Episode 3

Jessica terlihat menyedihkan jika sudah menyendiri di kamar - nya, ia masuk kelamunan yang tidak semesti - nya. Bagaimana ia kehilangan adik - nya dengan begitu cepat, belum lagi tidak merasakan tumbuh bersama ayah dan ibu, sungguh Jess tidak menyukai kehidupan - nya.

"Jess, sudahlah apa yang kau pikirkan sekarang. " Ucap Jess dengan mata yang terpejam.

Jessica menatap langit-langit kamar, sebelum akhirnya memutuskan untuk keluar, tidak lupa juga dia untuk mengambil dompet dan juga kunci mobil di atas meja belajar.

Jessica tidak menemukan siapa - siapa, ia segera keluar karena tau jika opa dan oma sedang beristirahat, sedangkan tamu yang tidak tahu malu sudah kembali pula ke tempat asal mereka.

Begitu Jessica keluar, mata - nya langsung menangkap mobil putih milik - nya. Mobol yang dibelikan oleh oma dan opa saat ia menginjak usia 17 Tahun beberapa bulan lalu.

Jessica mengendarai mobil dengan kecepatan rata-rata, Ia begitu lihai mengendarai mobil milik - nya.

Ketenangan yang Jessica rasakan tidak berlangsung lama, karena tiba - tiba sebuah mobil mencium bagian belakang mobil - nya.

"Oh, ****. Apa yang orang itu lakukan." Jess begitu marah karena ketenangan yang ia rasakan tidak berlangsung lama. Jess menepikan kendaraan - nya. Tidak langsung keluar dari mobil, ia memejamkan mata dengan kepalan tangan yang semakin kencang.

Tok ... tokk ....

Seorang pemuda tampan yang tidak sengaja menabrak mobil milik Jess, wajah pemuda itu terlihat begitu khawatir.

"Nona, hei kau baik - baik saja ?" Tanya pemuda itu dengan suara yang lumayan kecang, mungkin khawatir Jess terjadi sesuatu.

Nona, hei kau mendengarkan - ku ?" suara pemuda itu semakin terdengar, tapi Jess enggan untuk membuka mata - Nya.

"Tenang Jess tenang. " Dengan lirih Jess mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri.

Sekarang mata indah milik gadis cantik terbuka dengan sempurna, tapi tidak ada senyum atau tatapan hangat. Melainkan tatapan yang dingin dan menusuk seperti tatapan elang.

"Kau tidak memiliki mata saat berkendara ?" Tanya Jess dengan mata yang melotot, ia juga tidak turun dari mobil - nya.

"Astaga, kau nona membuat aku menjadi panik saja. Aku pikir kau kenapa - napa. " Jawab pemuda tampan dengan lega.

"Maafkan aku, aku benar - benar tidak sengaja. " Pemuda tampan dengan tulus mengaku salah dan juga meminta maaf dengan sepenuh hati.

Jess tidak menjawab, ia memacu mobil dengan kecepatan di atas rata - rata, Sedangkan pemuda tampan yang tidak sengaja menabrak mobil milik Jess, terpaku ditempat.

"Gadis aneh, bukankah aku sudah meminta maaf dengan benar ?" Tanya Brayen dalam hati - nya.

Brayen Utomo, 24 Tahun. Pemuda dengan sifat lembut, ia begitu manis dan keren diwaktu bersamaan. Terkadang juga ia begitu dingin dengan orang yang ada disekitar.

Brayen, saat ia menyetir secara tidak sengaja ia kehilangan fokus karena handphone - Nya yang jatuh, ia berusaha mengambil handphone miliknya tapi siapa sangka ia justru menambah kecepatan dan berujung brukk .. menabrak mobil putih milik gadis aneh.

"Sudahlah, tidak perlu berpikir terlalu jauh." Jawab Brayen.

Sementara Jess, ia merutuki kebodohan - Nya, bagaimana bisa ia pergi begitu saja tanpa meminta tanggung jawab dari orang yang dengan sengaja menabrak mobil milik - nya. Tapi tidak ambil pusing Jess melajukan mobil menuju salah satu bengkel langganan keluarga - Nya, ia akan menitipkan mobil milik - Nya untuk diperbaiki.

"Pak, jadi berapa lama waktu mobil - Ku selesai diperbaiki ?" Tanya Jess dengan wajah datar, ia berusaha melembutkan suara - Nya yang terdengar galak, menurup pak Asep.

"Tiga hari non, nanti saya konfirmasi jika mobil non Jess sudah bisa dibawa pulang. Soal - Nya ada beberapa mobil yang masih antri non." Jawab montir dengan sopan, rasa - nya enggan menatap non Jess yang memiliki pandangan setajam burung elang.

"Baiklah, ini kunci - Nya. Tolong dibantu yah pak." Ucap Jess, setelah menyerahkan kunci Jess kembali menelepon sahabat - Nya Anya.

Karena sebelum ia tiba di bengkel, Jess sudah menelepon Anya terlebih dahulu. Jadi seharus - Nya saat ini Anya sudah hampir tiba.

tit .. tit....

"Jess, ayo masuk." Terdengar suara klakson mobil di ikuti teriakan cempreng milik yang punya. Anya.

"Lama." Rutuk Jess dengan wajah datar.

"Hei, hei hei .. kau pikir aku punya pintu doraemon sehingga bisa segera tiba disaat kau baru menelepon, Macet J macet." Anya langsung mengeluarkan taring begitu mendengar rutukan sahabat - Nya yang lirih itu.

"Hmmm." Tidak ada jawaban, Jess hanya berdhemen sebagai respon dan tanda ia sedang malas untuk menanggapi celotehan Anya.

"Jadi cerita lengkap kek mana ?" Tanya Anya.

"Seseorang menabrak mobilku dengan sengaja." Jawab Jess dengan singkat, sesuai kronologi yang ada.

"Kenapa bisa, dan siapa yang menabrak mobil - mu." Tanya Anya penasaran.

"Hei, mana aku tahu kenapa ia bisa dengan sengaja menabrak mobil - Ku, lagi pula aku juga tidak kenal dengan orang - Nya jadi berhenti untuk bertanya hal yang tidak penting." Jawaban Jess cukup panjang, cukup membuat Anya diam.

"Jadi kita kemana ?" Tanya Anya, pasal - Nya saat ini mereka berjalan tanpa tahu arah yang jelas.

"Terserah." Jawab Jess, karna ia enggan pula untuk pulang dan merasa tidak tahu harus kemana jadi memutuskan terserah Anya akan kemana.

"Oke, kita sekarang nonton Andre latihan yah di Brawijaya." Usul Anya, tidak mendapat persetujuan atau penolakan dari Jess.

Anya memacu mobil merah milik - nya dengan kecepatan diatas rata - rata, Anya tidak kalah lihai dari Jess, ia juga pengemudi yang lihai dan cekatan.

"Hati - hati." Ucap Jess dengan suara tertahan, cukup syok setelah Anya memaksakan diri untuk melewati 7 mobil sekaligus. Cukup khawatir jika Anya hilang kendali dan berujung kecelakaan.

"Kau tenang saja Jess, aku pengemudi yang baik." Jawab Anya, ia tampak menikmati jalanan dengan menarik gass begitu cepat.

Jarak dari bengkel menuju Brawijaya atau sekolah Andre memakan waktu dua puluh sampai tiga puluh menit.

Setelah Anya memarkir mobil milik - nya, ia dan Jess langsung saja menuju lapangan basket yang berada di lantai 5, Jess dan Anya cukup sering berkunjung mengingat Andre selalu memaksa keinginan untuk kedua sahabat menonton ia tanding dan latihan.

Info, jika sekolah Garuda hanya di isi anak - anak cewe, maka berbanding terbalik dengan SMA Brawijaya yang di isi oleh siswa laki - laki.

"Liat, banyak anak sekolah Garuda." Ucap Anya berbisik, ia menatap sekeliling yang mana sebagian penonton di isi oleh anak - anak Garuda.

"Hmm.." Jess malas karna ia tidak tahu dan tak mau tahu.

"Kau tahu, Sma Garuda dan Sma Brawijaya adalah couple terbaik, mereka memiliki siswa - siswa yang tampan dan berprestasi, sedangkan kita mempunyai siswi - siswi cantik dengan segudang prestasi.." Puji Anya dengan mata fokus tertuju pada Andre.

Andre, siswa tampan dari Sma Brawijaya. ia menjabat sebagai ketua osis, selain memiliki paras yang tampan, ia juga memiliki segudang prestasi baik dalam akademik dan non akademik.

Tiga puluh menit berlalu dengan cepat, Andre yang memang sudah diberi tahu teman - teman - Nya jika kedatangan dua siswi cantik dari Sma Garuda tentu langsung mencari, ia bisa dengan cepat menebak jika itu adalah Jess dan Anya.

Jess, Anya dan Andre adalah sahabat kecil yang awet sampai mereka sudah menginjak masa remaja, mereka berteman sejak usia taman kanak - kanak.

"Hai manis." Sapa Andre dengan senyum manis yang memabukan.

"Hai tampan." Tentu saja yang menjawab Anya, karena akan sangat mustahil jika Jess yang menjawab rayuan Andre.

Andre mengacak - acak rambut sahabat - Nya Anya, Karena mustahil mengacak rambut Jess. Anya memberengut kesal dengan tingkah Andre yang seenak - Nya.

"Jess, dari mana saja. Tadi Anya kemari kenapa kau tidak ?" Tanya Andre dengan serius.

"Pulang, aku malas kemari." Jawab Jess apa ada - Nya, ia tidak suka berbasa - basi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!