Edzard sungguh terkejut melihat Melinda yang tiba-tiba berdiri di depan pintu, wajah pria itu menjadi tegang dan Ia mencoba bersikap seperti biasa kepada istrinya.
"Kamu Mel! Bikin aku kaget saja!" ucap Edzard sembari berjalan masuk ke dalam kamar. Melinda tampaknya sedang memperhatikan sikap suaminya yang akhir-akhir ini mulai berubah.
"Kamu tadi dari mana, Mas? Aku lihat mobilmu ada di luar, tapi kamu nya yang nggak ada?" tanya Melinda menyelidik. Edzard menghampiri Istrinya dan justru menatap wajah istrinya dengan tajam.
"Tumben, kamu nanyain Aku ada di mana? Bukankah itu soal yang tidak penting bagimu?" Edzard balik bertanya kepada istrinya. Melinda tampak mengalihkan pandangannya pada sekeliling.
"Kamu suamiku, Mas! Dan Aku berhak untuk mengetahui apa saja yang kamu lakukan! Akhir-akhir ini perasaanku tidak enak, atau jangan-jangan kamu telah melakukan sesuatu di belakangku iya, Mas?" Melinda berkata dengan sedikit keras, pasalnya beberapa hari ini Melinda mendapatkan laporan dari beberapa pelayan di rumahnya, jika mereka pernah melihat Edzard dan Sinta pergi berdua. Dan itu bukan hanya sekali, bahkan para pelayan tak sengaja melihat Edzard memeluk Sinta.
"Kamu ngomong apa sih! Aku ini baru pulang kerja, bukannya di layani dengan baik, kamu malah uring-uringan, kamu sendiri, berkaca pada dirimu sendiri, berapa banyak waktu yang kamu habiskan di luar rumah, tanpa memperhatikan Aku atau pun Kailee, Aku mengizinkan mu untuk mengurus bisnis keluargamu, tapi tidak serta merta kamu harus melupakan kami, sekarang kamu tiba-tiba saja mengkhawatirkan keberadaanku, hmm ...."
Edzard kemudian pergi ke kamar mandi, sementara Melinda semakin dibuat penasaran dengan ucapan pelayannya kemarin, dirinya ingin membuktikan jika suaminya itu benar-benar sudah berselingkuh dengan pengasuh anaknya.
"Sial! Ini tidak bisa di biarkan, Aku harus mencari tahu kebenaran nya, dan Aku pastikan gadis itu tidak akan bisa hidup tenang, karena dia sudah berani masuk ke dalam jilatan api." Melinda tampak serius dengan ucapannya.
Tiba-tiba saja ponsel Melinda berdering, wanita itu segera mengambil ponselnya yang ia letakkan di atas meja. Sejenak Melinda melihat ke layar ponsel, keningnya berkerut ketika tahu jika Dimas yang tengah melakukan panggilan, rekan bisnisnya.
Melinda tampak keluar dari kamar dan segera pergi ke tempat yang agak jauh dari kamar tidurnya, setelah itu Melinda segera mengangkat telpon dari Dimas dengan suara berbisik.
"Halo!"
"Hai Mel! Aku kangen banget sama kamu, Aku nggak bisa tidur jika belum mendengar suaramu."
"Dimas! Ngapain kamu telepon Aku sekarang, ini bahaya banget tahu nggak." ucap Melinda sembari celingukan menoleh sekeliling, Ia takut jika ada orang yang melihatnya.
"Jangan gitu dong Mel! Aku sudah nggak sabar untuk segera pergi besok, kita berdua akan bersenang-senang di sana, kita lanjutkan percintaan kita yang tertunda, pasti lebih mengasyikkan, karena tidak akan ada yang bisa mengganggu kemesraan kita." ucap Dimas, pria beristri yang juga merupakan mantan kekasih Melinda.
"Iya iya Aku tahu, tapi Plis jangan hubungi aku sekarang, Aku sedang pusing."
Melinda segera menutup ponselnya dan Ia segera pergi dari tempat itu. Namun ada sepasang mata yang sedang memperhatikan Melinda sedari tadi.
"Nyonya Melinda menelepon siapa? Kok pake sembunyi-sembunyi. Dimas! Siapa Dimas? Sepertinya mereka berdua terlihat intim sekali, apa jangan-jangan Nyonya Melinda? Ah tidak-tidak itu tidak mungkin, ah Sinta! Kamu jangan aneh-aneh deh, dah pikirkan saja kesehatan Ayahmu, nggak usah pikirkan tentang orang lain." gumam Sinta saat dirinya telah memergoki Melinda yang sedang menerima telepon dari Dimas.
Gadis itu kemudian masuk ke dalam kamarnya, jam menunjukkan pukul sepuluh malam, tugasnya untuk menidurkan Kailee sudah selesai, gadis kecil itu sudah tidur dengan nyenyak. Sekarang waktunya Sinta merebahkan tubuhnya di atas kasur untuk beristirahat.
Sejenak bayangan seorang wanita datang begitu cepat dalam alam bawah sadarnya, baru saja Sinta memejamkan matanya, tiba-tiba saja dirinya melihat seorang wanita yang sedang menghampirinya dengan membawa sang ayah yang sedang duduk di kursi roda. Mereka dipisahkan oleh sebuah pembatas seperti kaca, dimana Sinta tidak bisa menyentuh sang Ayah.
"Ayah!" pekik Sinta saat dirinya melihat kedatangan Ayahnya, namun wajahnya tiba-tiba berubah menjadi masam saat melihat seorang wanita yang sedang berdiri di belakang kursi roda sang ayah.
"Mbak Crisan!" Sinta begitu terkejut saat melihat Crisan yang sedang mendorong kursi roda Ayahnya.
"Ingat Sinta! Waktumu tidak banyak, semakin cepat akan semakin baik, kamu akan bertemu lagi dengan Ayahmu tercinta dan membawanya pulang kembali ke rumah, tapi ... tidak semudah itu kamu membawa Ayahmu! Buat Edzard menderita, setelah Aku puas melihat laki-laki itu menangis, kamu bisa pergi dari kehidupan Edzard dan membawa pulang Ayahmu, dan akan aku kasih bonus lima ratus juta jika kamu meninggalkan Edzard dalam keadaan tergila-gila kepadamu."
Sinta tak tega melihat kondisi sang Ayah yang pastinya saat ini, pria tua itu sedang menahan rasa sakit dan rasa rindu kepada putri satu-satunya itu. Demi kesehatan Ayahnya, Sinta menganggukkan kepalanya dan berjanji akan melakukan tugas dari Crisan untuk membuat hidup Edzard menderita, berpisah dari anak istrinya dan tentu saja membuat Edzard tergila-gila pada Sinta, setelah itu Sinta akan meninggalkan nya begitu saja.
"Iya, Mbak! Aku tidak akan lupa dengan perjanjian itu, Aku akan melakukan tugas dari Mbak Crisan dengan baik, Aku akan meninggalkan pria itu dalam keadaan sangat mencintaiku, meskipun Aku risih untuk melakukannya, demi Ayah! Aku rela."
Tiba-tiba saja secara perlahan bayangan Crisan dan sang Ayah menghilang, Sinta tampak mencari-cari keberadaan sang Ayah yang sudah beberapa Minggu ini tidak Ia temui seusai dia bertemu dengan Crisan di rumah sakit yang sama.
Kedua wajah dalam mimpi Sinta itu tiba-tiba lenyap seketika, Sehingga membuat gadis itu berteriak kecil saat dirinya tak bisa menyentuhku sang ayah tercinta.
"Ayaaaaaahhhh."
Sinta segera terbangun dari tidurnya, gadis itu tampak mengusap wajahnya yang penuh dengan peluh.
"Hhhhh ... cuma mimpi! Astaga! Kenapa Aku harus berhubungan dengan laki-laki ini, tapi apa boleh buat, Aku terpaksa." ucapnya lirih.
*
*
*
Sementara di dalam kamar, Edzard mulai keluar dari kamar mandi dan segera memakai piyama tidurnya, sementara Melinda mulai masuk ke dalam kamar, dilihatnya sang suami yang sudah memakai baju tidurnya. Kemudian Melinda tampak bergelayut pada tangan Edzard.
Sejenak Edzard melihat wajah istrinya, dengan tatapan yang tajam, Edzard berkata kepada wanita yang telah memberikan satu anak itu kepadanya.
"Malam ini, Aku mau tidur di sofa!" ucapnya sembari melepaskan tangan Melinda.Tentu saja itu membuat Melinda sangat kesal, sikap suaminya akhir-akhir ini begitu dingin. Melinda tidak kehilangan cara untuk menaklukkan kembali suaminya, Ia pun memutuskan melayani kebutuhan biologis suaminya malam ini.
"Tapi, Mas! Malam ini Aku sangat merindukanmu, sudah lama kita tidak melakukannya, apa kamu tidak rindu padaku?" rayu Melinda sembari membelai dada Edzard penuh kelembutan.
Naluri seorang pria normal, ketika di suguhkan dengan sebuah kelembutan tentu saja kekerasan hatinya akan lunak, apalagi Melinda terlihat begitu menggoda dengan melucuti pakaiannya sendiri di depan Suaminya.
"Setidaknya hal ini akan membuat Mas Edzard tidak curiga jika Aku sudah berhubungan dengan Dimas." gumam wanita yang mulai mendekatkan tubuhnya pada tubuh sang suami.
BERSAMBUNG
🔥🔥🔥🔥🔥🔥
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
GK TERIMA SUAMINYA ADA AFFAIR, TRNYATA DY YG UDH BAGIKAN SELURUH TUBUHNYA KE DIMAS,, ISTRI NUSYUS LAKNAT,,
CURIGA SI CRISAN INI ISTRI DIMAS, PSTI INGIN BLAS DENDAM KE MELINDA.
2023-01-03
0
Rinnie Erawaty
ternyata podo2 selingkuh ta...
2022-10-02
0
💕 bu'e haresvi 💕
sama demenan g sah saling menyalahkan🤣🤣
2022-08-08
0