Bel istirahat baru saja berbunyi. Guru belum keluar ruangan kelas, tetapi Felix sudah dulu masuk ke dalam kelas dan menghampiri meja Melody. Padahal Lion pun masih duduk di kursi samping Melody. Hampir seluruh anak di kelas memperhatikan kedatangannya, sedangkan Lion masih asyik mendengarkan musik dengan headphone terpasang di telinganya dan membaca sebuah komik, bersikap santai seperti biasanya. Felix tersenyum pada Melody ketika sampai di dekat meja Melody dan Lion.
"Bisa minggir?" seru Felix pada Lion. Lion menatap Felix dengan wajah malasnya, dan segera bangkit berdiri lalu pergi keluar kelas. Nanti pulang dengan siapa?" Melody diam tidak menjawab karena semua mata anak di kelas sedang tertuju pada dirinya dan Felix. "Melody sangat pendiam ya. Aku jadi semakin penasaran. Senyum Felix. Aku antar pulang bagimana? Melody mau kan?"
"Aku pulang dengan kakak-kakakku." Jawab Melody tanpa menatapnya.
"Oh begitu, tapi lain kali pulang bersamaku ya?" ucap Felix dengan senyum.
...***...
Ketika bel pulang berbunyi, Lion bergerak cepat meninggalkan kelas. Melihatnya Melody merasa aneh dan berpikir kalau Lion ingin menghindar agar dirinya tidak menumpang lagi.
"Memangnya siapa yang ingin menumpang dengannya. Dasar orang aneh." gumam Melody sambil berjalan keluar kelas.
"Melo..." Panggil Prothos yang menunggu Melody di depan kelas.
Di sekitar jarak hampir sepuluh meter, Felix berdiri menatap kearah mereka. Felix hanya memperhatikan Melody dan Prothos. Melody melihat Felix namun tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bersikap seperti tidak melihat.
"Aku akan mengantarmu pulang dulu, setelah itu baru ke café."
"Dimana kak Ato dan kak Ars??" tanya Melody.
"Ato masih ada urusan osis, kalau Ars baru saja dia pergi dengan Lion ke café." Jawab Prothos. "Lion akan bantu-bantu di café karena café kekurangan orang."
Pantas saja dia buru-buru tadi, batin Melody. "Kak, boleh aku ke café?"
"Sebaiknya adikku yang manis ini istirahat saja di rumah. Oke?" ucap Prothos dengan senyum.
Melody sudah dapat mengira kalau Prothos akan berkata seperti itu karena dirinya hampir tidak pernah mendapatkan ijin pergi ke café.
Ketika mobil mereka baru saja keluar gerbang sekolah. Tiba-tiba sebuah mobil berwarna kuning terang melaju cepat dan berhenti di samping mobil yang di kendarai Prothos. Ternyata mobil tersebut adalah mobil milik Felix. Mobil tersebut tidak tertutup karena atapnya dapat di buka secara otomatis jadi siapa saja dapat melihat orang yang mengendarai mobil tersebut. Ternyata adalah Felix. Dia tersenyum pada Melody dan kembali melaju sangat cepat tanpa memedulikan Prothos.
"Mau apa si brengsek itu?" seru Prothos dengan kesal. "Sekali lagi begitu pasti aku habisi dia." Prothos menatap Melody, tapi Melody segera mengalihkan pandangan dari kakaknya.
...***...
Sekitar pukul tujuh malam, terdengar suara motor Lion ketika Melody sedang belajar di meja belajar kamarnya. Tidak berapa lama kemudian Aramis datang membuka pintu kamar Melody sangat kasar. Melody terkejut melihat kehadiran kakaknya tersebut. Melihat raut wajah Aramis, Melody tahu kalau saat ini Aramis sedang sangat marah. Marah padanya, tapi tidak tahu kesalahan yang di lakukannya sampai membuat Aramis marah.
"Kak Ars sudah pulang? Mana yang lainnya?" tanya Melody menatap Aramis dengan berusaha bersikap biasa untuk meredakan emosi yang terpancar di wajah kakak pemarahnya tersebut.
"Ingat kata-kata ku, jangan deketi si brengsek Felix!! Dengar?!" tatap Aramis tajam. "JANGAN DEKATI DIA!!" teriak Aramis geram setelah itu keluar kamar. Membanting pintu sangat keras hingga ruangan tersebut terasa bergetar.
Jantung Melody berdetak cepat mendengar bentakan Aramis barusan. Aramis terlihat sangat menakutkan hingga Melody sempat berpikir kalau Aramis akan memukulnya tadi. Dia yakin sekali kalau jika saja dirinya bukan wanita pasti Aramis akan memukulnya karena kemarahannya tadi benar-benar sangat menakutkan. Melody mulai berpikir dari mana Aramis tahu tentang Felix. Pasti Lion yang memberitahunya.
Melody menoleh ke arah jendela dan melihat Lion berdiri di dekat jendela kamar sedang melihat ke arahnya juga. Lion mengangkat bahunya pada Melody, membuat Melody yakin kalau dia yang memberitahu Aramis mengenai Felix yang datang ke kelas saat waktu istirahat. Melody mulai merasa marah dengan sikap Lion tersebut.
...***...
Di sekolah Melody berusaha menunjukan kemarahannya pada Lion dengan tidak menganggapnya ada. Melody benar-benar marah karena kejadian kemarin. Dia merasa kalau Lion sudah mengkhianatinya dengan memberitahu Aramis mengenai Felix. Karena kesalnya dia tidak akan menanggapi kata-kata Lion lagi. Memang sebelumnya pun begitu, tapi Melody akan semakin tidak peduli padanya. Melody terus berusaha tidak melihat ke arah Lion.
"Marah ya?" Lion menyenggol bahu kanan Melody dengan bahu kirinya. Melody tidak memedulikannya dan terus memandang keluar jendela. "Maaf, aku tidak akan melapor lagi. Jadi jangan marah begitu."
"Terserah. Aku tidak peduli mau lapor atau tidak." ucap Melody dingin.
"Berarti tidak marah?" tiba-tiba Lion merangkul Melody.
"Jangan ganggu aku!!" ucap Melody menatap Lion, dan Lion langsung melepas rangkulannya.
...***...
Ketika jam pelajaran hampir usai. Lion menyodorkan handphone miliknya ke hadapan Melody. Melody tidak tahu maksud Lion, dia menoleh pada Lion. Lion hanya menggerakkan kepalanya untuk menyuruh Melody melihat handphone-nya. Setelah itu Melody segera mengambil handphone Lion dan membaca sebuah pesan.
Ternyata dari Athos, kakak tertua Melody meminta Lion untuk pulang bersama adiknya karena mereka bertiga akan segera ke café. Membaca isi pesan tersebut membuat Melody kesal. Bagaimana tidak, seharusnya Athos mengirim pesan padanya dan bukan pada Lion. Itu berarti mereka yakin kalau Melody akan setuju untuk pulang bersama Lion. Melody benar-benar merasa kesal karena sejak waktu itu dia tidak ingin menumpang Lion lagi.
"Bagaimana?"
"Apanya yang bagaimana? Aku tahu, aku tidak akan numpang lagi. Jadi tidak perlu khawatir, aku tidak akan menumpang." Jawab Melody sinis.
"Baguslah." ucap Lion setelah itu mengambil handphone-nya dari tangan Melody.
...***...
Ketika jam sekolah usai. Felix sudah menunggu di depan kelas Melody. Dia akan mengantar Melody pulang karena ketiga kakaknya tidak menjemput. Melody menerima ajakannya tersebut. Lion meluncur keluar kelas dengan skateboard miliknya. Dia berhenti meluncur dan mengambil skateboard-nya ketika melihat Melody dan Felix di depan kelas.
"Tenang saja. Bibir ini pasti tertutup rapat." Seru Lion tanpa menghentikan langkahnya. Jari telunjuknya menunjuk bibirnya.
...***...
Felix mengajak Melody menonton film, hal itu membuat Melody merasa sangat senang karena mimpinya menjadi kenyataan. Sejak lama Melody menyukai Felix namun tidak berniat untuk menunjukan rasa itu padanya. Tapi yang terjadi adalah hal di luar dugaannya. Sekarang dia bersama dengan pria yang disukainya. Menghabiskan waktu bersamanya. Saking senangnya Melody merasa ingin berteriak dan memberitahukan kebahagiaannya itu pada semua orang. Berada dekat dengan Felix membuat jantungnya tidak berhenti berdetak kencang.
Felix mengantar Melody pulang setelah makan. Waktu menunjukan pukul tujuh malam ketika mereka sampai di depan rumah Melody. Melody mulai merasa cemas jika saat ini keluarganya sudah berada di rumah, terutama ketiga kakak laki-lakinya. Melody pasti akan mendapat masalah besar jika mereka tahu dirinya pulang bersama Felix setelah pergi seharian bersamanya hingga pulang telat.
"Terima kasih ucap Melody setelah Felix memberikan gitar miliknya yang baru saja di ambil dari bagasi mobil.
"Tidak masalah." Senyum Felix. "Lain kali kita bisa pergi lagi kan?" tanya Felix. Melody hanya tersenyum menjawabnya. "Oke, aku pulang ya, Melody langsung istirahat ya." setelah berkata demikian Felix kembali masuk ke dalam mobil dan pergi dengan sebuah senyum serta lambaian tangan.
Lion berdiri di beranda kamarnya. Dia memperhatikan Melody sejak Melody keluar dari mobil Felix. Melody melihat ke arah Lion namun Lion segera mengalihkan pandangannya. Dia kembali memasang headphone ke telinganya. Dengan sikap santai Lion langsung masuk kedalam kamar sambil bernyanyi dan nge-dance.
"Dasar orang aneh." gumam Melody melihat Lion setelah itu berjalan memasuki pintu pagar rumahnya.
Melody berjalan perlahan ketika memasuki rumahnya. Dalam hatinya terus berharap kalau kakak-kakaknya masih berada di café. Ternyata benar. Ketika dia masuk, di rumah hanya ada kakek saja. Kakek sedang menonton televisi di ruang tengah. Melody bernapas lega karena kali ini dia selamat.
"Cucuku dari mana saja, kakek sudah menunggumu pulang dari tadi?" tanya kakek yang mengetahui kehadiran Melody. "Siapa yang mengantar?" kakek berjalan mendekat.
"Ka... kakek, itu tadi temanku." jawab Melody berharap kakek tidak bertanya lagi.
"Kenapa tidak di suruh masuk?? Siapa namanya??" kakek bertanya lagi.
"Fe... Felix, kek. Dia sedang terburu-buru katanya, jadi tidak masuk."
"Oh begitu." ucap kakek berjalan meninggalkan Melody.
"Kakek..." panggil Melody dan kakek menoleh kearahnya. "Jangan bilang yang lainnya kek kalau aku pulang malam." ujar Melody. "Aku mohon kek."
"Iya iya. Tenang saja." jawab kakek membuat Melody bernapas lega.
Melody memasuki kamarnya. Ketika dia masuk, Lion berada di depan jendela kamarnya sedang nge-dance. Melihat tingkah Lion membuat Melody merasa kalau Lion semakin hari semakin aneh dengan hobinya tersebut.
Melihat Melody yang masuk ke dalam kamar, Lion berhenti dari hobinya lalu ke beranda. "Bagaimana kencannya?" tanya Lion.
Melody segera menutup tirai jendela kamarnya agar tidak di ganggu oleh Lion.
"Dasar pelit, apa tidak bisa cerita sedikit?!" serunya.
Melody kembali membuka tirai jendela kamarnya. "Jaga mulutmu, awas kalau sampai beritahu kakak-kakakku!!" ancam Melody setelah itu kembali menutup tirai jendela.
Melody membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Dia benar-benar senang bisa pergi bersama orang yang disukainya. Sepanjang perjalanan tadi jantungnya terus berdebar kencang seperti ingin meloncat keluar. Kebahagiannya itu membuat kucingnya, Mimi yang berada di sampingnya terlihat bingung karena Melody terus tersenyum seperti orang bodoh. Hari ini dia sangat merasa bahagia.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 223 Episodes
Comments
//
Jatuh cinta berjuta rasanya😁😁
Hati2 Felix, km bisa dirujak kakak2 Melody 🤣🤣
2023-12-15
0
Minakim
aku Lion ini sebenarnya care deh sama melody, cuma emang caranya beda
2023-01-13
1
Dam Lusitania
gak sopan
2022-09-05
1