Hari ini saatnya Azam dan Khanza pergi haneymoon ke Bali. Sebuah hadiah pemberian dari Pak Hasan atasan Azam dikantor. Sejak tadi pagi Khanza pun sudah berkemas menyiapkan barang-barang bawaannya. Mereka pun membawa 1 buah koper besar yang berisi pakaian Azam dan Khanza. Azam sebelumnya memesan taksi untuk mengantarkan mereka pergi ke bandara.
Beberapa menit kemudian akhirnya pesanan taksi mereka datang. Mereka akhirnya bergegas menuju bandara. Mereka akan menaiki pesawat dengan jadwal penerbangan pukul 8 pagi. Tak terasa satu jam kemudian akhirnya mereka tiba dibandara. Disana sudah ramai para penggunjung yang akan melakukan penerbangan ke luar kota maupun luar negeri.
Setelah memberikan tiketnya mereka pun segera naik ke atas pesawat. 2 jam kemudian tibalah mereka di Bali. Tempat yang menjadi impian setiap orang, bahkan setiap pasangan yang ingin menghabiskan waktunya untuk berbulan madu. Tempat-tempat yang indah dan romantis yang menjadi daya tarik tempat ini. Tepat pukul 10 pagi mereka tiba di Bali dan disambut dengan kalung bunga selamat datang. Selanjutnya mereka akan diantar menuju salah satu hotel berbintang untuk check in.
"Wah aku senang sekali mas, akhirnya kita sampai juga di Bali. Terus ini disambut pake kalung bunga segala," ujar Khanza yang merasa senang karena mendapatkan perlakuan yang spesial dari pemilik hotel itu.
"Syukurlah kalau kamu senang, aku juga ikut senang," timpal Azam yang sesekali memeluk istrinya.
Mereka pun segera diantar ke kamar no 101 untuk bisa beristirahat. Khanza p masih menikmati suasana kamar yang begitu indah, ditambah balkon yang didepannya dihadapkan pada sebuah pemandangan kota Bali yang sangat indah. Serta pemandangan sebuah laut yang terhampar dibawahnya.
"Sini deh mas, indah sekali," ujar Khanza yang merasa takjub dengan pemandangan yang dilihatnya.
"Iya sayang indah," jawab Azam yang segera menghampiri Khanza ke balkon.
Mereka pun menikmati keindahan kota Bali yang begitu indah. Pemandangan yang tidak akan ditemukan dimanapun juga. Khanza berdiri diatas balkon, sedangkan Azam memeluknya dari belakang bak seorang artis dalam film Titanic yang sedang berada diatas kapal pesiar besar.
Keesokan harinya, mereka berdua sudah bersiap dan akan sarapan di restoran hotel. Setelah selesai sarapan, pukul 9 nanti mereka akan dijemput untuk memulai aktifitas hari ini. Pertama-tama tempat yang akan mereka kunjungi adalah sebuah studia foto untuk foto session pengantin dalam busana adat Bali. Azan dan Khanza pun melakukan sesi foto dengan menggunakan baju adat pengantin Bali. Sungguh ini merupakan kali pertama mereka melakukan hal ini.
"Kamu cantik sekali Khanza," puji Azam yang melihat istrinya begitu cantik dan terlihat begitu berbeda karena menggunakan baju Bali.
"Makasih mas, kamu juga kelihatan lain mas tambah tampan," ujar Khanza yang membalas pujian Azam.
Mereka pun melakukan sesi foto untuk beberapa kali jepretan. Dan hasilnya pun sangat memuaskan. Baju adat yang begitu elegan ditambah pemandangan kota Bali yang semakin menambah keindahan foto itu. Setelah puas berfoto ria perjalanan pun dilanjutkan dengan mengunjungi pusat pembuatan batik didaerah Batubulan dan juga akan mengunjungi pengrajin perak didesa Celuk.
Lalu perjalanan dilanjutkan menuju ke Kintamani menikmati indahnya panorama Gunung Batur sambil menikmati makan siang. Selesai menikmati makan siang perjalanan pun kembali dilanjutkan menuju Pura Tirta Empul yang terkenal dengan mata air sucinya.
Hampir seharian penuh acara itu dilaksanakan. Karena hari ini merupakan hari terakhir, Azam dan Kanza pun berbelanja oleh oleh-oleh yang akan mereka bagikan nanti untuk keluarga serta orang tua dan beberapa teman terdekat mereka. Mulai dari gantungan kunci, baju, dan beberapa makanan khas Bali pun tidak lupa mereka beli.
"Apa ini tidak terlalu berlebihan maz? Aku rasa ini udah lebih dari cukup," ujar Khanza yang merasa jika suaminya terlalu berlebihan.
"Tidak sayang hanya ini saja, lagian kita juga kan lagi liburan. Jadi apa salahnya sekali-sekali membeli hal begini," jawab Azam yang merasa biasa saja.
"Ya sudah terserah kamu saja mas," tanpa ingin berdebat panjang Khanza pun menuruti saja apa kata suaminya.
Setelah puas berbelanja untuk buah tangan, mereka pun kembali ke hotel. Dan acara itupun ditutup dengan acara makan malam romantis di Jimbaran. Setelah acara makan malam selesai mereka pun segera bergegas ke hotel untuk beristirahat sebab besok mereka harus segera pulang ke Jakarta.
Keesokan harinya setelah mereka melakukan sarapan, mereka pun segera bergegas ke bandara untuk pulang. Setibanya dibandara, mereka pun segera menaiki pesawat yang sebelumnya sudah mereka pesan. 2 jam kemudian akhirnya mereka tiba di Jakarta. Perjalanan yang singkat tapi berkesan. Walaupun hanya 3 hari 2 malam, tapi bagi Azam dan Khanza itu sudah cukup. Beberapa hari berada di Bali membuat mereka cukup senang.
Beberapa bulan pun berlalu, kini tak terasa pernikahan mereka sudah berjalan 6 bulan. Sebuah pernikahan di awal memang masih terasa manis. Tak terkecuali bagi mereka yang masih merasakan manisnya pernikahan sebagai pengantin baru.
Begitupun dengan Khanza yang masih merasakan manisnya pernikahan. Akan tetapi setelah beberapa bulan berlalu, Khanza merasa ada yang aneh pada diri suaminya. Khanza merasa jika Azam yang ia kenal dulu saat pacaran, kini berbeda. Azam sepertinya tidak rela dengan uang bulanan yang ia berikan, Khanza gunakan untuk keperluan sehari-hari. Bahkan Azam selalu menanyakan kemana sisa uang belanja yang ia berikan. Padahal Khanza menggunakan uang pemberiannya itu hanya untuk ia pakai untuk keperluan rumah tangga.
"Mas, aku minta uang untuk membeli lisptik mas," ujar Khanza yang merasa tidak enak saat meminta uang untuk keperluan pribadinya.
"Bukankah seminggu yang lalu aku sudah memberikan uang gajiku kepadamu?" jelas Azam.
"Iya mas aku tahu, tapi aku pakai uang itu untuk keperluan bayar listrik, sama belanja bulanan mas," jawab Khanza yang merasa bingung harus menjawab apa.
Mendengar hal itu tidak membuat Azam mengerti dengan apa yang sudah dijelaskan Khanza. Yang ia tahu hanya memberikan uang yang cukup dan sampai untuk satu bulan. Sehingga Azam tidak perlu lagi memberikan uang kepada Khanza.
"Aku tidak akan memberikanmu lagi uang, sebab satu minggu yang lalu aku sudah memberikan uang untuk satu bulan ke depan," tegas Azam sambil berlalu kekantor tanpa berpamitan terlebih dahulu.
Mendengar hal itu membuat Khanza tidak bisa berkata apa-apa lagi selain menangis. Khanza tidak menyangka jika suaminya akan berbicara seperti itu kepadanya. Padahal Khanza adalah istrinya sendiri, yang merupakan tanggungjawab Azam setelah menikahinya.
Khanza bahkan rela keluar dari pekerjaannya hanya agar ia dapat menjadi seorang istri yang sesungguhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Sukliang
lho kok berubah cepet
2023-01-31
1