Hari pernikahan Keisya telah tiba.
Tidak ada acara resepsi dalam pernikahan nya, itu permintaan dari Keisya.
Hanya acara akad saja yang akan di lakukan di salah satu mesjid terdekat di kampung nya saja.
"Cucu nenek cantik sekali." Ucap nenek melihat Keisya dengan gaun pengantin nya.
Keisya tersipu malu mendengar pujian dari sang nenek.
"Apa kamu sudah siap?" Tanya kakek yang datang ke kamar nya.
Keisya mengangguk.
"Sebentar lagi rombongan dari mempelai lelaki akan sampai." Lanjut kakek.
Tidak bisa di pungkiri, jantung nya kini sedang berdetak sangat kencang.
Namun Keisya berusaha menyembunyikan kegelisahan hati nya itu.
Beberapa saat kemudian.
Kini Keisya dan seluruh keluarga nya sudah berada di mesjid, begitupun dengan rombongan mempelai lelaki.
Tidak lupa, beberapa tokoh masyarakat dan tokoh agama terdekat juga turut menghadiri acara akad Keisya.
"Bagaimana? apa calon mempelai pria sudah siap?" Tanya penghulu.
"Siap." Jawab Diandra sambil mengangguk.
Ini pertama kali nya bagi Keisya mendengar suara calon suami nya itu, namun tidak dengan wajah nya.
Keisya masih menundukan kepala nya, sama sekali tidak berani menatap nya bahkan untuk sekedar melirik saja dia tidak berani.
"Bismilallahirrahmanirrahim.."
Beberapa saat kemudian.
"SAH.." Ucap semua orang serentak.
"Alhamdulillah.."
Nenek dan kakek bergatian memeluk cucu nya tersebut.
Suasana di mesjid penuh dengan suka cita.
Hingga hari kini menjelang sore.
Keisya merapihkan beberapa pakaian nya, dia akan langsung di boyong ke kota oleh keluarga baru nya itu.
Nenek dan kakek nya tidak bisa berbuat apa apa, hanya bisa mendo'a kan saja yang terbaik untuk cucu tersayang nya itu.
"Berbakti lah pada suami mu nak.." Ucap nenek melepas kepergian Keisya.
Malam Hari.
Kini Keisya sudah sampai di rumah baru nya.
Rumah yang telah sengaja di siapkan untuk Keisya dan Diandra.
"Nak, mulai sekarang ini adalah rumah mu, anggap lah ibu dan ayah sebagai orangtua mu. Jangan sungkan untuk meminta apapun pada kami." Jelas ibu.
Keisya mengangguk, ia merasa terharu dengan kebaikan yang di tunjukan oleh kedua mertua nya.
"Makasih mama." Keisya memeluk ibu mertua nya.
Selagi Diandra membereskan barang bawaan mereka, di bantu oleh sang ayah.
Keisya dan ibu melihat lihat sekitar, sambil membuatkan kopi dan camilan untuk suami mereka masing masing.
"Semua kebutuhan dapur kamu sudah ibu penuhi, tapi jika ada yang kurang kamu jangan sungkan bilang sama ibu ya.."
Keisya kembali tersenyum sambil menggangukan kepala nya.
Kini semua orang telah berkumpul di ruang keluarga.
Keisya masih merasa canggung dengan keluarga baru nya ini, namun karna sang ayah yang selalu bercanda, Keisya menjadi sedikit nyaman.
"Udah bu, ayo kita pulang. Jangan menganggu malam pertama anak kita." Ucap ayah sambil tertawa.
Keisya menundukan kepala nya menahan malu, mendengar penuturan ayah mertua nya.
Beberapa saat kemudian.
Kini kedua mertua nya telah pulang, hanya tinggal Keisya dan Diandra saja.
Keisya sangat merasa gugup, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang.
"Emm, mas.. mau aku buatin sesuatu?" Ucap Keisya.
Diandra menatap Keisya.
Keisya langsung menundukan kepala nya ketika mendapat tatapan dari suami nya itu.
"Tidak usah, ini sudah malam. Mari kita istirahat." Ajak Diandra.
Deggg, Keisya kembali merasakan jantung nya berdetak dengan cepat, jika untuk istirahat artinya mereka akan pergi kedalam kamar.
Jujur saja, Keisya belum siap untuk itu semua, namun mau tidak mau dia harus siap jika suami nya itu meminta hak nya pada malam ini.
Keisya duduk di tepian tempat tidur nya.
Sementara Diandra berada di dalam kamar mandi.
Ceklek, suara pintu kamar mandi terbuka.
Keisya menutup matanya, jantung nya berdetak lebih cepat lagi.
"Kenapa belum tidur?" Tanya Diandra.
"A, aku.." Keisya terbata bata bahkan tidak tahu harus berkata apa.
"Kenapa menutup mata?" Tanya Diandra lagi.
"Mmmm"
Diandra tertawa, dia tahu istri nya itu tengah malu.
Apalagi mengingat dirinya baru saja keluar dari kamar mandi, mungkin Keisya mengira Diandra keluar tanpa mengenakan pakaian.
Diandra berjalan, semakin mendekatkan diri nya dengan Keisya hingga Keisya bisa merasakan hembusan nafas Diandra.
Keisya semakin menutup rapat mata nya, sampai menungkup kedua tangan nya untuk menutup wajah nya.
"Ayo buka.." Bisik Diandra.
Keisya terkesiap mendengarkan perkataan Diandra.
"Buka lah.." Bisik nya lagi.
"Hahahah.." Tiba tiba Diandra tertawa dan menjatuhkan badan nya sendiri di atas tempat tidur.
"Buka lah mata mu, aku memakai pakaian dan aku tidak akan berbuat macam macam padamu, jadi kemari lah kita tidur." Jelas Diandra.
Mendengar itu, Keisya perlahan lahan membuka mata nya.
Dia memberanikan diri untuk melirik suami nya, dan ternyata benar. Diandra memakai pakaian.
"Mandi lah, suapaya badan nya segar dan enak. Setelah itu tidur lah." Kata Diandra.
Keisya mengganguk, dan berjalan menuju lemari, ia mengambil pakaian dan segera masuk kedalam kamar mandi.
Di dalam kamar mandi, Keisya memegang dada nya. Jantung nya hampir saja berhenti berdetak tadi pada saat Diandra berbisik padanya.
Entah apa yang akan terjadi padanya jika seandainya bukan hanya sebuah bisikan saja yang dia terima.
"Astagfirullah." Gumam Keisya.
Dia benar benar harus mandi saat ini, karna selain jantung nya yang tiba tiba hampir berhenti berdetak, tubuh nya tiba tiba terasa sangat panas saat ini.
Beberapa saat kemudian, Keisya keluar dari kamar mandi.
Dia melihat suami nya itu sudah terlelap dalam tidur nya.
Keisya memperlambat langkah nya, berharap sang suami tidak terganggu dalam istirahat nya.
Keisya mengambil mukena dan sejadah nya.
Sebelum tidur Keisya ingin melaksanan shalat isya terlebih dahulu.
Selesai shalat, Keisya mengambil Al qur'an, dan mulai membaca nya.
Lantunan ayat ayat suci Al qur'an terdengar sayup sayup di kamar nya ini, karna Keisya juga memelankan suara nya.
Beberapa saat kemudian, Keisya sudah selesai. Dia kembali merapihkan mukena dan sejadah nya.
Saat dia berbalik, ternyata Diandra sedang menatap nya.
"Eh, maaf keganggu ya.." Ucap Keisya.
Diandra tersenyum.
"Engga, aku suka mendengar suara mengaji mu." Puji Diandra.
Tiba tiba saja, pipi Keisya kini terasa panas. Karna mendapatkan pujian dari sang suami.
Ia menjadi sedikit salah tingkah sampai sampai lupa untuk menyimpan mukena dan sejadah nya.
"Kenapa itu masih di pegang?" Tanya Diandra menunjuk tangan Keisya.
"Eh, eh iya.." Keisya tersadar dan masih saja salah tingkah.
Dengan sedikit buru buru Keisya menyimpan sejadah itu dan membuka pintu kamar.
"Mau kemana?" Tanya Diandra.
"Eh itu, itu.." Ucap Keisya terbata.
Diandra beranjak dari tempat tidur dan menghampiri Keisya yang masih berdiri di depan pintu.
"Kemana?" Bisik nya sambil terus mendekat.
Keisya mundur perlahan lahan hingga tubuh nya mentok pada pintu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Sita Sit
Keisya wanita Solehah ,semoga Diandra cepetan jatuh cinta sama keisya
2024-11-02
0