Cruz duduk tegak di depan kaca rias. Hari ini jadwalnya padat, karena Letu cuti asistennya yang menemani Cruz. Tidak ada perubahan dalam kesehariannya setelah keramaian tadi malam. Seperti biasa Cruz pulang dan tidur sekitar 3 Jam sebelum asisten Letu masuk ke apartemennya dengan keycard yang dipinjamkan Letu padanya.
Tidak sembarang orang bisa mengakses masuk ke dalam apartemennya selain ibunya. Min Jin, Tan dan Jay adalah yang memiliki akses khusus. Cruz tidak suka di ganggu, apalagi oleh wanita. Dia tidak pernah membawa wanita manapun masuk ke dalam apartemennya.
Cruz mengeluarkan hp dan melihat chat masuk tanpa minat. Dia butuh liburan saat ini, butuh menyendiri, tanpa keramaian. Membawa semua peralatan campingnya dan berkemah di suatu tempat yang tenang. Tetapi sudah 3 tahun dia tidak melakukan hal-hal seperti itu. Jadwal yang padat membuat Cruz terus berkutat dengan pekerjaannya.
" Bos, untuk daftar pertanyaan sudah saya sortir. Bos mau lihat?", Lia asisten Letu menyerahkan selembar kertas kepada Cruz.
" Tidak perlu, jam berapa di mulai?", Cruz menjawab tanpa menoleh.
" 5 menit lagi. Mungkin akan selesai pukul 9 atau 10 malam. Bos mau pergi ke mana? Biar nanti saya antar", Lia bertanya hati-hati.
" Tidak perlu, nanti aku mau ke rumah Ran dan Cleo. Ada makan malam di sana. Bilang sama Letu aku baik-baik saja", aku tahu Letu yang menyuruhnya mengawasiku.
Lia hanya terdiam mendengar perkataan Cruz. Ini hanya bentuk dari rasa khawatir Letu pada Cruz. Mereka berusaha menjaga Cruz tetap bersih dari sesuatu yang menghancurkan karirnya dan tentu saja Ceruz lelah selalu di awasi.
Cruz berdiri dan menarik napas panjang. Lalu berjalan keluar ruang rias saat namanya di panggil, memasuki riuh tepuk tangan fansnya yang menunggu di luar.
***
" Hei bro, berhasil kabur ?", Ran berkata saat melihat Cruz masuk ke cafenya dan duduk di kursi depan meja bar.
" Ya, thanks. Aku lelah selalu di ikuti manusia lain selama 24 Jam. Aku mau sendirian hari ini saja, hanya malam ini ", Cruz berkata santai tapi sedikit menyedihkan.
Cruz melihat berkeliling " Kenapa sepi banget ni cafe ? cafemu yang lain biasanya rame" .
" Kan baru buka. Belum ramai itu biasa. Kamu sering-sering nongkrong di sini pasti bakal ramai. lagian aku buat cafe ini khusus untuk tamu vip sepertimu, biar bisa istirahat, menyendiri dan siapa tau ada inspirasi buat karya baru ", tukas Ran.
Cruz mengangguk paham. "Besok-besok aku bikin lagu di sini saja".
" Bolehlah, tapi nama cafenya jangan kau masukin ke lirik lagu, nanti cafenya ramai sama fans yang mau ketemu kau doang. Gak bisa tenang lagi nanti. Jadi mau minum apa?", Ran bertanya.
Cruz tertawa " Oke. Whisky".
Ran berjalan memutar ke balik meja bar lalu mengeluarkan gelas dan botol whisky, meletakkannya di depan Cruz.
" Thanks bro", Cruz tersenyum. Ran mengangguk kepada sahabatnya itu. Lalu menepuk bahu bartendernya.
" Jim, lihat tamu Vip kita datang ", mengangguk sekali ke arah pintu.
" Ya, super VIP", Jim terkekeh.
Cruz menoleh dan melihat seorang wanita berambut panjang berlari kecil ke arah meja bar seperti anak-anak yang melihat teman-teman sepermainannya.
Cruz ingat itu Noa teman Cleo. Dia tampak mungil dengan balutan baju kasual, tidak tampak menonjol seperti malam party itu. Tas ransel kecil tersampir di bahunya.
Noa duduk di dekat Cruz hanya di batasi 1 kursi. Wangi parfumnya yang manis seperti aroma buah terhirup oleh Cruz, tetapi Cruz tidak berpaling untuk melihat Noa. Berusaha untuk tidak tertarik padanya.
"Hai Ran, sepi ya. Apa Fengshuinya buruk ? ," Noa menyapa Ran sangat akrab dan tersenyum ramah ke arah Jim.
Cruz mendengarkan percakapan itu dengan tenang, dia seolah-olah transparan tidak terlihat oleh mereka. Cruz belum pernah mempunyai sahabat wanita karena mereka pasti akan menyukainya, jatuh cinta padanya atau menginginkan hubungan yang lebih dari sahabat.
Ini penyebab Cruz sering menjaga jarak dengan teman wanitanya, tidak semua wanita adalah tipenya dan dia tidak ingin tidur dengan semua wanita. Cruz menginginkan hubungan yang manis dan indah untuk dirinya sendiri.
" Noa aku punya teman. Orangnya baik, cakep, pekerjaannya bagus. Feeling aku kalian pasti cocok", Ran berkata serius pada Noa. Cruz sedikit menguping pembicaraan mereka.
Cruz melirik ke arah Noa yang menarik nafas panjang sambil memutar-mutar cincin di jari telunjuknya " pekerjaannya apa?", Noa bertanya serius.
Ran terdiam tidak menjawab.
" Ngak, aku ngk mau. Kamu tau kan aku ngk suka pacaran sama artis atau orang-orang dari dunia entertain. Mereka punya syndrom aneh soal ketenaran. Dan lihat mantanku kemarin? hanya bekerja dibalik layar tetapi kelakuannya membuatku jengah ", Noa berkata dengan jujur tanpa mendegarkan jawaban Ran.
Cruz tersenyum menahan tawanya. Gadis ini terlalu jujur atau polos sih. Ran dan Jim sama-sama melirik ke arah Cruz yang diam saja mendengar perkataan Noa. Mereka lalu berpura-pura sibuk melakukan sesuatu untuk menghindari ceramah dari Noa.
" Jadi Jim gimana rasanya jadi bartender yang penuh kebebasan?", Noa bertanya tanpa menyadari situasi yang sedikit ' canggung' karena perkataannya barusan.
Cruz merasa Noa adalah wanita yang memiliki energi kebahagaiaan dalam dirinya. Energi psoitifnya menular kepada orang di sekitarnya. Lihat saja Ran yang biasanya berlagak cool, terus tertawa karena perkataan Noa.
" Menyenangkan, walaupun belum banyak tamu. Tapi aku senang karena sekarang aku menyalurkan bakat tanpa batasan lagi ", Jim sang bartender berkata penuh semangat.
" Dia senang karena gajinya bagus sebenarnya", Ran menimpali. " oh ya, Cruz ini Noa sahabat aku dan Cleo", Ran mengenalkan Noa pada Cruz.
Noa mengangguk sopan ke arah Cruz yang di sambut dengan senyuman ramah dari Cruz. Noa tampak cuek, Cruz sudah melihat banyak wanita yang selalu berlagak menjual mahal di depannya, berpura-pura tidak mengenalnya tetapi ternyata mereka memang sedang mencari perhatiannya dan menyerahkan diri dengan sukarela kepada Cruz. Cruz muak dengan wanita seperti ini. Cruz meneggak minumannya sampai tandas, berharap Noa segera pergi dari kursi itu.
Cruz menuangkan minuman ke dalam gelasknya lagi. Tanpa menggunakan es batu sama sekali. Noa di sampingnya terus bebricara seperti tidak merasa lelah, dia akhirnya diam karena minumannya habis. Dan mulai lagi melakukan drama agar di berikan minuman oleh Jim.
Sedikit tehibur dengan kelakuan Noa, Cruz terus mendegarkan suaranya berbicara. Ada satu ceritanya yang membuat Cruz hampir menyemburkan minuman karena menahan tawa.
" Aku mendapatkan ide menulis kali ini karena berbicara dengan bulan tadi malam", Noa berkata serius ke arah Jim dan Ran.
Cruz hampir tertawa mendengar perkataan anehnya itu. Tentu saja Ran menatapnya sebal. " Aku rasa kau harus berkonsultasi dengan ahli kejiwaan Noa. Akan ku minta Cleo membuat janji untukmu".
" Ah babon," Noa memaki mereka dengan kesal karena tidak percaya perkataannya." aku serius. Mungkin aku anak titisan dewa bulan", Noa mulai ngawur.
Jim menatap Noa kesal " berhentilah berhalusinasi sebelum ku pukul kepalamu dengan pembuka botol".
" Ah kalian, aku serius", Noa mulai merengek.
" Jim sepertinya dia mulai mabuk. Kau berikan apa tadi? ah urus dia ya. Aku tidak mau bertengkar dengannya seperti kemarin. Kepalaku masih sakit karena dia menjambak rambutku", Ran menatap Noa dengan jutek. " Cruz aku pergi dulu. Nikmati minumannya", Ran melihat ke arah Cruz
Cruz mengangkat gelas ke arahnya mengiyakan.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments