampu tersebut. Matanya tertuju pada sebuah kursi yang berada didekat pohon yang dilingkari dengan lampu warna-warni.

“Gue harus kesana, sayang jika terlewatkan” ujar Chelsy yang langsung berlari menuju kursi tersebut dengan senyum lebar di bibirnya.

Bruukk…….

Chelsy tidak menyadari ada sebuah lubang dihadapannya, akibatnya kaki kirinya masuk ke lubang tersebut dan lutut kaki kanannya tergores ke tanah, sehingga kaki dan lututnya sedikit terkilir dan terluka. Chelsy berusaha untuk keluar dan bangkit, namun rasa sakit di kaki dan lututnya membuat dia terjatuh lagi.

“Tolong” berusaha berteriak tapi suara itu tidak cukup keras untuk dapat terdengar oleh orang lain. Menengok kanan kiri, mencoba melihat seseorang yang bisa membantunya. Dan tatapannya terhenti pada seseorang yang berdiri sedikit jauh darinya.

“Siapa pun itu, tolong!” Chelsy berusaha berteriak lebih keras agar bisa terdengar oleh orang tersebut. Orang tersebut perlahan menghampiri Chelsy, namun karena dia lupa memakai kacamata, dia tidak bisa melihat wajah orang tersebut.

"Apa bisa lo nolong gue untuk berdiri ??" ucap Chelsy yang masih terduduk memegang kakinya.

"Bisa" sambil mengulurkan tangannya. Chelsy pun meraih tangan itu dan berusaha berdiri. Seketika raut wajah Chelsy berubah saat melihat wajah itu sudah berdiri tepat dihadapannya, amarah pun mulai terlihat dimatanya dan dadanya menjadi sesak dua kali lipat.

"Kenapa? Apa gue membuat lo terkejut?" Ucap Andre dengan menaikkan alisnya. Suara itu membuat Chelsy sadar dan langsung melepaskan tangannya dari genggaman Andre. Chelsy membalikkan badannya dan melangkah menuju tendanya tanpa menghiraukan Andre.

"Gue yakin lo pasti enggak bisa ngelupain gue sampai sekarang. Dan gue juga yakin kalau lo enggak bisa menemukan seseorang yang bisa menggantikan posisi gue" Ucap Andre dengan tatapan sombong yang terpancar jelas dimatanya.

Chelsy menghentikan langkahnya dan memutar kembali badannya dengan perlahan, menghela napas dilanjutkan dengan sedikit tawa disudut bibirnya.

"Gue??” Menunjuk dirinya sendiri.

“Nggak bisa ngelupain lo??” tanya Chelsy dengan mengerutkan dahinya.

"Lo dengar baik-baik yaa, bisa ngelupain atau nggak itu bukan urusan lo. Yang pasti, hidup gue sudah bahagia karena orang seperti lo udah nggak ada di kehidupan gue, rasanya itu seperti keluar dari neraka" ucap Chelsy dengan polosnya tanpa rasa bersalah.

"Apa lo bilang?" ucap Andre dengan menunjuk tajam kearah Chelsy.

“Satu lagi, lo bilang nggak ada yang mau sama gue?” melirik Andre yang lagi menatapnya dengan amarah yang sangat bergejolak.

“Sebelumnya gue mau berterima kasih sama lo. Karena gue rasa lo masih terlalu peduli dengan hidup gue atau lo….?” Chelsy menghentikan ucapannya dan berjalan selangkah ke depan Andre.

“Apa?” Cetus Andre dengan tatapan yang bertanya-tanya.

“Atau lo yang sebenarnya belum bisa ngelupain gue?” pertanyaan itu membuat Andre terdiam tanpa kata - kata.

"Yang terakhir, gue merasa puas karena gue adalah satu – satunya orang yang berani mutusin lo, bukan lo yg mutusin gue" lanjutnya dengan nada yang lumayan keras, membuat telinga Andre semakin panas. Andre mengepalkan tangannya dan berjalan selangkah ke depan Chelsy.

Prakkkkkkk....

Tamparan itu membangunkan Chelsy dari mimpi buruknya.

"Astaghfirullah" ucap Chelsy dengan wajah berkeringat dan penuh ketakutan. Chelsy segera meraih segelas air di samping kasur lalu meminumnya.

Melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 05.30 Chelsy segera menuju kamar mandi dan bersiap untuk pergi kuliah.

Chelsy Olivia. Seorang mahasiswi yang sekarang menduduki semester 3 di universitas ternama di Jakarta. Chelsy merupakan seorang gadis yang memiliki tubuh kurus, kulit hitam manis serta berkaca mata. Tampilannya yang sederhana dan non make up membuatnya tidak terlalu dipandang di kampus.

*Kampus*

"Chel! Sini!" Arumi menepuk kursi disampingnya, mengisyaratkan kalau kursi itu telah disiapkannya untuk Chelsy. Arumi adalah sahabat Chelsy sejak semester 2. Chelsy pun berjalan menuju kursi yang telah disiapkan oleh sahabatnya itu.

"Assalamualaikum" seseorang masuk dengan langkah yang tegas sambil mengucapkan salam.

"Waalaikum salam" jawab semua mahasiswa karena yang masuk itu adalah dosen yang mengajar mereka pada hari ini.

"Saya ada rapat sekarang, jadi silahkan di buka bukunya! Baca dan kerjakan latihan yang ada di buku tersebut! Boleh kerjakan secara berkelompok. Minggu depan akan saya jelaskan untuk soal yang tidak di pahami. Apakah ada pertanyaan?" Ujar dosen yang berdiri di samping papan tulis.

"Maaf pak, untuk pembagian kelompoknya gimana pak??" tanya seorang mahasiswa dengan mengangkat tangannya.

"Pembagiannya berdasarkan Absen saja" jawab dosen itu dengan datar.

"Baik pak" dengan menganggukkan kepalanya.

"Apakah ada pertanyaan lagi?" Beliau bertanya lagi, namun semuanya hanya diam sambil menggelengkan kepala mereka.

"Baiklah mungkin pertemuan kita cukup sampai disini, silahkan kerjakan apa yang telah saya instruksikan. Assalamualaikum" ucap dosen itu sembari keluar ruangan.

"Waalaikum salam" jawab mereka dengan wajah berseri-seri yang terlihat jelas dari ekspresi mereka.

"Yes" beberapa mahasiswa berdiri sambil mengangkat tangannya. Mengungkapkan betapa senangnya mereka hari ini.

Disaat semuanya sibuk dengan pekerjaan mereka, Fuji datang menghampiri Chelsy yang sedang asik dengan pena dan bukunya. Fuji merupakan sahabat sekaligus keluarga jauh Chelsy menyukai dunia K-POP dan pandai make up.

"Selesai kuliah, kita pergi makan ya" bisik Fuji. Chelsy hanya menganggukkan kepalanya. Sementara Arumi hanya melirik dan kembali membuat tugasnya tanpa memperdulikan mereka. Arumi dan Fuji adalah kedua sahabat Chelsy yang enggak bisa disatukan dalam keadaan apapun.

Jam sudah menunjukkan pukul 10.00 yang menandakan perkuliahan hari ini telah selesai dan semuanya keluar dari ruangan.

"Ayo Chel!" Fuji meraih lalu menggenggam tangan Chelsy.

"Gue pulang duluan Arumi" ucap Chelsy kepada sahabatnya itu. Arumi hanya terdiam karena rencananya untuk mengajak Chelsy pergi keduluan oleh Fuji.

*Cafe*

“Nasi goreng 2 mbak!”. Ucap Fuji ke pelayan cafe.

"Ditunggu ya kak" jawab pelayan cafe sambil menulis pesanan. Fuji hanya mengangguk mengiyakan.

Lalu berjalan menuju Chelsy yang sudah duduk disudut cafe dengan handphone ditangannya.

“Fuji!” suara itu menghentikan langkah Fuji. Perlahan Fuji membalikkan badannya dan…

“Arnold” dengan girang Fuji langsung menghampiri Arnold.

“Ngapain lo kesini?” lanjutnya

“Memberi nutrisi cacing-cacing yang lagi kelaparan di perut gue” jawab Arnold yang berusaha mendatarkan ekspresinya. Namun saat mereka saling menatap tawa pun pecah seketika.

“Ayo! lo gabung aja dengan gue dan sahabat gue. Disana!” Fuji menunjuk kearah Chelsy.

“Chel!” teriak Fuji sambil melambaikan tangannya. Mendengar itu Chelsy yang lagi asik scroll tiktok menoleh, dia melihat Fuji bersama seorang pria tapi dia tidak memperdulikannya dan kembali melihat handphonenya. Mereka pun segera menghampiri Chelsy dengan berjalan berdampingan.

"Silahkan duduk" ucap Fuji kepada Arnold.

Arnold duduk tepat di hadapan Chelsy. Dengan sifat yang nggak peduli, Chelsy hanya fokus pada handphonenya tanpa melirik sedikitpun.

"Chelsy. Perkenalkan ini sahabat gue, Arnold Prananda. Dia anak organisasi di jurusan kita." Terkejut namanya di panggil, Chelsy pun segera meletakkan handphonenya dan melirik ke arah Arnold.

"Mm, Gue Chelsy, Chelsy Olivia" sambil menundukkan kepalanya. Dia tahu Arnold adalah ketua yang dipercaya untuk memimpin kelas pada semester ini. Siapa yang enggak kenal dengan Arnold, ketampanannya membuat para gadis tergila-gila saat melihatnya, tapi tidak berlaku pada Chelsy.

"Lo tahu Arnold? Chelsy tu anaknya nggak suka dekat kali dengan laki-laki, karena dia udah pernah di kecewakan. Jadi dia menutup dirinya." Bisik Fuji ke sahabatnya itu. Chelsy hanya diam melihat mereka yang sedang asik bercengkrama.

"Sahabat gue yang satu ini beda dari yang lain kok Chelsy" ucap Fuji dengan nada yang sedikit keras supaya Chelsy mendengar dan melihat kearahnya. Fuji sangat paham betapa dalamnya trauma sahabatnya itu terhadap laki-laki. Chelsy hanya menatap sahabatnya tanpa berkata apapun.

"Gue yakin lo nggak bakalan nyesel kalau berteman dengan dia." Lanjutnya tapi Chelsy justru memalingkan tatapannya.

"Semoga kita bisa menjadi teman suatu saat nanti" sambung Arnold dengan menatap Chelsy. Mendengar itu Chelsy hanya tersenyum kecil tanpa melihat kearah Arnold. Sedangkan Fuji hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya itu.

"Pesanan atas nama Fuji dan Arnold" ucap pelayan cafe. Mereka pun melambaikan tangan dan pelayan pun menuju meja mereka.

"Kapan lo pesan makanan?" Tanya Fuji kepada sahabatnya itu, saat pelayanan cafe meletakkan makanan mereka.

"Terimakasih buk" ucap mereka serempak. Pelayan mengangguk mengiyakan.

"Tadi sebelum gue manggil nama lo" jelas Arnold. Mereka pun makan bersama.

"Gue mau beli minuman, kalian mau nggak??" lanjut Arnold yang mulai bangkit dari kursinya.

"Gue mau, samakan aja dengan punya lo" ucap Fuji tanpa pikir panjang.

"Lo?" Tanya Arnold kepada Chelsy yang masih sibuk dengan handphonenya. Chelsy hanya menggelengkan kepalanya.

"Oke" Arnold langsung pergi tanpa bertanya lebih banyak, karena dia yakin Chelsy masih belum bisa menganggapnya teman.

Setelah beberapa saat, Arnold kembali dengan minuman di tangannya. Memberikan minuman kepada Fuji dan segera mengambil tas untuk pergi.

"Lo mau kemana?" tanya fuji saat melihat sahabatnya itu panik sendiri.

"Gue ada urusan. Gue pulang duluan ya" ucap Arnold sambil melambaikan tangannya.

"Oke, hati-hati" ucap fuji sedangkan dan Chelsy hanya senyum tanpa mengerti apa yang terjadi.

Setelah Arnold pergi, Fuji menatap sahabatnya itu. Dia berpikir apakah Arnold tersinggung dengan sikap Chelsy atau gimana. Tapi dia juga tahu Arnold bukan orang yang mudah tersinggung untuk hal yang sepele seperti ini.

"Lo nggak boleh kek gitu, dia baik kok, gue yakin lo akan betah berteman dengannya. Dan lo juga nggk usah khawatir dia udah punya pacar kok, jadi lo nggk usah takut lagi" Fuji mempertegas perkataannya dan berusaha menyakinkan Chelsy. Tapi Chelsy hanya senyum mendengar perkataan sahabatnya itu.

"Gue lebih takut lagi kalau dia punya pacar" gumam Chelsy dalam hatinya.

Terpopuler

Comments

Nafiza Aulia Isdi

Nafiza Aulia Isdi

Yahhhh, aku pikir Arnold akan menjadi tokoh utama dan sekaligus calon pacarnya Chelsy, ehhh ternyata dia sudah punya pacar 😅

2023-06-02

1

abdan syakura

abdan syakura

Assalamu'alaikum
wahhh maulah ni cerita kampus...
Tampaknya seruuu....🤝☺️💪

2023-06-02

1

Anonymous

Anonymous

Three B??
Tripel H?

2022-08-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!