Bab 3. Kemarahan Bian

Bian mendengkus kesal mendengar jawaban El. Ia sama sekali tidak percaya putranya yang selama ini selalu bersikap manis, penurut, kini berubah menjadi sosok laki-laki yang selalu menentang ucapannya setelah mengenal Kiara.

Bian tidak habis pikir, El yang terbiasa hidup senang, semua serba ada, bahkan rela meninggalkan semua kemudahan yang sudah didapatnya selama ini demi bisa hidup bersama dengan Kiara.

Jelas-jelas ia menentang hubungan keduanya, status sosial di antara mereka sangat jauh berbeda. Keluarga El berasal dari kalangan atas, orang terpandang, pengusaha sukses yang memiliki banyak usaha di mana-mana.

Sementara Kiara, perempuan pilihan El hanya lah gadis yatim piatu miskin dengan tingkat pendidikan rendah dan penampilan yang sangat sederhana. Hanya akan membuat malu keluarganya saja dan menurutnya sangat tidak layak masuk dan menjadi bagian dari keluarga besar Abiputra.

“Turuti ucapan Papa, atau Kau akan menyesal dan terima akibatnya!” ucap Bian tepat di telinga El.

Bian sangat kecewa dengan pilihan El, putranya itu sepertinya sudah termakan bujuk rayu perempuan bernama Kiara yang berpura-pura mendekati dirinya hanya untuk mendapatkan harta keluarganya saja dengan alasan yang sangat memuakkan mengatas namakan cinta.

Dengan langkah lebar Bian berlalu keluar ruangan meninggalkan El yang masih termangu di tempatnya berdiri saat itu.

“El.” Sentuhan halus tangan Winda di bahunya, menyadarkan El. Dirasakannya bahunya dipeluk dengan lembut dari belakang.

Perlahan tangan El terkulai lemah di kedua sisi tubuhnya, membiarkan potongan buku dan kertas di dadanya jatuh berhamburan ke lantai. El memutar tubuhnya, mendongak menatap wajah lembut mamanya.

“Keningmu berdarah, tunggu di sini biar Mama obati lukamu.” Winda menyibak helai rambut yang menutupi kening putranya, El meringis saat jemari tangan Winda menyentuh lukanya membuat wanita itu menghela napas dalam. “Tetap di sini,” imbuhnya lagi lalu beranjak pergi.

“Mama.”

Winda yang berjalan keluar hendak mengambil kotak obat, menghentikan langkahnya ketika mendengar El memanggilnya. Ia pun menoleh, menatap wajah putranya yang balas menatapnya dengan sorot mata terluka yang begitu kentara.

“Apa yang harus El lakukan, Ma. Apa El harus menyerah, mengorbankan cinta kami berdua dan menuruti semua keinginan papa?”

Winda menarik napas, “Biarkan Mama obati lukamu dulu, setelah itu mari kita bicara.” Winda berbalik kembali dan melangkah keluar ruangan.

El terduduk lemas di lantai kamar bertumpu pada kedua lututnya. Dengan jemari yang bergetar dikumpulkannya lembar demi lembar sobekan kertas dan buku merah miliknya.

“Aargh!” serunya tertahan, saat serpihan kaca di lantai menggores ujung jari dan telapak tangannya.

Pandangannya mengabur tersaput genang air mata, saat sudut matanya menatap potongan kertas bergambar foto Kiara yang sedang tersenyum padanya.

“Maaf sayang, maafkan abang. Tidak bisa menjaganya dengan baik,” bisiknya dengan suara parau seraya mengusap lembut foto Kiara dengan ujung jarinya yang terluka.

“El, bangunlah sayang. Biar Mama obati lukamu,” ucap Winda berjongkok di dekatnya.

El mendongak, dilihatnya Winda datang dengan membawa kotak obat di tangannya.

“Sudah malam, sepertinya El harus pulang sekarang. Kasihan Kiara, dia pasti cemas menunggu El di rumah sendirian.”

El memalingkan wajahnya lagi, menundukkan kepala mengambil potongan kertas terakhir dan memasukkannya kembali ke dalam amplop.

Winda mengesah gusar, ia berdiri dan melangkah menuju sofa panjang yang ada di sudut ruangan lalu menepukkan tangannya memberi isyarat pada El untuk duduk di sampingnya.

“Sepertinya Kamu lebih mencemaskan keadaan wanita itu ketimbang kami orang tua kandungmu sendiri,” ucap Winda.

El bangkit perlahan, berjalan mendekati Winda lalu duduk di sampingnya. Winda menghela napas melihat luka di wajah putranya. El memejamkan matanya saat Winda mulai membersihkan lukanya dan menempelkan plester di keningnya.

“Luka ini pasti akan meninggalkan bekas di wajahmu,” ujar Winda menyibak rambut yang menutupi kening El.

“Hanya luka kecil tidak berarti apa-apa buat El,” jawab El masih dengan mata terpejam.

“Bagaimana kehidupan kalian berdua di luar sana. Apa setiap hari akan terasa mudah ketika harus melewati semuanya bersama dengan wanita itu?”

El membuka matanya, menatap jauh di kedalaman mata mamanya. “Kiara namanya, Ma. Kiara istri El sekarang, menantu perempuan Mama.”

El menyentuh tangan Winda, hingga wanita itu menyadari ada luka lain di tubuh anak lelakinya itu.

“Kenapa Kamu tidak hati-hati, bagaimana kalau terluka seperti ini lagi. Siapa yang akan merawat lukamu kalau Mama tidak berada di sampingmu?” cetus Winda gusar dan langsung meraih tangan El. Tanpa terasa air mata yang sedari tadi coba ditahannya lagi kini mengalir deras di pipinya.

“Maafkan El sudah buat Mama menangis seperti ini,” ucap El terharu melihat perhatian dan kekhawatiran mamanya yang terlihat jelas di wajahnya.

“Sekarang Mama tidak perlu khawatir lagi, ada Kiara yang akan selalu merawat luka El.”

Winda semakin terisak, dan El memeluknya erat. “Maafkan El, Ma.”

Sampai saat ini hanya Winda seorang dari pihak keluarganya yang terus membelanya dari amukan Bian papanya dan juga kecaman dari keluarga besarnya. Meski wanita berhati lembut itu masih belum bisa sepenuhnya menerima pernikahannya dengan Kiara.

“Ck! Bagaimana bisa Kamu melindungi istrimu kalau terus saja terluka seperti ini,” ucap Winda masih dengan mata yang digenangi air mata, dengan cekatan mengobati luka di tangan El. Memeriksanya dengan teliti jika ada serpihan kaca yang tertinggal di dalam sebelum membalutnya dengan perban.

“Terima kasih, Ma.” El menggerakkan tangannya yang sudah dibalut perban. Perlahan tangannya terulur menghapus sudut mata mamanya yang berair dengan ujung jarinya.

“El pamit pulang dulu,” ucapnya lalu meraih tangan Winda, mencium punggung tangannya sebelum berakhir dengan mencium kedua pipinya.

“El, tidak bisakah Kamu tetap tinggal di rumah ini saja. Hem?” pinta Winda menahan lengan El untuk tidak pergi.

El tersenyum menggeleng, ia sudah memutuskan keluar dari rumah kedua orang tuanya itu dan memilih tetap bersama Kiara istrinya.

“Mama baik-baik di sini, jaga kesehatan.” El melepas genggaman tangan Winda di lengannya, lalu melangkah keluar ruangan.

“Elvan!” teriak Winda berlari mengejar El, namun cekalan kuat tangan Bian di lengannya menahan langkahnya.

Rupanya sejak tadi Bian duduk di luar dan semua yang dilakukan Winda pada El di dalam ruang kerjanya tidak luput dari pengamatannya.

“Biarkan anak itu pergi,” ucapnya pada Winda. “Dan Kamu!” tunjuknya kemudian pada El. “Jangan pernah coba untuk menginjakkan kakimu lagi di rumah ini!”

“Tapi Pa, El anak kita satu-satunya. Mama gak mau kehilangan El lagi,” balas Winda disela tangisnya.

El menguatkan hatinya saat mendengar tangisan mamanya, untuk sesaat lamanya ia hanya berdiri terdiam.

“Saat ini dan seterusnya dia bukan anak kita lagi!”

“Pa!”

“Cukup, Ma!” teriak Bian murka. “Cepat keluar dari rumah ini sekarang juga!”

El mengepalkan tangannya kuat, hingga buku-buku jarinya terlihat memutih. Tak dihiraukannya lagi telapak tangannya yang kembali berdarah. Dengan langkah cepat El melangkah keluar rumah tanpa menoleh ke belakang lagi.

••••••••

Terpopuler

Comments

Hanum Anindya

Hanum Anindya

kurang ajar juga tuh bapaknya😡😡😡😡

2022-11-07

0

Shanty

Shanty

masih cerita yang sama 😙

2022-08-04

1

Maya

Maya

semangat up ka

2022-08-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal mula
2 Bab 2. Meminta restu
3 Bab 3. Kemarahan Bian
4 Bab 4. Menunggu lama
5 Bab 5. Telur dadar
6 Bab 6. Sepenggal kisah lalu
7 Bab 7. Lolos
8 Bab 8. Berkemas
9 Bab 9. Tentang Kiara
10 Bab 10. Pindah sementara
11 Bab 11. Sahabat terbaik
12 Bab 12. Salah orang
13 Bab 13. Rumah impian Kiara
14 Bab 14. Terbaik dari Edgarl
15 Bab 15. Karena aku yang memilihmu
16 Bab 16. Pilihan hidup
17 Bab 17. Paman sakit
18 Bab 18. Pulang menjenguk paman
19 Bab 19. Kembali ke kota
20 Bab 20. Merindukanmu
21 Bab 21. Koma
22 Bab 22. Drop
23 Bab 23. Amnesia
24 Bab 24. Kedatangan Bian
25 Bab 25. Tak percaya
26 Bab 26. Emosi
27 Bab 27. Memohon
28 Bab 28. Cerita sebenarnya
29 Bab 29. Menemuimu
30 Bab 30. Aku istrimu, Bang!
31 Bab 31. Akhir kisah kita
32 Bab 32. Pupus
33 Bab 33. Menepati janji
34 Bab 34. Menjemput harapan
35 Bab 35. Hamil?
36 Bab 36. Suami yang mana?
37 Bab 37. Peduli
38 Bab 38. Memendam rasa
39 Bab 39. Berharap
40 Bab 40. Kusebut namamu
41 Bab 41. Kaget
42 Bab 42. Bertemu kembali
43 Bab 43. Kembali
44 Bab 44. Fakta baru
45 Bab 45. Menyesal
46 Bab 46. Meja kosong di pojok ruangan
47 Bab 47. Sebal
48 Bab 48. Emosi jiwa
49 Bab 49. Kenangan pahit itu datang lagi
50 Bab 50. Tugas dadakan
51 Bab 51. Ternyata dia ...
52 Bab 52. Menolak diantar pulang
53 Bab 53. Nyasar
54 Bab 54. Pengakuan
55 Bab 55. Om Doger
56 Bab 56. Takut
57 Bab 57. Bangga
58 Bab 58. Berdamai dengan masa lalu
59 Bab 59. Solusi
60 Bab 60. Tetangga baru itu dia
61 Bab 61. Gerah
62 Bab 62. Kebenaran yang mulai terkuak
63 Bab 63. Happy weekend
64 Bab 64. Malu
65 Bab 65. Pertemuan tak terduga
66 Bab 66. Susah sinyal
67 Bab 67. Menjemput pulang
68 Bab 68. Keinginan Rio
69 Bab 69. Tamu pagi hari
70 Bab 70. Jatuh
71 Bab 71. Tak bisa menolak
72 Bab 72. Move on
73 Bab 73. Dia!
74 Bab 74. You are the reason
75 Bab 75. Lima menit
76 Bab 76. Rio demam
77 Bab 77. Khawatir
78 Bab 78. Lagu untukmu
79 Bab 79. Separuh hati tertinggal di sini
80 Bab 80. Miss you
81 Bab 81. Kejadian tak terduga
82 Bab 82. Nyonya tua
83 Bab 83. Pergi ke rumah sakit
84 Bab 84. Permintaan
85 Bab 85. Ide Rio
86 Bab 86. Harapan
87 Bab 87. Pertemuan
88 Bab 88. Kebenaran yang terungkap
89 Bab 89. Keinginan Oma Mala
90 Bab 90. Keyakinan
91 Bab 91. Kejutan dari Oma
92 Bab 92. pesta ultah Rio
93 Bab 93. Siapa Kamu sebenarnya?
94 Bab 94. Bukan orang asing
95 Bab 95. Cerita kehidupan
96 Bab 96. Lega
97 Bab 97. Janji hati
98 Bab 98. Menjenguk Bian
99 Bab 99. Yang kembali hadir
100 Bab 100. Kebersamaan
101 Bab 101. Galau
102 Bab 102. Sisa rasa
103 Bab 103. Yang kembali bersemi
104 Bab 104. Pulang
105 Bab 105. Mancing Mania
106 Bab 106. Menginap bersama keluarga papa Ed
107 Bab 107. Keyakinan Kiara
108 Bab 108. All for love
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1. Awal mula
2
Bab 2. Meminta restu
3
Bab 3. Kemarahan Bian
4
Bab 4. Menunggu lama
5
Bab 5. Telur dadar
6
Bab 6. Sepenggal kisah lalu
7
Bab 7. Lolos
8
Bab 8. Berkemas
9
Bab 9. Tentang Kiara
10
Bab 10. Pindah sementara
11
Bab 11. Sahabat terbaik
12
Bab 12. Salah orang
13
Bab 13. Rumah impian Kiara
14
Bab 14. Terbaik dari Edgarl
15
Bab 15. Karena aku yang memilihmu
16
Bab 16. Pilihan hidup
17
Bab 17. Paman sakit
18
Bab 18. Pulang menjenguk paman
19
Bab 19. Kembali ke kota
20
Bab 20. Merindukanmu
21
Bab 21. Koma
22
Bab 22. Drop
23
Bab 23. Amnesia
24
Bab 24. Kedatangan Bian
25
Bab 25. Tak percaya
26
Bab 26. Emosi
27
Bab 27. Memohon
28
Bab 28. Cerita sebenarnya
29
Bab 29. Menemuimu
30
Bab 30. Aku istrimu, Bang!
31
Bab 31. Akhir kisah kita
32
Bab 32. Pupus
33
Bab 33. Menepati janji
34
Bab 34. Menjemput harapan
35
Bab 35. Hamil?
36
Bab 36. Suami yang mana?
37
Bab 37. Peduli
38
Bab 38. Memendam rasa
39
Bab 39. Berharap
40
Bab 40. Kusebut namamu
41
Bab 41. Kaget
42
Bab 42. Bertemu kembali
43
Bab 43. Kembali
44
Bab 44. Fakta baru
45
Bab 45. Menyesal
46
Bab 46. Meja kosong di pojok ruangan
47
Bab 47. Sebal
48
Bab 48. Emosi jiwa
49
Bab 49. Kenangan pahit itu datang lagi
50
Bab 50. Tugas dadakan
51
Bab 51. Ternyata dia ...
52
Bab 52. Menolak diantar pulang
53
Bab 53. Nyasar
54
Bab 54. Pengakuan
55
Bab 55. Om Doger
56
Bab 56. Takut
57
Bab 57. Bangga
58
Bab 58. Berdamai dengan masa lalu
59
Bab 59. Solusi
60
Bab 60. Tetangga baru itu dia
61
Bab 61. Gerah
62
Bab 62. Kebenaran yang mulai terkuak
63
Bab 63. Happy weekend
64
Bab 64. Malu
65
Bab 65. Pertemuan tak terduga
66
Bab 66. Susah sinyal
67
Bab 67. Menjemput pulang
68
Bab 68. Keinginan Rio
69
Bab 69. Tamu pagi hari
70
Bab 70. Jatuh
71
Bab 71. Tak bisa menolak
72
Bab 72. Move on
73
Bab 73. Dia!
74
Bab 74. You are the reason
75
Bab 75. Lima menit
76
Bab 76. Rio demam
77
Bab 77. Khawatir
78
Bab 78. Lagu untukmu
79
Bab 79. Separuh hati tertinggal di sini
80
Bab 80. Miss you
81
Bab 81. Kejadian tak terduga
82
Bab 82. Nyonya tua
83
Bab 83. Pergi ke rumah sakit
84
Bab 84. Permintaan
85
Bab 85. Ide Rio
86
Bab 86. Harapan
87
Bab 87. Pertemuan
88
Bab 88. Kebenaran yang terungkap
89
Bab 89. Keinginan Oma Mala
90
Bab 90. Keyakinan
91
Bab 91. Kejutan dari Oma
92
Bab 92. pesta ultah Rio
93
Bab 93. Siapa Kamu sebenarnya?
94
Bab 94. Bukan orang asing
95
Bab 95. Cerita kehidupan
96
Bab 96. Lega
97
Bab 97. Janji hati
98
Bab 98. Menjenguk Bian
99
Bab 99. Yang kembali hadir
100
Bab 100. Kebersamaan
101
Bab 101. Galau
102
Bab 102. Sisa rasa
103
Bab 103. Yang kembali bersemi
104
Bab 104. Pulang
105
Bab 105. Mancing Mania
106
Bab 106. Menginap bersama keluarga papa Ed
107
Bab 107. Keyakinan Kiara
108
Bab 108. All for love

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!