Bab5

Setelah mengguyur tubuhnya dengan air dingin, Nicho keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya. Baru saja keluar netra ambernya mendapati Nasya yang tertidur dengan posisi menenggelamkan wajahnya ke lutut yang di tekuk nya.

"Apa kau tidak pegal tidur dengan posisi ini?" tanyanya dengan lembut lalu memindahkan Nasya dengan hati hati ke atas ranjang.

Setelah selesai memakai baju lengkap Nicho naik ke atas ranjang dan berbaring di samping Nasya yang sudah terlelap sejak tadi. Dia mendekap tubuh Nasya dengan erat sembari menciumi seluruh permukaan wajah Nasya.

Ada rasa bersalah di hati Nicho Karna membuat kekasihnya merasa terkhianati, dia juga merasa sesak saat melihat sang kekasih menangis Karna ulahnya. Sungguh Nicho tidak berniat menyakiti bahkan mengkhianati Nasya, tapi apalah dayanya dia sungguh berharap banyak pengorbanannya kali ini membuahkan hasil yang sudah dinantikannya. Dia rela melakukan apapun hanya demi nanti bisa bersama dengan Nasya tanpa halangan apapun.

"Aku sungguh mencintaimu baby" lirihnya sambil mencium singkat bibir ranum milik Nasya lalu menyusulnya ke alam mimpi.

*

*

"Akhhhhhhh"

teriak Nasya nyaring hingga memekakkan telinga.

"Sialan,,,, kenapa kau tidur dikamarku?" bentak Nasya memukul tubuh Nicho tanpa perasaan.

"Ahhh,,, berhentilah memukulku baby" ucap Nicho tanpa membuka matanya. "Tidurlah, ini masih pagi untuk beraktivitas" menarik lengan Nasya sampai masuk kedalam dekapannya dan memeluknya dengan erat.

"Sialan,, lepaskan aku Bastard" Nasya terus terusan meronta dalam pelukan Nicho, jujur berada dalam dekapan Nicho membuatnya merasa nyaman, tapi sekelebat bayangan Nicho saat di peluk oleh wanita lain melintas di otaknya, membuat hati yang tadinya baik baik saja kini berubah menjadi perasaan dongkol dan sebal.

Grekk

Ahhhhhh

Nasya menggigit lengan Nicho dengan keras hingga kulit lengan Nicho sedikit lecet dan mengeluarkan darah. Nasya buru buru kabur dari hadapan Nicho tanpa memedulikan teriakan Nicho. Dia masuk ke kamar mandi dan melakukan ritual mandinya selesai mandi Nasya segera memilih milih baju yang ada di lemari, dia sengaja mengambil baju yang sedikit minim dengan outer tipis yang menerawang.

"Kau akan memakai baju ini?" tanya Nicho sambil memegang baju yang sudah di siapkan Nasya di ranjang.

"Emang masalah?" Nasya malah balik bertanya tanpa menjawab pertanyaan Nicho.

"pakai cardigan yang lain, ini terlalu menerawang" titahnya dingin.

"Aku yang akan memakai, berhenti mengatur atur kehidupanku" ucap Nasya dingin sambil duduk mengeringkan rambutnya dengan handuk di meja rias.

Nicho paham Nasya pasti masih marah terhadapnya, tanpa meminta izin Nicho mengambil alih handuk di tangan Nasya dan menggosok kepala Nasya dengan pelan.

"Aku tidak berniat mengkhianatimu baby" ucapnya mencoba menjelaskan permasalahannya dengan Nasya. "Aku tidak punya pilihan, mau tak mau aku harus menuruti perintah orang tuaku baby" lanjutnya sambil menciumi pucuk kepala Nasya dan menatap Nasya lewat cermin di depannya.

"Lalu kau akan menjadikan aku simpananmu?" tanya Nasya dengan air wajah dingin. "Atau kau akan menjadikan aku sugar baby mu seperti perkataan semua orang?" tanyanya lagi yang masih tidak mendapat respon dari Nicho.

"Ini hanya pernikahan sementara baby" jelasnya menahan lengan Nasya yang akan berjalan menuju ranjang. "Aku hanya mencintaimu bukan dia, meskipun nantinya dia menjadi istriku aku bersumpah tidak akan memperlakukannya seperti hal nya seorang istri"

"Bulshit, dulu kau bersumpah tidak akan mengkhianati hubungan kita, lalu sekarang bagaimana? dan sekarang kau bersumpah tidak akan mencintai istrimu, apa kau tidak takut kau akan melakukan kesalahan serupa seperti masa lalu, sumpah sumpah dan sumpah, simpan sumpah sampah mu itu aku muak mendengarnya" ucap Nasya dengan nada meremeh sambil menunjuk nunjuk wajah Nicho.

"Aku benar benar mencintaimu baby, aku rela melakukan apapun untukmu, aku juga tidak keberatan mengabulkan permintaan mu"

"Aku pegang kata katamu, keinginanku hanya satu" ucap Nasya sambil menaikkan telunjuk tangannya di depan wajah Nicho. "Batalkan pernikahanmu dengan ****** itu" ucapnya tegas

Nicho bingung itu adalah permintaan tersulit baginya, andai Nasya tau disini Nicho lebih menderita darinya, padahal ini semua untuk masa depan mereka.

"Kenapa? tidak sanggupkah?" tantangnya dengan tangan melipat di dada. "Ternyata benar aku hanya seonggok sugar baby yang tak berarti, wanita yang dipelihara oleh pria kaya raya dan dihidupi dengan kehidupan yang cukup mewah sebagai bayaran Karna telah menemani hari hari sunyinya?"

"No baby, Kamu kekasihku bukan sugar baby ku, bahkan aku tidak pernah menyentuhmu selain bibirmu?" ucap Nicho mencoba menenangkan Nasya.

"Oh jadi kau menginginkan yang lebih dari bibir? baiklah" Nasya membuka bathrobe yang menutupi badannya hingga memperlihatkan seluruh tubuhnya tanpa tertutupi sehelai benangpun. "Lakukanlah sesukamu, Karna kau telah memberiku kehidupan mewah ini" ucapnya sambil membuka kancing piyama Nicho

"Stop It baby" ucap Nicho menahan tangan Nasya yang sedang mencoba membuka kancing bajunya.

"Why? apakah tubuhku tidak seindah ****** lain?"

"Kamu bukan ****** baby" Nicho mengambil bathrobe yang tergeletak di lantai dan memakaikannya pada Nasya. "Bagiku kamu adalah ratuku".

"Bulshit, ada ada aja seorang ratu di khianati oleh budaknya" ucapnya enteng tanpa memikirkan perubahan mimik wajahnya yang kini memerah menahan amarah. Nicho memilih pergi dari sana daripada harus melampiaskan amarahnya pada Nasya.

Dia melampiaskan amarahnya pada dinding di bathroom dia memukul mukul dinding tanpa memedulikan tangannya yang berdarah, dia merendam tubuhnya di bathtub dengan air yang sedikit panas, hingga kulitnya memerah.

Dug Dug Dug

"Perintahkan pada anak buahmu agar menjauh dariku, aku tidak butuh pengawalan receh darimu sialan!!" teriak Nasya di luar pintu kamar mandi membuat Nicho yang tadinya ingin merilekskan tubuhnya dengan air panas kini harus terganggu akibat ulah Nasya.

"Pergilah dengan Bram baby, jika kau memang ingin berangkat sekarang, jika tidak tunggu aku sepuluh menit lagi" jelas Nicho dengan suara sedikit berteriak agar terdengar keluar sambil memejamkan matanya.

"Aku ingin pergi sendiri Bastard!!"

Nicho yang tau jika Nasya sedang memberontak pun sesegera mungkin menyelesaikan ritual mandinya. Dia keluar hanya dengan mengunakan handuk kecil yang menutupi area pribadinya saja, dia lupa membawa handuknya tadi.

"Cepat perintahkan anak buahmu untuk tidak mengikutiku" dengan mengalihkan pandangannya dari perut sixpack milik Nicho, Karna itu adalah kelemahan Nasya. Nicho yang melihat itu hanya menyunggingkan senyumnya, dia tau kekasihnya sedang berperang dengan nafsunya.

"Peganglah jika kau mau" Nicho menuntun tangan kiri Nasya lalu meletakkannya di roti sobek miliknya.

"Not, aku jijik dengan milikmu" ucapan yang keluar dari bibir cantik milik Nasya berbeda dengan respon tangannya yang malah menelusuri setiap lekukan roti sobek itu seperti biasanya.

"Kau menyukainya baby?" tanyanya yang mendapat cubitan diperutnya dan tatapan tajam yang Nasya layangkan kepadanya.

Mereka berdebat kembali di depan kampus Nasya Karna Nasya melarang Bram beserta ke lima anak buahnya untuk terus mengikutinya.

"Mereka hanya menjagamu dari kejauhan, hanya saja mungkin Bram yang akan menjagamu dari dekat"

"Aku bilang gak mau yah gak mau!" bentak Nasya dengan tangan mengepal. "Jangan memaksaku sialan"

"Okey, lebih baik mereka mati daripada hidup tapi tak berguna" Nicho berbalik badan menuju ke para bodyguardnya dengan langkah tegasnya yang terlihat arogant. Jantung Nasya berdegup dengan kencang takut Nicho melakukan hal gila seperti kemarin lagi.

"Aku mau dijaga oleh mereka" Nasya mencegat Nicho dan langsung memeluknya dari depan. "Jangan rusak imagemu Dad" ucap Nasya sambil menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik Nicho. Nicho hanya menyunggingkan bibirnya sedikit dengan menahan tawanya.

"Good girl" mengusap usap pucuk rambut Nasya dengan lembut. "Siang nanti datanglah ke perusahaan, Bram akan membawamu kesana" ucapnya mencium pipi Nasya dan berlalu dari sana.

Nasya hanya menatap kepergian Nicho dengan tatapan kosong ingin rasanya dia menanyai alasan Nicho mengapa memilih menikahi wanita ****** itu, padahal Nicho jelas tau siapa Stevani.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!