MELODY 911 With The Three Musketeers
Tak ada yang tidak mengenal ketiga anak kembar laki-laki yang terkenal di kota ini. Si pintar, si tampan dan si kuat, mereka di kenal dengan sebutan The Three Musketeers.
Si pintar Athos, kakak pertama Melody dan yang tertua dari si kembar Musketeers. Bukan hanya pintar bahkan dia merupakan seorang jenius dalam banyak hal.
"Baiklah, aku rasa cukup. Setelah libur selesai kita bahas lagi mengenai hal ini. Selamat berlibur untuk kalian semua." Ucap Athos memasukan semua barang miliknya ke tas.
Athos mengakhiri rapat OSIS yang dipimpin olehnya yang merupakan ketua OSIS di sekolah mereka. Athos berjalan keluar ruangan namun tidak lama seorang murid perempuan dari anggota OSIS memanggilnya.
"Selamat ya atas kemenanganmu di Olimpiade matematika kemarin, dan kau juga tetap berada di peringkat pertama di tingkat sebelas." Ucap gadis yang menghampiri Athos.
"Jangan memberiku selamat untuk hal yang sudah biasa aku dapatkan." Jawab Athos yang terkenal kaku dan terkesan angkuh.
"Ini untukmu." Gadis itu memberikan sepucuk surat dan langsung pergi.
Athos menerimanya dan memasukan ke tas miliknya. Tak sekalipun dia membuka untuk membacanya.
Tidak berapa lama Athos berada di sebuah supermarket hendak belanja. Dia mengelilingi setiap sudut supermarket dan melihat seorang gadis hampir terjatuh saat ingin mengambil tisu yang berada di rak paling atas.
Dengan reflek, Athos memegangi tubuh gadis itu hingga gadis tersebut tidak jadi jatuh. Lalu Athos membantunya mengambil tisu untuknya tanpa sepatah katapun.
Gadis itu sempat terpaku melihat Athos. Dia memakai masker yang menutupi bagian bawah wajahnya.
"Terimakasih." Ucap gadis itu setelahnya berjalan pergi.
Athos menoleh ke bawah dan melihat handphone gadis itu terjatuh. Namun ketika Athos mencarinya dia sudah berada di kasir dan hendak ke luar supermarket.
Dia pun mengejar gadis tersebut hingga tak sengaja menabrak seseorang. Athos hanya menoleh sesaat untuk meminta maaf pada orang yang ditabraknya dan kembali mengejar gadis tadi sampai ke luar supermarket.
"Maaf, handphone-mu jatuh." Seru Athos membuat gadis itu melihatnya.
Athos memberikan handphone-nya, namun tiba-tiba gadis itu memeluknya. Membuat Athos mematung karena tidak mengerti dengan yang terjadi. Namun dia juga tidak menghindar dan membiarkan gadis itu memeluknya.
"Kau membantuku sebanyak tiga kali, itu sebagai ucapan terimakasihku padamu."
Hanya melihat dari matanya, Athos tahu kalau gadis itu tersenyum walau memakai masker.
Gadis itu langsung masuk ke kursi bagian belakang sebuah mobil yang langsung berjalan.
Athos masih memperhatikannya dan terkejut ketika gadis itu membuka maskernya. Di dagu bagian kiri bawah gadis itu terdapat sebuah lebam yang terlihat masih baru. Gadis itu memakai masker untuk menutupi lebam tersebut.
Tiba-tiba hujan turun rintik-rintik...
Si tampan Prothos, kakak kedua Melody berjalan memasuki sebuah mall sambil menelepon seseorang. Dengan ketampanan dan aura yang bersinar terang setiap wanita yang berjalan, melihat ke arahnya terus dan saling berbisik memuji ketampanannya.
"Nanti malam aku akan menjemputmu. Ya, hari ini café tutup kau tidak perlu khawatir. Sekarang aku akan memotong rambutku agar saat bertemu denganmu aku semakin terlihat tampan."
Setelah menutup teleponnya, Prothos menaiki ekskalator menuju lantai dua. Namun langkahnya terhenti ketika melewati sebuah restoran cepat saji.
Dia memperhatikan sepasang pria dan wanita yang tertawa manja di dalam restoran tersebut. Di ambilnya handphone miliknya dan menelepon kembali nomer yang tadi baru saja dia hubungi.
"Kau dimana?" Tanya Prothos.
"Sudah aku bilang, aku bersama teman-temanku sedang belajar kelompok." Jawab seorang wanita di ujung telepon.
Pandangan Prothos tidak berubah dari wanita yang berada di restoran bersama seorang pria yang terus diperhatikan Prothos. Wanita itu menerima telepon darinya.
"Hei, sepertinya aku tidak jadi menjemputmu nanti malam." Ucap Prothos.
"Kenapa?"
"Aku ingin punya pacar baru." Ujar Prothos langsung menutup teleponnya.
Dia melanjutkan jalannya dengan langkah gontai hingga tidak sengaja menabrak seorang wanita yang berpakaian kasual dengan hoodie menutupi kepalanya.
Prothos terus berjalan dan tidak menoleh.
"Anak SMA jaman sekarang tidak sopan. Kalau dia muridku akan aku hukum anak itu." Gumam wanita yang ditabrak Prothos.
Prothos pergi ke lapangan basket dan berlatih sendiri setelah memotong rambutnya. Dia menumpahkan kekesalannya dengan bermain basket.
"ARGGHHH!!" teriak Prothos saat melakukan dunk.
Setelah itu dia mengambil handphone-nya, dan menelepon wanita lain.
"Nanti malam aku akan menjemputmu. Ayo kita berpacaran."
Tiba-tiba hujan turun rintik-rintik...
Si kuat Aramis, Kakak ketiga Melody. Dia sedang duduk di sebuah gedung tua yang tinggi, dengan sebuah kanvas yang ada di sisi kirinya, terlihat gambar seorang anak kecil bermain layangan yang talinya sudah terputus. Di sebelah kanannya ada beberapa minuman kaleng yang sudah kosong. Tangan dan wajah Aramis penuh cat warna.
Drrrtt Drrrrtt
"Hhmm..." Aramis menjawab teleponnya. "Baiklah."
Berselang beberapa lama, Aramis berdiri di samping danau buatan yang berada di suatu kawasan yang sepi, di hadapannya sudah berdiri lima orang yang juga berseragam.
Orang-orang itu menyerang Aramis yang hanya seorang diri. Namun tidak membutuhkan waktu lama bagi Aramis untuk mengalahkan mereka.
Handphone-nya yang berada di dalam tas miliknya berbunyi. Dia membuka kasar tasnya hingga semua yang ada di dalamnya berjatuhan. Handphone-nya, dompet dan hanya sebuah buku gambar.
Digapainya handphone-nya dan menjawab.
"Sudah selesai." Jawab Aramis pada sahabatnya yang menelepon. "Sial!! Kau selalu menjadikan aku objek kebohonganmu!!" Setelah itu mematikan teleponnya.
Dia memungut buku gambarnya dan memasukan ke dalam tas. Setelah itu dia mengambil dompet miliknya yang terbuka. Diperhatikannya sesuatu yang ada di dalam dompet, sebuah foto yang terlihat sudah lama.
Tersungging sebuah senyuman tipis di bibirnya saat melihat foto dua orang anak kecil saling merangkul.
Tiba-tiba hujan turun rintik-rintik...
Mereka bertiga menengadah melihat langit yang turun hujan.
...***...
Maafkan aku, Bu...
Melody berkata dalam hati sambil memandang batu nisan dimana ibunya beristirahat untuk selamanya. Hatinya merasakan kehampaan setiap kali berkunjung ke makam sang ibu. Bagaimana tidak, Melody sama sekali tidak memiliki kenangan bersama sang ibu karena ibunya meninggal setelah melahirkan dirinya.
Ketika mengandung Melody sang ibu di diagnosa menderita kanker paru-paru sehingga dokter menasehatkan untuk menggugurkan kandungannya namun hal itu tidak di setujui sang ibu yang lebih menyayangkan bayinya. Hingga akhirnya sang ibu melahirkan Melody namun nyawanya tak dapat tertolong. Hal itu pula yang mengakibatkan Melody merasa kalau kematian sang ibu di sebabkan oleh dirinya.
Hanya berdiri membeku dan tanpa kata, setiap kali Melody berziarah ke makam ibunya. Dia sama sekali tidak pernah menyentuh makam sang ibu dan hanya berdiri terpaku di jarak satu meter.
Hari ini adalah hari ulang tahun Melody yang ke lima belas tahun akan tetapi sama seperti setiap tahunnya, Melody sama sekali tidak sedikitpun merasa senang, bahkan hari ulang tahunnya adalah hari yang paling dia benci karena pada hari itu pula menjadi hari peringatan kematian ibunya. Hari dimana dia lahir, di hari itu pula sang ibu meninggalkan dirinya. Namun dalam hati kecilnya, Melody merasa sangat ingin melihat sang ibu dan ingin merasakan sekali saja membuat kenangan bersamanya.
Melody memandang ketiga kakak laki-laki yang sedang menaburkan bunga-bunga ke atas makam. Saat ini dia merasakan kecemburuan pada ketiga kakak kembarnya tersebut karena mereka pasti memiliki kenangan dengan sang ibu sedangkan dirinya sama sekali tidak memilikinya, satu kenangan pun tidak.
"Melody, kau baik-baik saja?" tanya ayah sambil memegang pundak puteri kesayangannya. Semua mata menatap pada Melody. "Wajahmu pucat, sebaiknya kita pulang saja sekarang."
"Tidak apa-apa, yah." kata Melody berusaha bersikap semuanya baik-baik saja.
"Sudah sore dan sebentar lagi pasti turun hujan, ayo semuanya kita pulang," seru ayah pada ketiga kakak laki-laki Melody. "Kakek dan paman pasti sedang susah payah membuat makanan untuk merayakan hari ulang tahunmu. Ayo kita pulang sekarang." ayah tersenyum lembut pada Melody.
...***...
Melody Quattro Sanzio adalah gadis dingin yang tidak mudah bergaul dengan siapapun. Sangat suka bermain musik terutama gitar, dan suka bernyanyi. Pandai menciptakan lagu dengan gitar peninggalan ibunya. Merupakan satu-satunya wanita di anggota keluarganya, karena itu dia adalah harta paling berharga bagi seluruh anggota keluarganya. Selalu bersikap dingin dan ketus. Memiliki tinggi badan 162 cm.
Hari sudah mulai gelap ketika Melody bersama keluarganya tiba di rumah. Paman Ronald dan kakek menyambut kedatangan mereka namun tanpa kata Melody pergi menaiki tangga dan masuk ke dalam kamar. Dia menghempaskan dirinya ke tempat tidur dengan rasa kesedihan yang dia bendung sejak di pemakaman.
Melody membenamkan wajahnya ke bantal dan menangis. Menangis sesungutan hingga sulit bernapas. Dia tidak memedulikan kucingnya yang bernama Mimi terus mengeong, meminta perhatian darinya. Menangis dan menumpahkan kesedihan, begitulah setiap tahun yang terjadi di hari ulang tahunnya.
Tiba-tiba terdengar suara yang berasal dari jendela kamarnya. Melody menarik napas untuk berusaha menghentikan tangisnya. Dia menghapus air mata yang membasahi seluruh wajahnya sebelum berjalan dan membuka tirai jendela kamar.
"Selamat ulang tahun, Melon..." seru Lion dengan senyum lebar dan lambaian tangan pada Melody. Dia berada di beranda kamarnya.
Lionel Fleecysmith adalah tetangga samping rumah. Kamarnya dengan kamar Melody berada bersebelahan dan hanya terpaut jarak tidak sampai lima meter. Lion panggilannya, dia adalah teman Melody sejak dulu. Mereka berdua sudah kenal sejak kecil dan bahkan selalu satu sekolah. Walau kadang mereka berdua tidak akur karena sifat yang bertolak belakang namun pada dasarnya Melody dan Lion memiliki hubungan yang sangat dekat, hal itu yang tidak pernah mereka sadari.
Lion sangat suka dance dan tidak memedulikan waktu dan tempat saat sudah masuk ke dunianya sendiri, hal itu membuat Melody tidak suka karena menganggap Lion terlalu norak dan mencolok. Sangat mudah bergaul dengan siapapun dan memiliki banyak teman. Selalu bersikap santai dengan tampang bodohnya yang membuat Melody sering ketus terhadapnya. Sangat suka bersenang-senang dan adalah sahabat dari salah satu kakak Melody. Tinggi badannya 179 cm, dan hanya tinggal berdua dengan neneknya. Kedua orangtuanya sejak dulu tinggal di luar negeri. Memiliki gaya berpakaian yang unik dengan pakaian serba putih yang membuatnya selalu tampil sama, walau hanya jaketnya yang membuat sedikit tampak berbeda. Memiliki motor yang diberinya nama Megan, yang dianggapnya sebagai kekasihnya. Lion memiliki sifat misterius yang selalu di sembunyikannya pada siapapun.
"Sebagai hadiah aku akan mempersembahkan gerakan baru yang aku ciptakan." ujar Lion setelah itu menghidupkan musik dan mulai menggerakan tubuhnya mengikuti irama.
"Bagaimana? Gerakanku keren kan?" tanya Lion setelah berhenti nge-dance.
Tanpa kata Melody langsung menutup kembali tirai jendelanya. "Dasar es melon, kenapa tidak memberi komentar? Padahal aku sudah menunjukan gerakan baru yang aku ciptakan." seru Lion dengan nada kesal.
"Kenapa setiap tahun kau tidak memberi komentar, aku kan sudah berbaik hati memberikanmu hadiah!" lanjut Lion.
"Apanya hadiah, setiap tahun kau hanya menari seperti orang bodoh." ucap Melody di balik tirai yang tertutup.
Dia tersenyum, melupakan kesedihannya.
...***...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Illustration...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 223 Episodes
Comments
༄༅⃟𝐐Dena🌹
Jangan sia2kan pengorbanan ibumu, Melon. Dia lebih memilihmu dibandingkan nyawanya, jadi kau harus hidup dg baik😁
Lion kocak, hidupnya santai, tak ada beban. Sekarang ya sekarang, besok ya urusan besok yak🤣🤣
Bapaknya Ares yg siapa?👀
2023-12-13
0
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
woah menang bnyak tuh athos😁
2023-11-24
1
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
woah perfect
2023-11-24
1