Mirah Bengis Hatma | Bab 02

Hatma membuka pintu perlahan-lahan, langkahnya sangat pelan berupaya tidak membangunkan orang lain di rumah. Sewaktu sampai depan pintu keluar, darah kering ini membuat Hatma mengigit bibirnya sangat kuat kesal menerbitkan ingatan minggu lalu.

Dia mengayunkan kaki menuju keluar, perlahan-lahan menyingkap pintu melihat keadaan luar. Hatma berjalan keluar begitu seusai menutup pintu rumah, dia berjalan sesuai arahan dari kompas melayang di penglihatan pada mata kirinya.

"Bukankah jalan ini ..."

Sesudah Hatma bergumam menyadari tengah jalan ke mana, lelaki ini berkeras hati dan lamban melangkah dengan waspada. Dia sampai di kolong jembatan yang terdapat para remaja mabuk-mabukan, mereka kelihatan tengah mengantri untuk dicengkeram sebuah mahkluk.

Mata Hatma terbuka lebar, dia barulah ingat berita terkait para berandalan yang mendadak hilang dari kota tanpa sebab. Sekumpulan mayat manusia, dengan tubuh kering tanpa cairan tergeletak begitu saja, menciptakan suasana hati Hatma buruk.

"Para berandalan ini kelihatan terhipnotis, tetapi ada yang sadar.. sedang mabuk-mabukan," batin Hatma.

Satu per satu remaja itu dicengkeram lehernya, lalu monster itu seakan tengah menelan sesuatu yang keluar dari mulut, kedua mata, dan kedua telinga serupa asap. Asap itu akan habis sesudah tubuhnya mengering, serupa minuman dalam plastik yang terus disedot sampai habis kering ringkai.

"Berita itu memang benar, Hatma juga dapat dampak baiknya.. apakah membiarkan mereka mati itu.."

Semasa menimbang-nimbang baik atau buruknya, remaja ini ragu mengeluarkan belati dari sarung. Ketimbang menyelamatkan mereka, Hatma lebih memilih hidup, tetapi kali ini dia angkat kaki dari tempat tersebut. Dengan keringat dingin mengucur membahasi bajunya ia bersikukuh lagi.

Mengambil jalan memutar agar lebih dekat, daripada berlari menerobos kerumunan berandalan tidaklah mudah. Sembari memikirkan cara membunuhnya, Hatma tidak mampu berpikir jernih, dia sekarang sampai di arah lain. Di belakang mahkluk besar ini.

...[Rablis level sedang]...

...[Tidak dapat menganalisa]...

Dia masih ingat saat-saat percobaan sihir, karena tak latihan sama sekali kadangkala sihir meleset dan Hatma pikir kan sulit tanpa pelatihan. Pilihan terbaik adalah pulang dan belajar menggunakan kemampuannya, tapi dia enggan pulang dan memilih untuk menarik belati keluar dari sarungnya.

"Dilihat-lihat lagi, dia seperti genderuwo saja.." ucap Hatma waktu lawannya menengok ke belakang. Bersicepat Hatma melompat ke samping, tangan lawan menghantam bumi menciptakan guncangan.

"Apa tidak ada sihir yang..." Hatma membaca semua kemampuannya dalam daftar. Hampir keseluruhan sihir terkunci, cuman hitungan jari saja yang dikuasai Hatma dan itupun seperti tidak berguna.

Sewaktu memikirkan sihir Teleport, mendadak saja cahaya putih muncul menyelimuti tubuh Hatma membuatnya seperti kepompong. Tak membutuhkan waktu lama Hatma membuka mata, menjumpai halaman depan rumahnya, dia tengah berdiri dengan mata membelalak sambil memegang belati.

Dia kembali melihat sihir yang disusun berderet dari atas ke bawah, menemukan sihir Teleport yang akan aktif jika sahir merasa dalam bahaya dan ingin angkat kaki dari tempat itu. Maka pengguna Teleport akan kembali ke tempat yang ingin dituju.

"Hatma ketakutan dan secara tidak langsung ingin pulang.. karena ngeri.." batinnya.

Hatma memasukan belati ke dalam sarung sembari berjalan menuju pintu, ia membuka pintu dan menemukan bibi yang tengah meneguk secangkir minuman hangat, tentunya kelihatan bahwa dari atas tempat minum itu asap mengepul. Tanpa secuil pun pertanyaan, bibi hanya menyipitkan mata kepadanya.

Walaupun hendak berpura-pura tidak mengindahkan kehadirannya, muka datar Hatma tidak membedakan mana bohong atau jujur. Dia mengayunkan kedua kakinya menuju kamar, justru ketika melewati pintu kamar dan masuk, melihat layar mengambang lagi.

...[Tugas opsional: belajar untuk sekolah besok]...

...[Hadiah: kemampuan dasar]...

Mata Hatma segera menyipit meragukan layar ini bukan imajinasinya, sedikit harapan remaja lelaki menghembuskan napas dan duduk depan meja belajarnya. Dia pun membuka buku melawan rasa malas yang hampir menguasai isi kepalanya.

Tangannya terus menulis menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya, pada masa SMA ini dia bertanya-tanya pada diri, bagaimana cara agar dapat nongkrong di warung dilatarbelakangi suara bising obrolannya bersama teman. Hanya kesulitannya terlalu tinggi.

"Hatma mengantuk," lirihnya pelan.

Perlahan-lahan kedua kelopak matanya mengatup merasai tenaga menurun beserta rasa kantuk muncul. Dia menguap tak lama seusainya. Setelah bermaksud akan menutup mata, layar di penglihatan menampilkan sebuah gambar, serupa rekaman vidio mempertontonkan Rablis tadi dekat rumahnya.

...[Kemampuan dasar didapatkan!]...

...[...]...

...[Hadiah tambahan: sepasang Sord Kembar ]...

Mendadak cahaya putih menyembulkan keluar dua pedang lurus, sepasang pedang ini dijumpai Hatma dengan keadaan masih bagus. Kemunculannya yang tiba-tiba buat Hatma terperanjat, ditambah keraguan mengenai layar melayang ini adalah imajinasi hilang.

"Apa yang--"

Kejutan lain muncul, sebuah guncangan layaknya gempa bumi, Hatma menyingkapkan tirai melihat keluar kamar lewat jendela. Karena terkejut, mata Hatma membeliak menemukan Rablis sebelumnya tengah berada dalam perjalanan kemari.

...[Mencoba menganalisa]...

...[. . .]...

...[Rablis tingkat sedang, kemampuan: menyerap energi kehidupan manusia]...

Hatma berdecak kesal, lalu, melihat dengan tajam pada kedua pedang kembar itu. Dia mengambil benda tersebut dan keluar dari jendela. Mengendap-endap keluar gerbang, tanpa diduga akan ditemukan dengan cepat, Hatma mempercepat langkahnya.

Sesudah berada di tempat sepi serta luas, Hatma memberhentikan gerakan dan bersikap siaga mencoba mengingat-ingat permainan anggar dari ayah angkatnya, walau kala itu melenceng jauh dari kata permainan serta aturan aslinya.

"Bagaimana cara mengeluarkan sihir? Saat itu sihir muncul begitu ... memikirkan bentuknya!" Batinnya.

Terlihat Rablis menampakkan diri kepada Hatma, melangkah dengan lambat menemui lawannya. Kali ini Hatma tidak bisa lari, karena dia sadar kalau akan sulit kabur dari mahkluk ini. Sebabnya dia menarik napas dalam-dalam dan mencoba satu sihir.

...[Skill: Bolide Kecil]...

Dari cahaya kecil secara bertahap membesar membentuk bulatan api merah di ujung pedang Hatma, Hatma pula dengan senyum kecil memulai tindakan pertamanya. Dia berlari menuju Rablis itu sekuat tenaga, begitu berjarak dekat, Hatma tidak melangkah dan melemparkan Bolide ke mukanya.

Bolide meledak waktu bersentuhan dengan muka lawan, Hatma menyusul menggunakan sihir lain seusai debu serta asap mulai mereda. Dia sekarang bertumpu pada kedua kaki semasih belum lompat.

...[Skill: Melompat Jauh]...

Hatma melompat ke udara, dia mengudara sambil mengayunkan kedua pedang bercahaya biru diikuti dengan tebasan horizontal ke kiri dan kanan menggunakan dua pedang, secara bergantian. Dia sebelum akhirnya melakukan ayunan berkekuatan penuh dari posisi leher berupaya memenggal lawan.

"Arrrggg!"

Bertepatan dengan Hatma menggeram sambil menggeser pedangnya bersusah payah memotong leher lawannya, Rablis pun tidak tinggal diam dan berusaha menarik Hatma yang bersikukuh berat hati melepaskan kedua pedangnya. Hingga akhirnya dia berhasil memotong leher Rablis.

"Berhas--!"

Terlalu cepat untuk girang, Hatma lengah dan malah melepaskan genggaman tangan membuatnya terlempar oleh Rablis. Hatma terpelanting jauh lebih dari beberapa meter, akibatnya. Beruntungnya dia mendarat di tumpukkan kantong sampah penuh.

"Kamu kayak biasa, repotin doang.."

"Kakak?" Mata membelalak itu berbinar-binar. Entah menandakan kegembiraan hati atau sebaliknya.

...[Skill: Pawana Kecil]...

Pada bagian belakang tubuh Hatma muncul angin mendorong tubuhnya untuk bangun, meskipun dia merasai tulangnya seperti patah. Laki-laki ini berupaya melangkah, justru ketika menaikkan mata malah mendapatkan orang lain dan remaja yang disebutnya kakak melangkah jauh.

Terpopuler

Comments

Adzli Ardika

Adzli Ardika

baru kali ini we nemu skill pke bahasa indo:v

2022-09-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!