Alif memegang bibirnya yang dicium oleh Bulan, walau hanya sebuah kecupan tapi Alif masih bisa merasakan bekas bibir kenyal gadis itu. Diusianya yang menginjak kepala tiga, ini pertama kalinya Alif disentuh oleh makhluk yang bernama wanita selain ibunya.
"Kenapa dari tadi bibir itu kau pegang-pegang terus?" tanya bang Ucok dengan logat bataknya yang heran melihat Alif.
Alif tersentak dengan ucapan bang Ucok, dia tidak sadar kalau sejak tadi bang Ucok memperhatikannya. Alif tersenyum kikuk, ia bingung harus menjawab apa. Ia masih kesal mengingat perbuatan Bulan padanya.
"Hmm.. tadi ada perempuan gila nyium saya, bang!" Keluh Alif pada bang Ucok, mereka sedang berada di pantri karena saat ini jam istirahat dan hanya ada mereka berdua disana.
"Bah... Hahahaha..." bang Ucok ketawa ngakak, mendengar keluhan Alif.
"Kasian sekali bibir kau itu, ganteng-ganteng disosor orang gila." Ucap bang Ucok disela tawanya, ia terus ketawa terpingkal-pingkal tidak bisa menahan rasa geli membayangkan Alif dicium perempuan gila.
"Cantik tidak perempuan yang nyium kau itu?" bang Ucok masih cekikikian.
Pikiran Alif langsung terbayang sosok Bulan, gadis cantik yang begitu sempurna. Jujur Alif mengakui kecantikan Bulan, tapi melihat kelakuannya sama saja dengan perempuan penggoda di luar sana.
"Percuma cantik, bang. Kalau engga bisa jaga diri!"
"Lhah, ngga bisa jaga diri? tak ngerti aku maksud kau, coba kau jelaskan." Pinta bang Ucok yang bingung dengan kalimat yang Alif ucap.
Alif menghirup nafas dalam, "Saya ngga sengaja kemarin nolongi seorang perempuan, dia hampir jatuh didepan toilet. Nah, tadi saya ketemu lagi sama perempuan itu. Dia nyium saya bahkan dia ngajak saya nikah, menurut abang gila engga tuh perempuan. Berani cium seorang pria yang engga di kenalnya."
"Berarti yang cium bibir kau itu, tamu hotel sini. Wah, beruntung sekali perempuan itu."
"Coba aja yang nyium kau itu anak pak Boss, kau yang beruntung." tambah bang Ucok lagi.
"Beruntung apanya, yang ada buntung bang. Bibir saya ternoda sudah." Kata Alif.
"Eh, kau ini tidak tau saja. Anak pak Boss, beuuhh... cantiknya kayak bidadari turun dari kayangan, banyak karyawan sini berharap jadi pacarnya." Jelas bang Ucok.
"Tapi saya tidak berharap, bang." Alif tidak mau pusing harus berurusan dengan perempuan. Apalagi perempuan dengan tingkah seperti Bulan, bisa stroke akibat darah tinggi.
"Kau belum liat, kalau sudah liat aku jamin kau tidak bisa tidur tujuh hari tujuh malam tujuh purnama." Ujar bang Ucok.
"Abang terlalu berlebihan."
"Kau ini, di bilang sama orang tua tidak percaya."
*****
Setelah berganti shift dengan yang lain Alif segera menuju ketempat parkir hotel mengambil motor, kemudian melajukan motornya kembali kerumah. Tapi sebelum itu, ia akan singgah sebentar untuk mengisi lambungnya.
Saat berhenti dipersimpangan lampu merah, Bulan yang saat ini akan pergi bersama kedua bestienya tidak sengaja melihat kearah samping kanan. Dimana disana tampak seorang pria yang sedang duduk diatas motornya juga melihat kearah kirinya dengan kaca helm terbuka sehingga Bulan dengan jelas bisa melihat siapa pria itu. Tapi sayangnya karena kaca mobil Bulan gelap, ia tidak bisa melihat kedalam mobil.
"Mas Alif." Gumam Bulan, wajahnya berseri-seri melihat pria yang dicintainya.
"Kita emang JODOH, mas." imbuhnya lagi, betapa senangnya Bulan bisa melihat sang pangerannnya.
Lampu berubah hijau, Bulan yang tadinya akan mengambil jalur lurus, kini ikut berbelok kekanan mengikuti Alif sampai motor yang dikendarain oleh Alif berhenti disebuah tenda pinggir jalan yang bertuliskan ayam bakar 'MANG MAUN'. Melihat Alif turun dari motornya dan masuk kedalam tenda itu, Bulan juga ikut masuk dan melupakan janjinya untuk bertemu kedua bestie somplaknya itu.
Setelah menulis pesanannya dan menyerahkan pada pelayan, Alif bermain dengan ponselnya sambil menunggu makanan datang. Tanpa menyadari Bulan telah duduk disampingnya.
"Mas serius banget sih dengan ponselnya,sampai aku dianggurin." Kata lembut dan manja itu berhasil membuat Alif terlonjak kaget hampir saja menjatuhkan ponsel miliknya. Beruntung dia duduk dipojok paling belakang sehingga tidak menarik perhatian pengunjung lain.
"K-kamu!" Alif sampai kesulitan untuk berbicara karena begitu terkejut melihat Bulan, tiba-tiba saja sudah ada bersamanya.
"Iya, aku. Calon istrimu." Sahut Bulan santai tanpa merasa berdosa sedikitpun telah membuat jantung Alif memompa darah sangat cepat karena kedatangannya seperti hantu.
"Mau ngapain kamu disini? kamu ngikutin saya?" selidik Alif setelah berhasil menguasai diri.
"Mas aneh, ya makanlah kesini masak mau shopping!" Bulan menjawab dengan merengut.
"Iya.. saya tau, tapi kenapa ka--"
"Udah jangan banyak protes, makanannya datang." Potong Bulan cepat begitu melihat seorang anak remaja datang dengan membawa pesanan mereka.
"Kenapa Ayamnya dua nasinya cuma satu?" tanya Alif begitu makanan tersaji diatas meja.
"Kita akan makan sepiring berdua, mas. Mas yang akan menyuapi aku makan." Ucap Bulan dengan senyum di wajahnya.
"Hah, tidak-tidak kamu makan sendiri. Jangan mengganggu makan saya."
Alif bersiap untuk makan, dengan usilnya Bulan menangis tiba-tiba membuat pengunjung lain melihat ke arah mereka. Seketika mereka menjadi pusat perhatian.
"Aduuh, napa pakai nangis segala sih!" Alif berdecak kesal, melirik tajam pada Bulan.
"Mas, pacarnya kenapa dibuat nangis?" ucap seorang ibu-ibu yang duduk tak jauh dari mereka.
"Eh, di-dia bukan pacar saya bu!" Alif gelagapan.
"Saya istrinya." Kedua mata Alif terbelalak dengan ucapan Bulan.
Istri? beo Alif dalam hati.
"Saya lagi ngidam bu, pengen makannya di suapin, tapi suami saya nolak katanya malu dilihat sama yang lain." Lanjut Bulan lagi dengan suara serak karena ia benar-benar menangis.
Astagaa... perempuan penggoda ini bikin kepala aku mau pecah. Alif mengumpat dalam hati.
"Oalah, ya engga apa toh mas. Biasa itu bawaan janin harus dituruti biar engga ileran anaknya. Mas juga harus banyak sabar hadapi istrinya yang sedang hamil, biasa wanita hamil itu perasaannya sangat sensitif." ucapan ibu tadi membuatnya semakin geram dengan gadis disampingnya itu. Ingin rasanya dilipat-lipat kecil gadis itu dan dimasukin kedalam saku celananya.
Ya Tuhan, nganu-nganu belum. Udah hamil. Sahut Alif dalam hati.
"Ayok mas, aku sudah sangat lapar. Apa kamu tega liat anak dan istri kamu kelaparan." Bulan menahan tawanya melihat wajah kesal Alif. Ia tersenyum penuh kemenangan.
Alif menghirup nafas dalam-dalam, dengan memaksakan senyum di wajahnya. Ia menyuapi Bulan dengan lembut dan juga dirinya hingga makan malam yang romantis ala Bulan selesai.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Hari ini Up satu dulu ya bestie, besok kita lanjut lagi... kasian Babam Alif, kita kasih nafas sebentar jangan sampai darah tinggi.
Kita siapin Stok sabar yang banyak dulu ya bestie 🤧
jangan lupa LIKE, KOME, dan VOTE bestie
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Tita Puspita Dewi
nganunya online ya mas? 😁
2022-11-19
1
Bundanya Robby
nah punya 1 lagi aku nya ...Alif .yg 2 ...bisa aku lupain bentar...🤣
2022-08-10
0
hary as syifa
lagi...lagi...up lagi...
2022-08-10
0