Part 5

Suara tamparan mengema di ruangan sangat luas itu. Pipi Alatha juga Arga terasa sangat kebas setelah tangan kekar Alvi mendarat di pipi masing-masing.

Bahkan bekas tangan Alvi membekas di sana.

"Aa." Alana mengenggam tangan suaminya yang bergetar hebat, berusaha menyadarkan Alvi dari kegilaanya, jangan sampai lepas kendali dan menyakiti kedua anaknya.

"Jangan cegah Aa berbuat sesuatu pada mereka berdua!" ucap Alvi dengan suara tertahan.

Laki-laki itu memejamkan mata sebelum berbicara. "Apa yang ada di pikiran kalian hingga melakukan hal sememalulan ini? Kau tidak hanya mempermalukan diri sendiri tetapi mempermalukan nama baik keluarga! Apa kalian lupa, kalau kalian saudara? Dan kau." Alvi menunjuk Arga dengan tangan bergetar juga mata memerah.

"Kau seorang CEO yang lagi naik daun Arga, kau baru saja menikah! Kau tidak memikirkan bagaimana rasa sakit hati seorang perempuan katika melihat suaminya tidur dengan perempuan lain!" Meledek sudah, suara bariton Alvi mengema, membuat siapa yang yang mendengarnya terkejut.

Alatha dan Arga semakin menunduk, keduanya bersujut di depan Alvi. Arga mengaku salah dan menyesali perbuatannya, tidak seharusnya dia terlena malam itu dan berakhir seperti ini, terlebih Alatha adalah adiknya.

"Mana pembelaan kalian!"

Untuk beberapa saat tidak ada yang menyahut, hingga mendapat keberanian darimana, Alatha mendongak dan membalas tatapan Daddynya.

"Kenapa Daddy hanya menyalahkan bang Arga? Alha juga bersalah di sini. Alha yang menggoda bang Arga hingga berbuat seperti itu. Sejak awal Alha tidak menerima pernikahan ini, karena Alha mencintai bang Arga!" ucap Alatha sangat lantang hingga semakin memacing emosi Daddynya.

Tangan pria paruh baya itu kembali melayan.

Plak

"Alana!" tangan Alvi bergetar, jantungnya berdetak, ketika tamparannya malah mendarat di pipi wanita yang sangat dia cintai, karena melindungi Alatha.

"Sudah Aa, sudah. Jangan pukul putri aku lagi. Alha memang salah, tapi tidak seharusnya di beri kekerasan seperti ini. Kita bisa bicarakan baik-baik. Hati aku sakit, melihat Aa mukul Alha dan Arga tadi," lirih Alana berderai air mata.

Wanita paruh baya itu terus memeluk putrinya.

"Maafin Alha Mom, tapi Alha cinta sama Bang Arga, Alha sayang sama Abang. Kalau bisa memilih untuk jatuh cinta, maka Alha tidak akan jatuh cinta sama Bang Arga," ucap Alatha sesegukan dalam pelukan Mommynya.

Sementara Arga terus menunduk, tidak berani menatap Alvi walau sedetik saja.

"Maafin Arga Dad," lirihnya.

Clara yang berdiri tak jauh dari sana, diam-diam tersenyum menyaksikan bagaimana ayah mertuanya menampar Alatha.

"Hah, kamu kira bisa melawan aku Alha?" gumam Clara dengan seringai jahatnya.

"Sepertinya kamu sangat senang melihat keluarga Saya berantakan seperti ini."

Clara terkejut, dia menoleh dan mendapati Agatha dengan sorot mata tajamnya.

"Jangan sampai saya tahu niat jahat kamu masuk ke keluarga ini, atau kau akan habis di tangan saya. Kau mengira saya akan melupakan wajah yang sering menyakiti Alatha?"

Clara meringis kesakitan, ketika pundaknya di remas begitu kuat oleh Agatha.

Sekarang dia mengingat sesuatu, orang yang berani menamparnya dulu bukan Alatha, tetapi Agatha yang menyamar.

"Ada apa ini?" tanya Agatha walau sudah tau permasalahnnya.

Melihat kedatangan kakaknya, Alatha langsung berdiri dan memeluknya. "Kak Aga, apa salah kalau Alha memperjuangkan cinta Alha?" gumamnya dalam pelukan sang kakak.

Elusan di pundak terasa hangat di rasakan Alatha. "Tidak ada yang salah dengan cinta dan perjuangan, tapi kamu salah karena mencintai abang sendiri, dan menghancurkan rumah tangga seseorang," nasehat Agatha.

"Kalian harus menikah!" Suara bariton Alvi kembali terdengar, membuat semua orang yang ada di ruangan itu terkejut.

...****************...

Komen dan like, biar author nggak ngamuk💩

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***