Noa melepaskan sepatunya sebelum masuk ke dalam rumah. Dia baru pulang dari party sahabatnya Cleo. Sebenarnya Noa tidak ingin pergi tetapi Cleo terus memaksa dan mengancam akan memusuhinya seumur hidup. Jadilah Noa pergi dengan berat hati dan benar saja di sana terlalu banyak manusia dari dunia entertain.
Para selebritis bertebaran di party kecil itu, sebenarnya tidak banyak orang yang datang hanya saja Noa merasa party itu menghabiskan banyak waktu yang tidak perlu. Dan lagi berdiri bersama artis membuat Noa sedikit insecure, mereka begitu glowing dan bercahaya sedangkan Noa kurang tidur dan tentu saja mata pandanya sungguh luar biasa. Tapi demi sahabatnya Cleo dia bertahan di sana selama 4 jam dan akhirnya merengek pulang.
" Gila ngantuk banget tapi harus ngerjain deadline", Noa menggerutu pada dirinya sendiri tapi malah membaringkan dirinya di sofa panjang teras.
Noa menatap langit malam yang sedikit cerah tanpa bintang. Hanya bulan separuh yang bertengger di atas sana. " Hai bulan, apakah kamu punya teman lain selain langit malam? Bintang saja tidak mau menemani kamu. Apa kamu tidak kesepian di atas sana sendirian begitu?", Noa menatap bulan itu lekat-lekat.
" Coba aku bisa pindah ke bulan, pasti hidup tidak akan serepot ini. Mungkin di kehidupan berikutnya aku harus jadi astronot", aku berbicara ke arah bulan itu.
"Meong…", kucing Noa yang berwarna abu gendut mengeong di bawah kaki Noa.
" Hai Mili, kamu kangen mama ya. Ya ampun kamu mbul banget sekarang ya. Dan mama makin kurus karena stres ", Noa mengangkat kucing abu gendut itu ke dalam pangkuannya. Mengelus kepala Mili penuh sayang.
Beberapa menit berikutnya Noa sudah duduk di depan laptop. Sepertinya dia menemukan sebuah ide setelah berbicara dengan bulan separuh tadi.
***
Noa mengetuk pintu ruangan editor Ying, jantungnya berdebar seperti akan bertemu pacar.
" Masuk", suara berat yang sama seperti minggu lalu terdengar dari dalam ruangan.
" Editor Ying. Selamat siang", Noa tersenyum manis di depan pintu.
" Jadi apa yang kau bawa hari ini Noa?", editor Ying menatap gadis itu datar.
Noa tersenyum dan meletakan satu jilidan print di depannya. " Bulan Yang Jatuh Cinta", Noa menjawab bersemangat.
Editor Ying menarik jilidan itu lalu membukanya untuk membaca sinopsis dan beberapa bab yang sudah Noa tulis. Noa tetap berdiri di tempatnya dengan berdebar menunggu jawaban dari editor Ying.
Setelah beberapa menit membaca, editor Ying menutup buku di hadapannya itu. " ide yang bagus", katanya melihat ke arah Noa
Noa spontan bertepuk tangan senang.
" Tapi… ", lanjutnya pelan membuat Noa berhenti bertepuk tangan. " Kurang serius", lanjut editor Ying lagi.
" kurang serius bagaimana maksud bapak?", Noa mengambil duduk di kursi depan Editor Ying.
Editor Ying menarik nafas " Konsep yang kau buat sudah bagus tapi aku butuh kisah cinta orang dewasa Noa bukan anak SMP".
Noa tetap bengong tidak paham maksud editor Ying.
"Jadi begini Noa", Editor Ying menjelaskan dengan sabar. " mereka bersama bukan hanya untuk mengobrol dan berpegangan tangan. Aku butuh seperti kisah cinta yang panas, malam yang panas. Atau kiss scen yang menggelora", Editor Ying menatapku penuh arti.
Noa menghela nafas lagi " Apakah itu sangat diperlukan untuk kisah cinta orang dewasa?", Noa bertanya pelan.
" Hmm tentu saja. Memangnya apa yang kau lakukan dengan pacarmu?", editor Ying menatapku.
" Aku?" Noa bingung menjawab.
Editor Ying menghela nafas " sekarang kamu pulang dan pikirkan kisah cintamu itu. Aku menunggu 3 minggu lagi", Editor Ying mengusirku keluar.
***
Noa duduk didalam mobil cukup lama. Memikirkan kata-kata editor Ying. Kisah cinta orang dewasa, kisah cinta orang dewasa. Kata-kata itu terus berputar di kepalanya. " kisah cinta dewasa? Hah maksud dia di selingkuhi? ", Noa menelungkup di kemudi mobil tidak ingin memikirkan apapun.
" Baiklah sudah ku putuskan. Alkohol adalah pilihan terbaik hari ini. Lets go. . . " , Noa menyalahkan mobil dan mengemudi ke arah cafe milik Ran dan Cleo.
Noa setengah berlari memasuki Cafe itu dan mengambil duduk di depan meja bar. Ran ada di sana bersama Jim.
" Hai Ran, sepi ya. Apa Fengshuinya buruk?", Noa bertanya sambil melihat berkeliling ruangan.
Ran tertawa " Hai Noa, aku memang tidak promosikan cafe ini kemana-mana. Tujuanku membangun cafe ini untuk bersenang-senang", Ran menjawab sambil menyodorkan gelas berisi air putih.
" Ha? Ya ya… Cleo curhat soal percekcokan kalian saat gedung ini di bangun", Noa mulai mengganggu Ran.
Ran tertawa " Ya. . . Ya… jadi bagaimana hari-harimu setelah tragedi itu", Ran mulai melakukan serangan balasan yang membuat Noa kalah telak.
"Oke jangan di bahas. Aku bersalah tuan Ran", Noa menyatukan kedua tangannya seperti meminta maaf..
Ran dan Jim tertawa bersamaan. " Jadi minum apa?", Jim bertanya.
"Karena aku akan lembur mulai besok malam. Hari ini aku akan minum sampai tidak sadarkan diri", Noa bertepuk tangan yang tidak disambut antusias oleh Jim dan Ran.
" Jim berikan dia air putih yang banyak. Aku lelah mengurus orang mabuk", Ran menyipitkan matanya untuk melihat Noa.
" Wah.. kejam sekali kalian. Baiklah aku akan berperilaku baik selama mabuk, janji. Jadi tolong berikan aku sebotol", aku mengerjap-ngerjapkan mata ke arah Jim.
" iss… kau ini. Ya sudah" , Jim menyodorkan sebotol bir kepada Noa. " untuk pemanasan", katanya.
Noa tersenyum senang, sedangkan Ran hanya menatapnya sambil menggelengkan kepala. " Wah tidak tobat juga wanita ini", Ran mulai mengomel.
" Ran jangan coba-coba beritahu Cleo. Tolong… kerjasamanya tuan Ran", Noa memohon.
"Ya.. yaa… kali ini saja. Besok-besok akan ku buat Cleo yang menjemputmu", Ran menatap Noa.
Noa adalah tipe wanita yang kalau mabuk sangat amat rese perilakunya. Terakhir kali minum, Noa mengajak satu bar bernyanyi bersamanya dengan dia berdiri di atas meja sebagai dirigen. Tentu saja Cleo menjewer dan menyeretnya pulang, bagaimana mau mendapat jodoh kalau kelakuanmu memalukan begitulah kira-kira inti omelan Cleo.
Dan hari ini karena editor Yang, Noa akhirnya harus merilekskan pikirannya. Setelah lelah berhari-hari menanggung beban pikiran yang banyak, Noa ingin memuntahkan semuanya bersama alkohol kesayangannya.
" Ran, Jim, menurutmu kisah cinta dewasa itu seperti apa?", Noa bertanya kepa Ran dan Jim.
" Oho… ditolak editor ya. Haha pantas saja nangkring di sini bukan di depan laptop", Jim menebak.
Noa menutup wajahnya dengan kedua tangan " ah aku benci beban hidup ini", Noa mulai mengeluh.
Ran tersenyum "Berikan dia minuman terbaik. Sepertinya dia perlu rileks".
Jim menyodorkan gelas kecil minuman pada Noa dan Ran. Mereka bersulang " untuk kehidupan Noa yang berat", Ran berkata saat gelas mereka bertiga berbunyi.
" Sialan kau", Noa memaki Ran kesal lalu menenggak minumannya. Jim dan Ran tertawa
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments