bab 05

Reza terperanjat karena kaget menemukan bahwa luka Hatma sembuh dengan sendirinya, sebuah perkara yang disebut kutukan oleh pengguna kutukan ini dengan beberapa sebab. Hatma kini membuang napas, ia dengan jelas menegaskan tuk melupakan, semua ucapan serta obrolan mereka sebelumnya.

Apa itu rasa sakit? Tiada yang kuasa menahan derita Hatma selama nyawanya tetap ada. Dirinya seorang memahami apa itu luka, meski bayaran karena pemahaman itu hatinya tertutup. Membuat Hatma menjadi penyendiri lupa daratan.

"Asal lo tau ya dek, gua nggak peduli begituan lebih-lebih gue kepingin minta maaf dan berteman sama lu aja.." kata Reza memasang senyum kecut.

Tanggapan Hatma tidak bertukar, meskipun begitu Reza tidak menyerah dan membuka mulut melontarkan begitu banyak topik obrolan. Yang tentu Hatma tak mencerna lisannya, mata tanpa refleksi cahaya dan tatapan dingin terkesan bengis menjadi ciri khasnya. Bahkan di rumahnya sekalipun.

Hatma ingin dia melakukan hal yang seimbang, yaitu dengan melukai tangannya seperti pada hari itu sewaktu rambut Hatma tersibak angin, selagi dirinya menatap ruang luas di atas bentala dunia. Kagum pada ciptaan tuhan akan langit biru bak lautan itu.

"Tiba-tiba langit jadi merah itu menarik, walaupun kau harus kehilangan sesuatu yang terpenting.."

"Apa yang lu omongin?" Tanya Reza. Reza kelihatan sesat akal dibuatnya karena kata-kata.

Entah apa yang terlisan, Reza pun tetap berkeras hati mendengar setiap ungkapan Hatma yang menurut si pelontar biasa saja. Melainkan bagi orang lain serupa mengutarakan isi hati, buat Reza semakin tertunduk malu, karena kata-kata Hatma membangkitkan luka lama yang mengelupas lagi.

Menerbitkan tiap-tiap serpihan kenangan terindah nan terbodoh dalam hidupnya, Reza bertanya-tanya jauh pada sanubarinya, apakah dia sekadar ingin minta maaf agar kehilangan beban? Persetan pada diterima atau tidak. Reza sukar menerimanya dan bertahan mendengarkan Hatma mericau.

"Udahlah kalian temenan aja, ngelihat kamu nggak punya temen dan jadi bahan rundungan para berandalan di kelas... Manfaatkan Reza tuk menjadi tameng kamu," saran Silvi mengatakannya dekat daun telinga Hatma dengan nada keras.

"Jangan menyindir," jawab Hatma pendek. Pada saat yang sama Hatma berpikir sama, bila Reza tertampak masih enggan pergi jikalau belum dapat keinginannya datang kemari.

Hatma dengan lamban serta ogah mengulurkan dua tangan, Reza menyambut dengan salam hangat bertepatan senyum girang terlukis pada durja ceria remaja laki-laki ini. Sementara Silvi tampak cukup kesal menjumpai Reza menyentuh tangan Hatma.

"Ehem!" Silvi dengan sengaja membuat tiruan bunyi bahasa kecil yang tertahan dan mengatakan, "kau jangan ngarep banget dijodohin denganku ya. Ingat bahwa kau takkan pernah bisa selamat kalau setuju pada rencana ayah kita berdua."

[Tugas opsional: bercanda]

[Hadiah: uang]

Mata Hatma segera menyipit menjumpai tiba-tiba muncul tugas aneh, bersicepat telapak tangan Hatma menepuk keningnya. Dengan perasaan sebal Hatma memikirkan sebuah candaan, tentu pada isi kepalanya justru candaan garing bapak-bapak buat Hatma merasa tidak usah mengerjakan tugas ini.

"Gue nggak akan nikahin lu, tenang aja."

"Pada akhirnya, Reza suka anak kecil, bukan?" Ucap Hatma secara tiba-tiba menciptakan kesunyian sesaat masih belum Reza mundur hitungan langkah.

"L-Lu bisa baca pikiran ya?" Tanya Reza tertampak sangat teramat kesulitan bicara. Tiba-tiba gagap tanpa sebab akibat yang kurang jelas.

"Wait ... Ha? Lu suka anak ke---kalo nggak salah ada nomor polisi di ponselku.." ucap Silvi sembari mengambil ponsel genggamnya dengan senyum.

"Kagak! Maksud gua gadis manis imut gitu, klean paham nggak?" Bentak Reza berteriak-teriak.

Sementara Hatma menutup mulut menyembunyikan senyum kecilnya, meskipun berlaku sementara Hatma entah mengapa merasai suatu kesan berbeda buat dia tenang. Mengingat dirinya musti beristirahat selama seminggu karena tugas wajib, Hatma pun memutuskan, dirinya akan tiduran seharian penuh.

***

Seminggu lebih sehari berlalu, Hatma beranjak dari ranjang menderita rasa lejar menemuinya setiap waktu sesudah seminggu ini. Bahkan parahnya buat Hatma kesulitan berjalan, akibatnya, dia melewatkan begitu banyak pelajaran serta absen berturut-turut.

[Tugas wajib: membunuh Rablis tingkat pertama]

[Hadiah: ???]

Sekali lagi Hatma dibuat geleng-geleng kepala usai melihat layar ini lagi, semasa dia membuka skill: penyimpanan. Sord Kembar sudah hampir hancur akibat pertarungan sebelumnya. Pada awalnya dia berpikir jika melawan musuh kuat diawal itu masuk akal, tentunya berlaku untuk dalam game.

Kemarin hari bukan Rablis tingkat dibawah 5 justru Rablis kemarin melebihi tingkat 20. Hatma seekor cecunguk baginya, untuk waktu itu bisa dibilang hoki tengah mengunjunginya, Hatma pun tau jikalau hal semacam keberuntungan sulit datang kedua kalinya.

Dia harus membalikan keadaan jika menentang satu marabahaya raksasa, pertanyaannya ialah bagaimana? Hatma berpikir keras tidak mendapat jawaban menyakinkan. Dia menghembuskan napas dan menggunakan Kompas Rablis mencari target.

Seusai menemukannya Hatma akan menunggu pada malam hari, karena itu ialah waktu yang tepat. Biarpun lebih mudah pagi hari, nyatanya orang lain dapat melihatnya bertarung, tapi tidak dengan wujud Rablis. Menciptakan keanehan kalau Hatma memulai aktifitasnya pada siang hari pikirnya.

"Lagi pula ... dalam buku tentang Rabilis, tidak ada dari mereka yang suka siang hari.." batin Hatma.

Dia menyimpan teropong seusai memeriksa Rablis yang berkeliaran, tidak ada dari mereka yang memiliki nama lain selain tingkatan beserta bentuk perawakan berbeda-beda. Hatma berpikir kalau dia merasa bentukkan Rablis tidak beda-beda, seolah-olah penglihatannya dipaksa untuk melihat Rablis sebagai makhluk yang mirip semacam itu.

"Namun, mengapa hadiahnya tanda tanya? Hatma harap tidak ada hadiah aneh.. harap.." ucap remaja laki-laki ini mencoba tidak peduli pada hadiah.

[Skill: Penyembunyian]

Cahaya terang melingkar pada tubuhnya menelan dia menjadi transparan, walaupun cermin masih dapat merefleksikan dirinya. Dia keluar dari jendela untuk menyelinap, semasa hidupnya Hatma merasakan pengalaman unik, menciptakan satu perasaan aneh.

"Wah-wah Rablis itu malah datang menemui maut mereka lagi," batin Hatma.

[Skill: Bilah Pawana]

Hembusan angin yang tiba-tiba muncul pada udara mencabik-cabik Rablis menjadi beberapa bagian, begitu pula Rablis lain dikalahkan olehnya dengan mudahnya. Hatma melihat ke sudut kiri bawah pada penglihatannya jika kompas Rablis sudah tidak lagi menunjukkan arah, tetapi hadiah tidak ada.

"Sebelum Hatma membunuh semua Rablis tingkat pertama takkan mendapatkan hadiah?" Batinnya.

Helaan napas tutur hadir sewaktu dia melangkahkan kedua kaki, remaja laki-laki ini mengambil uang dari dalam dompetnya. Dia tidak menyangka akan mendapatkan uang sebanyak ini, lagi pula dia pikir hadiah itu tidak ada pada awalnya.

Hatma sebelumnya tidak sadar, jikalau ada sebuah buku mengenai Rablis pada mirah yang dipungut oleh Hatma kala itu. Dia melupakan benda tersebut cukup lama, hingga waktu istirahat batu permata itu bersinar setelah Hatma hampir selesai istirahat.

Batu permata itu ialah tempat barang-barang seperti pedang dan lain-lain dari upah tugas, diantara barang-barang itu ada sebuah buku. Dijelaskan pada buku itu Rablis adalah manusia, manusia yang sudah kehilangan jiwa tetapi fisiknya bernyawa, keadaan itu pun membuat manusia ini mencari jiwa-jiwa baru.

Bukan sembarang jiwa, jiwa yang diburu para Rablis merupakan jiwa kotor yang setidaknya tubuh dari jiwa tersebut seringkali melakukan perbuatan tercela dan pernah melenyapkan nyawa seseorang. Ada pula asal-usul Rablis tidak diketahui beserta informasinya pun hanya sekelumit, tanpa kelanjutan apapun, selain ciri-ciri serta kemampuan pada tingkatan tertentu.

Terpopuler

Comments

Adzli Ardika

Adzli Ardika

"asal lo tau ya deck"

2022-09-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!