Keesokan paginya Nyonya Vernandes terus terusan memarahi putranya Karna semalam pulang pukul 2 dini hari ke mansion mereka.
"Mau sampai kapan kamu terus terusan keluar masuk lubang milik ******?" ucap Nyonya Vernandes dengan suara yang tinggi.
" Udah Mih, biarin Nicho makan dulu, jangan dimarahin terus terusan" bela Tuan Vernandes
"Makanya Pah, anak tuh jangan di manjain terus, jadi ngelunjak kayak gini kan?" ucap Nyonya Vernandes geram.
Sedang-kan orang yang menjadi topik utama pertengkaran ini hanya diam seperti orang bodoh, pura pura tak mendengar. Nicho tetap fokus pada makanan di hadapannya, dia ingin cepat cepat menyelesaikan makannya Karna tidak tahan mendengar suara Mamihnya yang tidak berhenti mengomel.
"Nicho berangkat dulu, Mih, Pah" ucap Nicho sambil bergegas meninggalkan kursi makan.
"Tunggu dulu" ucap Nyonya Vernandes sambil menahan bahu Nicho. "Temui calonmu sekali saja, kalian harus mengenal lebih dalam antara satu sama lain" pinta Nyonya Vernandes.
"Aku sudah bilang berapa kali, aku tidak menginginkan pernikahan ini dan aku sudah memiliki seseorang yang aku cintai" ucap Nicho tegas
"Siapa? ****** kampungan itu?" tanya Nyonya Vernandes dengan nada meremehkan dan tangan yang dilipat di dada.
"Berhenti memanggilnya ******!" ucap Nicho dengan suara sedikit membentak. "Bahkan dia lebih suci dari masa lalu mamih" ucap Nicho lalu berlalu dari sana.
Tuan Vernandes yang melihat putranya bertingkah kurang ajar pun merasa geram dan tidak bisa hanya diam saja.
"Turuti ucapan Papah atau Papah hancurkan kredibilitas kekasihmu " ancam Tuan Vernandes "Jangan pernah berpikir kau bisa mengalahkan kekuasaanku hanya Karna sekarang kau menjabat menjadi pemimpin, kau harus ingat semua ini adalah karnaku"
Nicho yang mendengar ancaman telak dari papahnya, hanya bisa diam tanpa berkutik atau bereaksi sedikitpun. Jika sang Ayah sudah berbicara kau dan aku tanpa iming iming nama, itu berarti ayahnya tidak main main dengan ancamannya.
"Jika kau menuruti permintaan papah, papah akan mengabulkan satu permintaan mu apapun itu, walaupun papah harus bersujud di bawah kakimu papah akan lakukan itu, asal kau jalani pernikahan ini" nego Tuan Vernandes
Nicho berpikir sebentar sampai akhirnya menemukan jawabannya.
"Aku akan menjalani pernikahan ini asal setelah ini papah kabulkan satu permintaanku" ucap Nicho dengan bibir terangkat sebelah.
"Apa itu?" tanya Nyonya Vernandes tidak sabar
"Berhenti ikut campur dalam urusanku, kedepannya apapun yang kulakukan kalian tidak berhak untuk mencampuri urusanku" ujar Nicho tegas.
"Oke deal" jawab Tuan Vernandes tanpa keberatan.
"Tapi Pah..." Nyonya Vernandes menatap sang suami berharap suaminya tidak mengabulkan keinginan konyol putranya Karna dia merasa sangat keberatan.
"Yes our No Mih?" tanya Nicho dengan alis yang terangkat sebelah dan jari kelingking yang di acungkan.
"Fine.." ucap Nyonya Vernandes menyetujui meski dengan berat hati.
"Oke, aku berangkat sekarang" ucap Nicho lalu berlalu dari sana dan masuk kedalam mobilnya meninggalkan mansion mewah milik keluarganya dengan sejuta rencana di dalam otaknya.
"Let's play to game dad" ucap Nicho sambil mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.
*
*
Sedangkan di sebuah mansion yang cukup megah terlihat seorang wanita paruh baya sedang bertelponan dengan seseorang di sebrang sana dengan raut wajah yang sangat bahagia.
"Oke Jeng, nanti saya akan menyuruh putri saya untuk ke perusahaan putramu" ucap Nyonya Orlando lalu menutup sambungan teleponnya.
"Stev!" teriak Nyonya Orlando girang sambil menyambut kedatangan putrinya.
"Apa sih mom? berisik banget?" tanya Stev yang baru datang lalu duduk di salah satu sofa di sana.
"Cepat dandan yang cantik" titah Nyonya Orlando lembut
"Emang mau ngapain mom?" tanyanya malas
"Calon mertuamu menyuruhmu datang ke perusahaan menemui calon suamimu" ucap Nyonya Orlando girang sambil mencubit pipi putrinya gemas. "Cepatlah dandan yang cantik, perlihatkan kecantikanmu yang tiada tara"
"What!" teriak Stev sambil berjingkrak jingkrak bahagia "Are you sure mom?" tanyanya lagi.
"Ayolah sayang, dandan yang cantik" titah Nyonya Orlando
"Tenang saja Mih, aku akan memperlihatkan betapa memabukkannya pesonaku" ucapnya dengan bangga lalu berlalu dari sana.
*
*
Setelah sampai di perusahaannya Nicho segera menyibukkan diri dengan kertas kertas menumpuk yang ada di hadapannya, dia tidak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari berkas yang sedang diperiksanya.
Drttt Drttt
Hp Nicho bergetar setelah melihat siapa yang meneleponnya tanpa basa basi Nicho segera mengangkatnya dengan penuh semangat.
"Hallo baby" sapa Nicho dengan bibir yang merekah
"Katakan pada pegawaimu jangan menghalangi jalanku, aku akan mengantar makan siang untukmu dude" ucap Nasya dengan nada tinggi namun sedikit manja.
"Siapa yang berani menghalangi jalanmu?" tanya Nicho dengan wajah yang memerah dan rahang yang mengeras menahan amarah.
"hahahahahah... tidak ada" jawab Nasya puas telah mengerjai kekasihnya
"Apa kau sedang mengerjaiku baby?" tanya Nicho dengan membuang nafasnya perlahan.
"Not, aku memang akan mengantar makan siang untukmu tapi nanti setelah selesai materi" jelas Nasya
"Tidak usah membawa makanan baby, kita bisa delivery " ucap Nicho
"Why? apa kau tak ingin memakan masakanku?" tanya Nasya dengan suara yang meninggi.
"Bukan baby.. aku tidak ingin kau kelelahan" ucap Nicho mencoba menjelaskan padahal kenyataannya dia memang kapok memakan masakan Nasya yang rasanya asing bagi lidahnya.
"Tidak ada pilihan, makan masakanku atau aku tidak akan pernah berbicara denganmu lagi" ancam Nasya di sebrang sana
"Oke, oke, aku akan memakan masakan tangan cantikmu baby" ucap Nicho mengalah
"Good boy, aku tutup telponnya, bye My Sugar Daddy " ucap Nasya sambil menutup sambungan teleponnya tanpa menunggu jawaban dari Nicho.
Sedangkan Nicho hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku kekasihnya yang berani menutup telponnya sepihak. Tidak ada orang yang berani mengabaikan atau menutup telponnya selain kekasihnya, biasanya Nicho akan marah jika telponnya di tutup sepihak, tapi jika Nasya yang melakukannya entah mengapa Nicho tidak bisa marah meski sedikitpun.
Tuk tuk tuk
Suara sepatu heels yang bergesekan dengan lantai terdengar sangat merdu dan indah.
Kriett
Pintu terbuka lebar menampilkan sosok wanita dengan tubuh ideal dengan memakai pakaian yang sangat minim memperlihatkan lekukan tubuhnya yang bak gitar spanyol. Hingga seseorang yang sedari tadi fokus pada layar di depannya kini matanya teralihkan pada sosok yang ada di depan pintu ruangannya.
"Siapa kamu berani masuk tanpa mengetuk pintu?" tanya Nicho dingin dengan tatapan yang seolah olah menusuk jantung lawan bicaranya.
"Maafkan aku" ucap Stev sambil mengatupkan kedua tangannya " Aku hanya di perintah oleh Nyonya Vernandes untuk menemuimu di perusahaan"
"Untuk apa kau kemari?" tanya Nicho sambil berdiri merapikan bajunya.
"Aku hanya ingin mengenalmu lebih dekat" ujar Stevani sambil berjalan mendekati Nicho "Lagi pula kita hanya punya waktu tiga hari lagi untuk melangsungkan pernikahan kita" ucapnya dengan tangan yang mengalung di leher Nicho.
Prang
Suara benda terjatuh dari arah pintu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Bintang Laut
Itu apaan ya kak kok banyak bintang bertaburan😁😁😁
2022-08-08
1
Bintang Laut
Itu apaan ya kak kok banyak bintang bertaburan😁😁😁
2022-08-08
2