My Annoying Superstar
“ Hoaamm…”, Noa menguap lebar di depan laptop lalu merenggangkan badannya ke kiri dan ke kanan. Berjalan ke arah teras sambil menghirup udara pagi yang segar.
Noa mulai melakukan olahraga ringan untuk merenggangkan otot badannya yang kaku karena duduk sepanjang malam. Kalau dilihat sekilas, Noa lebih mirip lumba-lumba yang sedang beratraksi daripada gadis yang berolahraga.
“ Gila ya gini banget nyari duit”, Noa mengeluh kepada matahari yang muncul malu-malu.
Noa berjalan ke arah kran air dan mulai menyemprot tanaman bunganya. Mengarahkan selang kesana kemari sambil sesekali menguap lebar. Noa belum tidur teratur sejak minggu lalu, malam tadi dia hanya bisa tertidur selama 2 jam. Setiap dia memejamkan mata rasanya wajah editor Ying selalu muncul di mimpinya. Karena itu setelah menyiram bunga, Noa mulai bersiap-siap untuk ke kantor bertemu dengan editor garang itu.
Langkah kaki Noa sangat cepat mengejar pintu lift yang akan tertutup. Noa masuk ke dalam lift yang penuh sesak itu dan mengucapkan terima kasih kepada seorang wanita yang menekan tombol untuk menunggunya. Lift berhenti di lantai tiga, Noa berjalan keluar dari lift dengan cepat.
Dengan penuh percaya diri Noa melangkah masuk ke sebuah ruangan cukup besar. Meja berjejer dengan komputer yang menyala dan kesibukan orang-orang yang tampak jelas tidak bisa di ganggu gugat. Seseorang berteriak mengagetkan Noa.
“ Noa… muncul juga kamu. Siapkan batinmu. Editor Ying sedang dalam mode…”, Dini mempraktekan tanda tanduk di kepalanya.
Noa membuka mulutnya lebar. Jantungnya berdegup cepat. Sebelum mengetuk pintu ruangan Editor Ying tidak lupa Noa menautkan tangannya seperti berdoa. “ Ya Tuhan semoga malaikat kebaikan turun ke atasnya”, lalu dia mengetuk pintu tiga kali sesuai dengan aturan yang dibuat oleh editor Ying.
“ Masuk”, sebuah suara berat terdengar dari dalam.
Noa membuka pintu itu sambil membaca doa pengusir setan. Wajah seorang Pria paruh baya muncul dari balik tumpukan kertas di atas meja yang cukup rapih. Menatap tajam dari balik kacamata bulan separoh miliknya yang mulai turun ke arah hidung.
Editor Ying dikenal karena kedisiplinan dan ketegasannya dalam menyortir setiap naskah yang masuk. Jika dia mengatakan naskah itu buruk maka tidak ada yang akan bisa membantah. Bahkan beberapa penulis terkenal pun sangat senang dengannya.
“ Selamat siang Pak Ying”, Noa memberi selamat dengan sopan dan dengan suara yang kelewat lembut.
“ Waah Noa… akhirnya kamu datang juga. Saya kira kamu sudah resign dari kantor ini. Sudah tidak ingin menjadi penulis lagi, sudah berpindah ke planet lain hahaha”,Editor Ying berbicara dalam satu tarikan nafas. Candaan yang snagat buruk.
“Hahaha”, Noa memaksakan diri untuk tertawa bersamanya.
“ Jadi apa yang kamu bawa hari ini”, Editor Ying merubah mode suasana dalam sekejap.
“ Ya pak Ying, aku sudah menuliskan sebuah Ide yang cemerlang”, Noa duduk di depannya dengan penuh percaya diri.
Editor Ying menatap Noa seperti menunggu kata-kata selanjutnya.
“ Ini menceritakan tentang sebuah rumah yang memiliki kisah mistis. Dan…”, belum selesai Noa menjabarkan ide ceritanya, Editor Ying sudah mengangkat tangannya ke udara menandakan pembicaraan berakhir.
Noa menelan ludah tidak percaya dengan penolakan ini. “ Editor Ying aku sudah menulis ini sepanjang waktu. Kenapa tidak di baca dulu”, mata Noa mulai berkaca-kaca.
Editor Ying menarik nafas panjang “ Noa, kamu sendiri yang ingin merubah image menjadi penulis romansa. Semua karyamu yang berbau horor sangat amat laris. Tapi kamu tidak ingat perkataanmu sendiri saat jumpa fans 3 bulan lalu. AKU BISA MENULIS ROMANSA KARENA AKU ADALAH MULTITALENTA. Apa kamu lupa perkataanmu sendiri? ”, Editor Ying berbicara dengan penuh kesabaran padaku.
Noa manyun “ Tapi saat itu aku terpancing karena wartawan sialan itu".
“ Itulah makanya aku selalu mengatakan ATUR MANAJEMEN EMOSIMU itu”, Editor Ying menekan kata-katanya.
Noa menunduk tidak berniat membantah apapun lagi. Dia menghela nafas putus asa “ Aku tidak punya pengalaman baik tentang cinta huaaa”.
Editor Ying menatap Noa " Jadi kamu tahu kan apa maksudku Noa?”.
Noa menatapnya tidak mengerti. “ maksud apa?”, tanyanya polos.
“ Cari pacar dan nikmatilah kehidupan agar kamu punya pengalaman tentang kisah cinta di dunia ini. Hidup ini tidak selalu tentang horor . Paham?”.
“ Yaa.. aku tahu. Tapi kan Pak Ying tahu kisah cintaku tragis seperti kematian pemeran dalam kisah horor yang kutulis”, Noa keras kepala.
“Hais anak ini. Cari pacar baru, nikmati dunia “, katanya bersemangat.
“ Jadi pacar Pak Ying mana?”, Noa menyerang balik.
Editor Ying terdiam lalu berkata dengan kesal “Keluar sekarang . Jangan datang lagi sebelum kamu menulis cerita yang menarik. Ingat, waktumu 3 minggu dari sekarang untuk konsep terbaru dan tentang ROMANSA”.
“ Ck… ya ya… aku akan mencari pacar setelah keluar dari gedung ini. Huuu “, Noa mengambil naskanya dan berjalan meninggalkan Editor Ying yang kembali sibuk dengan pekerjaannya.
***
Noa menendang ban mobil milik editor Ying dengan keras. “ Wah sialan.. Buat apa aku begadang sepanjang minggu kalau dia bahkan tidak mendengarkan ceritaku. Tunggu saja akan ku tunjukan hebatnya diriku”, Noa berteriak tentu saja kepada mobil itu.
Setelah puas marah-marah Noa berjalan gontai ke arah mobil yang terparkir di ujung. Mobil berwarna merah itu adalah teman yang menemaninya selama bertahun-tahun.
Wanita berusia 26 tahun ini bernama Noa Rayle Putri merupakan seorang penulis novel horor yang sebentar lagi akan berganti genre menjadi penulis Romansa karena sebuah insiden. Tinggi 164 cm. Golongan darah O. Populasi teman ya jangan di tanya. Noa adalah anak rumahan dan temannya bisa di hitung dengan jari. Dia cukup populer, susah mengatur emosi. Dan menyukai makan daging. Kisah cintanya .. emm jangan di tanya. Terlalu horor.
Kekasihnya selama 6 tahun berselingkuh dan menikah diam-diam di belakang Noa. Si brengsek itu bahkan sempat bertemu dengannya satu hari sebelum hari pernikahan. Tentu saja untuk memutuskan Noa.
Noa membuka pintu mobil dan melemparkan naskahnya ke kursi belakang.
“ Kisah cinta apa? cinta… cinta.. apa menariknya. Udah gila ya”, Noa menginjak pedal gas mobil dengan kuat dan meninggalkan basement itu dengan penuh rasa kesal, melajukan mobilnya ke sebuah Bar milik temannya.
Noa memarkirkan mobil dan melenggang masuk ke dalam ruangan dengan cahaya remang-remang itu, berjalan cepat ke arah meja bar lalu duduk dan menelungkup di atas meja bar.
“ Haaah….”, Noa menghela nafas panjang. Jim yang merupakan salah seorang teman Noa yang termasuk dalam hitungan jari itu, merupakan bartender di sini langsung menyodorkan segelas air putih. Noa meneguknya dalam sekali tarikan nafas. Lalu membaringkan kepalanya lagi.
" Haaahh..... ", sekali lagi menghela nafas panjang menumpahkan kekesalannya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments