Episode 02

Surat Undangan.

Setelah sampai di RS tempat Ia bekerja, Dina heran mengapa banyak orang yang membahas hubungan antara Sahabatnya dengan Exsel, dari dokter, Perawat, hingga karyawan/karyawati yang bekerja di RS Wijaya semua membahasnya. Ia yang penasaran pun segera melangkahkan kakinya dengan terburu-buru menuju masuk ruang para tenaga medis untuk mencari tahu kebenarannya.

Tap .. Tap .. Tap ..

Dina berjalan cepat masuk ke ruangan para tenaga medis, Ia pun lalu mengedarkan pandangannya seperti mencari seseorang. Dilihatnya Erlin yang baru mencari biodata pasien yang ada di dalam laptopnya.

“Er ..” panggil Dina sambil berjalan menghampiri Erlin.

“Hmmm, ada apa .. ??” tanya Erlin masih fokus mengutak-atik laptopnya. Dina pun lalu membalasnya dengan berkata, “Vanya mana .. ??” ucapnya malah berbalik tanya pada Sahabatnya.

“Owalah, kirain ada apa, Vanya ada di ruangan ku lagi nyariin berkasnya yang ketinggalan, memangnya kenapa sih, Din??” tanya Erlin penasaran dengan Sahabatnya, yang datang-datang menanyakan Vanya.

“Eh, Lo tau nggak sih, Er ..., si Vanya katanya sih malam ini mau tunangan sama si Pria ingusan itu ..” ucap Dina penuh dengan semangat Ia menyampaikan kabar tersebut pada Erlin. Seketika saja penuturan dari Dina membuat Erlin menghentikan aktivitasnya menatap Dina yang bersedekap dada sambil memanyunkan bibirnya nggak jelas.

“Pria ingusan .. ??, maksud Lo, Exsel .. ??” tanya Erlin memastikan. Dina pun menyahutnya dengan berkata, “Ya iya lah, siapa lagi kalau bukan Dia!!”

“Astaga Dina ..., jangan sembarangan kalau nyebut nama tuh orang, bisa berabe nanti kalau di dengar orang lain, disampaikan ke orangnya baru tau rasa, Lo ... !!” seru Erlin sambil mencubit lengan Dina.

“Aduuuh, sakit tauk, biasa saja kali, Er .., nggak usah pakai cubit cubit segala,” ucap Dina tak terima karena sudah di cubit oleh Erlin. Erlin pun dengan cepat membalasnya dengan berkata, “Makanya jangan asal jeplak kalau ngomong, mending Lo tuh urusin tuh calon tunangan, Lo ..., yang bisanya gangguin Gue ..,jangan ngurusin urusan orang .. !!”

Dina yang mendengarkan pernyataan dari Sahabatnya hanya bisa melongo, Ia pun lalu berkata, “Lah gimana sih .. ??, kan Gue cuma nanya ke Elo, Er .. ??” ucapnya heran dengan pernyataan Sahabatnya.

Dengan cepat Erlin pun menjawabnya dengan berkata, “Bodo amat, tanya tuh ke Vanya sendiri, Gue juga nggak tau, Din ..., lagian Vanya juga nggak pernah cerita ke Gue kalau mau tunangan sama si Exsel.” ucapnya sambil menutup laptopnya.

“Bener-bener Sahabat nggak tahu diri tuh si Vanya .. !!” seru Dina sambil berdiri dari tempat duduknya sambil mengepalkan tangannya geram dengan Vanya, karena tak memberitahu jika Dirinya akan bertunangan dengan pacarnya yang bernama Exsel.

“Heh daripada Lo ngomel-ngomel nggak jelas, mending ke sana saja sekarang, tanya tuh si Vanya ..” ucap Erlin memberi saran.

“Oh ya lupa, ini undangan buat Lo ...” sambung Erlin sambil menyerahkan sebuah kertas undangan pada Dina dan Dina pun menerimanya. Ketika Dina membaca undangan tersebut, Ia menatap tak percaya dengan apa yang Ia lihat dengan membuka matanya lebar-lebar.

“Hah ..., jadi beneran ini, Er ..., ??” tanya Dina memastikan kebenarannya pada Sahabatnya yang bernama Erlin. Erlin pun lalu menjawabnya dengan berkata, “Lo bisa baca kan, Din ..., bukankah sudah jelas di situ undangannya, jika Vanya nanti malam tunangan sama si Exsel ..” ucapnya menjelaskan sekali lagi pada Dina yang masih diam tak percaya.

“Nggak Er .., ini nggak boleh terjadi .. !!” lantang Dina menggelengkan kepalanya menentang Sahabatnya Vanya untuk bertunangan dengan Exsel. Erlin pun merasa heran dengan tingkah aneh Sahabatnya, Ia pun lalu membuka suaranya dengan berkata, “Nggak boleh terjadi gimana ... ??, Lo tau sendiri kan, jika Exsel sama Vanya itu sama-sama bucin, atau jangan-jangan Lo cemburu kali, Din ... ??” tanyanya dengan tatapan penuh selidik.

“Hah .., mana ada, siapa juga yang cemburu, Dia itu nggak pantes kalau dapat Vanya, Er ... !!” lantang Dina kekeh menentang Pertunangan Vanya dan juga Exsel.

“Mau gimana lagi namanya saja juga sudah jodohnya ...”sahut Erlin mencoba meredam amarah Dina yang entah mengapa sedang meledak-ledak. Dina pun lalu berkata, “Lo tahu sendiri kan, Er..., kalau Exsel itu siapa dan seperti apa??, Gue takut aja, nanti pas udah tunangan si Vanya ditinggal pergi, tau sendiri lah mafia itu gimana, sudah gagal 1 kali loh tunangan hanya gegara perang nggak penting ..” tuturnya panjang lebar.

Werrrr ...

Erlin menjewer kuping Dina.

“Aduhhhh ..., Er .., sakit .. !!” ucap Dina mengaduh kesakitan sambil memegangi telinganya.

"Bisa nggak tuh mulut dikondisikan, di dengar banyak orang tauk ... !!" ucap Erlin memberi peringatan.

“Lagian nih ya, Exsel itu gagal tunangan bukan karena gegara perang kali, Din .., ngarang banget sih, Lo ... !!” sambung Erlin memutar bola matanya jengah mendengar pernyataan dari Dina Sahabatnya.

“Lah kan memang iya, Er ...” ucap Dina seperti orang lugu.

“Ck ..., Lo itu kalau belum pasti kebenarannya, jangan asal jeplak deh ya, Dia itu gagal karena memang ditinggal sama Ceweknya ., kalau ini beda lagi, Mereka sama-sama bucin, lah Lo kenapa yang sewot .., kan aneh ... ?!” celetuk Erlin memutar pertanyaan pada Dina.

“Ah .., mana ada Gue sewot ..., tapi perasaan Gue nggak enak aja kali, Er ...” ucap Dina salah tingkah sendiri dibuatnya sambil memanyunkan bibirnya kesal.

“Makanya daripada Elo ngurusin urusan orang nggak jelas, mending urusin tuh calon tunangan Lo yang semakin kurang ajar sama Gue!, untung saja kemarin ada Tuan Aditya yang menyelamatkan Gue,” ucap Erlin.

“Lha kan Gue Cuma nanya, Er .., kenapa jadi merambat kemana-mana sih ... ??” balas Dina sambil menggaruk kepalanya heran dengan Sahabatnya yang justru malah membahas topik lain.

“Kalau mau tanya, mending sama Vanya langsung deh, ya ..., sudah sana bersiap, Gue sudah telat ini buat visit .. !!” sahut Erlin sambil melihat jam tangannya yang melingkar di tangannya lalu meninggalkan Dina dengan begitu saja.

“Lah gimana sih ... ??” gumamnya pelan sambil menghentakkan kakinya kesal dengan Sahabatnya.

...****************...

Saat Dina sedang bersiap untuk menyiapkan berkas yang akan dibawa ke ruangan Erlin, ada seseorang yang memeluknya dari arah belakang.

Greepp ...

“Masih marah sama Aku .. ??” tanya seseorang itu sambil memeluk Dina dari arah belakang dengan erat. Dina yang merasa risih karena pelukan dari seseorang itu pun hendak melepaskan pelukannya, namun kalah kuat. Dina pun lalu menoleh ke arah belakang di lihatnya adalah calon Tunangannya.

“Irsyad, bisa nggak lepasin pelukanmu ..., nanti dilihat banyak orang kan malu ... !!” pinta Dina pada Irsyad agar melepaskan pelukannya. ‘Ya, seseorang itu adalah Irsyad orang yang di jodohkan dengan Dina.'

“Jawab dulu pertanyaanku, baru Aku lepasin ..” ucapnya lembut sambil menc*umi tengkuk leher Dina dari belakang. Dina pun lalu membalasnya dengan berkata, “Hmm, Iyaaa, Aku sudah maafin ..., tapi Kamu janji jangan seperti itu lagi sama Erlin, Aku cemburu tauk!” serunya sambil memanyunkan bibirnya kesal.

“Kamu cemburu ... ??” tanya Irsyad memastikan, dan Dina pun seketika mengangguk pelan mengiyakan pertanyaan dari Calon Tunangannya itu.

“Sekarang dengarkan Aku, Din .., Aku berjanji tak akan mengejar-ngejar Erlin lagi ..” ucap Irsyad sambil memegang kedua tangan Dina.

“Bener kan .. ??” tanya Dina memastikan. Seketika itu pula Irysad mengangguk mengiyakan pertanyaan dari pacarnya lalu berkata, “Iya .., Aku serius ..., Sayangku ...” ucapnya tersenyum manis ke arah Dina sambil  beralih memegang ke dua pipi Dina.

“Hmm, thanks Ir ...” balas Dina sambil tersenyum, mendongakkan kepala menatap Irsyad yang badannya lebih tinggi daripada Dirinya. Seketika Irsyad pun membungkam mulut Dina dengan telapak tangannya dengan berkata, “Hey ..., sssttt ..,  justru yang seharusnya berterimakasih itu Aku, Yang .., bukan Kamu ..” ucapnya menatap dalam dalam mata sang Pacar.

Cup ...

Irsyad pun mengecup dahi Dina, membuat Dina terdiam, terhipnotis dengan perlakuan Irsyad padanya.

‘Ya Irsyad selain menjadi seorang dokter Dirinya juga merupakan seorang pembunuh berdarah dingin, sama halnya dengan Exsel, hanya saja bedanya adalah jika Exsel menetap di Singapore, sedangkan Irsyad menetap di Indonesia. Selain itu, Irsyad diam-diam juga menyukai Erlin sahabat dari Dina (pacarnya), namun Dina sudah mengetahui semuanya dari Sahabatnya yaitu Erlin, karena Erlin telah bercerita banyak padanya, jika sang calon Suami telah mengejar-ngejarnya, maka dari itu Dina marah besar dengan Irsyad setelah mendengar cerita itu dari Sahabatnya, dan baru kali ini lah Dina mulai baikan lagi dengan Irsyad. Entah mengapa Ia begitu tak tega ketika melihat sang calon Suami memelas meminta maaf terus menerus dihadapannya.’

"Maafkan Aku Dina, Aku sebenarnya belum bisa menerima perjodohan di antara kita, hanya saja Aku tak ingin membuat keluarga kita kecewa," batinnya.

"Maaf Ir, Aku belum sepenuhnya percaya dengan ucapanmu, karena setiap langkahmu aku telah mengetahuinya, karena Aku tak semudah itu kau taklukkan," batin Dina sambil menatap Irsyad yang ada di depannya.

Saat Dina dan dokter Irsyad sedang berduaan di ruangan para tenaga medis, tanpa Mereka berdua sadari ada seseorang yang datang di ruangan tersebut.

“Ehem ..., ehem ...” dehem seseorang itu.

Sontak saja membuat Dina dan dokter Irsyad tersentak mendengar suara tersebut, seperti orang yang sedang kepergok mencuri sesuatu.

“Hey ..., suster Din Din ..., bukannya bekerja malah pacaran ..” celetuk seseorang itu, yang berada di balik pintu. seketika saja Dina pun membalasnya dengan berkata, “Hah ..., emm apaan sih Lo, Van .., gangguin saja ... !!” balasnya tak terima dengan kedatangan Vanya yang baginya sangat menganggu Dirinya dan Irsyad. ‘Ya seseorang yang datang itu adalah Vanya Pricilia Ferrari yang tak lain adalah Sahabat dari Suster Cantik tersebut.’

Sementara Irsyad yang merasa tak enak pun lalu menimpalinya dengan berkata, “Emmm, kalau begitu Aku lanjut kerja dulu ya, Yang ..., nanti Kita lanjut lagi ..” ucapnya berpamitan sambil tersenyum ke arah Dina.

“Ini semua gegara Lo tau nggak ... !!” ucap Dina tak terima.

“Yee ..., apaan sih, lagian nih ya, ini sudah jam kerja, dodol ..., kalau ketahuan sama yang punya RS bisa habis, Lo ...” ucap Vanya sambil melangkahkan kakinya masuk ke ruangan para tenaga medis. Sedangkan Dina yang melihat Vanya melangkahkan kakinya pergi pun lalu membuka suaranya dengan bertanya, “Eh ..., tunggu-tunggu mau kemana, Lo .. ??”

“Mau ambil sneli ...” jawab Vanya seadanya sambil mengambil snelinya yang tersampir di sebuah kursi. Tanpa menunggu lama Dina pun lalu berkata, “Eh, Van..., itu surat undangan, serius .. ??” tanyanya dengan tatapan penuh selidik menatap Vanya. Vanya yang merasa Dirinya ditatap pun lalu menoleh ke arah Dina dan berkata, “Undangan .. ??, undangan apaan sih .. ??” ucapnya malah berbalik tanya sambil memakai snelinya.

“Tuh liat ... !!” seru Dina sambil menyodorkan sepucuk surat undangan kepada Vanya, dan Vanya pun segera menerimanya. Betapa terkejutnya Vanya ketika membaca isi surat undangan tersebut.

“Hah ..., astaga ...,ini serius, Din .. ??” tanya Vanya pada Dina melongo tak percaya dengan apa yang Ia baca.

“Kan Gue nanya sama Elo, kenapa Lo malah balik nanya sih .. ??” ucap Dina kesal dengan Sahabatnya yang satu ini.

“Tapi Gue beneran nggak tau, Din ..., Exsel nggak pernah cerita soal ini ..., apalagi malam ini kita Tunangan, bahas saja enggak, hanya saja tadi Exsel menghubungiku jika Aku disuruh ke Restoran deket kantor Kakeknya,” berusaha menjelaskan pada Dina Sahabatnya, karena memang Dirinya tak mengetahui sama sekali tentang surat undangan itu.

“Nah kan itu Restoran yang dimaksud di undangan itu, Van ..., berarti beneran dong kalau Lo tunangan malam ini .. ??” ucap Dina bertanya. Bukannya membalas pertanyaan dari Sahabatnya, Vanya malah berterimakasih pada Dina.

“Aaaaa, thanks ya, Dina, Lo sudah kasih tahu Gue ..., Gue seneng banget tau nggak, akhirnya Gue tunangan juga sama Exsel ...” ucap Vanya sambil berteriak memeluk Dina.

Dina pun lalu melepaskan pelukan Sahabatnya itu dan berkata, “Hmmm, jangan seneng dulu Vanya, Lo harus hati-hati sama Dia, cowok modelan seperti Exsel itu nggak pantes buat Lo sebenarnya ..” tandasnya, yang tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba emosi sendiri dibuatnya.

“Yeeee, sirik aja sih Lo .., bilang aja kalau Lo itu cemburu!!” ucap Vanya heran dengan Sahabatnya yang tiba-tiba sewot dengannya. Merasa tak terima dibilang cemburu, Dina pun membalasnya dengan berkata, “Hah ..., cemburu??, nggak salah denger kan, Gue .. ??”

“Gue sama sekali nggak tertarik dengan Exsel, Lo itu .., lagi pula Gue juga sudah ada Irsyad .. !!” sambungnya dengan penuh penekanan.

“Cieeee, tapi kan Lo sama dokter Irsyad ...” ucapnya terhenti karena dipotong oleh Dina yang menyahutnya. “Gue sama Irsyad kenapa ... ??, apa ada yang salah .. ??” tanya Dina pada Vanya seperti orang yang sedang menantang musuh.

“Enggak sih, tapi kan Lo tahu sendiri Irsyad itu suka sama Erlin, ditambah lagi Dia juga Pedofil ..” ucap Vanya. Seketika saja Dina yang mendengarkan penuturan dari Sahabatnya pun menyahutnya dengan berkata, “Bodo amat, mau Dia pedofil, mau reptil kek, memangnya Gue pikirin, selagi Dia mau berubah kenapa tidak ...?!” tandasnya segera melangkahkan kakinya keluar dari ruangan para tenaga medis dengan diikuti Vanya.

“Lo pikir pacar Lo itu Buaya ...?!” ucap Vanya menjawab pernyataan dari Sahabatnya sambil mengikuti Dina dari belakang.

“Lah iya ..., bisa jadi Buaya darat .. !!” celetuk Dina menjawab pertanyaan dari Vanya yang baginya pertanyaan itu tak penting.  Seketika saja membuat Vanya membelalakkan matanya lebar-lebar mendengar pernyataan dari Sahabatnya. Sementara Dina terus melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Vanya seorang diri.

“Gila tuh anak ..., bener-bener deh, ya ..., pacar sendiri dikatain yang enggak enggak, Gue nggak bisa bayangin bagaimana nanti jika Mereka beneran menikah, ngeri banget sih ... hiii ...” gumam Vanya bergidik ngeri membayangkan Sahabatnya Dina menikah dengan dokter Irsyad, tanpa mengulur waktu Ia pun segera melangkahkan kakinya kembali menuju ke poli.

...****************...

^^^Dina Pov :^^^

^^^"Entah mengapa hati ini tak mudah untuk mempercayai janji manis dari mulut Pria, Mencoba mencintaimu itu lebih baik, meskipun sebenarnya hati ini terasa sakit tak berdarah.^^^

...----------------...

Jangan lupa tinggalkan jejak Vote, Like, Komen Ya....

Terima kasih 🥰🥰🙏🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!