Part 2

Air yang direbus diatas tungku perapian, sudah mendidih.

Uap air yang memaksa keluar dari ujung ketel, menghasilkan suara mendecit yang nyaring, dan cukup mengganggu pendengaran.

Marco mengangkat ketel dari atas api, dan menuangkan sedikit air kedalam cangkir besar berisi kopi tanpa gula.

Dua butir telur, beberapa potong bacon, dan segenggam irisan kentang, digoreng bergantian didalam panci penggorengan datar, yang sudah dipanaskan diatas kompor.

Semestinya, semua itu adalah menu untuk sarapan.

Marco belum sempat berbelanja bahan makanan, untuk isi lemari esnya.

Apa saja yang tersisa didalam sana, akan jadi menu makannya siang ini, tanpa perlu terlalu dipikirkannya.

Marco harus makan sesuatu, untuk mengganti energi yang dia keluarkan, saat dia terbang dengan waktu yang cukup lama tadi.

Setiap kali Marco berubah bentuk, menjadi seekor elang, adalah bentuk hewan yang paling menguras tenaganya.

Dengan lahapnya, Marco menghabiskan makanan yang sudah matang, dan tersaji didalam piring.

Setelah makan, barulah Marco akan pergi berbelanja untuk stok makanannya.

Meskipun jagung hasil kebunnya berlimpah-limpah, tidak mungkin Marco hanya akan memakan itu setiap hari.

Melihatnya saja, tenggorokan Marco sudah merasa kenyang, meskipun perutnya masih bergetar dengan keras.

Bahan-bahan bangunan, mulai dari potongan papan dan balok-balok, masih berhamburan dilantai.

Renovasi rumah itu masih membutuhkan waktu lama, sampai benar-benar maksimal perbaikannya.

Hanya mendorongnya dengan kaki, Marco menyingkirkan beberapa potongan balok, yang mengganggu jalannya, untuk masuk keluar dari pintu rumahnya.

Mobil semi truk tua yang dibelinya, dengan hasil tabungannya tahun lalu, masih terlihat baik meski catnya kini sudah mulai pudar, dan tampak agak kusam.

Menggunakan mobil tuanya itu, Marco melaju dijalanan dengan kecepatan sedang.

Minimarket yang jadi tujuannya, tidak terlalu jauh dari rumahnya, dan dia juga berencana untuk singgah ditoko grosir yang menyediakan bahan makanan segar.

Sabun, dan semua perlengkapan mandi dan mencuci, sudah masuk didalam keranjang, kini tertinggal beberapa bahan makanan kalengan dan instan, untuk keadaan darurat yang akan diambil Marco dari pajangan.

Beberapa pengunjung minimarket berusia lanjut yang sebagian besar adalah penduduk kota, tampak berbisik-bisik saat melihat Marco.

Marco tahu apa yang mereka bicarakan, meski dia tetap bersikap acuh tak acuh dengan gerak-gerik mereka disitu.

Cerita tentang manusia yang bisa berubah jadi hewan, memang sempat menghebohkan kota.

Meskipun tidak ada satupun penduduk kota, yang bisa memastikan kalau itu adalah Marco, namun dugaan-dugaan yang mengarah kepadanya, tetap muncul dipermukaan.

Saat melihat salah satu dari wanita-wanita tua itu, tampak kesulitan mengambil barang dari bagian atas pajangan, Marco berjalan mendekat, dan menghampiri mereka disitu.

"Apa ada yang bisa saya bantu?"

Sebisanya, Marco berusaha agar tetap bisa terlihat ramah, dan mengurangi pembicaraan buruk tentangnya.

Raut wajah wanita-wanita itu berubah drastis, dan sekarang tampak malu-malu, seolah-olah baru saja tertangkap basah, saat sedang melakukan suatu kejahatan.

"Oh, iya...! Tolong saya! Ambilkan, botol shampoo itu!" jawab wanita itu, sambil menunjuk dengan jari keriputnya dan lemah gemetaran, ke bagian atas pajangan toko.

Marco mengulurkan tangannya keatas situ, lalu mengambil benda yang dimaksud perempuan renta itu, dan menyerahkannya kepadanya.

"Terimakasih!" kata wanita tua itu, sambil tersenyum lebar.

"Maafkan Saya! Tapi, saya mau tahu sesuatu... Apa kamu anak laki-laki dari Greg Belmont?" Wanita itu terlihat sangat penasaran Dimata Marco.

Keriput diwajahnya makin bertambah banyak saat mengernyitkan alis, dan mengerutkan bibirnya, seolah-olah sedang memperbaiki posisi gigi palsunya.

Marco tersenyum, lalu berkata,

"Iya. Saya putra Greg Belmont!"

Perlahan Marco mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan, dengan wanita tua itu, dan disambut dengan genggaman pelan tangan yang terasa dingin diujung-ujung jarinya.

"Anda semua pasti mengenal Daddy dan Mommy saya dengan baik!" kata Marco.

"Mungkin saja, masih ada yang mengingat saya waktu masih bersekolah disini," lanjut Marco.

"Maafkan kami! Untuk usia yang renta, ingatan kami sudah mulai memburuk." Salah satu wanita tua yang menjabat tangan Marco, berkata dengan wajah yang tampak gusar.

Marco melepaskan tangannya dari genggaman wanita tua itu, dengan perlahan-lahan.

"Tidak apa-apa. Saya memakluminya... Terlalu lama saya pergi dengan Daddy, untuk melanjutkan sekolah. Lalu, ketika saya kembali kesini, saya belum pernah ikut bergabung diacara kota," kata Marco, yang tetap berusaha ramah dengan mereka disitu.

"Besok malam, pesta ulang tahun kota ini! Sebaiknya kamu datang! Jangan hanya sibuk dengan pekerjaan dirumah saja!" kata wanita itu yang kini tampaknya sudah terpengaruh dengan keramahan Marco.

"Baik! Saya pasti datang. Apa kegiatannya masih seperti dulu? Warga kota membawa makanan ke balaikota?" tanya Marco.

"Iya... Tapi, kalau tidak bisa membawa apa-apa, tidak ada masalah. Biasanya, semua makanan dan minuman disana, sudah lebih dari cukup," kata wanita tua itu.

Bagus!

Sampai Marco keluar dari dalam minimarket itu, para wanita tua tadi bisa tersenyum, tanpa terlihat seolah-olah masih mencurigai, atau bergunjing di belakang Marco.

Marco melambaikan tangannya kearah mereka, dan dibalas dengan lambaian tangan, dan senyum mereka yang lebar.

Setelah pembicaraan tadi dengan wanita-wanita tua itu, Marco akhirnya bisa menyadari, kalau selama ini, dia yang lebih banyak berdiam diri dirumahnya, dan hanya sering keluar untuk pergi ke hutan, memang melakukan kesalahan besar dengan sikapnya, yang tidak pernah bergabung dengan penduduk kota.

Mau tidak mau, Marco harus mencoba berbaur dengan warga yang lain, kalau dia tidak mau menjadi bahan pembicaraan lagi.

Sebenarnya bukan tanpa alasan, Marco tidak pernah mengikuti acara ataupun kegiatan yang berlangsung dikota itu.

Disaat-saat dia tidak bekerja dirumahnya, mengurus ternak dan kebunnya, atau pergi berganti bentuk didalam hutan, Marco sering menghabiskan waktunya dengan membaca artikel yang tercetak di koran lama, yang bisa dia lihat didalam komputernya.

Marco masih berharap agar dia bisa mendapatkan sesuatu, meski hanya sedikit informasi yang terkait, yang bisa membantunya menemukan orang tua kandungnya.

Tapi, dengan waktu yang terlewatkan selama beberapa tahun belakangan tanpa petunjuk, selayaknya Marco harus mengubah pola hidupnya.

Pasti, Marco akan jadi bahan pergunjingan selamanya, kalau dia tetap bersikeras hanya mencari informasi, yang tidak ada perkembangannya sama sekali, dan mengabaikan hubungan antara dirinya dengan warga dikota itu.

Marco menarik nafasnya dalam-dalam, dan menghembuskannya dengan kasar.

Beberapa kantong plastik sudah mengisi bagian belakang bak mobilnya, dan kelihatannya semua yang dia perlukan, sudah terbeli segala sesuatunya.

Marco mengemudi mobilnya, menyusuri jalan sepi ditengah kota, dan kembali pulang kerumahnya.

Api di perapian sudah terlanjur mati, sedangkan hari sudah mulai sore, dan suhu yang turun drastis, membuatnya merasa dingin, meskipun sudah berada didalam rumah.

Sebelum menata barang-barang belanjaannya, Marco menyalakan kembali api di perapian.

Terpopuler

Comments

Taro

Taro

listrik gratis

2022-11-02

1

$uRa

$uRa

semoga Marco tetap baik hati..jangan jadi jahat..

2022-08-20

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 TUNGGU BERITA DARIKU : Part 1
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
TUNGGU BERITA DARIKU : Part 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!