Gejolak Asmara Nona Muda

Gejolak Asmara Nona Muda

Episode 1

"Jess, ayolah lu itu sekaranh udah tujuh belas tahun, sekali lagi nih yah denger lu udah tujuh belas tahun. Jadi mau nunggu sampe kapan sih ?" Tanya seorang gadis berambut panjang dan sedikit bergelombang, namanya Anya alias Zevanya Hakim.

Tidak ada respon ataupun sahutan dari seorang gadis yang ia panggil Jess, alias Jassica Natalia. Gadis dengan tinggi seratus enam puluh delapan cm dan berat lima puluh lima kg, putih cerah dengan mata bulat yang sangat indah, sesuai dengan starndar kecantikan Indonesia.

Indonesia pukul 12.00 p.m. waktu Ibukota Jakarta , tepatnya berada di kawasan di Jakarta Selatan.

Sma Garuda.

"Jess, Jess jadi mau sampe kapan coba." Keluh Anya untuk kesekian kalinya.

"Huft, gw itu lagi cape kalau lu mau bolos yah udah si sana cabut aja sama anak - anak yang lain." Jawab Jessica dengan ketus dan yah bola matanya berputar pertanda ia sudah cukup jengkel dengan suara cempreng milik sahabat baiknya Anya.

Anya kembali duduk dan menghentakan kakinya dua kali, ia menatap Jess dengan tatapan sebal.

"Apa sih lu yah liatin gw terus dari tadi, apa sekarang kepikiran mau daftar jadi fans gw iya ?" Tanya Jess dengan ketus, cukup risih karna Anya terus menatap ia dengan berbagai ekspresi. Setelahnya ia menarik nafas dengan berat, sadar jika sahabat satu satu - nya Anya yang berisik sudah ngambek brutal, terbukti suara yang tak terdengar lagi.

"Baiklah - baiklah, ayoo kita cabut." Putus Jess, ia bangkit dan menggendong tas punggungnya.

"Yes." Batin Anya gembira, hahaha jurus seribu ngambeknya berhasil lagi dan lagi. Ia tahu jika sahabat - nya yang ketus tidak akan membiarkan ia ngambek.

"Gak, malas gw." Jawab Anya masih dengan ektingnya, ia jual mahal sedikit kan tidak masalah bukan.

"Satu." Suara Jess terdengar memerintah dan begitu dingin ia juga berbicara dengan mata yang terpejam.

"Hehehe becanda sayang jangan marah gitu dong, nanti kamu cepat tua loh." Timpal Anya dengan cepat, ia segera menarik tangan sahabatnya dan ikut berdiri, tidak ingin usaha ngambek berakhir sia - sia.

"Mereka mau kemana sih ? "

Jawabannya yah "Bolos Sekolah."

"Teman kelas kok ga ada yang negur ?"

- Jawabannya gak ada yang berani, lagian Anya juga ketua kelas dan Jessica gadis ini terlalu tertutup dan hanya berkomunikasi seperlunya saja dengan mereka, jadi siapa yang berani coba.

Oke balik lagi.

"Jess, Jess gimana kalau nanti atau ah sekarang aja kita ke sekolah Andre pasti disana banyak cogan - cogan tuh." Usul Anya dengan mata yang berbinar.

"Gak, gw mau main ke dermaga kalau lu mau ke sekolah Nadine silakan aja." Jawab Jessica dengan tak terbantahkan lagi.

"Dermaga lagi dermaga lagi, apa ga ada tempat lain. Emangnya lu gak bosen apa yah ?" Tanya Anya dengan wajah masamnya, entah kenapa Jessica senang sekali ke dermaga.

"Brisik." Ketus Jess malas.

Lokasi : Parkiran Sekolah Garuda.

"Gw cabut ke sekolah Andre yah, kalau ada apa - apa langsung hubungin gw oke.. dengerkan yahh, byee .. muah." Pamit Anya tidak lupa satu kecupan jauh untuk sahabatnya yang paling cantik.

fyi. SMA Garuda masuk dalam sekolah menengah atas favorite se Indonesia, hanya ada anak perempuan didalamnya.

SMA Garuda memang khusus untuk murid prempuan saja, untuk bergabung sebagai siswi para calon anak didik SMA Garuda wajib mengeluarkan banyak biaya selain itu wajib memiliki kepintaran dengan standart yang sudah ditentukan oleh SMA Garuda, dan khusus untuk anak yang kurang mampu dan memiliki kepintaran di atas rata - rata akan mendapat full beasiswa dari pihak SMA Garuda (wajib mengikuti rangkaian tes yang ada.)

Lokasi : Dermaga.

"Udah dua tahun yah Lis." Batin Jessica dengan mata terpejam.

Dua tahun lalu Jessica kehilangan sadari kembarnya, pada saat itu ia dan saudari kembarnya sedang asik bermain di dermaga dekat pelabuhan.

Flashback.

"Jess, ayo naik perahu." Ajak Lisa dengan tatapan penuh pengharapan.

"Tidak mau, disini tidak ada pengamanan khusus nanti bisa berbahaya untuk kita." Jawab Jessica dengan tegas, ia juga membuang mukanya kesamping agar tidak merasa kasihan pada saudari kembarnya.

"Sekali aja, please." Timpal Lisa dengan memohon.

Lisa ia gadis yang periang dan banyak mau, sebagai adik kemauannya selalu dituruti oleh saudari kembarnya Jessica. Jarak lahir mereka berselang delapan menit jadi yah mereka masuk kedalam kategori "Kembar tapi tidak identik."

Mendengar suara Lisa yang mulai bergetar akhirnya Jessica hanya mampu menghela nafas dan langsung mengiyakan.

"Lisa ay .." Belum selesai tapi brukk..

"Lisa, hei kamu kenapa ?" Khawatir tentu saja kenapa bisa saudari kembarnya tiba - tiba ambruk.

"Lisa - lisa." Teriak Jess panik dan semakin panik, ia mengambil alat yang biasa ia gunakan bersama Lisa.

"Tolong cepat tolong adikku." Ucap Jess dengan suara yang kuat setelah menekan tombol bulat yang ada di alat tersebut, tidak sampai satu menit bantuan datang.

Lisa dilarikan kerumah sakit, tapi sayang nyawanya tidak tertolong dan apa alasannya hingga kini Jess tidak diberi tahu.

Kematian Lisa terlalu menjanggal dan itu membuat Jess menjadi pribadi yang dingin dan tidak banyak bicara.

Banyak yang mengatakan kematian Lisa ada sangkut pautnya dengan pesaing bisnis keluarga mereka, dan masih banyak lagi.

Flashback of.

Jessica mengusap air matanya, ia lagi dan lagi merasa gagal sebagai seorang kakak. Harusnya ia bisa menjaga adik satu - satunya.

Ia kini hanya hidup bersama dengan oma dan opa dari ayahnya saja. Ayahnya merupakan anak tunggal begitupun dengan ibunya.

Kedua orang tua Jessica meninggal saat usia ia dan Lisa menginjak dua tahun, pasangan sukses itu meninggal setelah mengalami pesawat yang mereka tumpangi tiba - tiba jatuh ke sungai.

Jessica kembali ke mobil, ia harus kembali ke mension dengan segera, ia merindukan kasur dan bantalnya yang empuk.

"Yah oma." Sapa Jessi saat panggilan terhubung.

" ... "

"Ini lagi di jalan, ada apa oma ?" Jawab Jessi, ia sekilas melirik kearah jam tangan dan kembali fokus pada jalanan.

" ... "

"Baik oma, sampai bertemu." Jawab Jessi lagi, setelahnya ia langsung memutuskan panggilan sepihak.

Lokasi : Mension.

Rumah dengan gaya yang modern, yang super mewah dan megah itulah tempat tinggalnya, hasil jerih payah keluarga mereka.

"Mobil siapa itu ?" Batin Jessica penasaran saat ia mendapati mobil asing di parkiran khusus tamu, yah ia baru saja tiba dirumah tempat ia tinggal bersama dengan oma dan opa.

"Ternyata ada tamu, pantas aja oma bawel buat maksa aku pulang." Keluh Jessica dengan kesalnya.

"Selamat siang nona, nyonya dan tuan besar saat ini sudah menunggu anda, beliau berpesan agar anda segera masuk." Tiba - tiba seorang mengagetkan Jessica yang sedang berfikir disamping mobil.

"Pak asep astaga, saya jadi kaget kaget." Jawab Jessica dengan mengelus dada.

"Lagian atuh si enon pamali mengkhayal siang bolong gini tau." Tegur pak Asep dengan geleng - geleng kepala.

"Iya iya pak, jangan bawel saya puyeng loh dengernya" Jawab Jessi dengan memijat kecil kepalanya, ia juga ikut menggeleng gelengkan kepala.

"Non non." Batin pak Asep yang tidak berani mengeluarkan suara lagi.

Jessica berjalan dengan santai saat memasuki mension, tetapi liat tatapannya berubah sangat tajam begitu ia menyadari jika ada tamu yang sangat amat tidak ia sukai, catat tidak ia sukai.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!