Sahabat Baru

Begadang semalaman membuatnya terlambat bangun, untungnya hari ini jadwal kuliah hanya pada siang hari. Berusaha bangkit dari kasur dan segera ke kamar mandi.

"Tok.. Tok..." seseorang mengetuk pintu kamar kos Chelsy. Chelsy yang di kamar mandi tidak menyadari akan hal itu. Setengah jam setelah itu Chelsy pun keluar dari kamar mandi dan kembali membuka leptop melanjutkan ketikan yang kemarin.

"Tok..Tok... Chelsy" suara itu kembali terdengar lagi, Chelsy yang mendengar itu langsung membuka pintu kamarnya.

"Arumi?" sontak kaget ketika melihat sahabatnya itu sudah berdiri tepat di hadapannya dengan wajah yang cemberut.

"Lo kemana sih?" gerutu arumi sambil melangkah memasuki kamar Chelsy.

"Udah hampir setengah jam gue di luar" lanjutnya sambil membaringkan badannya di kasur Chelsy.

"Maaf, gue tadi di kamar mandi, gue nggak dengar" jawab Chelsy menutup pintu kamarnya.

"Kenapa tiba-tiba lo kesini?" tanya Chelsy yang heran melihat sahabatnya datang tanpa memberitahunya.

"Gue lagi malas di kos sendiri. Lagian gue udah chat lo sebelum ke sini kok" jawab Arumi dengan tatapan yang masih kesal. Chelsy langsung meraih handphonenya, puluhan chat dari Arumi memenuhi layar handphone nya. Chelsy hanya melontarkan senyum tipis di wajahnya.

"Lo ngapain?" tanya Chelsy melihat sahabatnya yang lagi duduk di hadapan leptop.

"Gue lagi buat proposal kegiatan untuk acara Isra'Mi'raj" jawabnya dengan melanjutkan ketikan yang dihadapannya. Melihat itu Arumi hanya memperhatikan sahabatnya tanpa bisa membantunya, karena dia juga nggak mengerti dengan apa yang dibuat Chelsy. Memainkan handphone adalah aktivitas yang di pilih Arumi untuk menghilangkan bosannya.

"Arumi? Lo bisa bantuin gue untuk membaca ini nggak?" ucap Chelsy yang masih sibuk dengan ketikannya. Respon pun tak kunjung di dengar Chelsy.

"Arumi?" teriak nya lagi. Namun masih belum ada respon. Chelsy pun berdiri dari duduknya dan menghampiri Arumi.

"Astaga" menepukkan tangan ke kepalanya sambil menggelengkannya.

"Ternyata lo tidur" lanjutnya dan segera berbalik ke tempat semula.

"Tok.. Tok..." suara itu kembali terdengar di telinga Chelsy. Bangkit dan segera membuka pintu.

"Lo?" terkejut melihat orang yang berada di harapannya.

"Lo kenapa sih? tanya orang itu.

"Nggak ada, cuma kaget aja" ucap Chelsy.

"Ini ada makanan buat lo, gue yakin lo pasti belum makan" Ucap Fuji melangkah memasuki kamar Chelsy.

"Arumi?" Teriaknya. Chelsy yang menyadari teriak Fuji langsung menutup mulutnya.

"Nggak usah teriak-teriak" Ucap Chelsy dengan melepaskan tangannya dari mulut Fuji.

"Kenapa dia disini?" tanya nya lagi

"Dia bosan sendirian di kos." jawab Chelsy dengan datarnya. Mereka pun langsung duduk di hadapan leptop yang setia hidup sampai saat ini.

"Gue paling benci situasi ini, ngapain sih mereka berdua harus kesini diwaktu yang bersamaan" batin Chelsy. Karena kecenderungan akan menghampiri mereka dalam beraktivitas yang akan membuat Chelsy merasa sulit untuk berinteraksi dengan salah satunya.

"Lo lagi ngerjain proposal yang dicoret-coret Arnold ya". Ketus Fuji yang membuyarkan pikirannya.

"Kok lo tau?" melihat Arumi dengan kebingungan yang tidak biasa.

"Arnold yang kasih tau gue" sontak Chelsy pun makin terkejut dengan pernyataan Arumi.

"Dia bilang lo mintak tolong sama dia dan kalian ketemuan kemarin" lanjutnya. Chelsy yang masih terkejut sampai lupa mengedipkan matanya.

"Lo nggak usah terkejut gitu, Arnold tu orangnya suka cerita, apalagi dengan orang yang udah dia anggap sebagai sahabatnya" tambah Fuji.

Chelsy hanya memalingkan wajahnya. Dia hanya tidak menyangka kalau Arnold seperti itu.

"Sebenarnya Arnold juga nyuruh gue temenin lo begadang kemarin, cuma karena hari udah malam, gue nggak bisa keluar lagi" menjelaskan kepada Fuji.

"Iya, nggak papa kok" ucap Chelsy yang mulai membuka dan memakan makanan yang di bawakan oleh Fuji.

"Lagian gue juga di temenin seseorang kok" gumam Chelsy tanpa ia sadari Fuji mendengar ucapnya.

"Seseorang?" Fuji terkejut mendengar ucapan sahabatnya itu.

Chelsy yang baru menyadari hal tersebut, berusaha mengelak, tapi dia tidak bisa membohongi Fuji.

"Iya, gue baru kenal sama dia, kemarin gue di teleponnya, pertama nggak gue angkat, tapi dia terus menelpon, ya gue angkat lagi, karena gue juga udah pusing karena handphone berbunyi terus". jelas Chelsy dengan nada datar.

"Siapa dia?" tanya Fuji

"Ar..." Ucapan Chelsy terhenti, karena suara Arumi yang bangun dari tidurnya.

"Chelsy?" Jam berapa sekarang? ucap Arumi yang masih setengah sadar.

"Hah? Jam 1 mi" jawab Chelsy. Arumi berusaha bangkit dari kasur dan matanya yang semula redup tiba-tiba terang melihat seseorang di samping Chelsy. Chelsy yang melihat situasi ini hanya bisa diam. Sedangkan Fuji hanya memasang wajah yang biasa-biasa saja.

"Ayok siap-siap ke kampus" ucap Chelsy memudarkan lamunan Arumi.

Mereka pun bersiap-siap dengan keheningan disepanjang aktivitas sampai di kampus. Perkuliahan dimulai dan diakhiri dengan cepat.

"Gue duluan, gue mau ngurus proposal kegiatan" ucap Chelsy yang pamit kepada Fuji dan Arumi. Mereka hanya mengangguk mengiyakan. Fuji mengetahui bahwasannya Chelsy pasti akan bertemu Arnold untuk mendiskusikan proposal itu. Fuji pun mengikuti Chelsy dari belakang hingga sampai ke sebuah Cafe.

"Maaf nunggu lama" ucap Chelsy yang sekarang udah duduk di depan Arnold.

"Mana proposal yang udah lo bikin kemarin malam?" Ucap Arnold yang tetap sibuk dengan leptop didepannya. Chelsy langsung memberikannya.

"Tega kalian sama gue ya, kumpul berdua aja" Ucap Fuji yang membuat keduanya terkejut dan memandang ke arahnya.

"Fuji" serempak.

"Kenapa?, Apa gue ganggu kalian berdua" ketus Fuji tidak lupa dengan sedikit tawa disudut bibirnya.

"Ehh, nggak kok, maaf ya, gue cuma pikir lo bakalan bosan kalau kami hanya membahas masalah organisasi, makanya nggak gue ajak" jelas Chelsy. Fuji hanya senyum melihat ekspresi rasa bersalah sahabatnya itu.

"Cieee, udah semakin dekat aja nih" gurau Fuji yang melihat Chelsy udah mulai bisa berinteraksi dengan Arnold.

"Sesama sahabat harus dekat dong". ketus Chelsy. Arnold yang mendengar itu hanya tawa kecil.

"Sahabat?" Fuji terkejut mendengar pernyataan Chelsy. Tapi Fuji juga merasa senang melihat kedua sahabatnya bisa sedekat itu. Chelsy yang biasanya nggak mudah akrab dengan orang lain, namun berbeda dengan Arnold.

"Iya, dia udah begitu baik sama gue, jadi nggak ada salahnya kalau gue anggap dia sahabat gue kan?" Chelsy malah membalikkan pertanyaan kepada Fuji.

"Nggak ada salahnya, itu udah tepat" Ujar Fuji dengan senangnya.

"Ternyata dia udah anggap gue sebagai sahabatnya" gumam Arnold, yang sibuk melihat proposal yang diberikan Chelsy dan berpura-pura tidak mendengar perbincangan mereka.

"Sekarang kalian diskusikan lah, gue mau pesan makanan dulu. Gue bakalan traktir kalian sebagai peringatan persahabatan kita" ucap Chelsy yang melangkah dengan girang. Chelsy dan Arnold hanya saling senyum. Tidak membutuhkan waktu lama, Fuji pun datang dengan membawa makanan.

"Sambil kerja makan juga" Ucap Fuji. Arnold dan Chelsy hanya menganggukkan. Melihat Chelsy yang terlalu jauh dan susah berinteraksi, Fuji pun menyuruh Chelsy untuk pindah ke samping Arnold. Sontak Chelsy melirik Fuji sambil menggelengkan kepalanya.

"Kalau lo susah kesini aja" ucap Arnold yang melihat Chelsy agak begitu susah.

"heheh, nggak kok" ucap Chelsy berusaha mengelak.

Sementara di seberang jalan, ada seseorang yang memperhatikan mereka. Arumi yang melihat Chelsy bersama Fuji merasa sedikit iri, namun saat dia mau mengalihkan pandangannya, dia melihat seorang laki-laki bersama mereka. Muncullah rasa kepo dalam dirinya, langsung menyebrang menuju cafe tempat Chelsy.

"Arumi" tegur seseorang sebelum dia sampai ke meja Chelsy.

Membalikkan badan, melihat orang yang memanggilnya.

"Ravel?" Ucapnya, melihat pacarnya sudah berada di meja yang sedikit jauh dari meja Chelsy.

"Mau kemana? Gabung sama gue aja" ucap Ravel dengan menggeser kursi ke sampingnya untuk tempat duduk Arumi. Tanpa pikir panjang, Arumi pun langsung duduk. Mereka pun saling bicara sampai lupa dengan waktu.

"Gimana udah siap?" tanya Fuji melihat Chelsy yang sudah mulai membereskan berkasnya.

"Udah," jawabnya sembari memasukkan berkas kedalam tasnya.

Mereka bertiga pun meninggalkan cafe, Arnold yang mengendarai motornya mendahului Chelsy dan Arumi yang berjalan kaki.

"Loh, pada kemana mereka??" gumam Arumi yang terkejut ketika tidak melihat Chelsy di meja tersebut.

"Lagi cari siapa?" tanya Ravel yang melihat pacarnya yang melihat kanan kiri. Arumi tidak menyadari kepergian Chelsy karena keasyikan bicara dengan Ravel. Jam ditangan Ravel sudah menunjukkan pukul 17.45, mereka pun segera pulang dengan Arumi diantarkan oleh Ravel.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!