Salah Paham

Hari sudah malam. Orang tua Xavi belum membalas pesan teks darinya. Jangan kan membalas, membaca pesan darinya pun tidak. Membuat Yunda kesal sendiri dibuatnya.

Tak punya pilihan lain, Yunda pun menghubungi nomer tersebut.

Kali ini sang pemilik nomer pun menyambut panggilan tersebut.

"Hallo.... " terdengar suara pria berbicara.

"Ya, Hallo.... apa benar ini dengan bapak Ri... Richard Daw... ah, siapa tadi namanya ya!" ucap Yunda.

Di seberang sana, seorang pria terlihat menunggu sembari mengerutkan kening.

"Hay, kamu... kamu cari siapa?" tanya pria itu.

"Itu, Pak, Ehhh... Om, apa benar ini nomer bapak Richard Dawkins?" .... (bener nggak tu ku sebut namanya tadi e, ishhh) terdengar suara Yunda menggerutu berbicara sendiri.

"Ya, namaku Richard. Kenapa? ada apa kamu mencariku? jangan bertele-tele aku sedang sibuk!" bentak pria itu.

"Ehhh... sebentar, Pak.. anu.... "

Tootttt... tooottt....

Panggilan telepon terputus. Ternyata ponsel Yunda mati.

"Ya Tuhan hepeee ... pengen tak pidak ae koen... iki urusan penting, nyapo matiiii.... " teriak Yunda kesal.

Xavi yang melihat tingkah lucu Yunda tentu saja langsung tertawa.

"Hay, kekasihku... jangan tertawa kamu. Hapeku mati kamu malah ketawa!" ucap Yunda sembari menggelitik perut Xavi.

"Kakak lucu, seperti bibi! Suka mengomel pakek bahasa planet," ucap Xian, masih terkekeh.

"Bahasa planet? Siapa yang bilang?"

"Papi!"

"Dasar, papimu mesti ku omelin. Itu bahasa daerah Kakak tau." Yunda melirik manja.

"Xavi tau, tapi papi nggak tau." Bocah empat tahun itu tersenyum lagi.

"Papimu perlu ku omelin!" ucap Yunda.

"Apa kakak berani?" tanya Yunda.

"Emm, apakah dia galak?"

"Sangat, papiku menyeramkan. Suaranya keras. Seperti badannya, keras!" jawab bocah itu, lugu.

Spontan Yunda pin terkekeh.

"Seperti apa papimu? Apakah dia tampan juga sepertimu?" tanya Yunda. Seketika ia membelalakkan mata, kenapa jadi bertanya seperti itu. Bukankah ini sangat tidak sopan.

"Eh, sorry. Maaf kakak tidak sopan."

"Tidak pa-pa, papi tidak dengar ini."

"Hay, kenapa kamu berpikir begitu, ha? tidak boleh, Sayang. Sama siapapun tidak boleh ngomongin di belakang. Itu namanya julid. Julid itu nggak baik. Oke!"

Xavi mengangguk. Lalu kembali memeluk Yunda. Seakan tidak ingin berpisah dari wanita cantik itu.

"Kamu jauh dari orang tuamu, lalu bersama orang asing. Apa tidak takut?" tanya Yunda.

"Kakak baik, tidak memarahiku, kasih Xavi makan. Peluk Xavi, mandiin Xavi. Beliin Xavi baju. Bolehkah Xavi di sini saja. Xavi suka di sini," jawab bocah itu lugu.

Yunda tersenyum sambil mencium tangan bocah tampan itu. Andai boleh, Yunda juga ingin tetap bersama Xavi.

Menghabiskan waktu bersama. Berdua. Selama-lamanya.

Namun bagaimana dengan orang tua bocah tampan ini. Apakah mereka akan mengizinkannya.

"Xavi boleh kok sering-sering ke sini. Pokoknya kalo malam kakak ada di rumah, pagi sampai sore kakak di warung. Jadi Xavi sudah tahu kan di mana kakak berada kalo Xavi ingin bertemu?" ucap Yunda, sedih. Di peluknya bocah itu dengan penuh kasih sayang. Seolah enggan berpisah. Tapi mau bagaimana lagi? Xavi memiliki orang tua dan dirinya juga memiliki kehidupan sendiri.

Untuk menyalakan Handphone itu kembali, Yunda pun segera menge charge handphone itu. Sambil menunggu, Yunda pun pergi ke dapur untuk membuatkan Xavi susu.

Setelah susu itu jadi, Yunda segera kembali ke ruang tamu. Tentu saja untuk menemani bocah tampan itu menonton televisi.

"Sayang, susunya sudah jadi. Di minum dulu yuk!" ucap Yunda sembari menyuapi Xavi susu buatannya.

Namun ketika ia menyuapi bocah tampan itu susu. Pintu rumahnya didobrak seseorang. Spontan, Yunda dan Xavi pun terkejut. Mereka langsung berpelukan takut.

Segerombolan orang berpakaian preman, masuk ke dalam rumah sederhana milik Yunda. Tanpa berucap apapun, salah satu dari mereka menodongkan pistol pada Yunda dan Xavi. Membuat mereka berdua mengigil ketakutan.

"Ada apa ini? Kalian siapa?" tanya Yunda sembari mendekap Xavi. Terlihat Xavi tersenyum di dalam dekapan Yunda, sebab ia tahu bahwa orang-orang itu adalah ajudan yang selalu menjaganya.

"Jangan banyak tanya, serahkan anak itu pada kami. Atau kami ledakkan kepalamu!" printah orang itu.

"Enak saja, dia anakku! Kalian nggak berhak bawa dia!" jawab Yunda.

Yunda tidak menyadari bahwa ucapannya itu malah memancing kesalah pahaman.

"Apa kau bilang, dia putramu? Dia itu Tuan Muda kami! Jangan ngarang ada." ucap pria itu.

Tentu saja Yunda tidak percaya begitu saja dengan ucapan ketua geng itu. Bisa saja mereka preman yang hendak menculik Xavi. "Tidak kalian bohong. Mana mungkin dia Tuan Muda kalian. Dia putraku!" Yunda tetap kekeh pada pendiriannya. Tak mau menyerahkan bocah itu pada segerombolan preman itu.

Tak sabar, ketua geng itu pun meminta anak buahnya untuk membawa keduanya ke mobil. Tentu saja untuk menyarankan mereka berdua pada bos mereka.

"Ehhh... ehhh... kami mau dibawa ke mana? Jangan pegang-pegang, kita bukan muhrim. Ehhhhh.... " teriak Yunda heboh.

"Diam, dasar wanita gila!" bentak salah satu dari mereka.

"Aku tidak gila, bodoh! Kalian salah tangkappp... " teriak Yunda lagi.

"Lepasin kami, Brengsek!" teriak Yunda lagi. Kesal.

Para preman itu tak menghiraukan. Telihat ketua preman itu memberi anak buahnya kode. Salah satunya pun mengangguk. Tak lama kemudian mereka melakban mulut Yunda, serta mengikat tangan wanita itu. Tentu saja agar tidak berisik. Sedangkan Xavi hanya diam, tersenyum dan menonton kejadian menyenangkan itu. Tanpa berucap sedikitpun.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

hayatun nufus

hayatun nufus

dadar xavi udah di tolongin kok malah ketawa aja pas yunda di lakban

2022-10-19

2

💜🌷halunya jimin n suga🌷💜

💜🌷halunya jimin n suga🌷💜

xavi die kira game online kali ye

2022-09-13

0

🦋PutriBiru🦋

🦋PutriBiru🦋

suka bgt cerita duda pa lg ada bocil yg menggemaskannnnn

2022-08-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!