2. Bulan Madu

Meski hanya satu hari meminta cuti, dikantornya Azam mendapatkan beberapa kejutan dari teman-teman kantornya. Beberapa orang yang dekat dengan Azam memberikan selamat dan memberikan bingkisan untuk pernikahan Azam.

"Selamat ya bro," ujar seorang teman Azam yang bernama Andri yang langsung memeluknya.

"Makasih yah bro," jawab Azam yang membalas pelukan Andri.

Beberapa teman yang lainnya pun tak lupa memberikan ucapan selamat kepada Azam seraya memberikan kado karena kemarin tidak bisa menghadiri acara pernikahan Azam. Semua orang ikut senang mendengar Azam menikah.

"Terima kasih semuanya," ujar Azam yang merasa senang.

"Ya sudah ayo kita mulai bekerja!" ajak Azam yang langsung bergegas ke ruangannya.

Saat akan melangkahkan kakinya, tiba-tiba ada yang memanggil Azam. Azam seketika menghentikan langkahnya saat ada yang memanggil namanya.

"Azam!" panggil Pak Hasan yang tidak lain adalah atasan Azam.

"Iya pak," jawab Azam yang tiba-tiba menghentikan langkahnya karena terdengar suara itu.

"Tolong segera ke ruangan saya," tukas Pak Hasan yang segera bergegas ke ruangannya.

"Tidak biasanya Pak Hasan memanggilku, apa aku melakukan kesalahan?" gumam batin Azam yang segera mengekor dibelakang Pak Hasan.

Tok.. tok..

Sebelum masuk Azam mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Silahkan masuk!" ujar Pak Hasan mempersilahkan.

Dengan sangat hati-hati Azam masuk menuju ruangan Pak Hasan. Azam merasa takut jika ia tiba-tiba dipanggil sebab biasanya ia tidak pernah ada kasus dalam pekerjaannya. Pak Hasan dikenal dengan sikapnya yang tegas dan berwibawa. Walaupun Pak Hasan bertindak demikian, sebenarnya Pak Hasan sangatlah baik. Namun sebagai seorang supervisor, Pak Hasan harus terlihat tegas dan berwibawa dihadapan bawahannya.

Azam yang merasa takut dengan panggilannya menjadi salah tingkah. Azam merasa tidak tenang sejak namanya dipanggil tadi. Namun dihadapan Pak Hasan, Azam berusaha untuk bersikap setenang mungkin.

"Silahkan duduk," tawar Pak Hasan.

"Te, terima kasih pak," jawab Azam gagap yang sejak tadi merasa gugup.

"Kamu kenapa? Gugup seperti itu?" tanya Pak Hasan lagi.

"Ti, tidak pak," jawab Azam yang menundukan kepalanya layaknya anak TK yang sudah berbuat salah.

"Apa kamu tahu kenapa saya memanggil kamu?" tanya Pak Hasan dengan nada tegas.

"Tidak pak," jawab Azam singkat.

"Begini, sebenarnya karena kemarin saya tidak bisa menghadiri pernikahan kamu, saya berniat akan memberikan hadiah pernikahan untukmu," tukas Pak Hasan yang sudah tidak tahan melihat tingah Azam sejak tadi layaknya anak kecil yang ketakutan.

"Wah hadiah apa pak? Saya kira saya melakukan kesalahan," tanya Azam yang mulai penasaran dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Kamu ini memang lucu, ini buat kamu!" ujar Pak Hasan yang terkekeh sekaligus menyodorkan sebuah kertas kepada Azam.

"Apa ini pak? 2 tiket pesawat? Untuk saya pak?" tanyanya yang masih ragu dengan apa yang dilihatnya.

"Iya itu hadiah dari saya buat kamu dan istrimu, kalian pasti belum berbulan madu kan? Resepsionis sudah menyewa hotel atas nama kamu di hotel x. Semua sudah dibayarkan selama beberapa hari," ujar Pak Hasan.

"Wah terima kasih banyak sebelumnya Pak," jawab Azam yang merasa sangat senang.

"Sama-sama Azam, selamat bersenang-senang ya," ujar Pak Hasan sebelum Azam meninggalkan ruangannya.

"Sekali lagi terima kasih pak, saya permisi dulu," pamit Azam yang segera bergegas keluar ruangan.

Azam tidak pernah mengira jika ia akan mendapatkan hadiah seperti ini. Sebelumnya Azam juga belum pernah pergi kesana.

"Khanza pasti seneng dengan kejutan ini," gumam Azam yang tersenyum. Azam sudah tidak sabar ingin segera menceritakan semuanya kepada Khanza.

Dengan penuh semangat Azam langsung mengerjakan semua pekerjaannya yang sudah menumpuk sejak kemarin. Azam bekerja diperusahaan retail, tapi iya berada dibagian kantornya menjadi salah satu staf keuangan. Tak terasa hampir seharian penuh ia bekerja, kini tiba saatnya Azam untuk pulang. Dengan kecepatan yang tinggi, Azam melajukan kendaraannya. Ia sudah tidak sabar ingin memberikan kado-kado ini dan kejutan untuk berlibur ke Bali.

Tak terasa akhirnya waktu bekerja pun telah selesai. Azam sudah tidak sabar ingin segera pulang kerumah untuk memberitahukan kejutan ini. Azam bergegas ke tempat parkir dengan membawa beberapa buah kado pemberian temannya tadi. Dengan kecepatan tinggi Azam segera melajukan kendaraannya. Tak terasa satu jam kemudian Azam tiba dirumahnya.

"Assalamualaikum," ucap Azam sesaat sebelum masuk rumah.

"Waalaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh," jawab Kanza dengan lengkap.

"Mas baru pulang?" tanya Khanza sambil mengecup punggung tangan kanan Azam.

"Iya sayang," jawab Azam sambil melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.

"Oiya dimobil ada beberapa bingkisan dari temen-temen dikantor, kamu ambil ya," titah Azam.

"Iya mas," jawab Khanza yang segera berlari menuju mobil Azam.

"Wah hadiahnya banyak banget mas," ujar Khanza yang dengan susah payah membawa beberapa kado ditangannya.

"Aku jadi ga sabar pengen cepet buka semua ini," tambah Khanza lagi yang merasa senang menerima semua kado-kado itu.

"Buka saja sayang semuanya," titah Azam.

Tanpa aba-aba Khanza pun segera membuka kado itu satu persatu. Mulai dari yang berukuran kecil sampai ukuran yang besar tidak lupa ia buka. Didalam kado itu ada yang berisi seprei, gelas hias, ada juga jam dinding serta ada juga yang berisi alat rumah tangga lainnya. Khanza merasa senang dengan semua hadiah yang ia terima.

"Oiya sayang, ada satu lagi kejutan untukmu, ini!" ujar Azam yang segera mengeluarkan kertas putih dari dalam tas kerjanya.

"Wah apa ini mas?" tanya Khanza yang menautkan kedua halisnya.

"Ini tiket pesawat ke Bali mas, jadi kita akan ke Bali mas?" tanya Khanza memastikan.

"Iya sayang, besok kita akan bulan madu ke Bali. Kamu siapkan pakaian kita ya!" pinta Azam.

"Jadi beneran mas? Asyik.." sorak Khanza yang merasa senang dengan kejutan yang diberikan Azam.

"Makasih mas," ujar Khanza yang langsung memeluk Azam.

"Sama-sama sayang," jawab Azam yang langsung memeluk istrinya.

Setelah Khanza tahu, mereka akan berangkat. Ia pun segera berkemas untuk keperluan besok, mulai dari keperluan pribadi seperti barang-barang pakaian luar dan pakaian dalam tidak lupa ia masukan. Selain itu, Khanza pun membawa beberapa cemilan yang biasa ia masukan ke dalam koper saat akan bepergian.

Sebelum berangkat ke Bali besok, tidak lupa Khanza pun mengabari orang tuanya terlebih dahulu untuk meminta izin. Khanza berbicara kepada orang tuanya melalui sambungan telfon. Khanza segera mencari benda pipih miliknya untuk menghubungi ibunya.

📱"Hallo bu, Assalamualaikum."

📱"Waalaikumsalam warrohwatullohi wabarokatuh."

📱"Begini bu, aku mau pamit karena besok aku akan pergi ke Bali bu."

📱"Wah asyik dong, pasti mau bulan madu ya?"

📱"Ah ibu, tau aja. Kita mau jalan-jalan aja bu, sayang soalnya ini hadiah dari kantornya mas Azam."

📱"Iya kalau begitu hati-hati dijalan ya nak."

📱"Iya bu, ya sudah kalau begitu aku tutup dulu telfonnya bu, assalamualaikum."

📱"Waalaikumsalam."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!