5 Minggu setelah melakukan acara lamaran waktu itu, dan kini sudah hampir 90% persiapan pernikahan sudah di siapkan, tinggal menghitung hari menuju hari-H.
Dan dalam perjalanan menuju pulang, Jefri tiada hentinya mengulam senyum membayangkan sebentar lagi dia akan memperistri orang yang iya cintai. Namun senyuman itu perlahan menghilang dan tak lagi membayangkan hari bahagia yang akan segera tiba, karena pada saat itu ada sebuah mobil Ferrari yang melaju dengan kecepatan penuh dari arah simpangan.
Dan tidak sampai sepuluh detik, kini mobil itu berhasil menghantam motor sport yang di tumpangi Jefri, sehingga Jefri terpental jauh kurang lebih satu meter dari motornya dan mengalami pendarahan cukup hebat.
Karena pada saat itu, tepatnya pada malam hari pad pukul 21:00 wib. Yang mana kondisi jalanan sepi dan hanya ada kedai nasi goreng yang masih berjualan, di tambah kondisi jalanan agak licin akibat hujan yang tadi turun membasahi bumi.
Dan kini Jefri sudah di bawa ke rumah sakit oleh orang yang menabraknya, untungnya orang yang menabraknya mau bertanggung jawab membawa ia pergi ke rumah sakit dan tidak di tinggalkan pergi begitu saja.
Setelah itu ia langsung di bawa ke ruangan ICU untuk di tangani.
Dan kini, tinggal lah seseorang yang telah menabrak Jefri, menunggu di luar ruangan ICU setelah membayar administrasi di bagian resepsionis. Tak lama terdengar suara langkah kaki yang berjalan menuju kordinor rumah sakit. Dan ternyata itu adalah ke dua orang tua sang pelaku yang tak lain ia, yang sudah menabrak Jefri, dan yang mana tadi sudah di kabari olehnya.
"Apa yang sudah kamu lakukan Jef?" Bentak pria paruh baya, kepada anaknya. Jeffry.
Ya, laki-laki yang sudah menabrak Jefri itu bernama Jeffry. Sama bukan? Yang membedakan hanyalah beberapa huruf saja.
"Pah, aku benar-benar tidak sengaja. Aku pikir jalanan sepi dan tidak ada kendaraan lain yang lewat."
"Lalu, kalau jalanan sepi kamu bisa seenaknya kebut-kebutan. Begitu?"
Jeffry tidak lagi menjawab dia hanya bisa menunduk.
Setelah keributan anak dan papahnya. Kini terdengar beberapa suara langkah kaki yang menuju ke arah mereka, sesampainya mereka di tempat Jeffry dan ke dua orang tuanya. Terdengar teriakan dari wanita paruh baya, yang tak lain adalah ibu dari sang korban.
"Jadi kamu yang menabrak anak saya? Sampai anak saya di rawat! Jika terjadi sesuatu terhadap anak saya saya tidak akan mengampuni mu." Bentak wanita paruh baya itu terhadap Jeffry.
"Bu sudahlah, tenang kan dirimu. Ingat kita sedang berada di rumah sakit, tidak baik berteriak di rumah sakit."
"Tapi yah..."
"Bu." Tegas pak Angga kepada istrinya.
Dan Jeffry pun lagi-lagi hanya bisa menunduk kan kepalanya.
"Bu, pak. Tolong maafkan atas kesalahan putra kami." Kali ini Anggun, selaku mamahnya Jeffry. Yang meminta maaf.
"Sudahlah, jangan perlu merasa bersalah ini sudah menjadi musibah yang di alami oleh masing-masing putra kita." Balas ayahnya Jefri.
"Loh ko ayah malah..." Belum sempat ibunya Jefri melanjutkan perkataannya. Suaminya sudah mencela perkataannya.
"Bu. Sudah beberapa kali ayah bilang, tahan emosi ibu. Itu tidak baik, lagi pula kita itu harus saling memaafkan apapun masalahnya. Allah juga maha memaafkan, masa kita tidak bisa."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments