sore hari, Lily bangun dari tidurnya, dia ternyata sudah berada di ayunan rotan yang ada di area belakang rumah.
"Kong..." panggil Lily yang baru bangun.
"hei dasar kakak pemalas, bangunlah, itu bantu Oma yang sedang muat beras itu, karena papi masih berada di pondok ayah besar," panggil Linga
"hei dasar bocah ini, aku ini kakakmu, tolong yang sopan saat memanggilku," kesal Lily mendengar suara ucapan dari Linga.
"aku sopan kok, cuma aku memang begini kalau ngomong," kata Linga yang sudah sudah lari ke teras.
"Linga!!!" teriak Lily yang mengikuti adiknya itu.
Lily pun keluar dan membasuh wajahnya dengan tisu basah di ruang tamu.
"Oma... Lily bantu apa?" tanya gadis itu yang masih berusaha mengikat rambutnya.
"tolong awasi penggilingan Lily, karena ada pesanan besar, papi mu sedang berada di penggilingan yang lain juga," kata Oma utami.
"siap Oma," jawab Lily.
dia pun masuk ke ruang penggilingan dan langsung duduk di area tempat pengawas.
pasalnya dari sana, dia bisa melihat seluruh area tempat penggilingan. Lily pun mengeluarkan tasbih yang di berikan oleh Adit dulu.
"mas aku merindukan mu, kamu kuliah apa meninggalkan ku?" gumam Lily.
jari Adit mulai bergerak, dan perlahan respon makin menunjukkan hasil, dokter yang menjaganya pun senang.
Lily mulai membaca tasbih sambil mengawasi semua pekerja, tak terduga ada seorang pekerja yang tak sengaja menjatuhkan satu karung gabah.
suara benda itu jatuh dengan sangat keras, "hati-hati pak!!" kata Lily yang melihat hal itu.
"siap non,maaf...." kata pria itu.
"pak tolong di bantu itu temennya pak," kata Lily.
saat beberapa orang sedang membersihkan lantai dari ceceran gambar yang berserakan, pak Agus yang memang paling tua di banding yang lain.
tiba-tiba jatuh dari lantai dua tempat penggilingan, pria itu jatuh mendarat tepat di sebuah sekop yang berada di bawahnya.
otomatis pria itu langsung terluka karena hal itu, "Allahuakbar!!!" kaget Lily menyaksikan itu secara langsung.
dasar pun mengenang, "bapak Agus,"kata Lily yang turun dengan berlari.
"segera bawa dia kerumah sakit pak," kata Lily.
mereka pun langsung membawa pria itu ke rumah sakit, sedang Lily melihat darah di lantai pun menyentuhnya.
tiba-tiba dia seperti melihat kilasan balik, dia bisa mendengar suara keras di telinganya.
"dasar bapak tak berguna!!! belikan aku motor pak!!!"
Lily pun menutup telinganya,"hentikan!!" kata Lily.
Linga pun menutup mata kakaknya, "coba fokus kak, kamu akan bisa melihat apa yang di alami oleh pak Agus sebelum ini," katanya.
Lily berada di sebuah rumah, ternyata itu rumah pak Agus, dia melihat putra pak Agus sedang berteriak padanya.
Lily melihat cermin ternyata dia berdiri sebagai pak Agus, "dasar bapak tak berguna, bapak cuma sayang dengan mas Gono saja," teriak pria itu.
dia bahkan mendorong pak Agus hingga jatuh terjatuh dan tak sengaja kepalanya terbentur meja.
"bapak..."
"gak papa Bu,sekarang bapak harus pergi kerja, nanti jika bisa bertemu Bu Utami atau non Lily biar bapak pinjam uang untuk beli motor buat Sholeh," kata pria itu.
Lily pun kembali ke tubuhnya, nafasnya pun seperti orang habis lari jauh.
"apa itu tadi Linga?" tanya Lily.
"itu adalah ingatan dari seseorang kak, aku juga bisa melakukannya karena di ajari oleh papi, kita bisa melihat masa lalu dari seseorang yang menjadi penyebab kematiannya atau kecelakaannya," kata Linga.
"tapi kenapa kakak baru tau jika bisa seperti ini?" tanya Lily.
"ah... itu mbak tanya pada papi saja, aku tak bisa menjawabnya," terang Linga.
"sudahlah, sekarang pak Agus sudah di bawa ke rumah sakit?" tanya Lily.
"sudah kok Oma dan kak Anand pergi bersama tadi,aku di minta tetap di sini menjaga kakak, lebih baik kita bersihkan darah ini, sebelum tuh mbak kun-kun udah senyum dari tadi," kata Linga.
"baiklah," jawab Lily yang bangun.
Tasya pun memberikan kabar bahagia pada Arkan, dia dan tuan Alan akan pulang besok.
mereka juga sudah tak di ijinkan untuk tinggal lebih lama lagi. Arkan pun menyetujuinya.
"bagaimana, apa kondisinya sudah membaik?" tanya ustadz Faraz yang sedang duduk bersama arkan.
"Alhamdulillah, dia sudah sadar dan logan yang akan menjaganya, telebih dia juga tak ingin Tasya dan bapak terlalu lama di Singapura, mungkin dia takut jika Lily curiga," kata akan dengan suara lirih.
"ya Allah... setelah dulu Tasya yang mati-matian menyelamatkan mu dan Lily,sekarang Adit yang harus berjuang untuk kembali sehat demi menjaga Lily lagi," kata ustadz Faraz.
"ya, itulah kenapa aku takut jika kekuatan Lily kembali seperti dulu, dia bisa terluka terlebih Adit tak bersamanya," kata Arkan.
"kenapa tidak nikahkan saja mereka mas?" tanya Kalila yang ikut duduk bersama suaminya.
"tak semudah itu, aku tak ingin memaksakan kehendak ku pada Lily, jadi sebisa mungkin aku akan mengawasinya," kata Arkan.
"baiklah, ingat untuk selalu berusaha membatasi kekuatannya," kata ustadz Faraz.
"sebelum itu, bagaimana dengan putrimu yang juga memiliki kekuatan yang tak kalah di banding Lily?" tanya Arkan.
"lihat saja itu di sana, dia sedang menghafal Al-Qur'an, dan kamu bisa melihat siapa yang membantunya," kata ustadz Faraz dengan santai.
Arkan memang tak bisa melihat wajah dari orang itu, tapi cahaya putih yang mengelilingi Shafa membuktikan jika gadis kecil itu memang istimewa.
tiba-tiba ponsel Arkan berbunyi, "eh tumben ibu Utami telpon," kata Arkan melihat layar ponselnya.
"iya assalamualaikum Bu, ada apa?" tanya Arkan.
"baiklah saya segera kesana," kata Arkan yang panik setelah mendengar perkataan dari ibu mertuanya itu.
"ada apa Arkan?"
"anu bang, aku harus ke rumah sakit, salah satu pekerja ku jatuh dari lantai dua, dan sedang terluka parah, jadi aku harus melihatnya," terang arkan yang kemudian pamit.
"baiklah kalau begitu hati-hati," kata ustadz Faraz yang tak sempat mengatakan hal lain karena Arkan sudah lari jauh.
dia pun bergegas pergi karena ini menyangkut hidup mati seseorang, sesampainya di rumah sakit ternyata dia melihat Oma utami sedang menunggu di depan ruang operasi bersama istri dari pak Agus.
"bagaimana kondisinya?" tanya Arkan.
"cukup parah, terlebih bagian punggungnya terkena sekop, tapi dari CCTV di penggilingan, beliau jatuh sendiri," terang Oma utami.
"apa dia sedang tak enak badan, padahal aku sudah menjelaskan pada semua pegawai jika sedang tak enak badan untuk libur," kata Arkan.
"maaf juragan, sebenarnya suami saya yang nekat kerja, jadi malah jadi begini..." tangis istri pak Agus.
"tidak Bu, ini kecelakaan semoga tak terjadi apa-apa pada pak Agus ya," kata akan menenangkan wanita itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
ᴍ֟፝ᴀ Odette🏁
Omo Omo 🙈🙈🙈🙈
Next.....
Semangat buat kelanjutan ceritanya ya....
Semangat....
2022-08-03
1
Ririn ismawati
semangat thor
lanjut pokok e
2022-08-03
1