BAB 2

Malam yang sunyi aku tidur bersama ibu di kamar ku, menghabiskan malam untuk melepas semua keluh kesah ku, karena ini adalah malam terakhir aku tinggal bersama ibu di rumah ini.

"Bu ayu mau bilang sama ibu, nanti kalau ayu sudah tidak disini dan ibu kangen sama ayu, ibu hubungi ayu ya" ungkap ku pada ibu yang berbaring di samping ku

"iya sayang" sahut ibu sembari mengelus rambutku

"andai saja ayah masih ada, pasti aku senang jika dia melihat ku menikah" ujar ku

"ayah kamu dulu pengen sekali melihat kamu menikah, sampai-sampai ayah mu bilang sama ibu, Sarah jika nanti ayu menikah aku akan mengadakan syukuran di rumah ini"

"iya sudah jika ayu besok sudah menikah, kita adakan syukuran di rumah ini untuk mewujudkan keinginan ayah" ujar ku pada ibu

"iya nak, ibu akan adakan syukuran buat ayah kamu setelah kamu menikah besok"

Sembari berbaring aku dan ibu berbincang membahas masa lalu keluarga ku.

tentang bagaimana ayah ku yang berjuang mati-matian untuk mendapatkan cinta ibu.

Ibu ku dulu adalah gadis cantik dan juga baik hati, hingga banyak pria yang datang ke rumah ibu untuk melamarnya.

awalnya ibu tidak menyukai ayah ku yang hanya kuli bangunan dengan gajinya hanya cukup untuk makan saja.

Tapi karena kegigihan dan juga kasih sayang yang tulus ayah ku, membuat ibu merasa kalau ayah adalah laki-laki yang bertanggung jawab kepada keluarga.ngomong-ngomong soal masalalu, aku juga punya masalalu yang tidak bisa aku lupakan sampai sekarang.

Aku punya teman masa kecil yang sangat baik sampai-sampai ibu ku menganggap dia seperti anaknya sendiri.namanya Radit Adi Wijaya, tetangga ku yang sudah lama merantau ke kota, dan kabarnya sekarang dia sudah menikah dengan gadis kota yang sangat cantik.

Padahal kalo boleh jujur aku itu suka banget sama Radit, dia adalah laki-laki baik dan juga tampan tidak seperti Farhan laki-laki sombong itu.

tapi aku malah di jodohkan dengan Farhan laki-laki yang seringkali menghina dan merendahkan aku di sekolah dulu.

"ehh Bu, ngomongin masalalu aku jadi inget sama Radit, kok dia gak pernah pulang kampung ya" tanya ku pada ibu

"Radit teman kamu waktu kecil itu?" ibu balik bertanya

"iya Bu, Radit yang ibu anggap anak ibu sendiri"

"hehehe ibu juga kangen sama tu anak, udah lama ibu gak pernah liat dia"

"kata ibunya, Radit sudah menikah di kota dan tinggal bersama istrinya disana" ungkap ku pada ibu

"iya kah" ibu tidak percaya

"iya Bu kemarin aku sempat nanya sama ibunya Radit"

"syukurlah kalau dia sudah menikah" ujar ibu ku

"bagaimana kalau kita undang Radit di acara pernikahan ku besok" saran ku pada ibu

"mmmm, emang Radit mau Dateng?, dia sibuk kayaknya, soalnya untuk pulang kampung aja dia tidak punya waktu" kata ibu

"iya juga sih Bu"

Sebenarnya aku ingin sekali Radit datang di acara pernikahan ku, berharap dia bisa menghentikan pernikahan itu, karena aku tak mau menikahi laki-laki sombong seperti Farhan.

andai saja waktu bisa diputar, aku ingin mengungkapkan isi hati ku pada Radit kalau aku mencintai dirinya.

"kamu tidur, besok kamu harus bangun pagi buat melangsungkan akad bersama calon suami kamu" ucap ibu yang tengah mengelus rambut ku

"mmmm aku pengen begadang dan bercerita sama ibu" ujar ku dengan wajah cemberut

"ehhhhhh, besok kamu mau menikah masak calon pengantin begadang"

"iya udah ayu tidur" ungkap ku

tanpa sadar aku tertidur sembari memeluk ibu yang berbaring disamping ku.

Jam sudah menunjukan pukul 8 pagi, aku dibangunkan ibu untuk bersiap berangkat kerumahnya pak Yasir.

karena hari ini aku akan menikah, aku bergegas untuk mandi dan memakai gaun pengantin yang kemarin pak Yasir berikan pada ku.

Setelah aku memakai gaun pengantin itu, aku dan ibu keluar dari rumah untuk berangkat ke rumah pak Yasir.

di depan rumah ada mobil yang tengah menunggu aku dan juga ibu, mobil mewah berwarna hitam yang dihiasi bunga-bunga.

"mari kita berangkat" ungkap sopir yang membawa mobil itu

"ayok yu" ujar ibu yang menyuruh ku masuk

Aku masuk ke dalam mobil itu, didalam mobil ibu menasehati aku untuk tidak melawan kepada suami dan juga ayah mertuaku ketika aku nanti tinggal disana.

"eh yu, jika nanti kamu sudah sah menjadi menantu pak Yasir, kamu nurut apa kata mereka, agar tidak ada masalah kedepannya" saran ibu pada ku

"iya Bu, ayu akan berusaha menjadi istri dan menantu yang baik" jawab ku

Tak lama kami sampai di sebuah rumah mewah dengan fasilitas yang serba ada, rumah yang seperti istana itu adalah rumah pak Yasir.

ini adalah kali pertama, aku menginjakkan kaki di rumah mewah dan sebesar ini.

Aku masuk kedalam rumah itu dengan rasa canggung.

didalam sudah ramai dengan orang-orang yang akan menjadi saksi pernikahan aku dan juga Farhan.

aku duduk disamping Farhan untuk melangsungkan akad nikah yang di saksikan banyak orang.

"apa kalian sudah siap" tanya penghulu pada kami berdua

"iya saya siap" ucap ku berbarengan dengan Farhan

"baiklah jika kalian sudah siap mari kita mulai akad nikahnya, kemarikan tangan mu" ucap penghulu yang meminta Farhan menjabat tangannya

"bismillahirrahmanirrahim, saudara Farhan binti Abdul Yasir saya nikah dan kawin kamu dengan saudari Ayu Wulandari binti Harto dengan maskawin seperangkat alat sholat dan uang 100jt rupiah dibayar tunai" ucap penghulu yang menjadi wali nikah ku

"saya terima nikah dan kawinnya ayu Wulandari binti Harto dengan maskawin tersebut dibayar tunai"

"gimana saksi sahhh?" tanya penghulu pada para saksi nikah

"sahhhhh" teriak para saksi nikah yang hadir di acara itu

Kami berdua sudah resmi menjadi pasangan suami istri yang sah di mata hukum.

sekarang laki-laki sombong itu telah menjadi suamiku, pasti dia senang karena dia bisa menghina ku setiap hari.

Farhan memasangkan cincin di jari manis ku, aku juga memasangkan cincin di jari manisnya, yang menjadi tanda kalau kami sudah resmi menikah.

setelah acara selesai, satu persatu tamu yang datang di acara itu pulang sembari memberikan ucapan selamat pada aku dan juga Farhan.

Aku terasa lelah hari ini, melangsungkan acara pernikahan dan menyambut para tamu undangan.

rasanya aku ingin beristirahat, membaringkan diri di kasur krena badan ku sudah tidak kuat untuk berdiri lagi.

ibu ku pamit untuk pulang karena hari sudah mau sore.

"owh ya pak Yasir, saya mau pamit pulang dulu, saya titip anak saya ayu, tolong jika dia melakukan kesalahan nasehati dia dengan lembut karena dia sangat gampang menangis jika di bentak" saran ibu pada ayah mertua ku

"ibu Sarah tenang aja, sekarang ayu sudah menjadi menantu saya, akan saya didik dia seperti ibu Sarah mendidiknya" ucap pak Yasir pada ibu ku

"baiklah kalau begitu saya pamit pulang dulu, assalamualaikum" salam ibu pada kami

"walaikumsalam" kami menjawab salam ibu bersamaan

ibu ku pulang meninggalkan aku di rumah baru ku, rasa sedih terlihat di wajah ku yang berpisah dari ibu ku.

"kamu istirahat dulu yu pasti kamu lelah, dan kamu Farhan ajak istrimu untuk istirahat dikamar" ujar ayah mertuaku

"baik yah" sahut Farhan

"ayok istirahat" Farhan mengajak ku masuk ke kamar

kami berdua istirahat di kamar, karena lelah seharian menyambut para tamu yang datang.

Terpopuler

Comments

Fatimah Sardju

Fatimah Sardju

Untuk laki-laki bukan "binti" tapi "bin".
Jadi, penulisan yg benar adlh Farhan bin Abdul Yasir.

2023-04-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!