Menikah Lagi Untuk Balas Dendam
Jantung wanita itu nyaris saja berhenti berdetak ketika dengan mata kepalanya sendiri Ia melihat bagaimana suaminya mengecup bibir wanita la!n. Melupakan sumpah sehidup semati di hadapan Tuhan, melupakan wanita yang telah menjadi pendamping hidupnya selama dua tahun.
Pantas saja Dion sibuk setiap waktu, dan sekarang ia tahu kenapa. Ternyata perhatiannya yang teralih, dirampas oleh kesibukan menyenangkan diri. Mempecundangi komitmen, memasabodohkan tanggung jawab sebagai suami.
Badai di dada Erica pecah menjadi air mata. Sesaat ia hilang kewarasan, dengan brutal wanita berkaca mata dan berpakaian sedikit kedodoran itu mendobrak pintu di hadapannya, dan membuat dua insan manusia yang sedang berg*lat panas di dalam sana terkejut setengah mati.
"Erica!!"
"Dasar penghianat!! Jadi ini yang selama ini kalian berdua lakukan di belakangku?!" bentak Erica penuh amarah. "Dan kau, Sa-Ra...Di mana rasa malumu dan hati nurani mu?! Dia suamiku, adik ipar mu, tapi kenapa kau malah merampasnya dariku? KENAPA?!"
"ERICA CUKUP!!" bentak Dion dengan suara meninggi. "Aku sudah muak dengan semuanya. Dan aku sudah bosan dengan wanita sepertimu!! Aku sudah tidak mencintaimu lagi, kau memuakkan. Aku malu memiliki istri jelek sepertimu!!"
"Kalau begitu ceraikan saja aku!!" teriak Erica di depan wajah Dion.
"Ya, memang itu yang akan aku lakukan. Aku memang akan menceraikan mu, bahkan tanpa kau minta sekalipun!! Pergi dari sini dan kemasi semua barang-barang mu!! Aku.. tidak Sudi lagi hidup dengan wanita jelek dan tak berguna sepertimu!!"
"KALIAN BERDUA IBLIS, TUNGGU DAN LIHAT SAJA BAGAIMANA AKU AKAN MENGHANCURKAN KALIAN BERDUA!!" ucapnya dan pergi begitu saja.
.
.
Erica hilang kewarasan, wanita itu menyusuri jalan dengan linglung. Wajahnya sembab dan air matanya tak henti-hentinya menetes.
Jalanan ramai tak menghentikan tangisnya yang menganak sungai di pipi. Hatinya hancur berkeping-keping.
Bayangan ketika Dion mem*ngku wanita lain dan memanjakan wanita itu seperti lelaki bebas. Erica marah pada ketidakadilan ini, dan terluka parah oleh ekspresi gembira suaminya.
Ia marah pada senyum yang selalu membuatnya jatuh cinta, yang kini diberikan gratis pada wanita lain yang sebenarnya adalah kakak tiri Erica sendiri. Mengapa Dion berlari ke pelukan lain, ketika sebagai istri ia sudah berusaha menyediakan semua. Segalanya, hingga cinta untuk diri sendiri pun ia kesampingkan.
Kedua matanya yang tertutup rapat, mengirisnya demikian dalam. Ia seperti tak mengenal pria itu.
Bukan Dion Martadinata yang dihormatinya, yang menghargai nilai-nilai kesetiaan yang selama ini selalu dia junjung tinggi, meski usia mereka terpaut sepuluh tahun, bukan pria yang meminta tanggung jawab atasnya dan memohon supaya ia mau menjadi ibu dari keturunan.
Apa salahnya? Apa kurangnya? Erica tidak tau kenapa takdir begitu kejam pada dirinya. Kenapa harus semua terenggut dari hidupnya, bahkan satu-satunya hal yang menjadi sumber kebahagiaannya.
Apakah dia tak layak bahagia? Apakah dia tak pantas mendapatkan cinta yang tulus? Erica tak tau lagi, dia tak ingin mau tau lagi. Semua terlalu menyesakkan di dadanya.
TINNN....
BRAK...
Orang-orang berhamburan dan mengerumuni wanita yang nyaris saja menjadi korban kecelakaan. Tapi wanita itu tak sadarkan diri bukan karena terhantam badan mobil melainkan karena terlalu syok. Tidak ada luka sedikit pun pada tubuhnya.
Seorang pria muda terlihat keluar dari mobil mewah yang dikemudikannya yang nyaris saja memakan korban itu. Pria itu itu menghampiri kerumunan dan mendapati seorang wanita tengah tak sadarkan diri.
Tanpa sepatah kata pun pria itu mengangkat tubuh si wanita yang pastinya adalah Erica dan memasukkan ke dalam mobilnya.
Meski mobil kembali di hidupkan dan mobil mewah itu mulai melaju meninggalkan lokasi kecelakaan. Di tengah kesibukannya mengemudi. Pria itu terlihat mengutak-atik ponselnya kemudian menghubungi seseorang.
"Siapkan pakaian ganti untuk wanita ini, air untuk mandi dan juga kamar. Aku nyaris saja menabrak seseorang dan saat ini dia sedang tak sadarkan diri di dalam mobilku."
"APA?! KAU NYARIS SAJA MENABRAK ORANG? BAGAIMANA BISA?!"
"Berhentilah bertanya dan lakukan saja yang aku perintahkan!!" dan lelaki muda nan tampan itu memutuskan sambungan telfonnya begitu saja. Ia terlalu malas mendengar ocehan orang yang ia hubungi itu."
-
-
"Dion, kenapa kau setuju untuk bercerai darinya begitu saja? Apa kau lupa, tanpa tanda tangan darinya kita tidak bisa menikmati semua harta yang di tinggalkan oleh mendiang ayahmu?"
Dion membuka matanya setelah mendengar ucapan Sarah, bagaimana dia tidak memikirkan hal itu? Bagaimana dia bisa lupa jika wanita yang baru di talaknya itu memegang stempel dan wewenang atas seluruh harta kekayaan keluarganya.
"Sialan, kenapa kau tidak mengingatkan dari tadi? Kenapa sekarang kau baru memberitahuku?" bentak Dion marah.
"Bagaimana aku mau mengingatkanmu sedangkan kau saja sudah seperti orang kesetanan. Sebaiknya segera cari dia dan minta maaf padanya sebelum semuanya terlambat. Dia sangat mencintaimu, pasti dia akan memaafkan mu jika kau memohon dan memintanya untuk kembali."
Dion mengacak kasar rambut hitamnya."Arkhh, benar-benar merepotkan." Dion mengeram marah. Pria itu memakai kembali pakaiannya dan pergi begitu saja.
-
-
Erica membuka matanya dan mendapati dirinya berada di dalam ruangan asing. Ruangan itu di dominasi warna putih dan gold yang elegan. Erica mencoba bangkit dari berbaring nya, sebelah tangannya mencengkram kepalanya yang serasa ingin pecah.
Wanita cantik itu tak tau di mana dia berada saat ini. Ruangan itu begitu asing.
"Nona, Anda sudah sadar?" tegur seorang wanita saat melihat Erica yang sedang duduk bersandar di atas tempat tidurnya.
"Ini di mana? Dan bagaimana aku bisa ada di sini?" tanya Erica penasaran.
"Tuan muda yang membawa Anda kemari, dan beliau juga yang meminta kami untuk membersihkan tubuh Anda serta mengganti pakaian yang Anda kenakan tadi." Jelas pelayan itu.
"Lalu di mana, Tuan Muda mu sekarang?" tanya Erica pada pelayan itu.
"Beliau sudah terbang ke China satu jam yang lalu. Dan mungkin baru kembali Minggu depan, dan tuan muda berpesan supaya Anda tidak merasa sungkan. Semua yang Anda butuhkan telah tuan muda siapkan. Jadi sebaiknya Anda tidak pergi kemanapun sebelum tuan muda kembali."
Erica tak memberikan jawaban apa-apa. Sebagai gantinya wanita itu menganggukkan kepala.
Setelah pelayan itu pergi. Di dalam ruangan itu hanya ada Erica sendiri. Wanita itu berjalan menuju jendela yang ada di sisi ranjang besarnya. Di luar sudah semakin gelap dan langit malam penuh dengan jutaan bintang serta sang Dewi malam berpendar di atas singgah sananya.
Erica menutup matanya. Wanita berdarah campuran itu mencoba meredam rasa sesak yang menghimpit dadanya. Terlalu menyakitkan sampai-sampai membuatnya ingin mati.
Dikhianati oleh dua orang yang paling dia percaya membuat hati Erica hancur berkeping-keping. Erica ingin sekali pergi sejauh mungkin dari dunia ini dan pergi ke tempat di mana hanya kebahagiaan yang bisa dia temukan. Tapi jika dia melakukannya maka Erica hanya akan menjadi pengecut.
"Tunggu dan lihat saja bagaimana aku akan menghancurkan kalian berdua. Suatu saat nanti aku pasti akan kembali sebagai neraka kalian berdua!!"
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Puspa Trimulyani
wanita yang kuat,aku suka🥰🥰🥰
2023-04-11
0
Bundha Shantie
mampir thor...kayakx seru nc
2023-02-03
0
Supi
mampir
2022-10-09
2