Ternyata kabar jika Fio menjadi pengasuh untuk anaknya pak duda telah menyebar luas di kompleks. Tapi kabar itu telah membakar hati tiga jamu yang memang mendambakan perhatian kepada mereka, tetapi malah Fio yang mendapatkan keberuntungannya. Karena merasa tidak terima, tiga jamu langsung mendatangi rumah Fio.
Ibu Fio yang sedang menyapu halaman merasa sangat terkejut atas kedatangan duta jamu kompleks secara bersamaan.
"Loh ... lho, ada apa ini?" tanya bu Laila heran saat ketiga duta jamu langsung menyerobot masuk dengan memanggil nama Fio.
"Dimana Fio, Bu?" tanya teh Mala, janda muda yang memiliki buah naga paling jumbo.
Bu Laila menautkan alisnya merasa heran karena selama ini anaknya tidak pernah bergaul bersama tida duta jamu kompleks, tapi tiba-tiba saja mereka mencari Fio.
"Hei ... kalian kenapa cari Fio? Ada urusan apa?" tanyanya.
Salah seorang jamu menghampiri bu Laila dan mengatakan jika Fio telah menikung para duta jamu. Fio dianggap telah melakukan penikungan kepada mereka karena telah merawat anak dari pak duren, lelaki incaran mereka. Terlebih Fio bisa bebas keluar masuk ke rumah pak duren.
"Ya ampun .... jadi hanya masalah itu pagi-pagi kalian sudah mendemo Fio?" Bu Laila menggelengkan kepalanya dan tak hentinya tertawa. Hal itu membuat Fio bersama dengan Nesya keluar dari rumah.
"Nah, itu dia biang keroknya!" ujar teh Nining.
"Fio sini kamu!" sentak teh Mala.
Fio bersama dengan Nesya pun menghampiri para duta jamu yang ada di halaman rumahnya. Dengan alis yang menaut, Fio bertanya, "Ada apa, teh?"
"Gak udah sok belagu! Apa maksud kamu nikung kita? Kamu gak ada akhlak ya! Kamu kan tahu kalau pak duren itu adalah lelaki calon suami kita. Ngapain kamu cari muka untuk momong anaknya?" Teh Mala tidak bisa menahan rasa kesalnya kepada Fio yang dengan mudah bisa mengasuh anaknya pak duren.
Fio menahan tawanya seperti ibunya yang senyum-senyum sendiri sambil memegangi sapunya.
Fio nyengir sambil menggaruk kepalanya, sedangkan Nesya malah bersembunyi di belakang Fio.
"Aduh ... gimana ya. Bukan mau nikung, Teh. Tapi mungkin itu sudah takdir. Fio aja gak nyangka kalau pak Sakya milih Fio buat jagain Nesya," kata Fio.
"Halah alasan kamu! Buktinya Sebelumnya itu kamu udah keluar masuk rumah calon suami kami. Kamu tuh masih perawan, cari suami itu yang masih perjaka, jangan duda!" ujar teh Shanti
"Iya. Biar yang duda itu sama kita-kita aja," sambung teh Nining.
Fio hanya bisa membuang napas beratnya. Berurusan dengan para duta jamu memang harus berpikir waras, jika tidak diri sendiri yang akan menjadi gila.
"Ya ampun teteh jamu yang paling bohai, Fio itu gak ngerasa nikung para duta jamu. Fio juga kaget sih pas suruh pak Sakya buat momong anaknya. Katanya sih Fio emang cocok buat ngerawat anaknya biar sekalian belajar jadi calon ibu buat Nesya hahaha ...."
Setelah tertawa puas Fio segera menggendong Nesya untuk berlari ke dalam rumah. Terlihat dengan jelas para duta jamu merasa sangat kesal. Sambil menghentakkan kakinya, teh Mala berkata kepada Fio yang sudah menutup pintu. "Awas kamu ya Fi. Aku sumpahin kamu ya Fi dapat duda!"
"Udahlah teh Mala, pulang aja kita. Percuma melabrak anak itu. Dia bukan level kita," sela teh Nining.
"Bu Laila, tolong bilangin sama Fio suruh jauhin pak Sakya! Dia itu calon suami saya," kata teh Mala.
"Kok suami kamu sih teh Mal? Calon suami aku itu!" protes teh Shanti.
"Gimana sih kalian ini! Kan kita sudah sepakat kalau pak Sakya itu calon suami kita," sambung teh Nining.
"TIDAK SUDI!" teriak teh Mala bersamaan dengan teh Shanti.
Bu Laila yang merasa para duta jamu telah membuat keributan di rumahnya langsung menyuruh para ketiga duta jamu itu untuk pergi meninggalkan rumah.
"Dasar wanita tidak punya pekerjaan! Pulang sana buat ribut di rumah orang, ku laporan sama pak RT nanti kalian!" usir bu Laila geram.
***
Di dalam kamarnya, Fio mengajak Nesya untuk bermain boneka barbie milik Nesya yang sudah di dandani cantik oleh Fio. Bahkan Nesya merasa sangat senang saat boneka barbienya di buatkan pakaian baru oleh Fio.
"Bibi, mereka tadi siapa? kenapa marah-marah?" tanya Nesya dengan kepolosannya.
Fio menautkankan alisnya saat mendengar sebutan keramat untuk dirinya. Sudah kesekian kalinya Fio mendengarkan sebutan itu dan bergidik geli. Bagaimana mungkin Nesya bisa memanggilnya dengan sebutan bibi.
Sambil membuang napas beratnya, Fio berusaha untuk memberikan pencerahan kepada Nesya.
"Nesya yang cantik, jangan panggil bibi ya! Bibi itu panggilan untuk orang yang sudah tua. Sedangkan aku masih muda, gak cocok kalau di panggil bibi," protes Fio dengan lembut.
Nesya yang polos memutar bola matanya sebelum dia berkata, "Tapi bibi Aish masih muda sama seperti bibi Fio."
Jantung Fio berdebar saat Nesya mengucapkan nama seorang wanita. Apakah itu adalah nama calon istrinya pak duda? Fio memegangi dadanya yang terasa panas.
"Bibi Aish," cicit Fio.
"Iya. Bibi Aish anak nenek yang ada di jauh sana," ucap Nesya lagi dengan kepolosannya.
Seketika Fio bernapas dengan lega. Ternyata dugaannya salah. "Syukurlah," lirihnya.
"Pokoknya Nesya gak boleh manggil bibi lagi ya! Panggil Tante aja, gimana?"
Nesya yang anak patuh hanya menganggukkan kepalanya dan berkata, "Iya Tante."
"Eh .... jangan Tante! Itu juga terlalu tua untuk usiaku!" protes Fio dengan cepat.
Fio seakan berpikir sejenak untuk mencari nama panggilan yang tepat untuk dirinya.
"Nah ... bagaimana kalau panggil aunty saja, gimana? Lebih keren kan?"
Lagi-lagi Nesya hanya manggut-manggut untuk mengiyakan ucapan Fio. "Iya aunty," ucap Nesya.
Fio tersenyum puas saat mendengar nama panggilan yang tepat untuk dirinya. "Pintar sekali. Anak siapa sih?" Fio mengacak pelan rambut Nesya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
🅰️Rion bee 🐝
ciee yg seneng dipanggil onty sama calon anak,pasti pinterlah anaknya calon suami kan yaa.. 🤣🤣🤣
2022-08-05
1
AlmiraAzniAdzkia🥰🌺
anak siapa siiihhhh,,,,,,anak ny pak duren,,,,😅😅🙈
2022-08-05
1
👑🇷🇦🇹🇺 ᵗʸᵖᵒ
Selalu menjadi yang pertama like 🤧😭
2022-08-05
2