Bab 5. Sebatang Kara

Setelah Delapan Tahun

 

 

Dengan terpaksa para penjaganya mengizinkan, tapi,  setelah dilakukan pemeriksaan pada bayi Lintani. Pihak dokter meminta agar bayi itu dirawat sampai panas dan kejangnya reda.

Setelah beberapa hari kemudian, bukan kesembuhan yang Lintani temui, melainkan kematian yang diterimanya. Bayi itu memejamkan mata, tepat di saat para tenaga medis hendak memberinya obat cair yang langsung disuntikkan salam perutnya.

Sungguh kejadian mengharukan, sebelum bayi itu menutup mata, ia memberi ibunya senyuman yang sangat manis. Seolah bayi itu bisa berkata.

“Ibu, tenanglah, aku tidak mau tumbuh besar dan menyaksikan kekerasan yang harus kau terima dalam penjara. Bebanmu akan lebih berat bila aku masih ada. Bu, kita akan bertemu lagi di surga, walau pertemuan dan perpisahan kita sekarang adalah nyata. Jadi, aku akan menjadi sayap yang tak terlihat tapi yakinlah kalau kita bersama.”

Lintani tidak bisa menahan air matanya saat menceritakan semua yang dialaminya pada Eliat, semua tahanan yang lain mendengarkan sejenak, tapi kemudian mereka mencibir saling mengucapkan celaan pedas.

“Sebaiknya memang begitu, karena anakmu itu tidak pantas hidup!”

“Ya benar! Ibunya seorang penista pasti anaknya juga demikian, jadi, lebih baik dia mati!”

“Dia akan berisik kalau malam, jadi memang dia lebih baik tiada!”

“Aku pikir dia kasihan dengan ibunya!”

“Ah, intinya bayi itu tidak mau hidup dengan wanita yang tinggal di penjara!”

“Diam kalian semua!” kata Eliat tiba-tiba menjadi pembela bagi Lintani dan mereka berdua kembali berpelukan saling menguatkan.

Kehilangan bayi yang baru saja dihirkannya, membuat Lintani kembali merasa sebatang kara. Ya, meskipun saat ini ada Eliat yang sangat baik padanya, tapi, suatu saat nanti mereka akan berpisah juga dan tidak ada yang tahu apakah kelak mereka akan kembali bertemu.

Begitulah mereka menjalani kehidupan dalam penjara saling berbagi kekuatan dan pengetahuan. Eliat benar-benar bersikap seperti seorang ibu yang mengajarkan banyak hal pada anaknya, karena mereka memiliki ketergantungan satu dan lainnya.

Sebelum Eliat dibebaskan, dia mengajarkan banyak ilmu dan kepandaiannya seperti cara memasak yang enak, mengajarkan Lintani tentang berbisnis, termasuk mendesain gambar hingga gadis itu memiliki skill walau hanya belajar dengan alat dan cara yang sederhana.

 

*****

 

Lintani berjalan memasuki halaman rumah keluarga Lux, begitu dia turun dari bus yang mengantarnya. Ia sudah bebas dari penjara dan bertekad akan memutuskan hubungan. Namun nyatanya, sekarang ia berdiri tepat di depan pintu rumah mereka.

“Untuk apa kau ke mari? Pergi kau gadis residivis, bau!” suara Haifa begitu keras membentak Lintani yang tengah di depan pintu yang terbuka.

Jika di depan banyak orang, Haifa tidak akan berani bersikap demikian kasar karena ia adalah seorang artis yang terkenal lemah lembut dan kalem serta lugu, begitulah identitasnya di jagat hiburan.

“Aku ingin menagih hutang kalian!” kata Lintani.

“Hutang apa?” Tiba-tiba Rauja, ibunda Haifa maju menyeruak ke depan Lintani dan memelototinya. Ketiga wanita itu berdiri saling berhadapan di depan pintu rumah besar kediaman keluarga Luxor.

“Berikan alamat di mana ibuku tinggal!” pinta Lintani.

“Kamu yang berhutang pada kami! Bayar dulu biaya sekolah dan makanmu, baru aku akan memberikan alamat itu, kau hidup dengan kami selama sebelas tahun ini!” sahut Rauja, sambil bersedekap di dada.

Lintani terkejut, bagaimana ia harus membayar hutang seperti itu? Semua biaya sekolah dan makan yang selama ini mereka pergunakan adalah hasil dari jerih payahnya sendiri. Ia meminta-minta setiap hari di mal tempat para sosialita berkumpul. Ia menuruti semua perintah mereka demi uang yang harus ia setorkan pada Rauja.

Tidak masuk akal kalau ia harus membayar uang pengganti yang ia cari sendiri. Bahkan keluarga itu ikut menikmatinya!

“Selama ini aku yang mencari sendiri uang itu! Kalian menikmatinya juga, kan?” Lintani menyanggah dengan tegas.

Keluarga itu seperti tidak mau rugi dalam membesarkannya, walaupun mereka memiliki banyak uang, mereka tetap sayang bila harus mengeluarkannya untuk kebutuhan Lintani dan sekolahnya.

“Apa kau pikir cukup? Hah!” Rauja mengelak dengan ketus.

“Bu, biarkan dia menghitung sendiri biaya tempat tinggal dan sekolahnya yang mahal!” Sela Haifa dengan manja.

“Baiklah, ibumu tidak memberi kami uang sepeser pun! Jadi, kamu juga harus membayar sewa tempat tinggal selama sebelas tahun!” Rauja berkata sambil menyeringai.

“Apa kalian gila, berapa yang harus aku bayar untuk itu?” kata Lintani kesal.

“Lima puluh juta! Kalau kau tidak bisa membayar kami, jangan harap kamu bisa mendapatkan alamat ibumu!” sahut Rauja pongah.

Mendengar jumlah uang yang disebutkan Rauja, bukan hanya Lintani yang tercengang tapi, Haifa juga. Itu uang yang cukup banyak untuk ukuran orang seperti dirinya. Bagaimana ia bisa mendapatkan uang 50 juta dollar? Mungkin ia harus membayar mereka seumur hidupnya.

“Aku sudah menggantikan Haifa malam itu, aku sudah dipenjara, apa kalian kurang puas juga? Bahkan aku kehilangan anakku! Bukankah Tuan Lux berjanji, kalau aku sudah keluar penjara, dia akan memberikan apa yang aku inginkan! Mana Tuan Lux sekarang?” tanya Lintani mencoba masuk, tapi ibu dan anak keluarga Lux itu menghalangi.

Saat ia berada di penjara, Luxor pernah mendatangi Lintani sekali, dan pria itu berjanji akan mengabulkan keinginannya setelah ia selesai menjalani masa tahanannya. Bahkan laki-laki itu memujinya sudah menuruti perintahnya, pergi ke pondok kayu di sisi bukit demi menggantikan Haifa.

“Apa? Kamu sudah melahirkan seorang bayi? Jadi kamu sekarang sudah pernah hamil?” Rauja bertanya seperti orang bodoh.

“Bu, kalau begitu, menurutku, tidak ada yang bisa dia lakukan selain mencari uang lagi!” Kata Haifa sambil memajukan dagunya.

“Aku tidak mau menuruti kalian!” Kata Lintani sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. “Baiklah kalau begitu, kita impas. Aku tidak akan meminta alamat ibuku dan aku juga tidak perlu membayar hutangku!”

Tiba-tiba Haifa memelas pada ibunya dengan bersikap manis. Ia bicara sambil mengerjabkan matanya berulang kali

“Ibu, kita punya minuman baru dan kita butuh orang untuk memberi komentar, bagaimana kalau Lin saja yang mencicipi?” kata Haifa.

Rauja melihat malas pada Lintani dan Haifa secara bergantian, lalu menyeringai. Ia tahu rencana dan siasat licik dari kata-kata anaknya. Mereka akan membuat Lintani begitu terangsang dan melemparkannya ke jalanan. Setelah itu mereka akan menunggu lelaki hidung belang yang akan memungut dan membayarnya lalu, merekalah yang akan mengambil uangnya.

Lintani tahu rencana busuk seperti apa yang akan membawanya ke dalam penderitaan lain, tapi ia tetap menunggu dan lihat, permainan apa lagi yang akan ia perankan kali ini.

“Tunggu sebentar,” kata Rauja sambil melangkah dan  mengambil sebuah gelas yang diisi dengan jus lalu memasukkan sesuatu yang lain ke dalamnya. Setelah selesai, ia menyeringai dan kembali ke depan rumahnya menemui Lintani lagi.

“Minumlah, ini hasil karya kreasi kami? Ayo! Coba katakan apa pendapatmu?” kata Rauja dengan ramah.

Lintani menerima gelas yang diberikan kepadanya, lalu meminumnya sedikit tapi ia tidak menelan, hanya membasahi bibirnya saja. Ia mengernyit sedikit lalu berkata, “mungkin kau harus menambah gula lagi, baiklah, Nyonya, kita sepakat, kan? Aku akan pergi.” Lintani berbalik saat bicara, tapi Haifa mencekal tangannya dengan gesit.

 

Bersambung

 

Terpopuler

Comments

Rawai hiatus ✅

Rawai hiatus ✅

kenapa coba harus kembali ke situ.. 🤦🏻‍♀️

2022-10-19

10

ν⃟α͢иͮуᷠαᷨ

ν⃟α͢иͮуᷠαᷨ

Waktu yang singkat, lintani sekarang udah bebas dari penjara
semoga lintani tidak terjebak lagi kali ini!

2022-10-19

50

Nindira

Nindira

Kalian ko tega banget sih, setiap bayi pasti ingin hidup dan merasakan indahnya dunia ini🥺

2022-10-18

9

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Menjadi Umpan
2 Bab 2. Dia Ayahku
3 Bab 3. Janji Setulus Hati
4 Bab 4. Sebatang Kara
5 Bab 5. Sebatang Kara
6 Bab 6. Dijebak Kembali
7 Bab 7. Wanita Murahan
8 Bab 8. Berganti Rupa
9 Bab 9. Tidak Bisa Kabur
10 Bab 10. Istri Sah
11 Bab 11. Dia Tampan
12 Bab 12. Aku Punya Kekasih
13 Bab 13. Baju Yang Sama
14 Bab 14. Tinggal Tunggu Waktu
15 Bab 15. Pertemuan Tak Terduga
16 Bab 16. Pintu Yang Rusak
17 Bab 17. Aroma Menenangkan
18 Bab 18. Membuka Ikat Pinggang
19 Bab 19. Tidur Nyenyak
20 Bab 20. Gaun Pengantin
21 Bab 21. Kutunggu Kau
22 Bab 22. Undangan Makan Siang
23 Bab 23. Hai Badut Kecil
24 Bab 24. Jangan Kurang Ajar
25 Bab 25. Tidak Tahu Balas Budi
26 Bab 26. Balas Budi
27 Bab 27. Seseorang Yang Cocok
28 Bab 28. Kewaspadaan
29 Bab 29. Datang Menjemputnya
30 Bab 30. Tidur Nyenyak
31 Bab 31. Rasa Penasaran Haifa
32 Bab 32. Lepaskan
33 Bab 33. Kartu Emas Di Bawah Pintu
34 Bab 34. Maju Satu Langkah Artinya
35 Bab 35. Sebuah Tato
36 Bab 36. Membantu Elliyat
37 Bab 37. Rencana
38 Bab 38. Itu Fitnah
39 Bab 39. Bertemu Petra
40 Bab 40. Pakaian Pelayan
41 Bab 41. Ciuman Di Muka Umum
42 Bab 42. Merasa gagal
43 Bab 43. Foto Ibunya
44 Bab 44. Takut Ketahuan
45 Bab 45. Paman Dex
46 Bab 46. Kaki Yang Terluka
47 Bab 47. Pondok Kayu 1
48 Bab 48. Pondok Kayu 2
49 Bab 49. Kelompok Tak Dikenal
50 Bab 50. Ponsel Baru
51 Bab 51. Memotong Rambut
52 Bab 52. Pergi Dari Kamarku
53 Bab 53. Bertemu Nazaret
54 Bab 54. Pulanglah Lebih Cepat
55 Bab 55. Sebuah Hadiah
56 Bab 56. Di Kamar Askelan
57 Bab 57. Kabar Dari Rumah Sakit
58 Bab 58. Di Depan Pusara 1
59 Bab 59. Di Depan Pusara 2
60 Bab 60. Tidak Bisa Berkata Tidak
61 Bab 61. Wanita Yang Tidak Ternilai 1
62 Bab 62. Wanita Yang Tidak Ternilai 2
63 Bab 63. Wanita Yang Tidak Ternilai 3
64 Bab 64. Peristiwa Penjebakan
65 Bab 65 Ombak Dan Gelisah
66 Bab 66. Itu Dia
67 Bab 67. Gadis Yang Enak Dilihat
68 Bab 68. Meluluhlantakkan Gudang Senjata
69 Bab 69. Pertengkaran
70 Bab 70. Serangan Tak Terduga
71 Bab 71. Pengakuan Dex
72 Bab 72. Jabie
73 Bab 73. Turut Berdukacita
74 Bab 74. Masa Kecil Lintani
75 Bab 75. Apa Kau Percaya
76 Bab 76. Tarian Erotis Lintani
77 Bab 77. Bertemu Haifa 1
78 Bab 78. Bertemu Haifa 2
79 Bab 79 Haifa
80 Bab 80. Pembuat Masalah Yang Sesungguhnya
81 Bab 81. Untuk Kesekian Kalinya
82 Bab 82. Merasakan Hal Yang Sama
83 Bab 83. Jangan Ganggu Dia Lagi
84 Bab 84. Apa Dia Percaya
85 Bab 85. Kenapa Kau Bertanya
86 Bab 86. Ke Rumah Sakit
87 Bab 87. Kau Yang Menghamilinya
88 Bab 88. Penyesalan Askelan
89 Bab 89. Uang Kompensasi
90 Bab 90. Rasevan 1
91 Bab 91. Rasevan 2
92 Bab 92. Rasevan 3
93 Bab 93. Sesuai Petunjuk
94 Bab 94. Di Tepi Pantai
95 Bab 95. Pantai Loyola 1
96 Bab 96. Pantai Loyola 2
97 Bab 97. Hancur
98 Bab 98. Apa Dia Marah
99 Bab 99. Kembali Menjadi Umpan
100 Bab 100. Gudang Senjata
101 Bab 101. Biarkan Aku Pergi
102 Bab 102. Viana Hims 1
103 Bab 103. Viana Hims 2
104 Bab 104. Aku Dan Ibuku
105 Bab 105. Lakukan Dengan Baik
106 Bab 106. Tepi Danau
107 Bab 107. Pemandangan Memilukan
108 Bab 108. Benda Berkarat
109 Bab 109. Pemakaman Massal
110 Bab 110. Keraguan
111 Bab 111. Marka Dan Masa Lalunya
112 Bab 112. Aku Menyerahkannya Padamu
113 Bab 113. Askelan Menyerah
114 Bab 114. Adu Kekuatan 1
115 Bab 115 Adu Kekuatan 2
116 Bab 116. Menunggumu
117 Bab 117. Ciuman Hangat
118 Bab 118. Demi Ikatan Darah
119 Bab 119. Lupakan Soal Masa Lalu
120 Bab 120. Jawaban Dari Rasa Penasaran
121 Bab 121. Akhir Pembalasan Dendam (21+)
122 Bab 122. Petra Dan Gelangnya
123 Bab 123. Tetap Menyembunyikan
124 Bab 124. Memaafkan
125 Bab 125. Siapa Aston
126 Bab 126. Nama Anak
127 Bab 127. Dia Pria Kidal
128 Bab 128. Bukankah Dia Lucu
129 Bab 129. Rumah Keluarga Shaw
130 Bab 130. Orang Yang Salah
131 Bab 131. Aku Punya Bukti
132 Bab 132. Menjadi Saudaramu
133 Bab 133. Di Kamar Askelan 2
134 Bab 134. Di Kamar Askelan 3
135 Bab 135. Masih Di Kamar Askelan
136 Bab 136. Hati Yang Kembali Terluka
137 Bab 137. Bukan Cinta
138 Bab 138. Kelopak Mawar
139 Bab 139. Mata Yang Sama
140 Bab 140. Merindumu
141 Bab 141. Semua Orang Berbohong
142 Bab 142. Seorang Putri Tidur
143 Bab 143. Dia Pantas Mendapatkannya
144 Bab 144. Dia Masih Sibuk
145 Bab 145. Dejavu Tapi Karma
146 Bab 146. Aku Selalu Ada
147 Bab 147. Seorang Bayi Laki-laki
148 Bab 148. Pergi Kubilang
149 Bab 149. Hadiah Berharga
150 Bab 150. Melakukan Seperti Yang Dia Lakukan
151 Bab 151. Pasangan Bibi Nazaret
152 Bab 152. Cinta Setinggi Pengorbanannya 1
153 Bab 153. Cinta Setinggi Pengorbanannya 2
154 Bab 154. Cinta Setinggi Pengorbanannya (TAMAT)
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Bab 1. Menjadi Umpan
2
Bab 2. Dia Ayahku
3
Bab 3. Janji Setulus Hati
4
Bab 4. Sebatang Kara
5
Bab 5. Sebatang Kara
6
Bab 6. Dijebak Kembali
7
Bab 7. Wanita Murahan
8
Bab 8. Berganti Rupa
9
Bab 9. Tidak Bisa Kabur
10
Bab 10. Istri Sah
11
Bab 11. Dia Tampan
12
Bab 12. Aku Punya Kekasih
13
Bab 13. Baju Yang Sama
14
Bab 14. Tinggal Tunggu Waktu
15
Bab 15. Pertemuan Tak Terduga
16
Bab 16. Pintu Yang Rusak
17
Bab 17. Aroma Menenangkan
18
Bab 18. Membuka Ikat Pinggang
19
Bab 19. Tidur Nyenyak
20
Bab 20. Gaun Pengantin
21
Bab 21. Kutunggu Kau
22
Bab 22. Undangan Makan Siang
23
Bab 23. Hai Badut Kecil
24
Bab 24. Jangan Kurang Ajar
25
Bab 25. Tidak Tahu Balas Budi
26
Bab 26. Balas Budi
27
Bab 27. Seseorang Yang Cocok
28
Bab 28. Kewaspadaan
29
Bab 29. Datang Menjemputnya
30
Bab 30. Tidur Nyenyak
31
Bab 31. Rasa Penasaran Haifa
32
Bab 32. Lepaskan
33
Bab 33. Kartu Emas Di Bawah Pintu
34
Bab 34. Maju Satu Langkah Artinya
35
Bab 35. Sebuah Tato
36
Bab 36. Membantu Elliyat
37
Bab 37. Rencana
38
Bab 38. Itu Fitnah
39
Bab 39. Bertemu Petra
40
Bab 40. Pakaian Pelayan
41
Bab 41. Ciuman Di Muka Umum
42
Bab 42. Merasa gagal
43
Bab 43. Foto Ibunya
44
Bab 44. Takut Ketahuan
45
Bab 45. Paman Dex
46
Bab 46. Kaki Yang Terluka
47
Bab 47. Pondok Kayu 1
48
Bab 48. Pondok Kayu 2
49
Bab 49. Kelompok Tak Dikenal
50
Bab 50. Ponsel Baru
51
Bab 51. Memotong Rambut
52
Bab 52. Pergi Dari Kamarku
53
Bab 53. Bertemu Nazaret
54
Bab 54. Pulanglah Lebih Cepat
55
Bab 55. Sebuah Hadiah
56
Bab 56. Di Kamar Askelan
57
Bab 57. Kabar Dari Rumah Sakit
58
Bab 58. Di Depan Pusara 1
59
Bab 59. Di Depan Pusara 2
60
Bab 60. Tidak Bisa Berkata Tidak
61
Bab 61. Wanita Yang Tidak Ternilai 1
62
Bab 62. Wanita Yang Tidak Ternilai 2
63
Bab 63. Wanita Yang Tidak Ternilai 3
64
Bab 64. Peristiwa Penjebakan
65
Bab 65 Ombak Dan Gelisah
66
Bab 66. Itu Dia
67
Bab 67. Gadis Yang Enak Dilihat
68
Bab 68. Meluluhlantakkan Gudang Senjata
69
Bab 69. Pertengkaran
70
Bab 70. Serangan Tak Terduga
71
Bab 71. Pengakuan Dex
72
Bab 72. Jabie
73
Bab 73. Turut Berdukacita
74
Bab 74. Masa Kecil Lintani
75
Bab 75. Apa Kau Percaya
76
Bab 76. Tarian Erotis Lintani
77
Bab 77. Bertemu Haifa 1
78
Bab 78. Bertemu Haifa 2
79
Bab 79 Haifa
80
Bab 80. Pembuat Masalah Yang Sesungguhnya
81
Bab 81. Untuk Kesekian Kalinya
82
Bab 82. Merasakan Hal Yang Sama
83
Bab 83. Jangan Ganggu Dia Lagi
84
Bab 84. Apa Dia Percaya
85
Bab 85. Kenapa Kau Bertanya
86
Bab 86. Ke Rumah Sakit
87
Bab 87. Kau Yang Menghamilinya
88
Bab 88. Penyesalan Askelan
89
Bab 89. Uang Kompensasi
90
Bab 90. Rasevan 1
91
Bab 91. Rasevan 2
92
Bab 92. Rasevan 3
93
Bab 93. Sesuai Petunjuk
94
Bab 94. Di Tepi Pantai
95
Bab 95. Pantai Loyola 1
96
Bab 96. Pantai Loyola 2
97
Bab 97. Hancur
98
Bab 98. Apa Dia Marah
99
Bab 99. Kembali Menjadi Umpan
100
Bab 100. Gudang Senjata
101
Bab 101. Biarkan Aku Pergi
102
Bab 102. Viana Hims 1
103
Bab 103. Viana Hims 2
104
Bab 104. Aku Dan Ibuku
105
Bab 105. Lakukan Dengan Baik
106
Bab 106. Tepi Danau
107
Bab 107. Pemandangan Memilukan
108
Bab 108. Benda Berkarat
109
Bab 109. Pemakaman Massal
110
Bab 110. Keraguan
111
Bab 111. Marka Dan Masa Lalunya
112
Bab 112. Aku Menyerahkannya Padamu
113
Bab 113. Askelan Menyerah
114
Bab 114. Adu Kekuatan 1
115
Bab 115 Adu Kekuatan 2
116
Bab 116. Menunggumu
117
Bab 117. Ciuman Hangat
118
Bab 118. Demi Ikatan Darah
119
Bab 119. Lupakan Soal Masa Lalu
120
Bab 120. Jawaban Dari Rasa Penasaran
121
Bab 121. Akhir Pembalasan Dendam (21+)
122
Bab 122. Petra Dan Gelangnya
123
Bab 123. Tetap Menyembunyikan
124
Bab 124. Memaafkan
125
Bab 125. Siapa Aston
126
Bab 126. Nama Anak
127
Bab 127. Dia Pria Kidal
128
Bab 128. Bukankah Dia Lucu
129
Bab 129. Rumah Keluarga Shaw
130
Bab 130. Orang Yang Salah
131
Bab 131. Aku Punya Bukti
132
Bab 132. Menjadi Saudaramu
133
Bab 133. Di Kamar Askelan 2
134
Bab 134. Di Kamar Askelan 3
135
Bab 135. Masih Di Kamar Askelan
136
Bab 136. Hati Yang Kembali Terluka
137
Bab 137. Bukan Cinta
138
Bab 138. Kelopak Mawar
139
Bab 139. Mata Yang Sama
140
Bab 140. Merindumu
141
Bab 141. Semua Orang Berbohong
142
Bab 142. Seorang Putri Tidur
143
Bab 143. Dia Pantas Mendapatkannya
144
Bab 144. Dia Masih Sibuk
145
Bab 145. Dejavu Tapi Karma
146
Bab 146. Aku Selalu Ada
147
Bab 147. Seorang Bayi Laki-laki
148
Bab 148. Pergi Kubilang
149
Bab 149. Hadiah Berharga
150
Bab 150. Melakukan Seperti Yang Dia Lakukan
151
Bab 151. Pasangan Bibi Nazaret
152
Bab 152. Cinta Setinggi Pengorbanannya 1
153
Bab 153. Cinta Setinggi Pengorbanannya 2
154
Bab 154. Cinta Setinggi Pengorbanannya (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!