Nathan dipanggil ke ruang rektor untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya tadi. Akibat kebrutalannya, Raffi mengalami patah tulang pada leher, lengan dan kakinya. Dan orang tua Raffi tentu saja tidak terima dan menuntut agar Nathan di keluarkan dari kampus.
Dengan didampingi oleh Vivian. Nathan memasuki ruang rektor. Dan di dalam ruangan tersebut, selain rektor dan orang tua Raffi, ada juga beberapa dosen, mahasiswa dan mahasiswi yang menjadi saksi kejadian tersebut.
"Jadi ini orangnya?! Orang yang sudah membuat anakku masuk rumah sakit?!" Seru seorang wanita yang pastinya adalah Ibu Raffi.
"Nathan, jelaskan pada kami semua, apa yang sebarnya terjadi dan kenapa kau sampai membuat Raffi babak belur hingga masuk rumah sakit?" Tanya salah seorang dosen pada Nathan.
"Ada asap, berarti ada api!!" Sahut Vivian menimpali.
"Nona, Xia, sebaiknya kau diam dan tidak usah ikut campur. Masalah ini tidak ada hubungannya denganmu!!" Sahut salah seorang dosen wanita menimpali ucapan Vivian.
"Ternyata Anda paham, Miss Lim!! Bukankah Anda dan para dosen yang lain juga tidak ada hubungannya dengan masalah ini?! Tapi kenapa kalian malah ikut campur, bukankah hanya orang-orang yang bersangkutan saja sudah cukup untuk menyelesaikan masalah yang sebenarnya tidak perlu dibesar-besarkan ini!!"
"Tidak perlu dibesar-besarkan kau bilang?! Anakku masuk rumah sakit dan harus menjalani perawatan karena ulah berandalan ini, lalu kau bilang tidak perlu dibesar-besarkan?!"
"Nyonya, asal Anda tau saja, putramu-lah yang memulai duluan dan memancing emosi Nathan. Jika dia tidak melakukan tindakan bodoh dengan mengungkit masa lalunya, putramu juga tidak akan berakhir mengenaskan seperti ini!!" Ujar Vivian.
"Vivian, cukup!! Jangan bicara lagi, sebaiknya kau keluar. Aku akan menyelesaikan masalah ini dengan segera. Dan yang tidak berangkutan, silahkan keluar!!"
"Tapi, Nathan~"
Nathan menggenggam tangan Vivian."Jangan cemas, percaya saja padaku. Sekarang kau keluar dulu, aku akan segera menyelesaikan masalah ini." Nathan mengusap kepala Vivian, menyakinkan padanya jika semua akan baik-baik saja.
Selepas kepergian Vivian dan orang-orang yang tidak bersangkutan. Di dalam ruangan itu hanya menyisakan Nathan, rektor dan orang tua Raffi. "Sekarang apa mau kalian?" Tanya Nathan pada kedua paruh baya itu.
"Tentu saja pertanggungjawaban-mu!! Kau harus memberi ganti rugi sebesar 100 juta pada kami dan angkat kaki dari kampus ini. Itu sebanding dengan apa yang kau lakukan pada putraku!!" Ujar Ibu Raffi.
"100 juta ya, tapi angka itu tidak sebanding dengan apa yang telah putramu lakukan padaku. Tapi jika kau memang ingin aku memberimu 100 juta, aku tidak keberatan, tapi sebagai gantinya Qin Empire akan mencabut semua saham yang telah di tanam di perusahaan kalian, bagaimana?!"
Sontak mata ayah Raffi membelalak. Dia menoleh dan menatap Nathan dengan penuh rasa penasaran. "Anak muda, siapa kau sebenarnya?" Tanya pria itu penasaran.
"Nathan Qin, putra dari Luis Qin!!" Jawab Nathan datar.
Mata pria paruh baya itu kembali membelalak setelah mengetahui siapa pemuda di depannya ini. "Ka..Kau putra, Tuan Qin?" Nathan mengangguk.
Pandangan paruh baya itu bergulir pada sang-istri. "Istriku, sebaiknya masalah ini tidak perlu kita perpanjang lagi. Urusan kita dengan keluarga Qin, putra kita yang bersalah jadi masalah ini cukup sampai disini saja. Tuan rektor, maaf sudah mengganggu waktu Anda, kami permisi dulu."
Di dalam ruangan kini menyisahkan Nathan dan rektor baru S.N.U. Pria berkaca mata itu menatap Nathan dan menghela napas panjang. Ia menyerahkan sebuah amplop putih pada pemuda itu.
"Maafkan Paman, Tuan Muda. Paman, sungguh tidak tau apa yang sebenarnya terjadi antara kau dan mahasiswa baru itu. Tapi apa yang kau lakukan itu salah, kau membuat seorang mahasiswa masuk rumah sakit. Dengan berat hati, kau akan diskors selama satu bulan."
Nathan mengambil amplop tersebut dari rektor tersebut yang sebenarnya adalah Kris. Sejak menikahi Rossa, dia berhenti menjadi asisten Luis dan mewujudkan impiannya saat masih kecil dulu, menjadi seorang rektor. Dan tentu saja atas dukungan Luis pastinya.
"Paman tidak perlu merasa tidak enak padaku, tidak peduli siapa pun diriku, kau harus tetap bersikap adil. Kalau begitu aku pergi dulu." Ucap Nathan dan pergi begitu saja.
Diskors selama satu bulan tak jadi masalah bagi Nathan, tapi masalahnya terletak pada Vivian. Dia pasti tidak terima dengan keputusan yang diambil oleh Kris apalagi dirinya memang tidak bersalah, Karana memang Raffi yang menyulut api terlebih dulu.
Tapi Kris juga tidak bisa bersikap pilih kasih dengan meloloskannya dari hukuman.
Dari sudut pandangnya dan Vivian dirinya memang tidak bersalah, tapi dari sudut pandang orang lain justru dia yang bersalah karena sudah membuat Raffi babak belur hingga masuk rumah sakit.
-
-
"Aku tidak mau masuk kuliah selama kau diskors,"
Nathan memicingkan matanya dan menatap bingung sang-istri yang sedang duduk manja di-pangkuannya sambil memeluk lehernya."Kenapa?" Tanya Nathan penasaran.
"Kalau ada yang menggodaku bagaimana? Kau tau sendiri bagaimana fans-fans fanatikku itu ketika mengejarku. Salahmu juga, padahal aku mau mengumumkan pernikahan kita tapi kau melarangnya."
Nathan menyentil gemas kening istri cantiknya ini. "Bukan tidak boleh, tapi belum waktunya. Akan banyak opini jelek tentangmu jika mereka tau kita sudah menikah, baru dengar kau memiliki hubungan spesial denganku saja nama baikmu sudah mulai tercemar. Katanya kau yang inilah, itulah. Sampai-sampai mereka bilang kau buta karena memilih pemuda sepertiku padahal banyak yang mengejarmu!!" Tutur Nathan panjang lebar.
Vivian menghela napas berat. "Aku tidak peduli!! Toh nama baikku juga sudah tercemar, jadi apa lagi yang harus aku pertahankan?! Jujur saja aku tidak suka saat mereka menghinamu ini dan itu, aku benar-benar muak mendengarnya!!" Vivian menekuk wajahnya.
"Mulai besok aku akan merubah penampilanku agar mereka bisa menghargai-mu saat kau bersamaku."
Vivian menggeleng. "Tidak perlu!! Kau tidak perlu menjadi orang lain hanya demi diriku. Lagipula aku menerimamu apa adanya, karena memang inilah seorang Nathan Qin. Dan orang yang suka memamerkan lengan ototnya itu tidak buruk, tapi keren,"
Nathan menyentil gemas kening Vivian. Pemuda itu terkekeh. "Seleramu sungguh aneh, Vi. Tapi inilah yang aku sukai darimu, kau tidak pernah memandang rendah orang lain apalagi membeda-bedakan mereka hanya karena berbeda dari orang lain." Ujar Nathan sambil menatap langsung ke dalam manik Hazel istrinya.
Vivian menyandarkan kepalanya di dada Nathan yang tersembunyi di balik singlet dan Hoodie Vest-nya. "Aku tidak memiliki alasan untuk membeda-bedakan mereka, karena dimata Tuhan kita semua sama." Ujarnya setengah berbisik.
Nathan mengurai senyum tipis di bibirnya. Dia memang tidak salah mencintai wanita, Vivian adalah perempuan yang sangat hebat, dan dia berbeda dari kebanyakan perempuan diluaran sana. Dan itulah yang membuat Vivian sangat berharga dimatanya.
"Shiittt!!" Sebuah umpatan keluar dari bibir Nathan.
Sontak Vivian melepaskan pelukan Nathan dan mendapati sang-suami yang sedang kesakitan sambil memegangi mata kanannya. Vivian tidak tau apa lagi yang terjadi pada Nathan saat ini. "Kita ke rumah sakit saja. Biar dokter sendiri yang memeriksa kondisi mata implanmu secara langsung!!"
Akhir-akhir ini Nathan memang sering mengeluh dan merasakan sakit secara tiba-tiba pada mata palsunya. Vivian selalu mengusulkan pada suaminya itu untuk pergi ke rumah sakit, tapi Nathan selalu menolaknya. Dan hari ini Vivian mengajaknya tanpa ada penolakan dari yang bersangkutan.
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Elis Dama Nuryanti
Mudah2an matanya Nathan ga kenapa 2 ya
2022-09-20
1
Radya Arynda
semangaaaat kalau ada natha dan vivian semangat banget, , , semogah mata natha baik2, ,... 💪💪💪💪💪
2022-08-04
2
Sumawita
Semoga mata nya Nathan baik" aja
2022-08-04
4