Part 3

Suara binatang malam, menjadi teman bagi Marco yang duduk bersantai di beranda rumahnya.

Semua pekerjaan rumah selain merenovasi, yang biasanya harus dia lakukan, sudah selesai dia kerjakan.

Mengenakan jaket tebal dan segelas kopi, Marco memandangi kunang-kunang yang terbang bergerombol, diatas tanaman jagung miliknya.

Selama ini, Marco belum pernah mencoba berubah bentuk menjadi hewan yang kecil.

Tikus putih berekor panjang, adalah hewan terkecil yang pernah dia tiru.

Sedikit rasa khawatir, sering muncul saat dia ingin berubah bentuk jadi hewan kecil.

Bayangan terburuknya, adalah kalau-kalau dia sampai dimakan hewan pemangsa lain.

Marco tertawa sendiri, saat membayangkan kalau-kalau saat dia berubah menjadi serangga, lalu seekor katak menelannya.

Kira-kira apa yang akan terjadi?

Apa mungkin dia akan langsung mati?

Atau mungkin dia masih sempat berubah wujud kembali menjadi manusia, dan meledakkan perut katak yang melahapnya?

Sebaiknya Marco tidak mencoba sesuatu, yang beresiko, dan yang berkemungkinan buruk bisa terjadi.

Seekor rakun terlihat memanjat pagar rumahnya, dan seolah-olah sedang berbicara dengan Marco.

Meskipun Marco bisa meniru bentuk dan suara hewan-hewan itu, namun Marco belum bisa memahami apa yang dikatakan hewan kepadanya.

Semua suara hewan-hewan itu, hanya seperti kosakata yang tidak beraturan, dan membingungkan pikirannya, saat memaksa untuk memahami apa yang mereka katakan.

Seperti sekarang ini, ketika Marco berubah bentuk menjadi rakun, seperti yang ada dipagar rumahnya, dan mendengarkan baik-baik apa yang dikatakan rakun itu.

"Kamu"

"Jagung"

"Meminta"

"Anak-anakku"

"Dimakan"

"Aku"

Dan masih banyak lagi kata-kata, yang diucapkan rakun itu saat ini.

Kata-kata hewan itu terdengar jelas, tapi karena dengan susunan kata dalam kalimat yang kacau, akhirnya tidak dapat dimengerti oleh Marco.

Dengan mata rakun yang tajam penglihatannya dimalam hari, Marco memandangi semua area disekelilingnya, yang terjangkau oleh pandangannya.

Setelah memastikan kalau dia memang hanya sendirian, dengan terburu-buru, Marco kembali ke wujud manusianya.

Meskipun letak antar rumah berjauhan jaraknya, tapi tetap tidak menutup kemungkinan, kalau-kalau ada orang yang melihat perubahan bentuk Marco, dan itu akan jadi masalah besar baginya nanti.

Dinginnya suhu diluar itu, menusuk sampai ke tulang-tulang Marco, yang ketika kembali menjadi manusia, selalu berada dalam kondisi telanjang bulat.

Pakaiannya yang terjatuh kelantai, disambar kedua tangannya, dan dengan cepat memakai pakaiannya itu kembali.

Sambil memakai pakaiannya, mata Marco tetap sibuk melihat kesana kemari.

Ini kesalahan bodoh!

Malam ini, Marco berubah menjadi rakun, bukan karena dia sengaja melakukannya.

Padahal, Marco sudah berusaha keras untuk belajar mengendalikan pikirannya, tapi pasti ada-ada saja waktunya, dia akan tenggelam dalam pikiran tentang hewan didepannya, lalu berubah bentuk seperti hewan itu.

Cairan dari cangkir kopi yang juga terjatuh kelantai, berhamburan membasahi lantai kayu diberanda rumahnya itu.

Kalau Marco tidak langsung membersihkannya, maka akan menjadi noda yang tidak sedap untuk dipandang mata.

Dengan kain pel, sikat dan seember air sabun yang diambil Marco dari dalam rumah, Marco membersihkan bekas tumpahan kopi yang meluber kemana-mana, cipratannya pun sampai ke dinding rumahnya.

Sial!

Dasar sial!

Rakun bodoh!

Atau Marco yang bodoh?

Di suhu sedingin itu, Marco harus membasahi tangannya dengan air dingin, benar-benar menyiksa.

Kedua telapak tangannya seakan tertusuk ribuan jarum yang menancap, dan menembus sampai ke punggung tangannya.

Keram dan ngilu, terasa sampai di kedua lengannya.

Marco melihat-lihat kesegala arah diberanda rumahnya, dan kelihatannya semua bekas hitam kopi itu, sudah menghilang bersih dicucinya.

Sebaiknya, Marco menghangatkan tangannya didepan perapian, dan sudah cukup baginya untuk duduk berlama-lama diluar.

Marco mengunci pintu rumah, lalu duduk bersila didepan perapian, sambil menjulurkan kedua tangannya kedekat api yang menyala.

Untung saja kejadian tadi hanya berlangsung dirumahnya.

Membayangkan kalau dia sampai berubah bentuk diantara orang banyak, bisa membuat lutut Marco gemetar hebat.

Mudah-mudahan sesuai perkiraan Marco, bahwa tidak seorang pun yang melihatnya tadi.

Malam ini, Marco memilih untuk tidur didekat perapian, daripada pergi tidur didalam kamarnya yang dingin.

Beralaskan matras tipis, lengkap dengan bantal dan selimut tebal, berikut juga suara gemercik dari kayu yang terbakar didalam perapian, Marco tertidur dengan nyenyak sampai pagi.

Seperti biasanya, setiap Marco terbangun dipagi harinya, seluruh anggota tubuhnya pasti terasa seakan remuk redam.

Meskipun yang Marco tahu, kalau dia terlelap tidur dengan pulas sepanjang malam, tapi setiap pagi keadaannya selalu sama saja.

Mimpi yang sama selalu hadir disetiap malamnya, sejak perubahan bentuknya yang pertama terjadi, hingga saat ini.

Sebuah bangunan megah yang tampak seperti kastil atau gereja tua, berada diantara batang pepohonan besar yang rimbun dan rindang.

Sepintas, dipenglihatan Marco didalam mimpinya, tempat itu seperti berada ditengah-tengah hutan belantara, yang belum pernah terjamah oleh manusia.

Tangisan yang menyayat hati, terdengar menggema dari dalam bangunan itu, dan menembus sampai keluar.

Tidak ada satupun keberadaan sesuatu yang berwujud manusia, yang dapat dilihat Marco, ditempat yang ada didalam mimpinya itu.

Benar-benar hanya suara kesedihan yang melengking tajam memekik, dan memekakkan telinga memecah keheningan tanpa wujud, yang bisa disadari Marco.

Mimpi itu terasa sangat nyata, seolah-olah hal itu memang dilihatnya dengan sadar, dengan mata kepalanya sendiri.

Akan tetapi, setiap Marco berjalan dan mencoba masuk kedalam bangunan itu, tidak pernah berhasil, karena Marco pasti terbangun dari tidurnya, dan di alam nyata, pasti sudah pagi.

Mimpi yang berulang setiap malam, dan hanya itu saja yang Marco tahu, tanpa bisa mencari tahu lebih jauh ada apa, atau siapa didalam bangunan itu.

Marco meregangkan tubuhnya, sebelum dia merapikan matras dan peralatan tidur yang masih berantakan dilantai.

Memberi makan ternak, memutik telur ayam, dan memerah susu sapi, sudah jadi rutinitas dalam kesehariannya setiap pagi.

Ladang jagung baru saja berbunga, dan masih butuh beberapa bulan lagi, sampai Marco akan sibuk untuk memanen buahnya.

Tiga ember susu segar disterilkan, lalu dimasukkan kedalam botol-botol kaca yang sudah bersih, dengan tutupnya yang berbahan kayu.

Hasil susu sapi miliknya mulai menurun, karena sapi-sapinya yang sudah mulai tua.

Pekan perdagangan ternak, yang biasanya diselenggarakan dihari minggu nanti, akan menjadi saatnya bagi Marco untuk menjual sapi-sapinya, dan membeli sapi-sapi yang muda sebagai penggantinya.

Puluhan butir telur sudah tersusun rapi didalam box kayu beralaskan jerami, dan sudah dimasukkan Marco kedalam bak belakang mobilnya.

Sebotol susu dimasukkan ke dalam lemari es, disisakan untuk dirinya sendiri, dan yang lainnya dimasukkan kedalam mobilnya, bersama telur-telur tadi.

Tanpa perlu sarapan, Marco kemudian membawa hasil ternaknya ke toko grosir penyedia bahan makanan segar untuk dijual.

Harga bahan makanan segar yang cukup tinggi dipasaran, membuat Marco mendapat uang yang juga lumayan banyak, meski hanya menjual telur dan susu.

Tidak seberapa jika dibanding biasanya, botol susu yang berkurang jumlahnya, sangat mempengaruhi hasil penjualan Marco.

Sepulangnya dari menjual susu dan telur tadi, Marco lalu memasak sedikit jagung giling dicampur susu, yang dijadikannya sup, yang dimakannya bersama dengan roti keras, dan telur omelet, ditemani dengan secangkir kopi.

Sarapan kesiangan, yang lebih dari cukup baginya, untuk mengisi tenaganya saat itu.

Terpopuler

Comments

$uRa

$uRa

semoga menemukan kedua orangtuanya..

2022-08-20

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 TUNGGU BERITA DARIKU : Part 1
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
TUNGGU BERITA DARIKU : Part 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!