Episode 4

Sementara itu Brayen Utomo, tuan muda pertama salah satu keluarga yang memiliki pengaruh besar dalam pasar bisnis. Brayen baru saja kembali ke Indonesia setelah berhasil menyelesaikan S1 di London.

"Brayen, apa kabar ?" Suara perempuan dengan lembut menyapa indra pendengaran tuan muda Brayen.

"Sisi." Suara Brayen begitu lirih, bahkan gadis yang menyapa ia tidak dapat mendengar suara - Nya.

"Hai, kau mendengarku bukan." Tidak menyerah, meskipun tidak menerima respon cepat dari Brayen.

Sisi, 20 Tahun. Ia gadis cantik dengan tinggi dan berat badan yang ideal, memiliki paras yang indah membuat banyak pria jatuh hati, tapi tentu saja itu tidak berlaku untuk tuan Brayen.

"Kau disini ?" Tanya Brayen dengan suara yang terdengar dingin, tatapan - Nya juga terlihat begitu tajam.

"Kau tahu, aku menunggu - Mu sejak 45 Menit lalu. Kau dari mana saja ?" Tanya Sisi dengan manja, ia bahkan tidak segan untuk menempel pada Brayen.

"Menyingkir, aku alergi pada gadis gatal seperti - Mu." Dengan kasar Brayen mendorong dan membentak Sisi.

"Kau ini, kenapa kasar sekali." Gerutu Sisi.

"Kau gatal, dan aku alergi terhadap gadis gatal seperti - Mu, jadi sekarang sebaik - Nya kau pergi jauh - jauh dan jangan ganggu ketenangan - Ku." Maki Brayen dengan ketus, sebelum ia meninggalkan Sisi yang tampak mengepalkan tangan.

"Awas saja, akan aku buat kau mengejarku Brayen." Kesal Sisi sebelum akhirnya meninggalkan kediaman utama keluarga Utomo.

Sisi gadis yang baik hanya saja ia begitu agresif mendekati Brayen, sedangkan Brayen pria tampan yang enggan di dekati oleh gadis berisik seperti Sisi.

Brayen melangkahkan kaki menuju kamar dengan perasaan semakin kesal, bagaimana bisa setelah inseden ia tidak sengaja menabrak pengendara lain. Kini ia pulang dan berniat untuk beristirahat malahan mendapati satu gadis ulat bulu yang tidak ada kata lelah mengganggu hidup - Nya.

Brayen menatap langit - langit kamar, menerawang kembali kejadian beberapa saat lalu. Bagaimana ia begitu ceroboh sampai harus menabrak pengendara lain, dan yang ia tabrak rupa - Nya gadis aneh, tapi jika di ingat - ingat lagi gadis itu cukup cantik dan membuat Brayen merasa penasaran, mungkinkah ia dapat bertemu kembali dengan gadis manis itu.

"Gadis aneh, awas saja kau kalau terus menggangu pikiranku." Batin Brayen dengan senyum yang mengandung tanda tanya.

apakah tuan muda Utomo merasa tertarik dengan gadis aneh, atau ia akan terperangkap dengan gadis ulat bulu, tidak ada yang tahu akhir yang belum di mulai.

Sementara itu, saat ini Andre, Anya dan Jess berada di kediaman Anya. Karena ketiga - Nya merasa enggan untuk ke Mall dan lain - Nya memutuskan untuk bersantai dirumah Anya.

"Anya, kemana paman dan bibi ?" Tanya Andre karena tidak mendapati keberadaan ayah dan ibu dari sahabat - Nya.

"Mereka berpergian bisnis, kau mengerti bukan." Jawab Anya apa ada - Nya.

Andre dan Jess hanya tersenyum kecil mendengar jawaban Anya, karena mereka tahu jika Anya adalah gadis manis yang sering di tinggal orang tua yang berpergian bisnis.

"Oh yah Anya, gimana pesanan kita udah dimana ?" Tanya Andre, mengingat perut - Nya sudah tidak bisa di ajak berkompromi.

"Sudah dekat, bentar yah guys gua ambil minum." Jawab Anya, sebelum akhirnya meninggalkan Andre dan Jess.

"Jess, muka lu dari tadi asem banget kayak kurang gula deh ga ada manis - manis Nya." Sindir Andre dengan tatapan memicing, seperti - Nya saat ini Jess sahabat ketus - Nya tidak dalam kondisi baik - baik saja.

"Hmmmm, berisik." Ketus Jess enggan menceritakan apa yang ia alami, karena tidak mau bermood jelek.

"Cantik - cantik kok ketus, kalau ketus tar jodoh lu duda mau tau rasa." Sumpah Andre dengan tatapan kesal, ia sebal sekali dengan sahabat ketus - Nya.

"Heiii, lu nyumpahin gw." Amuk Jess dengan suara yang meninggi, menatap galak ke arah Andre yang berwajah tembok.

"Bercanda ih, serius amat ... blee.'" Jawab Andre meledek, membuat Jess sebel aja.

"Hei, jangan berantem kenapa heei." Terdengar suara cempreng yah siapa lagi kalau bukan Anya.

"Anya, berisik banget sih." Kesal Andre yang kaget mendengar suara cempreng sahabat - Nya Anya.

"Suka - suka kan ini kamar gw." Anya menjawab dengan wajah sok - Nya.

"Ishh." Tidak dapat membantah karena memang benar ada - Nya.

"Anya, ayo ceritain kenapa dengan sahabat kita ini." Andre menunjuk Jess dengan mata - Nya.

"Tadi ada yang nabrak mobil - Nya, sekarang mobil Jess masuk bengkel deh." Jawab Anya seada - Nya.

"Wow, kok bisa jadi Jess gitu yah, pantas aja lu gak nyetir sendiri." Jawab Andre yang akhir - Nya mengerti.

"Btw, semester depan udah yang terakhir kita sekolah, kalian berdua gimana ? ... lanjut kuliah di luar atau ?" Tanya Andre dengan wajah yang terlihat begitu serius.

"Hmmmm, gw mungkin bahkan lanjut diluar." Jawab Anya dengan tampan sedih - Nya, bagaimana pun ia harus mengejar cita - cita Nya yang setinggi langit.

"London." Jess, Anya menyebut satu negara yang sama, sedangkan Andre tampak menghela nafas.

"Gw Singapur. " Jawab Andre.

"Apa." Kaget Anya dan Jess secara bersamaan.

"Yah, gw harus tetap mantau perusahaan, sebenar - Nya gw pengen lanjut di amerika tapi yah gitu." Jelas Andre.

Andre Pratama, ia adalah pewaris tunggal dari kerajaan bisnis keluarga - Nya, sebagai pewaris ia dituntut serba bisa, ia juga mengikuti kehidupan yang sudah digaris bawahi oleh orang tua - Nya.

Andre memang sejak kecil sudah di didik dengan ketat, bahkan Andre kecil begitu tertutup, hanya Jess dan Anya yang mau berteman dengan - Nya, maksud - Nya yang tulus ingin berteman dengan - Nya.

"Hmm, tuan muda tanggung jawab - Mu begitu besar sekali." Hibur Anya sekaligus ejekan, karena Andre enggan dikasihani.

"Hei, jangan meledek - Ku yah, kau akan bernasib sama seperti - Ku." Andre tidak tinggal diam karena sahabat - Nya lebih dulu meledek ia.

"Baper banget sih ih becanda doang gw, luh kan keren udah bisa mimpin perusahaan dari usia kayak gini, tanggung jawab lu juga besar di perusahaan karena banyak banget orang yang bergantung dan berharap di era kepemimpinan lu perusahaan bisa semakin maju, otak dan tampang juga ada jadi yah gak perlu repot sekolah jauh - jauh." Hibur Anya, ia tahu sahabat - Nya memiliki cita - cita lain sejak kecil. Tapi apa mau dikata jika mereka lahir dari sendok emas, tidak mudah melepaskan titel mereka sebagai pewaris tunggal kerajaan bisnis yang disiapkan keluarga.

"Jangan nangis Ndre, gw sama Anya bakalan sering - sering nengoki lu kok." Jess ikut menghibur sahabat - Nya yang terlihat sedih.

"Hmmm, mungkin nanti hari - hari gw bakalan terasa sepi - Nya kalau ga ada kalian berdua." Batin Andre, Andre begitu sedih sekaligus kecewa karena bagaimana pun ia begitu dekat dengan kedua sahabat baik - Nya.

Andre, Anya dan Jess menghabiskan waktu dengan cepat, mereka tumbuh bersama sampai masa remaja, mungkin tinggal beberapa bulan sebelum akhir - Nya semua akan sibuk dengan impian masing - masing.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!