Edzard menggenggam erat tangan Sinta, kini gadis itu bisa sedikit mempunyai titik terang untuk segera memisahkan Edzard dan Melinda. Tak seorangpun yang mengetahui pernikahan mereka, kecuali penghulu yang sudah menikahkan mereka berdua dan dua orang saksi yang dibayar Edzard. Dan tentu saja sang asisten pribadi yang selalu ikut kemanapun Edzard pergi. Kemudian Edzard memakaikan cincin di jari manis Sinta seraya berkata, "Cincin bukan hanya sekedar lambang, tapi sebagai pengikat hubungan kita, jangan pernah tinggalkan Aku, Sinta."
Sinta memaksakan senyumnya kemudian berpura-pura bahagia.
"Tentu saja, Mas! Aku tidak akan meninggalkanmu." jawabnya yang di iringi pelukan dari Edzard.
Hari itu Edzard begitu bahagia, pria itu terlihat begitu berbunga-bunga sehingga membuat sang asisten sekaligus sekretaris Edzard, Rio. Juga ikut bahagia melihat atasannya menikah lagi.
"Selamat, Pak! Saya doakan semoga pernikahan Bapak bahagia."
"Terima kasih, Rio! Aku berharap Mama bisa menerima Sinta sebagai menantunya, dan Melinda kamu terus awasi dia, Aku curiga jika dia sudah membohongiku, jika itu terbukti benar, maka tidak ada alasan bagi ku untuk menceraikan Melinda dan Mama pasti mengerti alasan ku untuk menceraikan nya." ujar Edzard.
Rio mengangguk dan mengerti apa yang harus Ia lakukan, Rio sudah menyuruh mata-mata untuk mengawasi keberadaan istri bosnya itu ketika di luar kota.
"Pak Edzard jangan khawatir, Saya sudah memerintahkan kepada anak buah kita untuk mengawasi Bu Melinda."
"Bagus!"
*
*
*
Sementara di suatu tempat, terlihat dua orang sedang bermesraan di dalam sebuah kamar hotel, keduanya begitu intim menikmati percintaan mereka. Ah entahlah hubungan macam apa ini, bukan pasangan suami-istri tapi berada dalam satu kamar hotel. Namun, keduanya saling melepaskan hasrat dan gejolak.
Selingkuh, iya lebih tepatnya seperti itu. Bersama sang suami Melinda tidak pernah merasakan kepuasan batin, tapi saat bersama Dimas, wanita ini sangat puas. Dimas sangat bisa membuat istri sahabatnya itu terbang hingga ke puncak bulan.
Nafas keduanya tersengal-sengal ketika permainan itu sudah usai, Melinda memeluk Dimas dan mengusap dadanya dengan lembut.
"Kamu memang benar-benar bisa mengerti Aku, Sayang!" ucapnya kepada pria yang merupakan teman sekolahnya dulu dan juga mantan kekasihnya.
Dimas tersenyum dan menatap wajah Melinda seraya berkata. "Kapan Kamu menceraikan suamimu? Setelah itu kita akan menikah." tanyanya pada wanita yang sekarang tampak telanjang bulat itu.
Melinda beranjak duduk di samping Dimas dan menutupi sebagian tubuhnya dengan selimut.
"Aku tidak akan menceraikan Mas Edzard!" jawab Melinda kepada Dimas.
"Kenapa? Apa kamu ingin hubungan kita tetap seperti ini terus?" Dimas menatap dalam-dalam bola mata Melinda.
"Jika aku bercerai dengan Mas Edzard, maka sebagian besar saham Mas Edzard akan di tarik dari perusahaan ku sekarang, kamu tahu hubungan kedua orang tua ku dan orang tua Mas Edzard sangat dekat. Mas Edzard sudah menanamkan modalnya separuh di Perusahaan ku, jika kami bercerai Aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya." jawaban Melinda rupanya membuat Dimas terdiam.
"Ini tidak bisa, jika Melinda mengalami kebangkrutan untuk apa lagi Aku harus pertahankan dia, Hmm ... sepertinya Edzard menang banyak di sini. Edzard ... Edzard ... Edzard, kenapa pria itu selalu saja beruntung." gumam Dimas kesal.
Pria itu segera beranjak dan memakai pakaiannya kembali, Melinda melihat Dimas yang sedang memakai pakaian sambil bertanya, "Kamu mau kemana?"
"Aku mau kembali ke kamar, Aku tidak mau orang curiga melihat kita. Tidurlah!" seru Dimas sembari mengusap wajah Melinda. Setelah mengenakan pakaiannya, Dimas segera pergi dari kamar Melinda. Pria itu keluar dengan hanya memakai celana dan kemeja yang kancingnya sedikit terbuka, sementara jasnya, Ia letakkan di atas pundaknya.
Dimas keluar dari kamar Melinda dengan sedikit waspada, jika saja ada orang yang mengetahuinya. Setelah di rasa aman Dimas segera keluar dari kamar dan dengan santainya melenggangkan kakinya menuju kamar hotel miliknya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kamar Melinda.
Namun, sungguh di luar dugaan. Terlihat sepasang mata yang sedang menyaksikan Dimas keluar dari kamar Melinda.
"Bukankah itu Pak Dimas? Untuk apa dia keluar dari kamar Bu Melinda? Atau jangan-jangan firasat Pak Edzard itu benar, Bu Melinda selingkuh, ini Pak Edzard pasti di buat sangatterkejut dengan siapa Bu Melinda berselingkuh, yang tak lain adalah rekan Pak Edzard sendiri, Astaga! Aku harus menghubungi Pak Rio."
Pria itu yang tak lain adalah anak buah Rio yang di tugaskan untuk mengawasi Melinda, rupanya saat itu juga Ia menghubungi Rio tentang apa yang baru saja ia lihat. Serta menunjukkan bukti foto yang Ia ambil saat Dimas keluar dari kamar Melinda.
Karena waktunya Sinta harus menjemput Kailee, gadis itu meminta izin kepada Edzard untuk menjemputnya.
"Mas! Sepertinya aku harus menjemput Kailee sekarang, dia pasti sudah menunggu ku!" pamit Sinta kepada Edzard.
Edzard mendekati Sinta dan berkata, "Hmm ... jangan lupa saat aku pulang nanti, kamu harus sudah mempersiapkan dirimu, Aku sudah membelikan sesuatu untukmu, dan kamu wajib untuk memakainya untukku!" ucap pria itu dengan senyum smirk.
"Apa lagi sih maunya nih orang, ya Tuhan! Sepertinya Aku tidak bisa menghindari untuk malam ini, tidak tidak aku nggak mau tidur bereng dia, aku harus mencari cara untuk menjauhi Mas Edzard." gumam Sinta sembari tersenyum paksa.
Akhirnya Sinta pergi ke sekolah Kailee dengan mobil khusus yang disediakan untuk istri barunya itu. Edzard membeli mobil baru untuk Sinta, agar istri mudanya itu bisa pergi menjemput Kailee dengan nyaman, agar tidak terkesan mencurigakan, Edzard membeli mobil itu atas nama putrinya.
Edzard tersenyum melihat kepergian Sinta, hatinya benar-benar berbunga-bunga ketika melihat gadis itu kini telah menjadi istrinya.
Kemudian Edzard menghampiri Rio dan menanyakan agenda hari ini.
"Bagaimana! Apa ada pertemuan hari ini?" tanyanya kepada Sang sekretaris.
"Ada Pak! Jam 2 siang kita ada pertemuan dengan Pak Gunawan dari PT Adiguna."
"Aku harap pertemuan kali ini tidak terlalu lama, Aku ingin segera pulang ke rumah."
Rio melihat bosnya itu benar-benar sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengan istri mudanya yang baru saja ia nikahi.
"Bapak rupanya sudah sangat tidak sabar sekali untuk segera pulang!" ucap Rio menggoda Edzard.
"Bagaimana aku bisa tahan, Kamu tahu Melinda tidak pernah memberi ku kepuasan, salah dia sendiri tidak pernah menuruti permintaanku, sekarang Aku menikahi Sinta, bukan hanya karena Aku butuh kepuasan batin, tapi juga kasih sayang dan semuanya itu kudapatkan dari Sinta."
Tiba-tiba saja terdengar suara ponsel Rio berdering.
"Tukijo!"
Rio melihat nama anak buahnya yang ia tugaskan untuk mengawasi Melinda tampaknya sedang menghubunginya.
"Halo!"
"Halo Pak Rio! Ini Tukijo, Pak."
"Iya ada apa, Jo?"
"Begini, Pak Rio ...."
Rupanya Tukijo memberikan informasi yang benar-benar akan membuat Edzard tidak percaya. Setelah Rio menutup teleponnya. Ia menghampiri Edzard dan berkata kepada pria saat ini menjabat sebagai direktur utama itu.
"Ada sesuatu yang harus Pak Edzard tahu!"
Edzard menoleh kearah Sang sekretaris dan menatap nya tajam.
"Katakan!"
...BERSAMBUNG...
...Maaf ya jika ada kesamaan nama Tukijo, author pinjam namanya sebentar 🙏🙏🤭...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
💕 bu'e haresvi 💕
sama2 diawasi🤣🤣🤣
2022-08-08
0
Sony Sondang
nama panggilannya bagus jo...setelah tau nama panjangnya sepontan aq tertawa lepas....🙏🙏 ya bukan saya menghina nama tukijo....tp merasa lucu kok g ada maksud lain
2022-08-05
1
Amelia_Ling
bikin edzard tau tapi pura2 gak tau dulu kak tor,
biar melinda nya ke geo langsg oleh edzard,,
ntar melinda merasa terzolimi ,pdhl dya yng menzolimi edzard duluan,,
hmmm , biasanya nich yang ketahuan duluan malah suaminya punya wanita lain, trus yang cewek drama2 merasa di sakiti,, huhh
2022-08-05
2