Sudah seminggu sejak pernikahan Arga berlangsung, dan selama itu pula sikap Alatha benar-benar berubah. Gadis yang semula manja seperti anak kucing itu, kini berubah menjadi gadis yang sangat egois dan susah di atur, tidak ada yang bisa menebak jalan pikirannya.
Mungkin benar kata seseorang, bahwa cinta bisa merubah segalanya, termasuk kepribadian seseorang.
Jika pada umumnya gadis yang di tinggal nikah oleh kekasihnya akan menjadi pendiam dan menyerah pada kehidupan, maka itu sangat berbeda dengan Alatha.
Bukannya menyerah, dia malah merencanakan sesuatu untuk menghancurkan rumah tangga abangnya sendiri.
Prinsip Alatha sangatlah egois.
Tidak ada yang bisa mengambil milik aku, jika itu terjadi, maka aku akan merebutnya kembali.
Gadis cantik dan manis itu, berubah menjadi iblis hanya karena sakit hati, mungkin jika wanita yang di nikahi Arga orang lain, bukan Clara, dia tidak akan sekeras ini. Namun, musuhnya datang sendiri padanya.
Alatha keluar dari lift setelah benda persegi itu terbuka. Penampilan gadis itu bisa di katakan sangat terbuka, tapi siapa yang peduli, dia perpakaian seperti itu untuk menggoda abangnya.
"Kamu mau kemana Nak, pakaian kamu kenapa seperti itu?" tanya Alana, mommy Alatha.
"Alha ada janji sama teman-teman, Mom," jawab Alatha santai.
Gadis itu menghampiri mommynya dan mengecup pipi wanita itu.
"Mommy cantik, Alha pergi dulu ya," pamitnya.
"Alha, baju kamu nak!" Tegur Alana.
"Kenapa dengan baju aku Mom? Ini model terbaru, tidak perlu di permasalahkan. Lagi pula umur Alatha sudah 24 tahun, bukan anak kecil lagi," jawab Alatha tanpa ada rasa takut.
Alana hanya bisa menghembuskan nafas kasar, anak bungsunya memang sangat sulit di atur jika mengingikan sesuatu, berbeda dengan kakak kembarnya, walau nakal dia masih mendengarkan nasehat orang tua.
Apa ini hukuman untuknya, karena dulu pernah menyakiti perasaan Alvi dengan segala tingkahnya?
***
Senyuman Alatha mengembang seraya berjalan memasuki sebuah gedung perusahaan yang terbilang cukup besar. Beberapa karyawan langsung menunduk untuk sekedar menyapa.
Siapa yang tidak mengenal Alatha? Gadis cantik, anak bungsu pemegang dua perusahaan ternama.
"Selamat siang nona," sapa petugas resepsionis yang di lewati Alatha.
Dengan keramahan yang Alatha punya, dia membalas senyuman karyawan Arga.
Ya, Alatha mengunjungi Arga tanpa memperdulikan perasaan istri abangnya itu, dia berusaha menarik kembali hati Arga, bahkan jika menjadi yang kedua tidak masalah, bukankah itu adalah balas dendam terdalam bagi Clara? Tidak ada wanita yang ingin di madu, apa lagi masih berstatus pengantin baru.
"Siang juga, ayo semangat kerjanya," balas Alatha mengepalkan tangannya.
Gadis cantik itu langsung membuka pintu setelah sampai di depan ruangan Arga. Dia tersenyum sangat cantik melihat abangnya tengah serius mengerjakan sesuatu.
"Abang!" Panggil Alatha dengan sedikit pekikan.
Laki-laki yang tengah fokus pada dokumen-dokumen di hadapannya segera mendongak. Arga melepas kacamata yang melekat di wajahnya.
Terkejut? Tentu saja dia terkejut dengan kedatangan Alatha tiba-tiba. Sejak menikah, baru kali ini Alatha menemuinya lagi.
"Alha kangen sama abang." Alatha langsung duduk di pangkuan Arga, mengalungkan lengannya di leher laki-laki itu.
Sebuah kecupan tak lupa mendarat di bibir Arga.
"Alha, apa yang kamu lakukan?" Tegur Arga.
"Apaan sih bang, kemarin-kemarin juga yang minta cium kan abang."
"La, sekarang Abang sudah menikah, kita sudah ...."
"Mau abang sudah menikah sekalipun, abang tetap milik Alatha!" ucap Alatha dengan suara penuh tekanan.
Arga mengusap wajahnya kasar, jika terus begini, bagaimana dia bisa melupakan Alatha? Tidak tahukah gadis itu bahwa rasa cintanya lebih besar? Dia memutuskan untuk menikahi Clara karena ingin melupakan Alatha, berlajar mencintai Clara seperti dia mencintai Alatha.
"Abang, Alha lapar," rengek Alatha memainkan dasi Arga.
Perbuatannya membuat Arga sesak tiba-tiba, laki-laki itu menelan salivanya kasar dengan mata terpejam.
Sulit, ini sangat sulit untuk Arga, hingga pikirannya mulai di hasut oleh makhluk tak kasat mata. Tatapan yang semula redup, kini terlihat sayu.
Tanpa permisi, Arga meraup bibir yang selalu dia cumbu ketika Alatha bermalam di apartemennya. Mungkin jika Alatha bukan adiknya, sudah lama Arga merengut kesucian gadis itu.
"Aku tahu, abang masih cinta kan sama aku?" Alatha mengelus rahang tegas Arga setelah pengutan mereka terlepas.
"Tidak masalah abang sudah menikah, aku bisa menjadi selingkuhan."
"Alatha!" bentak Arga.
"Kenapa abang Sayang?" tanya Alatha dengan nada menggoda.
Baru saja Alatha mendekatkan bibirnya pada bibir Arga, suara ketukan pintu terdengar.
Arga dan Alatha terperanjat, ketika mengenali suara bariton itu, sangat di untungkan, saat Alatha masuk tadi, dia sempat mengunci pintu.
"Daddy?" tanya Alatha memastikan.
"Hm, turunlah, atau Daddy akan tahu apa yang kamu lakukan pada abang tadi," ucap Arga.
Karena takut, akhirnya Alatha menyerah. Gadis itu turun dari pangkuan Arga, kemudian menunduk, bersembunyi di balik meja.
Setelah di rasa aman, barulah Arga memencet sesuatu di atas meja hingga pintu terbuka.
"Kenapa kau mengunci pintu seperti itu?" tanya Alvi.
"It-itu karena Arga tidak ingin di ganggu oleh siapapun Dad, Arga tidak bisa fokus bekerja," alibinya. "Ada apa Daddy ke perusahaan Arga?" tanyanya.
"Daddy tidak sengaja lewat, akhirnya mutusin mampir sekalian memeriksa keadaan. Kenapa kau terlihat gugup seperti itu, Nak?"
Bagaimana Arga tidak gugup, Alatha malah semakin masuk ke kolom meja, hingga kepalanya tepat berada di antara kaki Arga, sekali gadis itu bergerak, maka bagian tubuh Arga semakin menegang.
"Shiiit," umpat Arga tanpa sadar.
"Arga?" Langkah Alvi semakin dekat pada meja. "Kau menyembunyikan sesuatu dari Daddy?" Selidik Alvi.
"Ti-tidak Daddy, Arga cuma takut, Daddy dengar suara cacing di perut Arga yang sedang konser."
Alvi sontak tertawa mendengar jawaban putranya. "Makan sianglah dulu, Nak! Pekerjaan bisa nanti saja, kesehatan yang lebih penting."
"Ini Arga baru mau makan siang."
"Bareng Daddy saja kalau begitu, lagian Daddy ...."
"Arga makan siang dengan Clara Dad."
"Baiklah."
Arga bernapas lega, setelah Alvi berjalan menjauh dari meja. Namun, kelegaannya tidak bertahan lama ketika pertanyaan kembali keluar dari mulut Alvi.
"Kata resepsionis, tadi Alatha datang kesini?"
"Iy-iya, tadi dia datang minta uang sama Arga Dad, katanya mau beli sesuatu."
"Anak itu, padahal kamu sudah menikah, dia masih saja seperti itu. Semoga istri kamu bisa mengerti dengan tingkahnya. Daddy pergi dulu, jangan lupa makan siang!"
"Siap Dad."
Tepat setelah pintu tertutup, barulah Alatha keluar dari kolom meja dengan wajah cemberut.
"Abang kenapa sih, gelisa banget? Kepala Alha kan kejedot!" gerutunya.
"Pulang Alha, jangan sampai Daddy dan Mommy tau hubungan kita dulu, sekarang abang ingin memulai hidup baru."
"Dan melupakan aku begitu saja?" tanya Alatha.
"Abang tidak mungkin lupa sama kamu Alha, kamu itu adik abang yang ...."
"Makan siang sudah datang."
Keduanya menoleh ke sumber suara, dan mendapati Clara berdiri di ambang pintu.
...****************...
Ritual setelah membaca, kuy tebar kembang yang banyak biar wangi. Jangan lupa juga tekan tombol vote, like, fav dan ramaikan kolom komentar. Jika kalian sayang sama otor jangan lupa nonton iklan setelah baca ya, iklannya bisa di lihat di bar pemberian hadiah🥰💃💃💃💃💃💃🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Follow untuk melihat visual
IG: Tantye005
Tiktok: Istri sahnya Eunwoo
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Arafah Halwatunnisa
baru Kali ini Ada Pelakor dapat dukungan 🤣
2024-03-28
0
Mey
nyari ceritanya agatha kak,.,
2023-03-06
1
Dara Muhtar
Bisa yahh pacaran satu rumah ndak ada yang tau
2022-10-05
1