Perut Marco sudah kenyang, pekerjaan yang harus dia lakukan agar mendapat uang juga sudah dia lakukan.
Marco semestinya melanjutkan pekerjaan renovasi rumahnya, tapi karena ada beberapa bahan yang kurang karena stoknya yang kosong, dan masih harus menunggu kabar dari toko yang menjual bahan bangunan, membuatnya belum bisa melanjutkan perbaikan rumahnya.
Dengan mengendarai mobil tuanya, Marco kembali mendatangi hutan tempat biasanya dia memuaskan hasratnya, untuk berubah wujud.
Bukan tanpa alasan dia harus setiap hari berganti menjadi hewan.
Kalau Marco tidak melakukannya meski hanya sekali dalam sehari, maka dia sama sekali tidak bisa mengendalikan pikiran, dan tubuhnya untuk berubah menjadi hewan.
Seperti seorang cendikiawan, yang biasanya ingin belajar meski sedikit disetiap harinya, begitu juga Marco yang harus melepaskan keinginan liarnya, yang selalu muncul setiap hari.
Itu juga yang menjadi salah satu alasannya, diantara banyak alasan yang membuatnya, memilih untuk kembali kekota asalnya yang dekat dengan hutan.
Ketika Daddy Marco masih hidup, Marco bisa bebas berganti bentuk dalam pengawasan Daddy-nya, yang berjaga-jaga agar tidak ada orang lain yang melihatnya.
Setelah Daddy Marco sudah tiada, kota tempat mereka tinggal yang padat dengan penduduknya, menjadi tempat yang berbahaya, kalau Marco mau berubah bentuk sembarangan.
Bisa-bisa, ada orang yang menangkap basah, saat Marco masih dalam bentuk yang belum sempurna.
Dan Marco akan berakhir di meja laboratorium dengan banyak eksperimen, yang ingin meneliti dirinya.
Hutan yang jadi tempat Marco melepaskan keinginannya, juga menjadi tempat bagi Marco untuk mencari kecocokan tempat, dengan yang ada didalam mimpinya.
Meski selama beberapa tahun ini Marco terbang bebas di atas hutan itu, tidak pernah dia melihat pepohonan yang mirip, dengan pepohonan yang ada didalam mimpinya.
Jarak tempuh yang tidak terlalu jauh, membuat perjalanan Marco juga tidak memakan waktu yang terlalu lama, dia sudah bisa tiba disana.
Setelah memarkirkan mobilnya dipinggir jalan, yang terlepas dari aspal, Marco berjalan masuk kedalam hutan.
Marco menyimpan tas berisi pakaiannya, diantara batang pohon besar, sebelum dia berkonsentrasi mengubah wujudnya menjadi seekor burung elang.
Burung elang memang jadi favorit Marco, dibandingkan menjadi hewan yang lain.
Kepuasannya saat terbang mengangkasa di udara, benar-benar melegakan, dan sanggup menenangkan pikirannya.
Marco bisa menembus awan, dengan tetap bisa melihat dengan jelas apa saja yang ada di daratan.
Kali ini, Marco mengambil rute terbang yang berbeda, sambil melihat kedasar hutan dari sela-sela rimbunnya dedaunan pohon-pohon yang besar.
Mata elang yang tajam, mampu melihat gerakan meskipun kecil, dan berada di jarak yang cukup jauh dibawah sana.
Entah kenapa, rasanya baru beberapa menit Marco dengan wujud elangnya terbang berkeliling dengan bebas di angkasa, tapi dia sudah merasa haus.
Dari kejauhan, Marco bisa melihat air terjun yang kemungkinan bisa jadi tempatnya untuk singgah melepaskan dahaganya.
Marco mengepakkan sayapnya dengan cepat, dan terbang menukik mengarah kesungai berair jernih.
Ketika Marco menginjakkan kakinya ditanah, sebagian wujudnya kembali menjadi manusia.
Marco menunduk dan mengambil air dengan kedua tangannya, lalu meminumnya tanpa berpikir panjang.
Saat sudah selesai minum, kemudian Marco berdiri, pantulan bayangan dirinya terlihat hebat dikulit air, yang kini terlihat seperti cermin berukuran besar.
Berbadan manusia, dengan bulu hanya menutup dari pinggang sampai ke lutut, sayapnya yang besar dan lebar, tampak megah bagaikan seorang malaikat yang turun ke bumi.
Marco senyum-senyum sendiri, saat melihat bayangannya yang terlihat keren dengan dada kencang dan perut yang berotot six pack.
Sayangnya, Marco bukan malaikat, bukan manusia, bukan juga monster, Marco bukan apa-apa.
Tiba-tiba, suara gemerisik terdengar dari antara semak belukar yang ada didekat sungai.
Marco yang menduga kalau itu hanya hewan lain, benar-benar tidak menyangka, kalau ada tiga orang wanita yang mendekat ke sungai.
Dengan cepat, Marco berkonsentrasi dan berubah menjadi seekor ikan, tepat saat dia melompat masuk kedalam air sungai.
Hampir saja.
Marco memang tidak memperhatikan lagi, salah satu sisi sungai, saat dia tergesa-gesa turun kesungai untuk minum.
Tapi tampaknya, tidak ada seorangpun dari ketiga wanita itu yang sempat melihatnya.
Karena, mereka semua bertingkah santai saat benar-benar berada dipinggir sungai, dan dengan kaki menjuntai, merendam kaki mereka di air sungai yang mengalir.
Semestinya, sekarang Marco harus berenang menjauh, tapi dengan rasa penasaran yang berlebihan, Marco hanya berenang sambil bersembunyi disela-sela bebatuan.
Suara tawa ketiga wanita muda didekatnya, benar-benar menarik perhatian Marco.
Wajar saja, karena selama hidupnya, hanya waktu dia masih kecil saja, Marco masih bisa bergaul.
Setelah tahu kalau dirinya berbeda, di masa-masa Marco masih sekolah, Marco hanya berfokus dengan pelajaran sekolahnya, dan selalu menghindar untuk berteman dengan siapa saja, baik itu laki-laki ataupun perempuan.
Apalagi setelah Marco kembali kekota Bridget itu.
Selama beberapa tahun ini hanya dihabiskannya sendirian, tanpa ada teman atau kenalan.
Hanya pria tua dan istrinya yang juga sebagai pemilik toko bahan makanan segar, yang bisa sering berbicara dengannya, saat dia membawa hasil ternaknya.
Sebagai seorang laki-laki, Marco yang saat ini sudah dewasa, lalu melihat wanita dengan wajah yang cantik, dan mungkin saja masih seumuran dengannya, pasti saja membuatnya merasa sedikit tertarik.
Marco tidak memperhatikan apa yang sedang mereka bicarakan, dan hanya memperhatikan raut wajah mereka yang terlihat senang, sambil bermain air didekat Marco.
Sesekali, cipratan air yang mereka lakukan dengan kakinya, membuat pandangan Marco yang ada didalam air, jadi bergoyang-goyang.
Meskipun demikian, Marco tidak merasa terganggu sama sekali.
Entah berapa lama, Marco memandangi mereka, sampai Marco melihat kalau ketiga wanita itu melepaskan pakaiannya, dan melompat kedalam air sungai.
Marco sempat menatap tubuh indah tanpa busana didepannya cukup lama, sampai dia tersadar akan sesuatu, dan berenang menjauh dari situ.
Setelah dia merasa kalau sudah cukup jauh dari ketiga wanita tadi, Marco kemudian berenang kepinggir sungai, dan kembali ke wujud manusianya, lalu berubah lagi menjadi burung elang, dan terbang ke angkasa.
Marco memantau ketiga wanita yang tampak asyik berenang sambil tertawa, dari udara, sebelum dia kembali ke tempatnya menyimpan pakaiannya.
Terburu-buru Marco memakai pakaiannya, sesaat setelah mendarat, lalu berjalan keluar dari hutan.
Marco mengemudikan mobil tuanya, melaju dijalanan dengan kecepatan tinggi, semampu akselerasi mobilnya bisa dipacu.
Disepanjang perjalanan, Marco masih terbayang-bayang dengan pemandangan yang dilihatnya tadi.
Keindahan lekuk tubuh wanita yang berenang didekatnya, bisa dilihatnya dengan jelas, tanpa mereka ketahui.
Tapi, lama kelamaan, semua bayangan itu seakan menjadi mimpi buruk bagi Marco.
Marco menyesali dirinya sendiri, yang sempat tergoda dengan wanita-wanita itu.
Marco merasa kalau dia sudah gila.
Siapa wanita yang mau menerima manusia terkutuk sepertinya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
$uRa
semoga ada wanita yang mau mengerti tentang keadaanmu Marco...dan mencintainya sepenuh hati...
2022-08-20
1