Bab 2. Dia Ayahku

Dia Ayahku

Lintani duduk di kursi mobil tahanan polisi dengan tangan terikat dengan besi ringan berbentuk bulat yang biasa dipakai polisi untuk menahan penjahat. Ia dijaga dua orang bertubuh kekar yang berdiri di luar. Keadaan masih sedikit gelap, saat ia melihat pria itu dibawa dengan tandu dan dimasukkan dalam mobil jenazah.

Harapannya ingin melihat sosok pria yang sudah merenggut keperawanannya, sia-sia. Ia pria kuat yang kini telah tiada. Bagaimana tidak kuat jika dalam keadaan sekarat saja, ia mampu melakukan persetubuhan itu beberapa kali pada Lintani, dan apa yang dilakukan pria asing sangat menyakitkan dan berbekas begitu dalam.

Gadis itu menitikkan air mata untuk kepergiannya karena tidak berdaya. Seandainya tidak tertekan oleh keluarga Lux, mungkin ia akan menghancurkan jenazah pria itu sekarang juga.

Lintani terus menatap kepergian mobil jenazah yang berjalan menjauh dari balik kaca jendela, saat itu pula ia melihat Luxor dan Rauja—istrinya, dalam hati Lintani bertanya-tanya, untuk apa mereka ada di sana? Apakah mereka ingin menolongnya, atau hanya memastikan jika dirinya benar-benar tertangkap?

“Pak! Tolong keluarkan saya!” kata Lintani sambil mengetuk-ngetuk kaca mobil, dia di sekap di dalamnya setelah seorang polisi memberikan banyak sekali pertanyaan padanya.

“Pak! Tolonglah!” sekali lagi dia meminta agar para penjaga itu memberinya kesempatan untuk bertanya pada ayah angkatnya, kenapa ia dipersalahkan atas perbuatan yang tidak dilakukannya.

Polisi yang menanyainya tadi, selalu bertanya tentang belati kecil yang ada di tangannya, karena itu adalah bukti yang nyata jika Lintani pelakunya.

“Pelaku, apa?” tanya Lintani saat polisi menyebut dirinya sebagai satu-satunya tersangka.

“Pelaku pembunuhan!”

“Bukan aku! Pisau ini bukan punyaku!” Tiba-tiba dia menyesal, sudah mengambil benda itu dari kakinya dan melemparkannya begitu saja.

Ia lalu membiarkan darah terus keluar dari kakinya dan berharap jika darahnya habis, akan membuatnya tiada. Senang rasanya bisa bertengkar dengan pria asing itu di negeri akhirat sana.

“Demi Tuhan aku tidak melakukannya!” Elak Lintani tegas bahkan dengan berurai air mata.

“Kamu tidak bisa mengelak, sidik jarimu jelas ada di sana!”

Seketika Lintani diam, ia tidak bisa membantah bukti itu, meski sekeras apa pun ia mencoba membela diri, tidak akan ada yang percaya. Tubuhnya bersimbah darah, pakaian acak-acakan, tangan dan kakinya berdarah, membuktikan jika dia melakukan perlawanan sebelum akhirnya berhasil melenyapkan si orang asing. Itu bukti yang nyata, kan?

Bahkan orang awam pun bisa menilai dengan tepat saat melihatnya demikian. Mereka tidak akan percaya dengan apa pun yang ia katakan termasuk jika ia sebenarnya dipaksa.

Bukankah manusia selalu lebih mudah menilai apa yang mereka lihat dan rasakan, dari pada menelaah lebih dalam, saat menilai sikap dan perbuatan orang lainnya.

Lintani terus memohon pada penjaga agar diberi kesempatan untuk menemui ayah dan ibu angkatnya. Mereka secara kebetulan atau sengaja ada di tempat kejadian perkara. Seingatnya, lokasi rumah kecil dari kayu itu, sangat jauh letaknya dari jalan Raya, apalagi dari rumah mereka.

Gadis itu melihat sekeliling tempat persembunyian para bandit, terletak di dataran tinggi, dan hanya ada satu jalan setapak yang jarang di lewati orang. Hal ini membuatnya heran, bagaimana Lux dan istrinya bisa berada di tempat seperti ini?

‘Apa mereka semua terlibat?’ pikir Lintani.

Lintani tidak bisa mengelak dari pikiran buruk saat ia mengikuti perintah dari dua orang pria, yang menjemputnya di tempat kerja. Ia bekerja menjadi pengemis di Mall tempat para sosialita berkumpul malam itu. Ia sudah terkenal menjadi gadis miskin yang rela melakukan apa saja demi uang dari para sosialita.

Semakin banyak uang yang ia dapatkan, semakin senang keluarga Lux kepadanya dan ia akan mendapatkan jatah makan.

“Kamu harus menggantikan posisi Haifa malam ini!” kata Luxor saat meneleponnya.

“Menggantikan sebagai apa, Tuan Lux?” Dia tidak tahu maksud ayah angkatnya untuk menggantikan Haifa, apakah menjadi bintang terkenal seperti Haifa saat ini?

“Ikuti saja dua orang itu dan jangan banyak bertanya!”

Lintani masih ingin bertanya, tapi, telepon genggamnya mati begitu saja.

“Halo! Tuan Lux! Menggantikan apa maksud Anda?” tanya Lintani heran. Tapi tidak ada jawaban.

Ponsel yang dia miliki adalah telepon genggam model lama yang sudah tidak laku lagi jika dijual di pasaran, benda itu sering mati dan layarnya sudah retak. Semua gara-gara Haifa pernah membantingnya

Beberapa hari yang lalu gadis itu marah padanya, hanya karena cemburu. Ada pemuda anak dari salah seorang sosialita, yang tiba-tiba mendekati Lintani saat gadis itu melakukan aksi mengemisnya, pria tampan itu menanyakan siapa namanya.

Dia heran, bagaimana Haifa bisa tahu kejadian yang melibatkan perasaannya saat itu, apakah mereka selalu mengawasinya walaupun sedang meminta-minta?

Oleh sebab itu, sekarang Lintani selalu berdandan lebih jelek dan Rauja melarang dirinya sendiri jatuh cinta pada siapa pun, demi menjaga hati Haifa. Setidak-tidaknya dia menjaga dirinya sendiri agar tidak mati, juga demi sekolahnya agar tidak berhenti.

Ia butuh ijazah demi masa depannya agar bisa mendapatkan pekerjaan yang layak dan mandiri, ia harus mengumpulkan uang banyak sebagai modal jika ingin mencari Viana—ibunya. Selain itu ia ingin membebaskan diri dari keluarga Lux agar tidak ditindas lagi.

Seperti malam itu, Lintani merasa begitu tertindas saat kedua pria kekar menjemput dan mengancamnya untuk bertahan dalam kamar gelap. Sebab kalau tidak, mereka akan membunuh dan menjual jantungnya. Ia tidak ingin mati dalam keadaan penasaran karena tidak bisa menyelesaikan kuliah dan mencari ibunya.

Namun, nyatanya kini ia harus dipenjara, yang artinya tidak akan pernah menyelesaikan kuliahnya atau menggapai cita-cita, tidak akan ada yang mau memperkerjakan seorang narapidana? Tiba-tiba ia menghapus sebuah catatan dalam hati, tentang tekad untuk mencari Viana, mungkin wanita itu memang sengaja membuang anaknya.

“Kamu tidak punya hak untuk meminta apa pun di sini!” kata penjaga itu saat Lintani tengah memohon lagi.

“Apa Anda lihat, pria yang berdiri dekat pohon itu?” Lintani bertanya, sambil menunjuk ke satu arah dengan tangan yang terikat di mana Luxor berada tak jauh dari mereka.

“Pak! Bisakah Anda memintanya ke mari? Dia Ayahku, aku yakin dia tahu sesuatu, karena aku tidak melakukan pembunuhan!” kata Lintani lagi sambil berusaha membuka pintu tapi, tidak berhasil, pada saat itu ia sangat ketakutan.

Ini untuk pertama kalinya ia memanggil Luxor dengan sebutan ayah, sebab biasanya, pria itu akan mengizinkan memanggil ayah saat acara sekolah saja, di mana gadis itu menjadi juara di kelasnya.

“Kamu bisa mengoceh sesukamu, nanti, di pengadilan! Di sini tidak ada yang punya hak bicara kecuali penyidik perkara!” sahut penjaga dengan kasar.

“Tapi, Pak, kumohon!” kata Lintani sambil mengatupkan kedua tangannya di depan dada.

“Diam! Kau pembunuh!”

Lintani diam sejenak, lalu, dia bertanya ....

“Apa Anda tahu, siapa pria yang telah kubunuh?”

“Nah, akhirnya kamu mengakui dengan mulutmu sendiri, kalau kamu benar-benar pelakunya, kan?”

“Tapi, aku tidak ....”

Bersambung

Terpopuler

Comments

ν⃟α͢иͮуᷠαᷨ

ν⃟α͢иͮуᷠαᷨ

astaga lintani malah tanya '' siapa orang yang kubunuh'', salah kata buat bertanya lintani ☹️
semoga ada yang menolong lintani

2022-10-19

45

Nindira

Nindira

Semangat terus thor

2022-10-15

12

☾⃟ℳoon - Moon 🌙

☾⃟ℳoon - Moon 🌙

Apa perasaan Lintani ya?
Takut? Sedih? Marah? Bahagia? 😅

2022-10-12

13

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Menjadi Umpan
2 Bab 2. Dia Ayahku
3 Bab 3. Janji Setulus Hati
4 Bab 4. Sebatang Kara
5 Bab 5. Sebatang Kara
6 Bab 6. Dijebak Kembali
7 Bab 7. Wanita Murahan
8 Bab 8. Berganti Rupa
9 Bab 9. Tidak Bisa Kabur
10 Bab 10. Istri Sah
11 Bab 11. Dia Tampan
12 Bab 12. Aku Punya Kekasih
13 Bab 13. Baju Yang Sama
14 Bab 14. Tinggal Tunggu Waktu
15 Bab 15. Pertemuan Tak Terduga
16 Bab 16. Pintu Yang Rusak
17 Bab 17. Aroma Menenangkan
18 Bab 18. Membuka Ikat Pinggang
19 Bab 19. Tidur Nyenyak
20 Bab 20. Gaun Pengantin
21 Bab 21. Kutunggu Kau
22 Bab 22. Undangan Makan Siang
23 Bab 23. Hai Badut Kecil
24 Bab 24. Jangan Kurang Ajar
25 Bab 25. Tidak Tahu Balas Budi
26 Bab 26. Balas Budi
27 Bab 27. Seseorang Yang Cocok
28 Bab 28. Kewaspadaan
29 Bab 29. Datang Menjemputnya
30 Bab 30. Tidur Nyenyak
31 Bab 31. Rasa Penasaran Haifa
32 Bab 32. Lepaskan
33 Bab 33. Kartu Emas Di Bawah Pintu
34 Bab 34. Maju Satu Langkah Artinya
35 Bab 35. Sebuah Tato
36 Bab 36. Membantu Elliyat
37 Bab 37. Rencana
38 Bab 38. Itu Fitnah
39 Bab 39. Bertemu Petra
40 Bab 40. Pakaian Pelayan
41 Bab 41. Ciuman Di Muka Umum
42 Bab 42. Merasa gagal
43 Bab 43. Foto Ibunya
44 Bab 44. Takut Ketahuan
45 Bab 45. Paman Dex
46 Bab 46. Kaki Yang Terluka
47 Bab 47. Pondok Kayu 1
48 Bab 48. Pondok Kayu 2
49 Bab 49. Kelompok Tak Dikenal
50 Bab 50. Ponsel Baru
51 Bab 51. Memotong Rambut
52 Bab 52. Pergi Dari Kamarku
53 Bab 53. Bertemu Nazaret
54 Bab 54. Pulanglah Lebih Cepat
55 Bab 55. Sebuah Hadiah
56 Bab 56. Di Kamar Askelan
57 Bab 57. Kabar Dari Rumah Sakit
58 Bab 58. Di Depan Pusara 1
59 Bab 59. Di Depan Pusara 2
60 Bab 60. Tidak Bisa Berkata Tidak
61 Bab 61. Wanita Yang Tidak Ternilai 1
62 Bab 62. Wanita Yang Tidak Ternilai 2
63 Bab 63. Wanita Yang Tidak Ternilai 3
64 Bab 64. Peristiwa Penjebakan
65 Bab 65 Ombak Dan Gelisah
66 Bab 66. Itu Dia
67 Bab 67. Gadis Yang Enak Dilihat
68 Bab 68. Meluluhlantakkan Gudang Senjata
69 Bab 69. Pertengkaran
70 Bab 70. Serangan Tak Terduga
71 Bab 71. Pengakuan Dex
72 Bab 72. Jabie
73 Bab 73. Turut Berdukacita
74 Bab 74. Masa Kecil Lintani
75 Bab 75. Apa Kau Percaya
76 Bab 76. Tarian Erotis Lintani
77 Bab 77. Bertemu Haifa 1
78 Bab 78. Bertemu Haifa 2
79 Bab 79 Haifa
80 Bab 80. Pembuat Masalah Yang Sesungguhnya
81 Bab 81. Untuk Kesekian Kalinya
82 Bab 82. Merasakan Hal Yang Sama
83 Bab 83. Jangan Ganggu Dia Lagi
84 Bab 84. Apa Dia Percaya
85 Bab 85. Kenapa Kau Bertanya
86 Bab 86. Ke Rumah Sakit
87 Bab 87. Kau Yang Menghamilinya
88 Bab 88. Penyesalan Askelan
89 Bab 89. Uang Kompensasi
90 Bab 90. Rasevan 1
91 Bab 91. Rasevan 2
92 Bab 92. Rasevan 3
93 Bab 93. Sesuai Petunjuk
94 Bab 94. Di Tepi Pantai
95 Bab 95. Pantai Loyola 1
96 Bab 96. Pantai Loyola 2
97 Bab 97. Hancur
98 Bab 98. Apa Dia Marah
99 Bab 99. Kembali Menjadi Umpan
100 Bab 100. Gudang Senjata
101 Bab 101. Biarkan Aku Pergi
102 Bab 102. Viana Hims 1
103 Bab 103. Viana Hims 2
104 Bab 104. Aku Dan Ibuku
105 Bab 105. Lakukan Dengan Baik
106 Bab 106. Tepi Danau
107 Bab 107. Pemandangan Memilukan
108 Bab 108. Benda Berkarat
109 Bab 109. Pemakaman Massal
110 Bab 110. Keraguan
111 Bab 111. Marka Dan Masa Lalunya
112 Bab 112. Aku Menyerahkannya Padamu
113 Bab 113. Askelan Menyerah
114 Bab 114. Adu Kekuatan 1
115 Bab 115 Adu Kekuatan 2
116 Bab 116. Menunggumu
117 Bab 117. Ciuman Hangat
118 Bab 118. Demi Ikatan Darah
119 Bab 119. Lupakan Soal Masa Lalu
120 Bab 120. Jawaban Dari Rasa Penasaran
121 Bab 121. Akhir Pembalasan Dendam (21+)
122 Bab 122. Petra Dan Gelangnya
123 Bab 123. Tetap Menyembunyikan
124 Bab 124. Memaafkan
125 Bab 125. Siapa Aston
126 Bab 126. Nama Anak
127 Bab 127. Dia Pria Kidal
128 Bab 128. Bukankah Dia Lucu
129 Bab 129. Rumah Keluarga Shaw
130 Bab 130. Orang Yang Salah
131 Bab 131. Aku Punya Bukti
132 Bab 132. Menjadi Saudaramu
133 Bab 133. Di Kamar Askelan 2
134 Bab 134. Di Kamar Askelan 3
135 Bab 135. Masih Di Kamar Askelan
136 Bab 136. Hati Yang Kembali Terluka
137 Bab 137. Bukan Cinta
138 Bab 138. Kelopak Mawar
139 Bab 139. Mata Yang Sama
140 Bab 140. Merindumu
141 Bab 141. Semua Orang Berbohong
142 Bab 142. Seorang Putri Tidur
143 Bab 143. Dia Pantas Mendapatkannya
144 Bab 144. Dia Masih Sibuk
145 Bab 145. Dejavu Tapi Karma
146 Bab 146. Aku Selalu Ada
147 Bab 147. Seorang Bayi Laki-laki
148 Bab 148. Pergi Kubilang
149 Bab 149. Hadiah Berharga
150 Bab 150. Melakukan Seperti Yang Dia Lakukan
151 Bab 151. Pasangan Bibi Nazaret
152 Bab 152. Cinta Setinggi Pengorbanannya 1
153 Bab 153. Cinta Setinggi Pengorbanannya 2
154 Bab 154. Cinta Setinggi Pengorbanannya (TAMAT)
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Bab 1. Menjadi Umpan
2
Bab 2. Dia Ayahku
3
Bab 3. Janji Setulus Hati
4
Bab 4. Sebatang Kara
5
Bab 5. Sebatang Kara
6
Bab 6. Dijebak Kembali
7
Bab 7. Wanita Murahan
8
Bab 8. Berganti Rupa
9
Bab 9. Tidak Bisa Kabur
10
Bab 10. Istri Sah
11
Bab 11. Dia Tampan
12
Bab 12. Aku Punya Kekasih
13
Bab 13. Baju Yang Sama
14
Bab 14. Tinggal Tunggu Waktu
15
Bab 15. Pertemuan Tak Terduga
16
Bab 16. Pintu Yang Rusak
17
Bab 17. Aroma Menenangkan
18
Bab 18. Membuka Ikat Pinggang
19
Bab 19. Tidur Nyenyak
20
Bab 20. Gaun Pengantin
21
Bab 21. Kutunggu Kau
22
Bab 22. Undangan Makan Siang
23
Bab 23. Hai Badut Kecil
24
Bab 24. Jangan Kurang Ajar
25
Bab 25. Tidak Tahu Balas Budi
26
Bab 26. Balas Budi
27
Bab 27. Seseorang Yang Cocok
28
Bab 28. Kewaspadaan
29
Bab 29. Datang Menjemputnya
30
Bab 30. Tidur Nyenyak
31
Bab 31. Rasa Penasaran Haifa
32
Bab 32. Lepaskan
33
Bab 33. Kartu Emas Di Bawah Pintu
34
Bab 34. Maju Satu Langkah Artinya
35
Bab 35. Sebuah Tato
36
Bab 36. Membantu Elliyat
37
Bab 37. Rencana
38
Bab 38. Itu Fitnah
39
Bab 39. Bertemu Petra
40
Bab 40. Pakaian Pelayan
41
Bab 41. Ciuman Di Muka Umum
42
Bab 42. Merasa gagal
43
Bab 43. Foto Ibunya
44
Bab 44. Takut Ketahuan
45
Bab 45. Paman Dex
46
Bab 46. Kaki Yang Terluka
47
Bab 47. Pondok Kayu 1
48
Bab 48. Pondok Kayu 2
49
Bab 49. Kelompok Tak Dikenal
50
Bab 50. Ponsel Baru
51
Bab 51. Memotong Rambut
52
Bab 52. Pergi Dari Kamarku
53
Bab 53. Bertemu Nazaret
54
Bab 54. Pulanglah Lebih Cepat
55
Bab 55. Sebuah Hadiah
56
Bab 56. Di Kamar Askelan
57
Bab 57. Kabar Dari Rumah Sakit
58
Bab 58. Di Depan Pusara 1
59
Bab 59. Di Depan Pusara 2
60
Bab 60. Tidak Bisa Berkata Tidak
61
Bab 61. Wanita Yang Tidak Ternilai 1
62
Bab 62. Wanita Yang Tidak Ternilai 2
63
Bab 63. Wanita Yang Tidak Ternilai 3
64
Bab 64. Peristiwa Penjebakan
65
Bab 65 Ombak Dan Gelisah
66
Bab 66. Itu Dia
67
Bab 67. Gadis Yang Enak Dilihat
68
Bab 68. Meluluhlantakkan Gudang Senjata
69
Bab 69. Pertengkaran
70
Bab 70. Serangan Tak Terduga
71
Bab 71. Pengakuan Dex
72
Bab 72. Jabie
73
Bab 73. Turut Berdukacita
74
Bab 74. Masa Kecil Lintani
75
Bab 75. Apa Kau Percaya
76
Bab 76. Tarian Erotis Lintani
77
Bab 77. Bertemu Haifa 1
78
Bab 78. Bertemu Haifa 2
79
Bab 79 Haifa
80
Bab 80. Pembuat Masalah Yang Sesungguhnya
81
Bab 81. Untuk Kesekian Kalinya
82
Bab 82. Merasakan Hal Yang Sama
83
Bab 83. Jangan Ganggu Dia Lagi
84
Bab 84. Apa Dia Percaya
85
Bab 85. Kenapa Kau Bertanya
86
Bab 86. Ke Rumah Sakit
87
Bab 87. Kau Yang Menghamilinya
88
Bab 88. Penyesalan Askelan
89
Bab 89. Uang Kompensasi
90
Bab 90. Rasevan 1
91
Bab 91. Rasevan 2
92
Bab 92. Rasevan 3
93
Bab 93. Sesuai Petunjuk
94
Bab 94. Di Tepi Pantai
95
Bab 95. Pantai Loyola 1
96
Bab 96. Pantai Loyola 2
97
Bab 97. Hancur
98
Bab 98. Apa Dia Marah
99
Bab 99. Kembali Menjadi Umpan
100
Bab 100. Gudang Senjata
101
Bab 101. Biarkan Aku Pergi
102
Bab 102. Viana Hims 1
103
Bab 103. Viana Hims 2
104
Bab 104. Aku Dan Ibuku
105
Bab 105. Lakukan Dengan Baik
106
Bab 106. Tepi Danau
107
Bab 107. Pemandangan Memilukan
108
Bab 108. Benda Berkarat
109
Bab 109. Pemakaman Massal
110
Bab 110. Keraguan
111
Bab 111. Marka Dan Masa Lalunya
112
Bab 112. Aku Menyerahkannya Padamu
113
Bab 113. Askelan Menyerah
114
Bab 114. Adu Kekuatan 1
115
Bab 115 Adu Kekuatan 2
116
Bab 116. Menunggumu
117
Bab 117. Ciuman Hangat
118
Bab 118. Demi Ikatan Darah
119
Bab 119. Lupakan Soal Masa Lalu
120
Bab 120. Jawaban Dari Rasa Penasaran
121
Bab 121. Akhir Pembalasan Dendam (21+)
122
Bab 122. Petra Dan Gelangnya
123
Bab 123. Tetap Menyembunyikan
124
Bab 124. Memaafkan
125
Bab 125. Siapa Aston
126
Bab 126. Nama Anak
127
Bab 127. Dia Pria Kidal
128
Bab 128. Bukankah Dia Lucu
129
Bab 129. Rumah Keluarga Shaw
130
Bab 130. Orang Yang Salah
131
Bab 131. Aku Punya Bukti
132
Bab 132. Menjadi Saudaramu
133
Bab 133. Di Kamar Askelan 2
134
Bab 134. Di Kamar Askelan 3
135
Bab 135. Masih Di Kamar Askelan
136
Bab 136. Hati Yang Kembali Terluka
137
Bab 137. Bukan Cinta
138
Bab 138. Kelopak Mawar
139
Bab 139. Mata Yang Sama
140
Bab 140. Merindumu
141
Bab 141. Semua Orang Berbohong
142
Bab 142. Seorang Putri Tidur
143
Bab 143. Dia Pantas Mendapatkannya
144
Bab 144. Dia Masih Sibuk
145
Bab 145. Dejavu Tapi Karma
146
Bab 146. Aku Selalu Ada
147
Bab 147. Seorang Bayi Laki-laki
148
Bab 148. Pergi Kubilang
149
Bab 149. Hadiah Berharga
150
Bab 150. Melakukan Seperti Yang Dia Lakukan
151
Bab 151. Pasangan Bibi Nazaret
152
Bab 152. Cinta Setinggi Pengorbanannya 1
153
Bab 153. Cinta Setinggi Pengorbanannya 2
154
Bab 154. Cinta Setinggi Pengorbanannya (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!