Waktu sudah larut malam, namun Keisya masih menunggu kepulangan suami nya itu di ruang depan.
Berkali kali ia menyibak hordeng jendela nya, berharap jika suami nya itu sudah ada di depan. Namun percuma saja, sama sekali tidak ada.
Keisya sesekali menguap, sambil memeluk bantal sofa di perut nya.
Hingga beberapa saat kemudian.
Terdengar suara mobil memasuki halaman rumah nya. Keisya mengintip dari balik gordeng dan tersenyum.
Tidak begitu lama, kini suara pintu rumah nya terbuka. Keisya langsung beranjak menuju pintu.
"Sudah pulang mas." Ucap Keisya pelan.
"Ehhh.." Diandra yang sedang mengunci pintu tersentak kaget karna kedatangan Keisya yang tidak di sadari nya.
Keisya tersenyum sambil menundukan kepala nya.
Keisya mengulurkan tangan nya.
Diandra diam beberapa saat, hingga dia ikut mengulurkan tangan nya.
Keisya mencium tangan suami nya itu dengan malu malu.
"Mau aku buatin teh atau susu mas?" Tawar Keisya sambil berjalan di belakang suami nya.
"Kopi hitam." Jawab Diandra tersenyum sambil menatap Keisya.
Keisya yang di tatap seperti itu kembali menundukan wajah nya.
"Maaf mas, bukan Kei tidak mau. Tapi ini sudah larut malam, takut nya jika minum kopi mas nanti tidak bisa tidur." Ujar Keisya pelan dan sedikit ragu ragu, takut suami nya itu marah dengan penjelasan nya.
"Oh iya juga ya.."
"Teh aja kalo gitu." Jawab Diandra.
Beberapa saat kemudian Keisya pergi menuju dapur untuk membuatkan segelas teh hangat untuk suami nya itu.
Sambil mengaduk sedikit gula dalam cangkir, Keisya melantukan sebuah Ayat ayat suci Al qur'an.
Berdo'a untuk suami nya yang baru saja pulang itu.
"Ini mas.."
Keisya duduk di sebrang Diandra yang sedang makan.
"Kamu ga makan?" Tanya Diandra.
Keisya menggelengkan kepala nya.
"Emm, maaf mas tadi aku makan duluan, jadi maaf sekali aku tidak menunggu kamu pulang dahulu untuk makan bersama." Jawab Keisya.
Mendengar itu Diandra langsung menghentikan aktivitas makan nya sejenak.
Padahal hanya perkara makan saja, tapi kenapa Keisya sampai meminta maaf pada nya. Itu membuat Diandra kini mempunyai pandangan baru tentang istri nya itu, menambah sedikit pengetahuan nya tentang Keisya, selain dari ibu nya tadi siang.
"Masuk lah duluan, aku masih ada beberapa urusan." Ucap Diandra sambil meneguk sedikit teh.
Keisya yang sedari tadi diam saja langsung mengangkat kepala nya.
"Mas mau kemana lagi?" Tanya Keisya ragu ragu.
Diandra tersenyum menatap istri nya itu.
Lalu menjelaskan bahwa dia tidak akan pergi kemana mana, hanya akan membereskan beberapa urusan lewat ponsel nya saja sebentar.
Mendengar itu Keisya mengangguk anggukan kepala nya dan sesaat kemudian pergi kedalam kamar, menuruti pinta sang suami. Karna dia sendiri juga sudah sangat mengantuk.
Pagi hari.
Keisya seperti biasa menunaikan ibadah nya terlebih dahulu sebelum mengawali aktivitas nya hari ini.
Sudah dua malam ini dia kurang tidur, menjadikan diri nya selalu di selingi oleh menguap dalam segala aktivitas nya.
Namun Keisya sadar, dia adalah seorang perempuan bersuami sekarang. Dan dia tidak akan meninggalkan pekerjaan nya hanya untuk tidur.
"Ayo makan mas.." Ajak Keisya.
Beberapa saat kemudian Keisya dan Diandra telah selesai sarapan.
Seperti biasa, Diandra langsung berpamitan kepada Keisya untuk pergi.
Sedangkan Keisya melanjutkan aktivitas yang belum selesai.
Menjelang siang semua aktivitas di rumah nya ini telah selesai, Keisya duduk di ruang tv sambil menikmati segelas susu hangat.
Perlahan lahan, rasa kantuk itu kembali datang. Beberapa kali Keisya mencoba untuk membuka matanya kembali namun tetap saja pada akhir nya dia tertidur di sofa depan tv.
Keisya terbangun dan mengerjap ngerjapkan matanya.
"Astagfirullah aku ketiduran." Gumam nya sambil membenarkan posisi nya.
Keisya melihat jam di ponsel nya, ternyata sudah sore. Akhirnya dia bangun dan menuju kamar mandi, untuk bersih bersih sekalian mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat ashar yang telah lewat beberapa menit.
Di tempat lain.
Terdengar suara orang orang tertawa dengan begitu bahagia nya.
Terlihat Diandra dan beberapa teman teman nya sedang berkumpul.
"Gue gabisa minum banyak dulu." Ujar Diandra.
"Kenapa? lu takut sama istri lu?" Tanya salah seorang teman nya.
Saat ini, Diandra sedang berkumpul dengan semua teman teman nya di salah satu cafe sederhana yang selama ini menjadi tempat nya untuk bersenang senang.
Tidak mempermasalahkan ukuran cafe sederhana ini, Diandra selalu nampak tertawa lepas dan enjoy dengan semua teman teman nya disini.
"Bukan gitu, malam ini gue harus ketemu ayah gue dulu." Jelas Diandra.
Semua teman teman nya itu tidak mau mendengarkan penjelasan dari Diandra. Hingga dengan sedikit terpaksa Diandra harus tetap meneguk gelas demi gelas berisi minuman beralkohol itu.
Hari sudah malam.
Namun Diandra dan semua teman nya masih saja terus menuangkan minuman itu.
Terdengar racauan demi racauan keluar dari mulut teman nya yang sudah di luar kendali karna terlalu banyak minum.
"Tambah lagi!" Teriak salah satu teman nya sambil mengangkat tangan nya yang memegang gelas.
Seketika teman teman nya yang lain juga melakukan hal yang sama, mengangkat tangan nya sambil berteriak teriak tidak jelas. Termasuk Diandra yang kini sudah kehilangan kendali.
Hingga malam sudah semakin larut.
Kini tidak ada lagi kebisingan, hampir semua teman teman nya terkapar di atas sofa sederhana yang tersedia di cafe ini.
Diandra bangun dan mencoba untuk mengumpulkan kesadaran nya.
Ia melihat jam di ponsel nya, 02.10.
Diandra menguap dan beranjak dari sofa, berjalan menuju pinggir jalan dan masuk kedalam mobil nya.
Dalam keadaan masih di pengaruhi oleh alkohol, Diandra memacu mobil nya. Namun dengan kecepatan yang pelan.
Karna dia sendiri takut dan tidak berani membawa mobil secara kencang dalam kondisi di pengaruhi alkohol seperti ini.
Hingga waktu cukup lama berlalu kini dia telah sampai di halaman rumah nya.
Baru saja keluar dari mobil, dia merasakan kepala nya sedikit pusing dan memanas.
Dengan sempoyongan dia tetap berjalan menuju pintu.
Ceklek, Diandra membuka pintu.
Kondisi rumah nya sudah gelap, dan mungkin Keisya sudah tidur duluan. Pikir Diandra.
Namun beberapa detik kemudian lampu rumah nya tiba tiba saja menyala, samar samar dalam keadaan yang kini dirasa semakin pusing Diandra melihat Keisya menghampiri nya sambil tersenyum.
"Sudah pulang mas.." Keisya menyalami tangan nya.
"Uuuooeee..." Tiba tiba saja Diandra muntah dan terjatuh.
Pukul 10.00.
Diandra membuka matanya, dia melihat dirinya sudah berada di dalam kamar.
Diandra mencoba untuk bangun, namun sedetik kemudian dia meringis sambil memegangi kepala nya yang terasa berat dan pusing.
"Mas, sudah bangun.." Terdengar suara Keisya menghampirinya.
Diandra menatap istrinya itu.
Keisya membalas tatapan suami nya itu sambil tersenyum. Namun beberapa saat kemudian seperti biasa, Keisya menundukan kepala nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
anggita
👍👍,,
2022-11-10
0
rimbi_123
cerita nya bagus thorr aku mampirrr
2022-08-31
1