Eps 3

Terdengar suara adzan shubuh berkumandang.

Keisya beranjak bangun dari tempat tidur nya, dan bergegas menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu.

Pelan pelan, Keisya menggelar sejadah nya. Karna takut membangunkan sang suami yang masih terlelap dalam tidur nya.

Sebelum melaksanakan shalat, Keisya melirik suami nya itu sebentar.

Dalam hati nya, ia ingin sekali bisa shalat berjamaah dengan sang suami sebagai imam nya. Mungkin hidup nya akan benar benar lebih bahagia jika itu sampai terjadi.

Keisya tersenyum membayangkan hal itu.

Selesai shalat Keisya membuka Al qur'an. Ia ingin mengaji dulu sebentar sebelum mengawali aktivitas nya di pagi hari ini.

"Shadaqallahuladzim." Keisya menutup Al qur'an nya.

Keisya kembali melirik suami nya. Masih sama, Diandra masih terlelap dalam tidur nya.

Pagi hari.

Diandra membuka mata nya, ia mengerjap ngerjapkan mata nya beberapa kali dan melihat jam di ponsel nya.

Pukul 7.15. Ini benar benar masih terlalu pagi bagi Diandra yang memang sebelum nya suka pulang nongkrong dengan teman teman nya sampai larut, dan pulang menjelang pagi.

Rasanya sedikit aneh bagi nya jika terbangun di jam yang sebelum nya dia baru saja tidur.

Ada beberapa notifikasi di ponsel milik nya, sebelum ke kamar mandi ia membalas semua pesan dari teman teman nya itu.

Diandra tersenyum, ketika membaca satu pesan dari salah satu sahabat nya yang bertanya kapan sekira nya dia bisa ikut nongkrong kembali.

Mengingat itu seketika membuat Diandra merindukan semua teman teman nya.

Di dapur.

Keisya baru saja selesai memasak, sambil menata semua hidangan nya sesekali ia terlihat menguap.

Itu semua karna semalaman ia tidak bisa tidur dengan nyenyak, karna sebelum nya di goda oleh suami nya itu.

Badan nya terasa panas dan sesekali ada keringat keluar dari pelipis nya, sambil membelakangi suami nya Keisya berusaha untuk tidur, walau pada akhirnya dia memang tidak bisa tidur.

"Wah banyak sekali masak nya.." Ucap Diandra yang tiba tiba saja ada di sebelah nya sambil mengusap usap rambut nya yang masih basah.

Keisya tersenyum.

"Makan mas." Ajak Keisya.

Tidak menolak dan tanpa banyak basa basi, Diandra langsung duduk di meja makan untuk menyantap hidangan sarapan nya.

Selesai sarapan Keisya duduk di ruang tv, ia bingung harus melakukan aktivitas apa lagi karna semua pekerjaan rumah sudah beres.

Beberapa saat kemudian.

Diandra turun dan menghampiri nya.

"Kei, hari ini aku ada pertemuan sama ayah. Ada beberapa hal yang harus aku bicarakan dengan nya tentang perusahaan yang akan aku pimpin nanti. Jadi kemungkinan aku bakal pulang malam." Jelas Diandra.

Keisya tersenyum, tentu saja dia senang mendengar hal itu. Karna bagi dirinya berarti Diandra suami nya itu menyadari tanggung jawab nya sebagai seorang suami.

"Iya mas. Hati hati ya." Jawab Keisya pelan.

"Aku mau berangkat sekarang, kamu jangan menunggu ku pulang."

Keisya mengantar Diandra sampai depan gerbang rumah nya.

Perlahan, mobil Diandra melaju keluar dari komplek perumahan elite ini, hingga mobil nya tidak dapat terlihat lagi, Keisya kembali masuk kedalam rumah.

***

"Buka pak!" Ucap Diandra datar kepada salah satu security yang berjaga di rumah orangtua nya.

"Baik tuan." Dengan sigap sang security langsung membuka gerbang.

Diandra memasuki pekarangan rumah mewah bak istana ini.

"Eh sayang.." Ibu keluar, menyambut kedatangan putra tunggal nya itu.

"Bagaimana?" Goda sang ibu.

Diandra terdiam beberapa saat mendengar pertanyaan itu dari ibu nya.

Dia tahu, ibu nya itu tengah menanyakan Keisya istri nya.

"Biasa aja bu, tapi dia pinter masak." Jawab Diandra datar sambil masuk kedalam rumah, diikuti oleh sang ibu dari belakang.

Diandra dan ibu duduk di sofa ruang keluarga.

"Bi, buatkan kopi." Ucap Diandra sedikit teriak ketika melihat salah satu ART lewat menuju dapur.

"Baik tuan."

Diandra menyandarkan badan nya, dan menutup mata.

"Sayang, kamu masih ingat pesan ibu kan?" Tanya ibu.

"Ingat nak, walaupun kamu tidak mencintai istri mu itu. Kamu harus tetap memperlakukan nya dengan baik. Jangan sekali kali kamu bersikap kasar padanya." Kata ibu lirih.

"Hhhhh" Diandra menghela nafas sejenak.

"Iya bu, Andra bakal perlakukan dia dengan baik sesuai apa perkataan ibu." Diandra tersenyum menatap ibu.

Ibu membalas senyuman putra kesayangan nya itu.

"Sukurlah nak kalau begitu, ibu yakin suatu hari nanti kamu pasti bisa mencintai istri mu itu, dia perempuan yang baik. Sama seperti ibu nya dulu."

Mendengar penuturan ibu nya barusan membuat Diandra menautkan kedua alis nya dan menatap lekat wajah ibu nya.

"Apa maksud ibu? bukan kah kedua orangtua perempuan itu telah meninggal?" Tanya Diandra.

Ibu kembali tersenyum, mungkin ini saat yang tepat bagi ibu nya itu untuk bercerita tentang bagaimana kehidupan dia dulu sebelum menikah dengan ayah nya sekarang.

Farida, ibu dari Diandra itu dulu hanya seorang gadis kampung biasa, dari masa masa sekolah smp hingga sma Farida mempunyai satu teman baik. Yang selalu menjadi tempat dia untuk berbagi cerita dalam segala hal.

Hingga mereka berdua lulus sekolah, dan persahabatan mereka mulai renggang, karna kedua nya telah mempunyai kesibukan masing masing.

Farida pergi berangkat ke kota untuk bekerja, dan teman nya Nur cahya menjadi seorang guru mengaji. Mengajarkan semua anak anak kecil di kampung nya tentang ilmu agama.

Beberapa tahun telah berlalu, tidak terasa hingga Farida dan Nur cahya sudah sama sama memiliki seorang anak.

Meskipun sudah tidak saling bertukar kabar, namun Farida selalu meluangkan waktu untuk menemui sahabat nya itu ketika dia pulang kampung.

Hingga pada suatu hari Farida mendapatkan sebuah kabar yang benar benar membuat dirinya syok.

Kabar meninggal nya Nur cahya dan suami nya karna sebuah kecelakaan.

"Tapi kan rumah nenek tidak di kampung itu?" Heran Diandra.

"Iya nak, tapi jika kamu sering ikut saat ibu mengajak mu menengok nenek mu itu, pasti kamu akan sadar. Bahwa kampung nenek mu itu hampir bersebrangan dengan kampung istri mu." Jelas ibu.

Diandra memang selalu menolak jika dia di ajak untuk pergi ke rumah nenek nya, hanya beberapa kali saja dia ikut.

Jadi wajar saja, jika dia sendiri tidak menyadari betapa dekat nya rumah sang nenek dengan rumah istri nya itu di kampung.

"Jadi secara tidak langsung ibu memang sudah mengenal Keisya dari lama?" Tanya Diandra.

Ibu tersenyum dan menganggukan kepalanya.

Lalu kembali memberi penjelasan tentang kenapa ibu akhirnya menjodohkan Keisya dengan dirinya.

"Iya bu, kalau soal mengaji aku akui dia pandai. Sudah dua malam ini setiap subuh aku mendengar dia mengaji selepas shalat subuh." Lirih Diandra.

Episodes
1 Eps 1
2 Eps 2
3 Eps 3
4 Eps 4
5 Eps 5
6 Eps 6
7 Eps 7
8 Eps 8
9 Eps 9
10 Eps 10
11 Eps 11
12 Eps 12
13 Eps 13
14 Eps 14
15 Eps 15
16 Eps 16
17 Eps 17
18 Eps 18
19 Eps 19
20 Eps 20
21 Eps 21
22 Eps 22
23 Eps 23
24 Eps 24
25 Eps 25
26 Eps 26
27 Eps 27
28 Eps 28
29 Eps 29
30 Eps 30
31 Eps 31
32 Eps 32
33 Eps 33
34 Eps 34
35 Eps 35
36 Eps 36
37 Eps 37
38 Eps 38
39 Eps 39
40 Eps 40
41 Eps 41
42 Eps 42
43 Eps 43
44 Eps 44
45 Eps 45
46 Eps 46
47 Eps 47
48 Eps 48
49 Eps 49
50 Eps 50
51 Eps 51
52 Eps 52
53 Eps 53
54 Eps 54
55 Eps 55
56 Eps 56
57 Eps 57
58 Eps 58
59 Eps 59
60 Eps 60
61 Eps 61
62 Eps 62
63 Eps 63
64 Eps 64
65 Eps 65
66 Eps 66
67 Eps 67
68 Eps 68
69 Eps 69
70 Eps 70
71 Eps 71
72 Eps 72
73 Eps 73
74 Eps 74
75 Eps 75
76 Eps 76
77 Eps 77
78 Eps 78
79 Eps 79
80 Eps 80
81 Eps 81
82 Eps 82
83 Eps 83
84 Eps 84
85 Eps 85
86 Eps 86
87 Eps 87
88 Eps 88
89 Eps 89
90 Eps 90
91 Eps 91
92 Eps 92
93 Eps 93
94 Eps 94
95 Eps 95
96 Eps 96
97 Eps 97
98 Eps 98
99 Eps 99
100 Eps 100
101 Eps 101
102 Eps 102
103 Eps 103
104 Eps 104
105 Eps 105
106 Eps 106
107 Eps 107
108 Eps 108
109 Eps 109
110 Eps 110
111 Eps 111
112 Eps 112
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Eps 1
2
Eps 2
3
Eps 3
4
Eps 4
5
Eps 5
6
Eps 6
7
Eps 7
8
Eps 8
9
Eps 9
10
Eps 10
11
Eps 11
12
Eps 12
13
Eps 13
14
Eps 14
15
Eps 15
16
Eps 16
17
Eps 17
18
Eps 18
19
Eps 19
20
Eps 20
21
Eps 21
22
Eps 22
23
Eps 23
24
Eps 24
25
Eps 25
26
Eps 26
27
Eps 27
28
Eps 28
29
Eps 29
30
Eps 30
31
Eps 31
32
Eps 32
33
Eps 33
34
Eps 34
35
Eps 35
36
Eps 36
37
Eps 37
38
Eps 38
39
Eps 39
40
Eps 40
41
Eps 41
42
Eps 42
43
Eps 43
44
Eps 44
45
Eps 45
46
Eps 46
47
Eps 47
48
Eps 48
49
Eps 49
50
Eps 50
51
Eps 51
52
Eps 52
53
Eps 53
54
Eps 54
55
Eps 55
56
Eps 56
57
Eps 57
58
Eps 58
59
Eps 59
60
Eps 60
61
Eps 61
62
Eps 62
63
Eps 63
64
Eps 64
65
Eps 65
66
Eps 66
67
Eps 67
68
Eps 68
69
Eps 69
70
Eps 70
71
Eps 71
72
Eps 72
73
Eps 73
74
Eps 74
75
Eps 75
76
Eps 76
77
Eps 77
78
Eps 78
79
Eps 79
80
Eps 80
81
Eps 81
82
Eps 82
83
Eps 83
84
Eps 84
85
Eps 85
86
Eps 86
87
Eps 87
88
Eps 88
89
Eps 89
90
Eps 90
91
Eps 91
92
Eps 92
93
Eps 93
94
Eps 94
95
Eps 95
96
Eps 96
97
Eps 97
98
Eps 98
99
Eps 99
100
Eps 100
101
Eps 101
102
Eps 102
103
Eps 103
104
Eps 104
105
Eps 105
106
Eps 106
107
Eps 107
108
Eps 108
109
Eps 109
110
Eps 110
111
Eps 111
112
Eps 112

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!