Selesai mengikuti materinya Nasya segera berangkat ke perusahaan Nicho sesuai janjinya tadi. Setelah sampai di sana Nasya segera memarkirkan mobilnya dengan rapi di basement, dia masuk ke lobi dengan santai sambil tersenyum ramah pada pegawai di sana. Salah satu resepsionis di sana segera menghampiri Nasya dan menyapanya dengan ramah.
"Selamat siang nona, apa anda nona Nasya?" tanya si resepsionis dengan lembut dan hati hati.
"Juga mbak, yah saya Nasya apa ada sesuatu mbak?" tanya Nasya tak kalah lembut sambil menebarkan senyum menawannya.
"Saya diperintahkan Tuan Muda untuk mengantar nona ke ruangannya" ucap si resepsionis mengutarakan tujuannya " Mari nona"
Nasya yang malu Karna diperlakukan bak tuan putri pun hanya tersenyum kaku "Enggak usah mbak, saya bisa ke atas sendiri, mbak bisa melanjutkan pekerjaan mbak"
"Tidak Nona, pekerjaan saya memang mengantar Nona keruangan tuan muda, mari" ucapnya sambil mempersilahkan Nasya untuk masuk ke lift khusus Presdir.
"Makasih loh mbak" ucap Nasya dengan pipi merona menahan malu campur bahagia Karna diperlakukan bak putri raja.
" Tidak usah berterima kasih Nona, ini memang sudah jadi tugas saya" jawab sang resepsionis tidak enak.
"Tidak usah terlalu kaku, kamu bisa panggil saya Nasya tanpa iming iming Nona" ucap Nasya sambil menyenderkan punggungnya ke dinding lift.
"Tidak bisa Nona, Tuan Muda memerintahkan seluruh pegawai di sini untuk memanggil Nona pada Nona Nasya" jawabnya sambil tersenyum
"Baiklah baiklah, tapi aku tidak terbiasa dipanggil dengan panggilan seperti itu" ucap Nasya sambil menepuk bahu resepsionis. "Lagi pula disini tidak ada tuanmu, jadi kau bebas memanggilku apa saja" ucap Nasya ramah
Tinggg
Lift terbuka menampilkan ruangan yang sunyi, hanya ada dua ruangan yang terletak di sana, ruangan Presdir dan ruangan Asisten.
"Namamu siapa?" tanya Nasya
"Gladis Nona" jawab resepsionis
"Kau bisa kembali bekerja sekarang, maaf bukan aku mengusirmu" ucapnya sambil menyengir kuda.
"Tidak apa Nona saya paham kok" jawabnya dengan tawa ringan
"hahah, Thanks Gladis" ucap Nasya
" Sama sama Nona. Saya pamit nona" ucap Gladis lalu turun menggunakan lift pegawai.
Setelah memastikan Gladis masuk ke dalam Lift, Nasya segera membuka kardigan nya. Dia sengaja ingin menggoda Nicho Karna berani berpakaian kurang bahan dihadapan orang lain. Nasya berjalan menuju pintu ruangan Nicho dengan tersenyum mengembang membayangkan betapa marahnya Nicho jika tau dia yang hanya memakai baju ala Pelacur berjalan dihadapan semua orang. Tapi belum juga masuk pintu ruangan sudah terbuka sedikit sehingga obrolan orang di dalam terdengar keluar.
" mengapa pintunya tidak ditutup?" monolog Nasya sambil mengintip ke dalam, ingi tahu ada siapa yang sedang berada di dalam, tapi dia tidak sengaja mendengar obrolan yang mampu membuat dunianya hancur seketika. Seseorang yang sangat di cintainya ternyata mengkhianatinya. Seseorang yang di percayainya ternyata tidak jauh beda dengan orang orang yang telah menyakitinya, tubuhnya bergetar hebat menerima kenyataan bahwa sang kekasih akan menikahi wanita lain.
"Cobaan apa ini?" monolognya lagi hingga tanpa sadar tempat makan yang dibawanya jatuh ke bawah karna tubuhnya yang bergetar.
Pranggg
Nicho yang mendengar suara benda terjatuh pun segera mengalihkan pandangannya ke arah asal suara. Kini manik amber miliknya menatap seseorang dengan pakaian minim, tengah berdiri kaku seperti bebek yang tersambar petir di siang bolong.
"Baby" ucap Nicho sambil menghempaskan tubuh Stev yang merangkul lehernya.
Nasya segera pergi berlari turun kebawah menggunakan tangga darurat, dia tidak peduli lagi dengan pakaiannya yang tanpa kardigan Karna memang kardigannya terjatuh bersama tempat makan tadi. Sebisa mungkin dia menghindar dari kejaran Nicho yang terus terusan berlari mengejarnya sambil berteriak memanggil namanya.
"Nasya tunggu!" teriak Nicho sambil terus terusan mengejar bahkan kini dia memanggil dengan namanya langsung tanpa iming iming panggilan kekasih. "Berhenti di sana atau ku patahkan kakimu" ancam Nicho geram.
Akhirnya Nasya berhenti lalu berbalik ke belakang tetapi hanya sebentar Karna sedetik kemudian dia turun menggunakan lift dan terhindar dari kejaran Nicho.
Nicho yang melihat Nasya turun menggunakan lift pun segera menyusulnya tapi terlambat Karna pintu lift keburu tertutup.
"Sial" umpat Nicho geram lalu merogoh saku celananya untuk mengambil hpnya.
"Ahh sialan" Nicho terus terusan mengumpat dan menendang pintu lift dengan keras untuk melampiaskan amarahnya, Karna hpnya tertinggal di ruangannya.
*
*
Setelah sampai di basement Nasya segera menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dia mengemudi sembari menangis dengan kencang sesekali dia mengumpat bahkan berteriak sambil memukul mukul kemudinya.
"Nicho sialan,, bajingan,, Bastard" begitulah umpatan Nasya yang tidak berhenti bahkan nama nama hewan pun tidak luput keluar dari bibir mungil miliknya.
Sedangkan Nicho dia kembali ke ruangannya mengambil hp dan kunci mobilnya lalu menelpon salah satu anak buahnya.
"Cari kekasihku sekarang juga, jangan biarkan dia pergi kemanapun" titahnya dingin.
Dia keluar ruangan dengan tergesa gesa bahkan mengabaikan Stev yang kini sedang memanggil manggil namanya sambil berjalan mengikutinya.
*
*
Setelah sampai di apartemennya Nasya segera membereskan barang barang yang dibutuhkannya ke dalam koper dia buru buru menyeret kopernya keluar Karna dia yakin sebentar lagi Nicho pasti datang menyusulnya. Baru saja berjalan beberapa langkah dari pintu dia sudah dihadang oleh pria pria bertubuh kekar.
"Mau apa kalian?" tanya Nasya membentak sambil mengelap air matanya.
"Maaf Nona, sebaiknya anda masuk kembali ke dalam" ucap salah satu pria diantara enam pria.
"Kau siapa berani menyuruhku?" ucapnya dengan mata yang melotot.
"Tuan Muda menyuruh kami untuk menahan anda, silahkan masuk kembali atau jika tidak..." ucap si pria tadi yang merupakan ketuanya.
"Jika tidak apa? kau akan membunuhku? bunuh saja, aku memang sedang berharap jika aku mati" ucap Nasya dengan nada menantang.
Grepp
Tanpa ba bi bu si bodyguard langsung menggendong tubuh mungil milik Nasya bak karung beras. Dia tidak memikirkan konsekuensinya, baginya yang terpenting sekarang Nonanya tidak bisa kabur darinya.
"Turunkan aku sialan,,, kau menyentuh perutku bajingan" teriak Nasya sambil memukul mukul punggung si bodyguard.
Brugh
Nasya di turunkan ke sofa dengan sedikit keras, sampai pantatnya terasa sangat ngilu sedikit.
"Awhhh,,,, sialan kau, kau akan membayar atas semua ini " ucapnya dengan nada tinggi lalu bangun dan berusaha menggapai pintu untuk kabur dari pria yang menurutnya tidak ada kerjaan. Tetapi para bodyguard tetap tidak memberikannya celah sedikitpun.
"Okey,,, Jika kau tak membukakan pintu untukku, biarkan aku yang membuka bajuku untukmu" ancam Nasya, berharap mereka takut akan konsekuensinya jika melihat tubuhnya. Namun ancaman Nasya tidak mempan bagi mereka, mereka lebih menurut pada perintah sang Tuan Muda yang menurutnya Wajib dipatuhi.
"Kau tidak takut?" tanya Nasya heran. " Baiklah".
Nasya langsung membuka baju dan bawahannya yang hanya menyisakan dua lembar kain yang menutupi dua aset berharganya, di depan semua bodyguard yang menganga menatap tak percaya akan ulah kekasih Tuan Mudanya.
Bip
Suara pintu dibuka dengan acces card dari luar. Nasya segera merubah posisinya dengan duduk di sofa dengan posisi seolah menantang, dia segera membusungkan buah dadanya kedepan yang seakan akan berlomba lomba keluar dari tempatnya dengan paha yang sengaja dibuka lebar dan tangan kesamping menahan bobotnya.
Brakkk
pintu di tutup dengan keras
Nicho yang baru saja datang matanya langsung disuguhkan dengan pemandangan yang seharusnya membuatnya bergairah namun malah memancing amarahnya yang sudah ada di ubun-ubun
"Berani sekali kau memperlihatkan milikku pada orang lain! tutup mata kalian" ucap Nicho dingin dengan suara meninggi sembari berjalan kedapur.
Nasya hanya diam terbengong bengong Karna melihat Nicho yang malah berjalan ke dapur bukan memarahi bawahannya ataupun dirinya. Tapi dia dibuat syok saat Nicho keluar dari dapur dengan membawa sebuah pisau.
Settt,,,,, jlebb,,,, Awhhhhh
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments