Keberuntungan ternyata ada di pihak Melody. Selama lebih dari seminggu dirinya pergi bersama Felix. Setiap hari ketiga kakaknya meminta Lion untuk pulang bersama Melody namun tanpa mereka tahu Melody tidak mengikuti perintah tersebut. Lion juga menutup mulutnya dan tidak memberitahukannya pada ketiga kakak Melody.
Saat ini Melody bersama Felix berada di sebuah toko musik. Toko musik tempat dimana Melody melihat Felix pertama kali dan pada saat itu dia langsung terpesona dengannya.
"Bagaimana dengan biola ini? Sepertinya ini bagus." tanya Felix membawa sebuah biola pada Melody. "Sudah lama aku tidak mengasa kemampuanku bermain biola, sepertinya aku sudah tidak bisa lagi memainkannya."
"Lalu kenapa kakak ingin membelinya?" tanya Melody.
"Aku tidak ingin kalah dari Melody." jawab Felix. "Aku akan membeli biola ini dan membawanya kemanapun seperti Melody membawa gitar. Hmm, sepertinya aku juga harus mengubah namaku agar semakin keren. Bagaimana kalau symphony?" ujar Felix.
Melody tersenyum mendengarnya. "Kakak bisa mencoba biolanya sebelum membeli."
"Oke, aku akan coba." senyum Felix.
Felix mulai menggesek biola tersebut. Melody terus memperhatikannya hampir tidak berkedip. Melihat Felix bermain biola membuatnya kembali teringat hari mana dia melihat Felix pertama kali. Seperti halnya dulu kali ini pun Melody merasa terpesona pada Felix.
"Bagaimana? Biola ini memang bagus. Aku akan membelinya." ucap Felix selesai mencoba biola tersebut. "Melody dengar aku?"
"Benar kak, biola itu bagus." jawab Melody tersadar dari lamunannya.
...***...
Angin menderu dengan diiringi rintikan hujan yang jatuh membasahi bumi. Waktu menunjukan hampir jam tujuh malam saat Felix mengantar Melody pulang setelah meninggalkan toko alat musik. Tiba-tiba handphone Melody berdering ketika mereka hampir sampai beberapa blok lagi ke rumah Melody.
Melody terkejut karena Athos yang menelepon. Dia dan Felix saling tatap sejenak sebelum dia menjawab telepon tersebut.
"Halo." ucap Melody dengan perlahan.
"Sudah dimana? Kenapa belum pulang? Hujannya sudah hampir deras." tanya Athos. Terdengar dari nadanya, dia sangat khawatir. "Kita akan makan malam bersama dirumah. Hanya kau yang belum pulang."
"Se... semuanya sudah di rumah kak?" Melody sangat terkejut.
"Iya. café tutup cepat, paman juga sudah pulang. Kamu dengan Lion kan? Apa perlu kakak jemput?"
"Tidak usah kak. Aku sudah di jalan, sebentar lagi juga sampai."
"Kalian berteduh dimana? Biar kakak jemput saja."
"Tidak usah kak. Sudah ya kak." Dengan cepat Melody mematikan teleponnya.
"Kakakmu ya?" tanya Felix, Melody hanya mengangguk kecil. "Terus bagaimana?"
Melody berpikir cepat dan langsung menghubungi Lion. Dia berpikir kalau saat ini Lion belum pulang karena tadi saat pulang sekolah sepertinya Lion ingin pergi bersama teman-temannya. Harapannya adalah Lion saat ini.
"Ada apa?" Terdengar suara Lion di ujung telepon. Melody merasa lega karena mendengar suara riuh di belakang Lion. Itu berarti dugaannya benar kalau saat ini Lion belum berada di rumah dan pergi bersama teman-temannya.
"To...tolong bantu aku..." Jawab Melody ragu karena takut Lion akan menolak. "Aku ingin pulang tapi semua keluargaku sudah di rumah."
"Apa kau dengan Felix?"
"I...iya"
"Kalian dimana?" tanya Lion setelah sempat terdiam beberapa detik.
Melody bernapas lega mendengar respon Lion. "Dua blok dari rumah." jawabnya.
Melody menunggu Lion datang bersama Felix di dalam mobil yang berhenti di dekat pertokoan yang jaraknya dua blok dari rumahnya. Hujan benar-benar semakin deras, udara juga semakin dingin. Jalanan begitu lengang tanpa kendaraan yang biasanya begitu ramai berlalu-lalang di daerah ini. Melody dan Felix hanya terdiam tanpa berbicara. Saat ini Melody bingung harus membicarakan apa. Sepertinya dia juga tidak tahu apa yang harus di bicarakan karena merasa sangat tidak enak dengan yang terjadi saat ini.
Lima belas menit kemudian.
Akhirnya Lion datang dari arah yang berlawanan dengan motor putih kesayangannya. Dia menghentikan motornya di seberang jalan dan segera turun. Berjalan mendekati mobil kuning dimana Melody ada di dalamnya. Lion sudah basah kuyup terguyur hujan dengan tidak menggunakan jaket. Dia membawa jaket miliknya dalam dekapannya, berusaha agar air hujan tidak membuatnya basah. Ketika sampai di dekat mobil milik Felix, Lion mengetuk kaca jendela mobil tersebut.
"Maaf kak." ucap Melody pada Felix.
"Kenapa minta maaf?" Felix malah bertanya dengan menatap Melody. "Tidak perlu minta maaf. Ayo cepat turun kasihan tukang ojekmu sudah menunggu..." senyum Felix. Melody sempat khawatir Lion mendengar kata-kata Felix yang memanggilnya tukang ojek, tapi untung saja Lion tidak dengar karena berada di luar dan tidak memperhatikan mereka.
"Terima kasih, kak." Melody menatap Felix.
Felix tersenyum menjawabnya.
"Karena takut rusak terkena hujan, Melody bisa mengambil gitarnya besok." ujar Felix.
Melody mengangguk kecil menjawabnya dan segera membuka payung sebelum turun.
"Gitarnya?" tanya Lion.
"Aku titipkan padanya karena takut rusak." jawab Melody.
"Pakai ini." Setelah menutup pintu mobil Lion memberikan jaketnya pada Melody, dan mengambil payung yang ada di tangannya. "Lain kali aku tidak akan bantu lagi. Tahu tidak tadi temanku ingin mentraktir. Karena kau, aku jadi tidak dapat traktirannya." seru Lion. Seperti biasanya Melody tidak menanggapi kata-katanya. "Ayo cepat!! Aku lapar..." Lion menarik tangan Melody menyeberang jalan setelah Melody selesai memakai jaket yang dipinjamkan Lion.
Saat menyeberang, Melody menoleh ke arah Felix yang memperhatikannya melalui jendela mobil yang dibuka. Felix tersenyum pada Melody dan melambaikan tangannya. Melody terus memperhatikannya dan tidak bisa memalingkan pandangan dari senyumnya.
"Lihat apa?" Tiba-tiba Lion memakaikan helm pada Melody sehingga membuatnya terkejut dan mengalihkan pandangannya dari Felix lalu menatap Lion. "Sebagai gantinya, kau harus traktir aku!!" ujar Lion sambil menaiki motornya.
...***...
Sesampainya di rumah, Melody langsung membersihkan diri. Semua keluarganya tampak panik saat melihat dirinya dan Lion tiba dengan basah kuyup. Ayah juga langsung membuatkan susu panas untuk puteri kesayangannya karena melihat Melody menggigil agar rasa dinginnya berkurang.
Sekitar pukul delapan malam Melody keluar kamar untuk makan bersama dengan keluarganya. Melody sempat terkejut melihat Lion bersama neneknya, nenek Arumi berada di meja makan keluarganya. Lion tersenyum pada Melody dengan ciri khasnya yang terlihat sangat senang. Melody jadi berpikir, ada acara apa sekarang ini.
"Melody tidak lupakan hari ini ulang tahun kakek?" tanya Kakek pada Melody ketika cucunya tersebut duduk di kursi dekat ayah. Sedangkan ayah duduk di hadapan kakek yang duduk di kursi utama. Sebelah kanan Melody adalah paman Ron.
"Mana mungkin aku lupa kek... hari ini ulang tahun kakek kan?" jawab Melody yang sebenarnya baru menyadarinya. "Tapi maaf kek, aku belum beli kado."
"Tidak perlu cucuku yang cantik. Ayo kita makan saja sekarang, kakek sudah lapar." ucap kakek.
"Ayo kita makan. Aku sudah lama menahan lapar." seru Lion dengan semangat.
Mereka semua menikmati makan malam yang di buat Athos dan Ayah. Dalam hatinya Melody merasa bersalah karena tidak mengingat ulang tahun kakeknya sendiri. Saat dia sedang melamun ketika makan, tiba-tiba handphone miliknya yang di letakan samping piring makannya berdering. Secepatnya Melody mengambil handphone-nya karena berpikir Felix lah yang mengirim pesan. Tapi harapannya pudar karena ternyata Lion yang kurang kerjaan yang mengiriminya pesan.
Kau tidak ingatkan ulang tahun kakek tadi! -Lion-
Kau juga sudah tahu kan kalau di rumahku akan ada acara makan malam? -Melody-
Tadi sebelum kau telepon, Ars meneleponku dan bertanya kita ada dimana...ya aku jawab sedang pergi ke perpusnas untuk mengerjakan tugas. -Lion-
Sebelum sempat Melody membalas pesan itu handphone-nya berbunyi kembali.
Ingat traktir aku sebagai ucapan terima kasih. -Lion-
Sekarang saja kau sudah makan gratis kan di rumahku? -Melody-
Tapi makanan ini kakek yang punya. Aku tidak mau tahu, pilih traktir atau aku beri tahu tentang Felix? -Lion-
Awas kalau berani buka mulut!! -Melody-
Berarti traktir kan?! Hahaa... aku menang :p. -Lion-
Melody tidak berniat membalas pesannya lagi. Hal itu membuat Lion mengirim pesan yang lain.
Traktir kan? Aku akan cari makanan yang mahal. -Lion-
Melody tidak membalasnya lagi dan lebih memilih mematikan handphone. Lion terlihat kesal. Dia yang duduk di kursi sejajar di hadapan Melody dan di antara Prothos dan Aramis, memelototi Melody terus dan bergumam agar Melody membalas pesannya. Tapi Melody mengacuhkannya dan terus menikmati makanannya tanpa melihat kearah Lion.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 223 Episodes
Comments
Dena
Lion mang bisa diandalkan 😁
Btw knp kaka2 Melo begitu mempercayai Lion🤔
2023-12-18
1
⠀⠀⠀ ⠀ ⠀⠀⠀⠀ ⠀ ⠀⠀⠀⠀ ⠀ ⠀⠀⠀⠀𝐙⃝🦜
keknya lion suka smaa melo , tpi krna melo responnya cuek, jadi lion juga rada cuek juga
2023-10-23
1
Minakim
Gue curiga nih anak gak murni deketin Melody
2023-01-13
1