Dor........
Tubuh Michelle rubuh membentur rerumputan di bawahnya, tubuhnya bergetar ketakutan menyadari mungkin dia sudah mati, namun..beruntung tembakan Dimitri malah memutus kain yang menjadi sandarannya..Michelle mendongakan wajahnya dan seketika bertemu dengan tajamnya tatapan Dimitri yang terlalu dingin...
Sial..tatapan itu seakan membunuhnya, apakah kakak setega itu kepadanya...?? hoh....Michelle seketika memalingkan wajahnya, dan seorang pelayan menghampirinya dengan tangisan..
''Nona Michelle....''
''Yah......''
''Tuan Dimitri memerintahkan agar seluruh anggota keluarga memakai pakaian hitam tanda berkabung....''
''Aa...apa maksudmu...''
''Tuan Harry,....sudah meninggal....''
Deg!!!!
Bagaikan petir di siang bolong, betapa terkejutnya Michelle mendengar kabar jika sang ayah meninggal...
''Tidak....kau bohong...'' tangis Michelle pecah saat itu juga...
Sang pelayan hanya menundukan kepalanya dalam-dalam...ia ikut menangis di depan sang nona muda, bagaimanapun tuan Harry Swan adalah pria yang baik dan hangat meski itu pada para pelayan, jadi semua pelayan dan anak buah di rumah besar ini sangat berduka...
''Aku tidak percaya....ayah...ayah tidak mungkin pergi...'' jerit Michelle sesegukan,
Gadis itu segera berlari menuju halaman rumah dan menaiki tangga sementara, pelayan itu mengikutinya dari belakang...
Michelle terus menangis hingga suaranya menjadi serak, dan akhirnya sampai di ujung tangga, sudah banyak yang mengerumuni sang ayah, ada ibunya dan kakaknya Rob...dan tentu saja ada kak Dimitri yang berdiri sedikit jauh dan hanya bersembunyi di balik kacamata hitamnya..
''Ayah........'' tangis Michelle pecah saat itu juga..gadis itu menghambur mendekati sang ibu yang sedang menangis di sisih sang ayah dan di sampingnya kakaknya Rob hanya tertunduk...
Ayah mengapa secepat ini...?? tangisan Michelle menggema di ruangan...tak ada seorangpun yang bisa menghentikannya termasuk sang ibu, Dimitri memandang Michelle yang terus meraung dan menangis histeris di bawah sana...dan tampak sang ibu tiri memeluk putrinya seakan menenangkan..mereka benar-benar cocok, jemari Dimitri mengepal...ia sudah mengambil sample rambut Michelle dan air li*r untuk di tes DNA, dan jika Michelle bukan anggota keluarga Swan maka....mereka berdua akan dihukum terutama sang ibu tiri..dan Dimitri tidak akan pernah main-main...
''Anakku..relakan saja ayahmu nak, biarkan ayahmu tenang disana,...''
Isakan Michelle semakin sesegukan di pandanginya sang ayah yang seolah tertidur saja, ingatan terakhir mereka tadi membuat hatinya sungguh sakit sekali...ayah memberikan hadiah padanya lebih dahulu karna tau ia tak akan pernah merayakannya..tidak akan pernah...rasanya bagai belati sedang menghujam jantungnya...Michelle masih sesegukan memikirkan sang ayah....bagaimana mungkin dia rela, diantara kedua kakaknya..dia yang paling sedikit menghabiskan waktu dengan sang ayah...mengapa seperti itu..mengapa dunia tak adil padanya..mengapa...??
''Aku masih merindukanmu ayah,...mengapa ayah tega pergi...''
''Michelle..'' isak Hera sang ibu dengan tangisan yang pecah...
''Aku merindukan ayahku bu,.....aku merindukannya...'' jerit Michelle masih tidak menerima...
Hera terus memeluk tubuh putri kecilnya dan mendekapnya dengan begitu erat....
sampai Dimitri tak tahan melihat pemandangan itu lantas keluar dari sana...kalau tidak ia akan lepas kendali...
**********
3 hari kemudian....
Michelle masih berada di kamarnya, setelah ayahnya di makamkan,...rumah berada di dalam kendali sang kaka pertama yaitu Dimitri, semua aturan yang pernah di buat sang ayah langsung di ganti dengan peraturannya, bahkan sang ibu tidak mempunyai kuasa sama sekali..hal itu membuat Michelle marah..kak Rob juga tak bisa di andalkan, ia memang tidak tinggal dirumah ini dan memilih apartemennya..yah..dia dan Dimitri sama sekali tidak cocok jadi mereka pasti akan bertengkar jika bertemu...
Ingin sekali Michelle membawa ibunya pergi dari rumah besar ini..toh, mereka tidak di anggap..namun sang ibu bersikeras ingin tinggal disini untuk mengenang sang ayah...
Pintu kamarnya di ketuk dan seorang pelayan masuk ke dalam ruangan...
''Nona Michelle...''
''Yah....katakan saja...''
''Tuan Dimitri menunggu anda di ruang makan sekarang juga, nyonya Hera juga sudah ada disana...tuan muda Rob juga menunggu..''
Michelle menegakan tubuhnya....kak Rob datang..? wajahnya berubah cerah...mengapa mereka semua di kumpulkan..??dengan langkah cepat Michelle meluncur turun dari tangga dan sesaat kemudian memasuki ruang makan...
Disaat yang sama ia langsung di sambut oleh tatapan beku yang di layangkan oleh sang kakak Dimitri kepadanya..buru-buru gadis muda itu menundukan kepalanya...
''Selamat malam...''
''Duduklah adikku..'' Dimitri tersenyum....
Bisakah seseorang mencubit, menampar atau lakukan sesuatu untuk menyadarkannya kalau ini bukanlah mimpi...Dimitri bersikap lunak kepadanya..?
Michelle tersenyum kaku, lalu melangkah menuju kursi di samping ibunya dan duduk disana....
''Ibu....''
''Yah sayang....'' Hera tersenyum di wajahnya yang sembab...
''Jika ibu sakit makan saja di kamar, mengapa ibu memaksakan diri untuk turun...''
Hera tersenyum sambil sesekali terbatuk,..
''Ibu merindukan moment ini sayang...semua anak-anak ibu berkumpul dan makan malam bersama, pemandangan yang indah..'' ucap Hera dengan senyuman lembut..
''Bagaimana kalau kita makan sekarang ibu...'' ucap Dimitri dengan nada yang begitu halus..
Hera akhirnya menganggukan kepalanya...
''Baiklah nak....''
Mereka pun mulai makan walau dalam kebekuan, Dimitri dan Rob sungguh tak bisa berada di ruangan yang sma..situasi akan menjadi panas...
''Jadi kapan pembacaan surat wasiat ayah...''tanya Rob basa basi...
''Besok..''jawab Dimitri santai..
Hera dan Michelle saling menatap...
''Baiklah...aku akan menginap malam ini karna aku tak ingin melewatkan sedikitpun..''ucap Rob dingin...
''Bagus....menginaplah adikku...'' balas Dimitri tersenyum lalu memalingkan wajahnya pada sosok Michelle yang sedang menikmati pucing coklat miliknya dengan cara yang aneh...dan unik..
Dimitri hanya tersenyum dingin...akhirnya dia tau siapa Michelle sebenarnya...
''Bagaimana Michelle, apakah kau ingin kuliah...''
Michelle yang sedang asik menikmati pudingnya tidak fokus pada pertanyaan Dimitri dan sibuk sendiri samapi Dimitri harus mengulangi pertanyaannya dan sang ibu Hera harus menyikutnya hingga dia sadar...gadis itu menoleh..
''Ibu....'' jerit Michelle protes...
''Kak Dimitri sedang bertanya kepadamu..'' balas sang ibu..
Michelle langsung menatap wajah Dimitri yang terlihat gusar..
''Bisakah kakak mengulangi pertanyannya..''
Dimitri pun lagi-lagi menunjukan ekspresi yang aneh...
lalu mengulang pertanyaannya..
''Apakah kau akan kuliat atau bekerja di salah satu perusahaan ayah...''
Michelle menghela nafas....ingatan belajar di asrma membuat otaknya terasa penuh dan akan meledak..tidak...ia tak bisa melanjutkan kuliah atau bekerja...ia hanya ingin bersenang senang...sebentar lagi baru akan berusia 18 tahun...
''Aku ingin jalan-jalan saja, aku ingin bermain, aku ingin belanja..dan....''
''Apa katamu....'' suara Dimitri yang dingin begitu menusuk hatinya gadis itu terkejut setengah mati...
''Apakah aku salah..aku masih terlalu muda, belajar di asrama kemarin sungguh membuatku pusing kak....ijinkan aku bermain selama setahun...aku akan...''
''Beraninya kau ingin bermain-main...'' teriak Dimitri meledak dalam amarah..
Michelle terkejut sampai hampir menangis....sementara sang ibu Hera berusaha mengendalikan situasi...
''Michelle masuklah kekamar, ibu ingin bicara dengan kakakmu...''
''Tapi bu....''
''Ibu mohon......'' desah Hera dengan mata berkaca-kaca..
Michelle menghela nafas..yah...pria ini sangat kasar....di tatapnya Dimitri...sebelum bangkit meninggalkan ruang makan..
tapi sebelum benar-benar pergi ia masih menoleh..
''Kakak seperti monster..''desisnya tajam..
Dimitri mengerang...namun Michelle sudah pergi...dan kini meninggalkan ia dan juga Sang ibu tiri berdiri saling berhadapan..
''Bagaimana kalau kita bicara di ruang kerjaku ibuku sayang..''
Dimitri melangkah meninggalkan Hera yang mampu menghela nafas...ia pun mengikuti langkah putra tirinya itu,....
**********
Hera belum sempat duduk namun Dimitri melemparkan sesuatu di hadapan matanya...
Brughh!!!!
''Bisakah kau jelaskan tentang kelahiran Michelle kepadaku ibu tiriku yang penipu..'' desis Dimitri dengan tatapan membunuh..
Deg!!!!
Hera menghela nafas.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
🍁𝐘𝐖❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
👍🌹❤️🤗😘
2022-08-06
0