Nathan, Vivian, Gio dan trio ajaib yang baru saja tiba di kampus sedikit kebingungan melihat tatapan semua orang yang menatap Nathan dengan penuh kebencian. Salah satu dari mereka tiba-tiba maju dan melemparkan telor dan tomat busuk ke arahnya. Membuat mata Vivian dan yang lain membelalak.
Vivian menghampiri pemuda itu dan menamparnya dengan keras. "Vivian, apa-apaan kau ini?! Kenapa kau tiba-tiba menamparku?" Tanya pemuda itu sambil memegangi pipinya.
"Kau yang apa-apaan, punya masalah apa kau dengan Nathan?! Tidak ada angin-tidak ada hujan tiba-tiba kau melempar telor dan tomat busuk kearahnya?"
"Karena dia memang layak diperlakukan seperti itu!!" Sahut seorang mahasiswi dari belakang pemuda tersebut.
Satu persatu suara suara berkaur dan terasa panas ditelinga Vivian. Semua orang mengatakan hal-hal yang tidak baik tentang Nathan. Bahkan mereka meminta agar Nathan angkat kaki dari kampus ini, mereka menganggap jika berandalan seperti dia tidak layak berada di kampus ini.
Tentu saja Vivian, Gio dan trio ajaib tidak tinggal diam. Mereka meminta alasan kenapa Nathan harus keluar dari kampus ini, apa hanya karena dia yang mirip berandalan atau karena hal lain?
"Kenapa Nathan harus angkat kaki dari kampus ini? Sebenarnya kalian punya masalah apa dengannya?" Tanya Gio meminta penjelasan.
"Kalian jangan buta dan tertipu olehnya. Dia, tidaklah sebaik yang kalian pikirkan. Berandalan itu memiliki masa lalu yang kelam, kami tidak ingin hidup kami dalam bahaya karena keberadaannya disini!!"
Vivian berdiri di barisan paling depan."Omong kosong apa yang kalian katakan ini?! Memangnya atau apa kalian tentang dia, apa hanya karena penampilan luarnya maka kalian bisa menghinanya dan mengatakan ini dan itu tentangnya?!" Bentak Vivian penuh emosi.
Bagaimana Vivian tidak emosi, yang mereka hina dan sudutkan adalah suaminya, orang yang sangat dia cintai. Dan Vivian tidak terima melihat Nathan diperlakukan seperti itu oleh mereka.
"Vivian, sebaiknya kau tidak usah ikut campur!!" Seorang mahasiswi mengambil batu seukuran kepalan orang dewasa di tanah lalu melemparnya pada Vivian. Namun bukan rasa sakit yang Vivian terima, melainkan pelukan hangat seseorang.
Vivian mengangkat wajahnya saat merasakan sesuatu yang basah jatuh diatas kepalanya. Matanya membelalak melihat darah segar mengalir dari pelipis kanannya. "Nathan?!" Seru Vivian dengan suara memekik.
Nathan melepaskan pelukan Vivian dan menghampiri orang yang melempar batu itu. Dengan kasar Nathan menarik pakaian mahasiswi itu dan menatapnya tajam. "Aku tidak masalah meskipun kau membunuhku sekalipun, tapi aku tidak bisa diam saja saat orang yang aku cintai kau lukai!!"
Tubuh mahasiswi itu gemetar ketakutan melihat tatapan tajam dan dingin Nathan yang mengintimidasi. Nathan melirik kebelakang saat beberapa mahasiswa hendak menghampirinya. "Sebaiknya jangan ikut campur!!" Ucapnya memperingatkan.
Melihat Nathan yang mulai lepas kendali membuat Vivian merasa cemas. Bagaimana jika suaminya itu melakukan sesuatu pada mahasiswi tersebut?! Ia pun segera menghampiri Nathan dan mencegahnya melakukan tindak kekerasan.
"Nathan, cukup!! Kau membuatnya ketakutan, tidak perlu melakukan apapun pada orang seperti ini. Dia tidak akan jera,"
"Orang seperti ini perlu diberi pelajaran, Vi. Karena jika tidak, dia akan melakukan lagi hal yang sama!!"
"Aku tau, tidak perlu emosi. Tahan amarahmu, sebaiknya kita ke ruang kesehatan dan obati lukamu."
"Tidak, sebelum aku memberikan pelajaran pada perempuan ini!!"
"Vivian benar, lukamu banyak mengeluarkan darah dan harus segera di obati." Ucap Gio yang kemudian disusul anggukan oleh trio ajaib.
Nathan menghela napas berat, akhirnya dia mengalah dan melepaskan cengkeramannya pada mahasiswi tersebut.
Gio dan Arya segera membubarkan mereka yang masih berkerumun di luar kampus, sampai sebuah suara mengalihkan perhatian mereka semua.
"Vivian, kenapa kau harus membelanya mati-matian?! Apa bagusnya berandalan seperti dia?! Aku sedang menyelamatkanmu dan kampus ini dari kehancuran, karena jika dia tetap disini, akan banyak musibah yang menimpa kampus ini!!"
Vivian meninggalkan Nathan dan menghampiri orang itu yang pastinya adalah Raffi. "Oh, jadi kau biang keladinya?! Orang yang menyebar berita buruk tentang, Nathan?! Sebenarnya apa masalahmu dengannya, sampai-sampai kau ingin sekali membuat namanya buruk dan dikeluarkan dari kampus ini?!"
"Vivian, ayolah, kau jangan terlalu polos dan naif jadi orang. Seharusnya kau bisa menilai dia dari penampilannya yang buruk ini!! Lihat saja pakaian yang dia pakai, celana belel, baju lengan terbuka, tindik, apa pantas seorang berandalan seperti dia berada di kampus ini?! Nama baik kampus ini bisa tercemar karena pendosa ini, terlebih lagi kau bila ikut dikutuk jika terus bersamanya!!"
PLAKKK!!!
Vivian menampar Raffi dengan keras. "Vivian, kenapa kau malah menamparku?! Apa salahku?!"
"Salahmu banyak!! Dan asal kau tau saja, seseorang tidak bisa dinilai hanya dari penampilan luarnya saja. Jangan hanya karena penampilan Nathan yang seperti berandalan, maka kau bisa menilainya dengan sesuka hatimu!! Dan kau, yang penampilannya rapi seperti ini belum tentu lebih baik darinya!!"
"Aku punya bukti semua keburukannya. Bahkan dia pernah sampai dipenjara setelah terlibat tawuran, dan dia juga pernah menghilangkan nyawa seseorang, bahkan temannya pun mati karena dia!!"
Gyuttt...
Nathan mengepalkan tangannya mendengar apa yang baru saja Raffi katakan. Dia baru saja membuka luka lamanya yang sebenarnya sudah Nathan tutup rapat-rapat. Melihat perubahan aura pada diri Nathan membuat Arya, Sean dan Dio menjadi ketar-ketir. Entah bagaimana nasib Raffi setelah ini.
"Kalau kau tidak percaya, ini aku punya buktinya. Lihatlah apa yang sudah dia lakukan!!" Raffi membuka laptopnya dan menunjukkan rekaman kejadian beberapa tahun lalu yang dia dapatkan dari seseorang yang bahkan Raffi sendiri tidak mengenalnya.
"Raffi, cukup!! Hentikan, jangan diteruskan lagi!!"
"Kenapa, Vi?! Apa kau tidak ingin semua orang tau tentang kebusukan kekasihmu ini ya?!"
"Tau apa kau tentang kejadian itu?!" Nathan mengangkat wajahnya dan menatap Raffi dengan penuh intimidasi.
Raffi menelan ludah dengan susah payah melihat tatapan Nathan yang begitu mengerikan. Pemuda itu mundur beberapa langkah kebelakang melihat Nathan semakin mendekatinya.
Raffi menyambar batu yang tergeletak di tanah dan mengancam Nathan. Suasana menjadi sangat tegang. Bahkan semua orang yang tadi menghina dan menyudutkan Nathan pun terdiam. "Jangan mendekat atau aku akan memecahkan kepalamu!!" Ancam Raffi sambil mengangkat batu itu ke udara.
"Jika kau tidak tau apa-apa, sebaiknya diam saja!!"
Nathan menahan batu yang Raffi lemparkan padanya. Dengan penuh emosi Nathan memukul Raffi hingga dia tersungkur ke tanah. Tidak hanya sekali, Nathan memukulnya berkali-kali dengan brutal. Trio Arya, Sean dan Dio hendak menghentikannya. Tapi justru ditahan oleh Gio dan Vivian.
"Dia bisa mati dan Nathan akan terkena masalah jika tidak dihentikan sekarang juga!!" Ucap Arya yang mulai panik.
"Nathan tidak akan membunuhnya, dia hanya memberi pelajaran pada tukang rusuh itu. Lagipula dia layak mendapatkan peringatan keras, agar dia bisa lebih menjaga mulutnya!!"
Setelah puas menghajar Raffi, Nathan meninggalkannya begitu saja. Memang tidak sampai membuat dia kehilangan nyawa, Nathan hanya membuat Raffi mengalami patah tulang, gigi depan hilang lagi dua dan babak belur di sekujur tubuhnya.
Vivian segera mengejar Nathan, luka di-pelipisnya akibat hantaman batu tadi terus mengeluarkan darah dan perlu di obati.
Sedangkan Raffi langsung dilarikan ke rumah sakit agar segera mendapatkan perawatan.
-
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Elis Dama Nuryanti
Rifki emang enak cari gara gara sama Nathan...
2022-09-20
2
Radya Arynda
semangaat caaantik...bagus natha....harus di brantas orang seperti raffi💪💪💪💪💪
2022-08-03
2
ᴳᴿ🐅ᴍɪss_dew 𝐀⃝🥀🏘⃝Aⁿᵘ𒈒⃟ʟʙᴄ
fans vivian garis keras mulai muncul... ini nih yg lebih ribet dri pada fans nathan.
vivian harus bisa nyingkirin fans yg ga tw diri...
pantesnya di tendang ampe pecah telornya..
di tampar doank mah g brasa apa2
2022-08-03
4